Dua hari kemudian Kiara terpaksa pulang larut malam karena dia harus ke toko terlebih dahulu sepulang dari kantor. Kali ini dia menaiki sepeda motornya sendiri, tiba di rumah milik Geo. Suasananya sudah sepi, mungkin para penghuninya sudah tertidur pulang.
Kiara berhati-hati masuk ke dalam rumah. Mengendap-endap di gelapnya ruangan di rumah itu. Dia ingin menghindari Geo juga kakeknya. Dia merasa tak nyaman saat bersama Geo. Apalagi setelah kejadian dua hari yang lalu yang membuatnya merasa canggung jika harus bertemu dengannya.
"Untung saja dia sudah tidur," gumam Kiara. Dia merasa lega karena sepertinya Geo sudah tidur.
Cletak!! Suara saklar lampu di tekan. Lampu di ruang tamu menyala kembali. Kiara terkejut saat melihat siapa yang menyalakannya.Geo, tuan muda pemilik rumah sekaligus tunangannya.
Plok! plok! plok!
Geo bertepuk tangan dengan santai, sambil berjalan ke arah Kiara.
"Bagus, bagus! Pergi pagi dan pulang larut malam seperti ini. Emang kamu pikir rumah ini hanya tempat penitipan untukmu? Bisa sesuka hati datang dan pergi!" sindir Geo. Dia menatap Kiara dari ujung rambut hingga ujung kakinya.
Kiara merasa risih saat Geo menatapnya begitu.
"Apa yang kamu lakukan di luar sana? Apa mungkin kamu menjual tubuhmu? Tapi mana mungkin ada yang mau?" ejek Geo kejam. Kiara tak percaya penilaian pria di depannya itu pada dirinya begitu hina.
Plak!
Entah Kiara mendapat keberanian dari mana, saat ini dia bahkan berani menampar Geo.
"Aku memang jelek, tapi aku tak sekotor pikiranmu!" ucap Kiara dengan nada kesal. Dia ingin sekali memukul wajah Geo saat ini.
"Apa ada wanita baik yang pulang ke rumah selarut ini? Apa lagi statusnya sudah menjadi tunangan seorang pria?" ucap Geo. Kiara terkejut ternyata Geo sudah tahu tentang pertunangan antar dirinya dan Kiara.
"Jadi kamu sudah tahu? Pertunangan itu?" tanya Kiara.
"Ya, dan aku ingin kakek membatalkan semua perjodohan gila ini," jawab Geo.
Kiara sudah bisa mengiranya, dirinya juga Geo tak bisa menerima perjodohan yang di paksa ini. Tapi bagaimana dengan keluarganya nanti jika Kiara tidak menjadi menantu di rumah itu.
Kiara memilih pergi, dia ingin menghindar dari Geo tentang membahas masalah perjodohan.Tapi Geo lebih gesit darinya, pria itu menarik lengan Kiara. Menyudutkannya di sudut ruangan tak jauh dari keduanya.
Kiara terkunci diantara kedua lengan pria itu. Kedua mata mereka beradu, hanya ada amarah di sana.
"Lepaskan aku!" teriak Kiara.
"Aku belum selesai bicara! Jangan kira kamu akan menjadi cucu menantu idaman di keluarga ini. Aku akan berusaha membatalkan semuanya meski kakek mempertahankan mu!" ancam Geo.
"Terserah aku tidak peduli, siapa juga yang mau menikah denganmu!" balas Kiara tak kalah sengit. Dia mendorong tubuh Geo hingga dirinya bisa terbebas. Dan pergi ke kamar miliknya dengan tergesa-gesa.
Geo menghela napas dalam, mengatur napasnya yang tadi sempat tak terkendali karena marah. Sepertinya dia harus segera bertindak. Tapi bagaimana agar sang kakek bisa menyetujui keinginannya.
Keesokan harinya, Geo segera menemui Andara di ruang kerja pria itu. Dia ingin membahas masalah pertunangannya dengan Kiara.
"Kakek," panggil Geo. Dia duduk di kursi depan sang kakek.
"Kenapa Geo?" tanya Andara.
"Geo mau kakek menyetujui pembatalan perjodohan Geo dengan Kiara," pinta Geo.
"Kenapa masih membahas hal itu?" tanya Andara tidak suka.
"Karena Geo tidak menyukai gadis jelek seperti dia kek. Cinta gak bisa di paksain!" jawab Geo
"Apa karena dia?" tanya Andara mencoba menebaknya.
"Bukan," jawab Geo ragu. Andara tahu pasti apa yang sedang Geo pikirkan saat ini. Tentang wanita yang pernah datang dan pergi sesuka hatinya. Meninggalkan luka bagi Geo saat ini.
"Lalu?" tanya Andara.
"Geo tidak memiliki perasaan sama Kiara kek, begitu pula dia. Geo tidak mau memiliki ikatan tanpa cinta," jawab Geo. Tanpa dia tahu Kiara sedang berada di balik pintu ruang kerja sang kakek. Dia tidak sengaja mendengarnya, ketika dia lewat di depan pintu itu.
"Bukankah kalian bisa saling mencintai jika sering bersama?" tanya Andara.
"Tidak kek, kali ini hidup Geo, yang memutuskan harus Geo sendiri, kakek cukup melihat saja."
Ketegasan Geo tak bisa di bantah kali ini. Dia memang sudah dewasa. Bisa memilih sendiri jalan hidupnya termasuk masalah jodoh. Tapi Andara tidak bisa membatalkan begitu saja perjodohan mereka. Dia terlanjur sayang dengan Kiara.
"Kek!" Kiara masuk dari balik pintu. Kedua pria itu saling menoleh ke arah sumber suara.
"Kiara," Andara sedikit terkejut, dia takut jika Kiara mendengar semua ucapan dia dengan cucunya tadi.
"Benar apa yang di ucapkan Geo kek, jika kita harus bersama. Mungkin suatu saat hanya akan saling menyakiti saja," ucap Kiara, dia menatap ke arah Geo.Lalu kembali berbicara pada Andara.
"Tapi Kiara, kakek tahu betul bagaimana keluargamu, kakek ingin kamu di sini!" Andara merasa sedikit pusing memikirkan hal itu.
"Kiara baik-baik saja kek, tanpa mereka selama ini,kakek jangan khawatir."
Geo tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh Kiara dan kakeknya. Masalah keluarga apa yang dia tidak ketahui tentang Kiara. Geo terlalu banyak tidak mengerti dengan gadis itu.
"Aduh!" Andara tiba-tiba memegang dadanya. Rasa nyeri tiba-tiba menghampiri pria paruh baya itu.
"Kakek, kakek kenapa?" tanya Kiara dan Geo secara bersamaan.
"Sakit! Sakit sekali!" ucap Andara terbata.
"Jangan-jangan penyakit kakek kambuh?" Geo panik, dia segera meminta pelayan untuk membantunya membawa sang kakek ke rumah sakit.
Di dalam mobil Kiara dan Geo saling diam,sedangkan Andara tengah pingsan. Mobil melaju sangat kencang.
Sesampainya di rumah sakit,Andara segera di bawa keruang penanganan. Kiara dan Geo menunggu di depan ruang itu.
"Sebenarnya kakek sakit apa?" tanya Kiara.
"Dia punya riwayat penyakit jantung," jawab Geo singkat. Kiara bahkan tak tahu harus bertanya apa lagi. Dia memilih diam karena pria du sampingnya itu tiba-tiba berubah lebih dingin dari biasanya.
Setelah selesai pemeriksaan, Geo dan Kiara di perbolehkan untuk menjenguk sang kakek. Pria paruh baya itu tengah tertidur di atas ranjang dengan selang oksigen di mulut dan hidungnya .
"Kakek," panggil Geo tak tega melihat sang kakek yang kembali jatuh sakit.
"Geo," panggil Andara pelan.
"Iya kek, Geo di sini!" jawab Geo.
"Menikahlah dengan Kiara. Kakek mohon," pinta Andara.
"Tapi kek, Geo," ucap Geo enggan.
Andara menggeleng dan terlihat jelas dari ekspresi wajahnya yang sangat tidak senang mendengar jawaban dari cucunya.
Geo menghela napas panjang, dia terpaksa harus mengambil keputusan yang sulit kali ini. Sedangkan Kiara masih terdiam,dia tidak tahu harus bagaimana.
"Baiklah kek!" jawab Geo seraya membuat Kiara terkejut dan tak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments