Usai menjenguk sang kakek dan menyetujui hal aneh yang di minta pria itu. Kiara dan Geo segera kembali ke rumah. Sesampainya di rumah itu mereka tidak langsung tidur atau istirahat di kamar masing-masing. Kiara ingin sekali mengatakan sesuatu pada Geo.
"Kenapa kamu menyetujuinya?" tanya Kiara penasaran bercampur kesal. Jika dia benar harus menikah dengan Geo. Maka sudah di pastikan dia akan kehilangan masa-masa kebebasannya saat ini.
"Menurutmu? Aku mau menerima kamu
sebagai istriku?" tanya Geo menyindir gadis di depannya itu. Sebenarnya Geo sangat muak melihat wajah Kiara yang baginya biasa-biasa saja.
"Kalau begitu kenapa harus menerimanya?"
"Aku terpaksa, jika permintaan kakek tidak di turuti kamu tahu kan bagaimana kesehatannya?" tanya Geo. Kiara terdiam.
Benar juga apa yang di katakan oleh Geo. Saat ini yang terpenting adalah kesehatan sang kakek. Tapi masa depan mereka juga penting.
Dua hari kemudian Geo menikahi Kiara secara resmi di depan sang kakek. Meski keduanya harus menikah di rumah sakit tapi itu sudah membuat Andara bahagia. Pernikahan sederhana sesuatu permintaan Kiara.
Geo terlihat tidak bahagia, meski dia berkali-kali melempar senyum pada sang kakek. Tapi Kiara bisa melihat bahwa dia tidak menerima pernikahan mereka. Kiara juga begitu, pernikahan ini adalah awal dari hidup barunya. Kehidupan yang tidak dia tahu antara dia akan bahagia atau sebaliknya.
"Kek,kita pulang dulu ya. Kakek banyak istirahat biar cepat pulang ke rumah," ucap Geo.
"Iya, tapi kakek punya hadiah buat kalian," Andara mengeluarkan sebuah kertas. Geo menerimanya.
"Apa ini kek?" tanya Geo.
"Baca dulu!"
Geo membacanya dengan teliti. Ternyata itu adalah dua tiket ke sebuah hotel sebagai hadiah malam pertama mereka berdua.
"Kek, ini berlebihan. Geo tidak mau menerimanya!" tolak Geo kesal.
"Tidak boleh menolak, sekarang kalian akan di antar oleh supir pribadi kakek!" ucap Andara. Dan kedua cucunya itu tak lagi bisa menolak.Keduanya hanya bisa pasrah, malam ini harus ke hotel tersebut.
Sesampainya di kamar hotel, keduanya merasa canggung karena tidak pernah satu kamar sebelumnya.
"Sebaiknya kita pesan satu kamar lagi saja!" saran Kiara pada Geo.
Geo tampak bersikap dingin,dia tidak peduli dengan ucapan Kiara tadi. Tiba-tiba dia mengambil sebuah map dari tas miliknya.Melemparkan map itu ke arah Kiara.
Kiara menerimanya dan segera membuka map itu. Ternyata berisi sebuah perjanjian pernikahan.
"Apa maksudnya ini?" tanya Kiara.
"Jangan pura-pura bodoh, kamu bisa membacanya kan?" ejek Geo dengan ketus.
Kiara merasa kesal dengan ucapan pria di depannya itu.Harga dirinya kini tengah di injak-injak oleh Geo. Kiara perlahan mendekati Geo.
"Apa kamu pikir dengan menyetujui perjanjian ini semuanya akan membaik?" tanya Kiara ragu.
"Tentu saja, asal kakek tidak mengetahui hal ini," jawab Geo yakin.
"Kalau aku menolaknya?" tanya Kiara ingin tahu bagaimana reaksi pria di depannya itu.
"Tidak ada penolakan dalam hidupku, kamu harus menerimanya atau semua dana yang telah di terima ayahmu akan aku tarik kembali. Kamu jangan lupa bahwa akulah pemegang tertinggi di perusahan keluarga ini!" ancam Geo.
Dia tahu kelemahan Kiara saat ini, gadis itu tidak bisa berkata-kata apapun lagi. Tangannya mengambil pena dan segera menandatangani perjanjian itu. Geo tersenyum puas saat bisa memegang kendali Kiara.
" Bagus, sesuai perjanjian. Kita bisa tidur satu kamar di rumah ataupun disini. Tapi jangan harap kamu tidur di sebelahku!" ucap Geo, dia kemudian melemparkan dirinya di atas ranjang yang begitu empuk. Namun Geo tidak memberikan tempat untuk Kiara tidur.
Gadis itu berjalan menuju ke sofa di dalam kamar itu. Dia terpaksa harus tidur di sana malam ini. Dan malam-malam panjang berikutnya.
Malam semakin larut, suara gerimis hujan dan juga petir saling beriringan dari luar jendela. Kiara tengah meringkuk di atas sofa. Tubuhnya menggigil meski selimut tebal sudah membalutnya. Seharusnya malam ini adalah malam spesial bagi gadis itu. Jika saja dia menikah dengan pria yang dia cintai dan juga mencintainya. Bukan dengan pria angkuh yang tidak memiliki hati seperti Geo.
Pria itu bahkan sudah terlelap di atas ranjang tanpa memperdulikan keberadaan Kiara di kamar itu. Kiara tiba-tiba teringat oleh sang nenek yang sering memeluknya sebelum tidur saat dia masih kecil. Kiara belum sempat menjenguknya kembali.
"Nenek, Kiara kangen sama nenek. Lihat Kiara nek, saat ini Kiara seperti sendirian tanpa dukungan dari nenek. Tidak ada siapapun yang bisa mengerti Kiara," ucap Kiara lirih. Saat Kiara merasa sendirian dan kesepian, dia akan mencurahkan isi hatinya dengan cara menangis. Hingga kedua matanya lelah dan akhirnya tertidur.
"Pagi tiba, mentari kali ini benar-benar bersinar terang. Kiara terpaksa memicingkan kedua matanya karena seseorang telah membuka tira di kamar hotel mereka.
Geo tengah berdiri di samping jendela tak jauh dari tempat Kiara tidur.
"Bangun!" teriak Geo membangunkan Kiara. Gadis itu terjaga dari tidurnya.Memakai kaca matanya kembali.
"Kita harus segera kembali ke kantor, ada meeting pagi ini!" ucap Geo. Kiara menganggukkan kepala tanpa berbicara sepatah katapun.
Kedua kakinya mulai melangkah ke arah toilet. Dia ingin membersihkan diri, namun tiba-tiba saat berada di ambang pintu. Geo mendahuluinya.
"Aku dulu!" ucapnya. Kiara hanya bisa menahan kekesalan. Pagi-pagi sudah harus bertengkar dengan pria menyebalkan itu.
Kiara harus menunggu setengah jam lagi. Ketika Geo keluar dari toilet dia hanya menggunakan handuk saja di bagian perut ke bawah. Sedangkan dada pria itu di biarkan begitu saja tanpa sehelai benang.
"Aahh!" Kiara reflek berteriak karena terkejut melihat Geo yang bertelanjang dada. Dia menutup kedua mata menggunakan tangannya.
"Kenapa gak pakai baju sih?" gumam Kiara sambil mempercepat langkahnya menuju ke toilet. Dan segera menutup pintu toiletnya.
"Duh mataku ternodai sepagi ini!" ucap Kiara.
Sedangkan Geo tak memperdulikan keluhan gadis itu.
"Apa tidak pernah melihat pria bertelanjang dada?" gumam Geo. Sambil memakai pakaiannya. Dia heran melihat Kiara begitu.
Sedangkan di dalam toilet,Kiara tengah mengatur detak jantungnya. Entah mengapa dia bisa begitu gugup saat melihat Geo seperti tadi. Padahal sebelumnya dia juga sempat membersihkan tubuh pria itu. Meski tidak seluruhnya.
"Tenang Kiara, tenang. Jangan gugup, hal ini sangat wajar jika setelah mandi bertelanjang dada," gumam Kiara sambil mengatur napas.
"Tapi,aku bakal melihatnya setiap hari,gimana dong?" Kiara tidak bisa membayangkannya. Jika harus setiap hari melihat dada bidang milik Geo,Kiara takut akan tergoda.
"Tuhan, tolong jaga jantungku dan juga mataku," ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments