Tinggal Berdua

Hujan telah reda ketika Arman mengantar Kiara sampai di depan gang kompleknya. Kiara segera turun dari mobil milik pria itu.

"Terima kasih ya Arman untuk tumpangannya," ucap Kiara tulus sambil menyunggingkan senyuman.

"Sama-sama, tapi beneran gak apa-apa turun di sini? Aku antar ke dalam ya?" ucap Arman.

"Oh tidak apa-apa. Turun di sini aja, udah deket kok," jawab Kiara.

"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa."

"Sampai jumpa juga," Kiara melambaikan tangannya ketika Arman perlahan melajukan mobilnya.

Setelah memastikan pria itu sudah benar-benar pergi, Kiara segera berjalan ke arah rumah milik Geo.

Ketika sampai di rumah itu,Kiara sudah di sambut dengan sikap dingin dari Geo. Pria itu berada di ruang tamu saat Kiara pulang. Kiara pura-pura tak melihatnya saja dan berlalu pergi.

"Berhenti!" ucap Geo dengan suara sedikit keras. Langkah Kiara seketika terhenti. Dia berbalik menghadap ke arah Geo.

"Kenapa baru pulang?" tanya Geo ingin tahu.

"Memangnya kenapa kalau aku baru pulang, kamu tahu kan aku tidak membawa kendaraan tadi."

"Banyak alasan! Seharusnya menjadi seorang wanita harus menjaga diri. Tidak boleh keluar sampai larut malam," ucap Geo. Kiara heran dengan apa yang dia dengar.

"Jangan pernah mengurusi urusan pribadi ku, kita hanya menikah kontrak, jangan lupa itu!" ucap Kiara mengingatkan tentang status mereka.

"Tentu saja aku ingat, tapi ini rumahku! Jadi kamu harus mengikuti aturan disini!" jawab Geo mengalihkan pembicaraan. Agar dia tidak merasa canggung karena mencoba mengatur gadis di depannya ini. Benar juga yang di katakan oleh Kiara. Geo tidak berhak mencampuri urusan gadis itu.

"Ya, ya aku ingat. Lain kali aku akan pulang lebih awal," setelah mengucapkan hal itu, Kiara segera pergi meninggalkan Geo yang tak sempat membalas ucapannya.

Ketika esok tiba, semua barang-barang milik Kiara sudah di kemas. Begitu pula dengan barang-barang milik Geo.Kiara yang baru bangun seketika kebingungan. Kenapa tiba-tiba menjadi seperti itu.

"Kenapa ini?" tanya Kiara tidak mengerti.

"Kita pindah ke rumah baru hari ini!" jawab Geo sambil sibuk membereskan beberapa berkas penting miliknya.

"Pindah? memangnya kenapa harus pindah?" tanya Kiara.

"Kakek menghadiahkan kita rumah baru itu sebagai hadiah pernikahan. Lebih baik kita di sana. Bisa bebas tanpa pemantauan kakek," jelas Geo. Kiara mulai mengerti, dia akhirnya berhenti bertanya dan segera membereskan beberapa barang miliknya yang belum di kemas.

Siangnya, Kiara dan Geo sudah berada di rumah baru mereka. Rumah yang cukup megah jika harus di tinggali untuk dua orang seperti mereka.

"Oke, mulai sekarang. Kita bebas tinggal di sini. Kita bisa tidur terpisah. Dan bisa pulang kapanpun kamu mau,"ucap Geo.

"Satu hal lagi, jangan mencampuri urusan pribadi masing-masing. Kita jalankan saja pernikahan ini sampai satu tahun ke depan," tambahnya lagi.

"Baiklah," Kiara begitu bahagia mendengarnya. Itu berarti setahun kemudian dia akan bebas dari pernikahan tanpa cinta ini. Tanpa sadar dia tersenyum membayangkan dirinya yang kembali seperti dulu. Bebas bekerja di toko atau pun bersama sahabat-sahabatnya.

Geo memperhatikan tingkah aneh Kiara yang tersenyum sendiri. Hingga dia mencoba memanggil gadis itu namun tak meresponnya.

"Kiara!" teriak Geo di telinga gadis itu. Kiara reflek menutup telinganya karena terkejut.

"Apa sih, teriak-teriak! Sakit tahu di telinga!" ketus Kiara kesal.

"Siapa suruh senyum-senyum sendiri sampai di panggil tidak dengar!" ucap Geo.

Kiara mendengus kesal dan kemudian meninggalkan Geo. Gadis itu menjelajahi setia ruangan yang ada di sana. Dan memilih salah satu diantara ketiga kamar yang ada di rumah itu.

"Hei! Jangan di kamar itu, itu milikku!" teriak Geo dari belakang Kiara.

"Aku duluan yang di sini! Jadi ini kamar aku!" ucap Kiara tidak mau kalah.

"Nggak boleh!" cari kamar lain. Geo langsung saja masuk ke dalam kamar yang tadi di pilih oleh Kiara. Kemudian dengan cepat menutup pintu kamar itu.

"Hei, buka!" teriak Kiara sambil menggedor pintu kamar itu. Dia tidak terima,jika harus mengalah. Kamar yang dia pilih sangat nyaman untuknya. Gadis itu mendengus kesal saat Geo tak membuka pintu. Dia terpaksa memilih kamar lain.

Ketika jam makan malam hampir tiba. keduanya keluar dari kamar masing-masing di waktu yang bersamaan. Kiara memalingkan wajahnya dengan cepat tanpa memandang wajah Geo.

"Hei, cepat masak!" teriak Geo dari belakang gadis itu.

"Hah masak?" gumam Kiara mendengar Geo memerintah nya.

"Ya masak, di rumah ini hanya ada kita berdua. Tidak ada pelayan. Jadi kamu yang harus menyiapkan semuanya," jelas Geo.

"Kenapa harus aku?" tanya Kiara kesal.

"Siapa lagi, daripada numpang hidup gratis, anggap saja cara membayar mu seperti itu!" sindir Geo. Kiara hanya terdiam,dia segera pergi ke dapur. Melihat persediaan apa yang ada di sana.

"Masak apa?" pikir Kiara sambil melihat isi di dalam kulkas.

Kiara segera memasak nasi terlebih dahulu. Kemudian mengambil ayam di dalam kulkas itu dan segera mengolahnya.

Dia ingin membuat ayam krispi namun di dalamnya dia akan sengaja menyelipkan cabai untuk Geo nanti.

"Hahaha, siapa suruh nyindir aku terus," gumamnya kecil.

Kedua tangannya terlihat sangat ahli dalam mengolah ayam. Tak butuh waktu lama untuk Kiara menyiapkan makan malam mereka.

Geo yang sejak tadi masih di ruang keluarga, kini menghampiri Kiara di dapur. Melihat makanan yang sudah tersaji membuat Geo merasa semakin lapar.

"Dari tampilannya sih sepertinya enak, gimana rasanya?" tanya Geo mengejek.

"Nih coba dulu!" Kiara menyodorkan ayam yang sudah dia siapkan tadi. Geo segera mengambil nasi dan lauknya.

"Hehehe ayo makan yang banyak," batin Kiara.

Kiara juga mengambil nasi dan lauknya,dia mulai menyuapkan makanan ke dalam mulut gadis itu. Dan ketika Geo yang menyuap, pria itu terlihat biasa saja. Meski sebenarnya dia sangat kepedasan.

Geo tahu bahwa Kiara pasti mengerjainya. Demi menjaga harga diri, Geo menahan rasa pedas itu. Dia segera menghabiskan makanan di piringnya. Kiara hanya terheran melihat reaksi dari Geo. Pria itu tampak biasa saja.

"Aku sudah selesai," ucapnya lalu pergi meninggalkan Kiara di meja makan sendirian.

"Apa dia sangat suka cabai?" gumam Kiara. Dia lalu mengambil ayam yang sudah dia beri cabai. Lalu mencobanya, baru satu suap Kiara sudah sangat kepedasan.

"Pedas sekali?" Kiara segera mengambil segelas air dan meminumnya. Rasa terbakar kini dia rasakan di dalam mulut gadis itu.

Sedangkan Geo di dalam kamar segera meminum air yang ada di sana. Dia sudah tidak tahan karena sejak tadi menahan pedas di dalam mulutnya.

"Awas kamu!" gumam Geo kesal. Dia sangat ingin membalas dendam pada Kiara.

Episodes
1 Kiara
2 Inikah Keluarga
3 Kakek Andara
4 Harus Menerima
5 Perjodohan
6 Hal Aneh
7 Akhirnya Sadar
8 Balas Dendam
9 Tolong Aku
10 Terkunci Bersama
11 Cinta Tidak Bisa Di Paksa
12 Menikah dengan Ceo
13 Sahabat
14 Tinggal Berdua
15 Mati Lampu
16 Masa Lalu
17 Semangkok Mie
18 Makan Bersama
19 Aktifitas Malam
20 Cicit
21 Mulai Cemburu?
22 Tidak Dapat Mengendalikan Diri
23 Pesaing
24 Tak Akan Terulang
25 Gagal Lagi
26 Alina
27 Jangan Menjadi Pengganggu
28 Rencana Jahat
29 Kemana?
30 Harta Kiara
31 Menyesali
32 Ara dan Gogo
33 Dia Milikku
34 Rencana Bulan Madu
35 Pupus
36 Bersekutu
37 Masuk Perangkap
38 Tidak Percaya
39 Kecurigaaan
40 Hamil
41 Jangan Pergi
42 Merasa Kehilangan
43 Ingin Tinggal
44 Hidup Baru
45 Masuk Ke Hutan
46 Menemukan mu
47 Pulang ke Rumah
48 Kebohongan Alina
49 Istri Kedua
50 Persiapan Pernikahan
51 Terbongkar
52 Jangan Pisahkan Kami
53 Janji Setia
54 Cinta Satu Malam
55 Tanda Lahir
56 Terlambat
57 Siapa Ayahnya?
58 Belum Siap
59 Gugurkan
60 Arin Pergi
61 Sahabatku
62 Berubah Pikiran
63 Tanggung Jawab
64 Menikah
65 Pria Malang
66 Menampung Orang
67 Carilah Pasanganmu
68 Panggilan Misterius
69 Tuan Muda
70 Foto Putri Kecil
71 Rahasia Besar
72 Kebenaran
73 Mama
74 Harus Kembali
75 Menjadi Ibu
76 Berpasangan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kiara
2
Inikah Keluarga
3
Kakek Andara
4
Harus Menerima
5
Perjodohan
6
Hal Aneh
7
Akhirnya Sadar
8
Balas Dendam
9
Tolong Aku
10
Terkunci Bersama
11
Cinta Tidak Bisa Di Paksa
12
Menikah dengan Ceo
13
Sahabat
14
Tinggal Berdua
15
Mati Lampu
16
Masa Lalu
17
Semangkok Mie
18
Makan Bersama
19
Aktifitas Malam
20
Cicit
21
Mulai Cemburu?
22
Tidak Dapat Mengendalikan Diri
23
Pesaing
24
Tak Akan Terulang
25
Gagal Lagi
26
Alina
27
Jangan Menjadi Pengganggu
28
Rencana Jahat
29
Kemana?
30
Harta Kiara
31
Menyesali
32
Ara dan Gogo
33
Dia Milikku
34
Rencana Bulan Madu
35
Pupus
36
Bersekutu
37
Masuk Perangkap
38
Tidak Percaya
39
Kecurigaaan
40
Hamil
41
Jangan Pergi
42
Merasa Kehilangan
43
Ingin Tinggal
44
Hidup Baru
45
Masuk Ke Hutan
46
Menemukan mu
47
Pulang ke Rumah
48
Kebohongan Alina
49
Istri Kedua
50
Persiapan Pernikahan
51
Terbongkar
52
Jangan Pisahkan Kami
53
Janji Setia
54
Cinta Satu Malam
55
Tanda Lahir
56
Terlambat
57
Siapa Ayahnya?
58
Belum Siap
59
Gugurkan
60
Arin Pergi
61
Sahabatku
62
Berubah Pikiran
63
Tanggung Jawab
64
Menikah
65
Pria Malang
66
Menampung Orang
67
Carilah Pasanganmu
68
Panggilan Misterius
69
Tuan Muda
70
Foto Putri Kecil
71
Rahasia Besar
72
Kebenaran
73
Mama
74
Harus Kembali
75
Menjadi Ibu
76
Berpasangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!