Terkunci Bersama

Geo tidak bisa menerima pertunangan ini, dia terduduk diam di kursi. Sang kakek tak berhenti mendesaknya untuk mencari Kiara. Namun Geo masih diam membisu.

"Kakek batalkan saja semuanya. Geo tidak mau di jodohkan seperti ini. Apalagi dengan gadis jelek seperti dia!" ucap Geo teringat bagaimana dia sangat kesal dengan Kiara.

Andara menghela napas panjang mendengar sang cucu yang bersikeras membatalkan pertunangannya. Padahal Andara sudah terlanjur menyayangi Kiara, seperti cucu kandungnya sendiri.

"Geo, kakek tahu bagaimana luka yang kamu alami dahulu. Tapi percayalah pilihan kakek tidak akan salah," ucap Andara, kedua matanya beradu dengan sang cucu. Namun di mata Geo hanya ada kekecewaan. Dia merasa terjebak, tapi dia juga tahu betul bagaimana kesehatan sang kakek. Jika keinginannya tidak di penuhi.

Geo terpaksa menunda keinginannya terlebih dahulu demi sang kakek. Dia kemudian teringat Kiara yang tadi mendapat hukuman darinya.

"Apa mungkin dia masih berad di ruang peralatan kebersihan?" tanya Geo di dalam hati.

Tanpa berfikir lama, dia menyahut kunci mobilnya. Keluar dari rumah begitu saja, meninggalkan Andara sendirian lagi.

"Kamu mau kemana Geo?" teriak Andara.

"Mencari dia!" jawab Geo singkat.

Andara tersenyum kecil, dia sangat yakin suatu saat Geo pasti akan mencintai Kiara dengan tulus. Begitu pula Kiara.

Geo melajukan mobilnya di gelapnya malam. Meski malam sudah larut, tapi jalanan masih saja ramai kendaraan berlalu lalang. Pria itu harus segera sampai di kantornya sesegera mungkin.

Meski baru saja tahu bahwa Kiara merupakan tunangannya. Namun bukan karena alasan itu saat ini dia mau mencarinya. Dia hanya merasa bersalah telah menghukum gadis itu. Dan sekarang ingin menebusnya.

"Merepotkan!" gumamnya sambil tak sabar menunggu kemacetan di depannya.

Di ruang sempit itu, Kiara mulai terbuai oleh dinginnya suhu ruangan. Sendirian di sana membuatnya harus tetap sadar agar tak pingsan karena kedinginan. Berharap seseorang kembali ke kantor dan menemukannya terkunci di sana.

Geo sampai di depan kantornya setengah jam kemudian. Dia segera membuka kembali pintu utama dan segera menuju ke tempat yang sejak tadi dia pikirkan. Tak ada suara di sana. Geo membuka pintu yang terkunci dari luar itu.

"Kiara!" panggilnya. Kedua matanya mencari ke segala arah gadis itu. Dan tepat di dekatnya Kiara tengah meringkuk kedinginan. Geo segera masuk untuk mengecek keadaan Kiara. Ternyata gadis itu setengah sadar.

"Hei ,bangun!" ucap Geo dengan menggoyangkan tubuh Kiara berkali-kali.

"Geo," Kiara mengenali suara itu, dia mulai terjaga kembali.

"Ayo pulang!" ajak Geo. Kiara mencoba bangun saat Geo hendak membuka pintu yang sebelumnya tertutup.

Namun sayangnya, pintu itu terkunci kembali dari luar. Geo mencoba menarik pegangan pintunya. Namun tak bisa di buka, sepertinya memang pintu itu rusak.

"Ah sial!" gerutu Geo.

"Kenapa? Terkunci lagi?" tanya Kiara lemah.

Geo menganggukkan kepala sambil mencoba membuka kembali pintunya. Namun tetap saja tidak bisa. Dia lalu mencari ponselnya di saku celana miliknya.

"Sial, kenapa tidak ada sih!" gerutu Geo lagi.

"Apa kamu tidak membawa ponsel?" tanya Kiara.

"Sepertinya tertinggal di mobil," jawab Geo. Keduanya menghela napas panjang. Kiara kembali duduk di tempatnya tadi. Meratapi nasibnya yang sial malam ini.

"Ini semua gara-gara kamu! Buat aku sial juga!" ucap Geo pedas. Kiara tidak terima dengan ucapan pria itu.

"Kenapa aku yang di salahkan? Kamu yang menghukum aku kan?" tanya balik Kiara.

"Siapa suruh kamu melakukan kesalahan!" Geo tidak mau mengalah.

"Dasar udik," batin Kiara kesal. Dia memilih diam dan kembali menghangatkan dirinya sendiri. Geo ikut duduk sedikit menjauh dari Kiara.

Keduanya sedang bermain dengan pikiran mereka masing-masing. Agar tetap terjaga dan tidak kedinginan.

Hingga malam semakin larut, Kiara sangat mengantuk. Geo pun juga begitu, namun Kiara merasa sangat kedinginan. Hingga tubuhnya gemetar. Geo melihat hal itu, dia sejenak merasa iba.

"Apa kamu kedinginan?" tanyanya sambil mendekati Kiara.

Kiara memperketat kewaspadaannya, dia segera menggeser duduknya saat Geo mendekatinya.

"Kamu mau apa?" tanya Kiara ketakutan. Geo menghela napas panjang.

"Aku gak akan ngapa-ngapain kamu, lagi pula kamu itu gak ada cantik-cantiknya. Aku cuma kasihan lihat kamu kedinginan seperti itu," bantah Geo.

"Tidak perlu aku baik-baik saja!" jawab Kiara.

"Baiklah!" Geo menyerah.

Tapi tubuh Kiara tidak bisa berbohong, suhu udara di ruang itu sangatlah dingin. Dia mulai gemetar kembali. Meski kedua tangannya memeluk tubuh Kiara sendiri tapi tak cukup untuk menghangatkan tubuhnya.

"Kenapa paginya begitu lama sih?" batin Kiara berharap waktu cepat berlalu agar keduanya bisa segera keluar dari tempat itu.

Geo tak lagi peduli, yang saat ini harus dia lakukan adalah menyelamatkan gadis di sampingnya itu. Tanpa persetujuan dari Kiara, pria itu tiba-tiba menarik tubuh Kiara dan membekapnya dalam pelukan pria itu.

"Ah!" teriak Kiara, dia ingin meronta namun tangan kekar milik Geo tak sedikitpun goyah saat memeluknya dari belakang.

"Udah diam, kamu mau di temuin besok pagi dalam keadaan membeku?" tanya Geo. Kiara menggelengkan kepala.

"Ya udah mending menurut aja, aku gak akan tergoda sama cewek jelek kayak kamu!" ucap Geo. Kiara memilih diam kembali. Saat ini dia tidak memiliki tenaga untuk berdebat melawan Geo.

"Tapi kenapa tubuhnya begitu harum?" batin Geo tanpa sengaja mencium bau tubuh Kiara lewat tengkuk gadis itu.

Kiara merasa detak jantungnya berdetak tak karuan. Ini adalah hal pertama baginya, seorang pria memeluk dirinya.

Kiara dan Geo mulai merasa hangat, perlahan keduanya tertidur. Hingga pagi tiba keduanya masih berada di tempat itu. Bahkan Geo masih meluk Kiara.

Keduanya terkejut saat mendengar seseorang membuka kunci dari luar pintu. Kiara dan Geo segera menjauh satu sama lain. Keduanya juga merasa canggung.

"Pak Geo!" sapa seorang cleaning servis yang baru saja hendak mengambil peralatan kerjanya.

"Suruh seseorang memperbaiki pintu ini!" perintah Geo padanya. Dia segera meninggalkan ruangan itu.

"Baik pak!" jawab wanita bertubuh gemuk di depan Kiara itu.

Setelah Geo pergi, wanita itu penasaran apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka. Kiara bisa membaca pikiran wanita itu. Sebelum dia sempat bertanya, Kiara segera menjawabnya.

"Tolong rahasiakan hal ini, jika sampai tersebar mungkin kamu akan di pecat olehnya!" ancam Kiara.

"Baik, saya akan merahasiakannya," wanita itu sedikit ketakutan mendengar dirinya akan di pecat jika menyebarkan gosip yang dia lihat pagi ini.

Kiara segera meninggalkan tempat itu, dia segera ke ruangannya. Mencari ponsel milik gadis itu, dia ingin meminta pelayan di rumah mengantarkan pakaian ganti untuknya. Tidak mungkin Kiara akan kerja dengan pakaian yang sama seperti kemarin. Bisa saja banyak orang yang menarih curiga padanya nanti.

Episodes
1 Kiara
2 Inikah Keluarga
3 Kakek Andara
4 Harus Menerima
5 Perjodohan
6 Hal Aneh
7 Akhirnya Sadar
8 Balas Dendam
9 Tolong Aku
10 Terkunci Bersama
11 Cinta Tidak Bisa Di Paksa
12 Menikah dengan Ceo
13 Sahabat
14 Tinggal Berdua
15 Mati Lampu
16 Masa Lalu
17 Semangkok Mie
18 Makan Bersama
19 Aktifitas Malam
20 Cicit
21 Mulai Cemburu?
22 Tidak Dapat Mengendalikan Diri
23 Pesaing
24 Tak Akan Terulang
25 Gagal Lagi
26 Alina
27 Jangan Menjadi Pengganggu
28 Rencana Jahat
29 Kemana?
30 Harta Kiara
31 Menyesali
32 Ara dan Gogo
33 Dia Milikku
34 Rencana Bulan Madu
35 Pupus
36 Bersekutu
37 Masuk Perangkap
38 Tidak Percaya
39 Kecurigaaan
40 Hamil
41 Jangan Pergi
42 Merasa Kehilangan
43 Ingin Tinggal
44 Hidup Baru
45 Masuk Ke Hutan
46 Menemukan mu
47 Pulang ke Rumah
48 Kebohongan Alina
49 Istri Kedua
50 Persiapan Pernikahan
51 Terbongkar
52 Jangan Pisahkan Kami
53 Janji Setia
54 Cinta Satu Malam
55 Tanda Lahir
56 Terlambat
57 Siapa Ayahnya?
58 Belum Siap
59 Gugurkan
60 Arin Pergi
61 Sahabatku
62 Berubah Pikiran
63 Tanggung Jawab
64 Menikah
65 Pria Malang
66 Menampung Orang
67 Carilah Pasanganmu
68 Panggilan Misterius
69 Tuan Muda
70 Foto Putri Kecil
71 Rahasia Besar
72 Kebenaran
73 Mama
74 Harus Kembali
75 Menjadi Ibu
76 Berpasangan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kiara
2
Inikah Keluarga
3
Kakek Andara
4
Harus Menerima
5
Perjodohan
6
Hal Aneh
7
Akhirnya Sadar
8
Balas Dendam
9
Tolong Aku
10
Terkunci Bersama
11
Cinta Tidak Bisa Di Paksa
12
Menikah dengan Ceo
13
Sahabat
14
Tinggal Berdua
15
Mati Lampu
16
Masa Lalu
17
Semangkok Mie
18
Makan Bersama
19
Aktifitas Malam
20
Cicit
21
Mulai Cemburu?
22
Tidak Dapat Mengendalikan Diri
23
Pesaing
24
Tak Akan Terulang
25
Gagal Lagi
26
Alina
27
Jangan Menjadi Pengganggu
28
Rencana Jahat
29
Kemana?
30
Harta Kiara
31
Menyesali
32
Ara dan Gogo
33
Dia Milikku
34
Rencana Bulan Madu
35
Pupus
36
Bersekutu
37
Masuk Perangkap
38
Tidak Percaya
39
Kecurigaaan
40
Hamil
41
Jangan Pergi
42
Merasa Kehilangan
43
Ingin Tinggal
44
Hidup Baru
45
Masuk Ke Hutan
46
Menemukan mu
47
Pulang ke Rumah
48
Kebohongan Alina
49
Istri Kedua
50
Persiapan Pernikahan
51
Terbongkar
52
Jangan Pisahkan Kami
53
Janji Setia
54
Cinta Satu Malam
55
Tanda Lahir
56
Terlambat
57
Siapa Ayahnya?
58
Belum Siap
59
Gugurkan
60
Arin Pergi
61
Sahabatku
62
Berubah Pikiran
63
Tanggung Jawab
64
Menikah
65
Pria Malang
66
Menampung Orang
67
Carilah Pasanganmu
68
Panggilan Misterius
69
Tuan Muda
70
Foto Putri Kecil
71
Rahasia Besar
72
Kebenaran
73
Mama
74
Harus Kembali
75
Menjadi Ibu
76
Berpasangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!