Rasa lengket di badan kini tengah Kiara rasakan. Dia ingin mandi air dingin malam ini. Kiara segera masuk ke dalam toilet di kamarnya.
Melepaskan semua benang yang menutup tubuh gadis itu.Kemudian menyalakan shower, rintik air mengguyur tubuhnya. Begitu terasa segar yang Kiara rasakan.
Geo tahu bahwa Kiara tengah mandi. Ada sebuah ide gila di kepala pria itu. Dia berniat mematikan sambungan listrik di rumahnya.
"Rasakan ini!" ucap Geo sambil mematikan sambungan listrik di rumah itu.
"Aaaaahh!" jeritan dari Kiara terdengar ketika lampu dan air tiba-tiba padam.
Kiara baru saja membilas tubuhnya, dan belum sepenuhnya bersih.
"Kenapa listriknya padam,gimana nih!" Kiara takut kegelapan,dia segera menyahut handuk di sampingnya. Memakai sekenanya. kiara keluar dari toilet kamarnya dengan meraba-raba tembok. Dia tidak bisa melihat dengan jelas di kegelapan seperti ini.
"Geo!" panggil Kiara.
Geo berada di depan pintu kamar Kiara. Namun dia tidak segera menjawab panggilan gadis itu.
"Geo, kamu dimana? Bisakah mengecek kenapa listriknya padam?" tanya Kiara. Dia tengah berjalan ke arah pintu dengan meraba-raba sekitarnya.
Geo masih diam tak menyahut. Hingga tanpa sengaja Kiara menabrak pria itu. Keduanya hampir jatuh ke lantai. Namun Geo dengan cepat menahan tubuh gadis itu.
Bau sampo dan sabun semerbak di tubuh Kiara. Begitu juga ada harum khas dari gadis itu. Sejenak membuat Geo terbuai.
"Geo!" panggil Kiara.
"Iya ini aku, kayaknya ada pemadaman deh!" Geo mencari alasan.
"Duh gimana sih, kenapa harus pada di waktu malam?" kesal Kiara.
"Ya mana ku tahu, oh iya bisakah kamu berdiri dulu!" ucap Geo. Kiara segera berdiri, siluet keduanya tampak samar di kegelapan.
"Maaf," jawab Kiara. Dia segera berdiri kembali.
"Ya udah tidur aja sana!" pinta Geo.
"Aku takut, tolong temani ya?" pinta Kiara terpaksa. Dia sangat takut jika di kegelapan.
"Gak bisa, aku mau tidur juga!" jawab Geo dingin. Kiara menarik baju lengan Geo. Meminta pria itu untuk menemaninya sampai listriknya menyala kembali. Kiara tidak tahu bahwa itu adalah ulahnya Geo.
"Please!" pinta Kiara lagi.
"Ya lah, ya lah. Cuma sampai listriknya menyala ya, cepetan masuk ke kamar!" jawab Geo. Keduanya lalu berjalan ke dalam kamar milik Kiara.
Kiara masih belum sempat menggunakan pakaiannya. Entah dimana koper gadis itu. Kiara terpaksa tidur dengan menggunakan handuk saja.
"Jangan pergi sampai aku tertidur ya!" pinta Kiara lagi. Dia sudah berbaring di atas ranjang,di samping gadis itu Geo juga duduk bersandar di ranjang.
"Iya,cerewet banget sih jadi cewek!" jawab Geo ketus.
"Gimana lagi,siapa suruh gelap kayak gini!" dengus Kiara.
Keduanya lalu diam, Kiara mulai mengantuk dan perlahan tertidur. Geo yang tadinya hanya ingin menemani Kiara sampai gadis itu tertidur namun dirinya malah ikut tertidur di samping gadis itu.
Malam semakin larut, Kiara perlahan mulai kedinginan karena dia hanya menggunakan handuk dan selimut saja. Tanpa sadar gadis itu memeluk Geo. Dan Geo pun membalasnya. mereka berpelukan saat tidur. Hingga keduanya merasa hangat.
Keesokan paginya, Kiara dan Geo masih saja berpelukan. Hingga Kiara perlahan membuka matanya dan betapa dia sangat terkejut saat mendapati siapa pria yang ada di depannya pagi ini.
"Aaaahhhh!" teriak Kiara keras. Membuat Geo seketika terjaga.
"Kenapa sih?" tanya Geo sambil menormalkan penglihatannya terlebih dahulu.
"Kamu ngapain disini?" tanya Kiara panik.
"Kamu yang minta semalam," jawab Geo. Kiara teringat kejadian semalam. Tiba-tiba tatapan mata Geo tertuju pada dua gundukan milik Kiara yang terpampang tanpa sehelai benang ataupun selimut. Dia harus menelan salivanya ketika melihat pemandangan itu.
Kiara mengetahui bahwa tatapan mata Geo menuju ke area sensitifnya. Kiara segera melepaskan diri dari Geo dan melempar wajah pria itu dengan bantal miliknya.
"Dasar mesum! Cepat keluar dari kamarku!" teriak Kiara kesal. Dia melempar bantal ataupun guling yang ada di sekitarnya.
"Iya-iya aku keluar! Dasar cewek aneh!" jawab Geo,dia segera pergi dari kamar Kiara.
Geo masuk ke kamarnya sendiri. Dia teringat oleh apa yang barusan dia lihat.
"Sial! Kenapa dia bisa cantik tanpa kaca mata. Apalagi bodinya menggoda sekali!" gumam Geo. Kini bagian bawah dari pria itu berdiri tegak karena teringat oleh dua buah kenyal milik Kiara.
"Cukup Geo, kamu gila ya mikirin dia!" ucapnya kemudian ketika teringat bahwa keduanya tidak lebih dari partner kerja dan suami istri kontrak. Geo tidak boleh jatuh cinta pada gadis itu. Apa lagi sampai menyentuhnya.
Geo menatap kedua tangannya, perlahan mencium tangan itu. Harum tubuh Kiara masih ada di tangannya.
Ketika sadar Geo melihat jam di dinding kamarnya. Waktu sudah tidak pagi lagi. Dia seharusnya sudah berangkat ke kantor.
"Ah sial, pagi ini ada rapat penting! Kenapa sampai lupa?" ucap Geo,dia buru-buru masuk ke dalam toilet.
Setelah selesai bersiap, Kiara dan Geo segera berangkat ke kantor. Namun ketika keduanya berada di dalam mobil. Hanya ada rasa canggung diantara mereka. Sepanjang perjalanan Kiara dan Geo tak saling melihat. Keduabya sibuk memperhatikan jalanan yang mereka lalui.
Hingga tiba di kantor,keduanya seperti salibg menghindari. Kiara sangat malu karena kejadian tadi pagi.
Rapat pagi itu berjalan lancar. Geo segera kembali ke ruang kerjanya. Dia mengendorkan kerah baju pria itu.
"Kenapa dia diam sepanjang perjalanan? Apa dia malu?" gumam Geo bertanya-tanya.
Geo tiba-tiba memikirkan gadis itu. Akhir-akhir ini dia sangat sering memikirkannya. Bahkan dia tanpa sadar melakukan itu. Geo segera menggelengkan kepalanya ketika sadar telah memikirkan Kiara.
"Apa-apaan sih! Kenapa mikirin dia!" gumamnya.
Bunyi ponselnya membuat Geo mengalihkan perhatian pria itu. Sebuah pesan masuk dari nomor baru yang Geo tidak mengenalnya.
Dia segera membuka isi pesan tersebut, betapa dia terkejut saat isi pesan itu ternyata sebuah foto seseorang. Dengan keterangan pertanyaan sebuah kabar untuk Geo.
Pria itu mendesis kesal, tak ingin mengetahui tentang gadis yang berada di layar ponselnya itu saat ini. Dengan segera dia menghapus pesan itu. Tak memperdulikannya.
Baginya gadis itu sudah mati, sejak terakhir dia membuat hati pria itu membeku. Geo tahu meski sedalam apapun cintanya. Gadis itu tak pernah serius untuk bersama dirinya.
Raut wajah Geo sangat tidak bersahabat. Dia menjadi sangat kesal setelah mendapat pesan itu.
Tiba-tiba Kiara mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruang kerja Geo.
"Permisi pak, ini adalah jadwal anda hari ini!" ucap Kiara. Dia harus profesional dalam bekerja. Dan melupakan sebentar masalah yang tadi pagi.
Geo yang sudah kesal bertambah kesal saat melihat Kiara. Dia menatap tajam gadis itu, membuat Kiara bergidik ngeri.
"Kenapa lagi dia?" batin Kiara ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments