Akhirnya Sadar

Setelah melihat-lihat sekeliling rumah. Kiara kembali ke kamar Geo. Seperti hari-hari biasanya, Kiara harus membasuh tubuh pria itu lagi.

"Coba saja kamu sudah sadar, setidaknya ada teman untuk ngobrol bersamaku," ucap Kiara. Tangannya tak berhenti membasuh tubuh pria itu. Namun saat tangan gadis itu mulai membasuh tepat di bagian perutnya. Sebuah tangan tiba-tiba mencekal nya, membuat dia harus menghentikan aktifitasnya sesaat.

Kiara terkejut saat melihat bahwa kedua mata Geo sudah terbuka sempurna. Pria itu sadar dari komanya. Tangan kiri Geo membuka cakupan oksigen yang menutup hidung dan mulutnya.

"Kamu siapa?" tanya Geo dengan suara berat dan lemah. Kiara seketika gugup, dia tidak tahu harus menjawab apa. Hanya satu kalimat yang tiba-tiba teringat di kepalanya.

"Aku, aku itu pelayan baru di sini! ya pelayan!" ucap Kiara gugup. Senyum canggung terpampang jelas di bibirnya. Geo tampak bingung dengan kondisinya dan juga tempatnya tidur yang penuh dengan alat-alat medis.

Kiara segera keluar dari kamar Geo, dia ingin menelepon sang kakek. Memberi kabar bahagia ini untuk pria paruh baya itu.

"Halo kek," sapa Kiara pada Andara saat telepon mereka tersambung.

"Iya Kiara ada apa?" tanya Andara.

"Ini kek, Geo."

"Geo kenapa?" tanya Andara panik.

"Geo sudah sadar kek," jawab Kiara. Andara terkejut sekaligus senang.

"Baik kakek akan pulang secepatnya!" ucap Andara sebelum panggilan mereka terputus.

Setelah mendengar kabar baik itu, Andara segera meminta sang asisten untuk membatalkan semua janji temunya. Termasuk jadwal yang belum Andara lakukan di sana. Dia ingin segera pulang dan memeluk sang cucu. Senyuman di bibir pria itu tak berhenti merekah sejak mendengar kabar dari Kiara.

"Memang dia gadis pembawa keberuntungan!" batin Andara.

"Tuan Andara, kita sudah sampai di rumah," ucap sang sopir. Andara mengangguk dan keluar dari mobil yang dia tumpangi tadi. Di belakang pria itu sang asisten tak berhenti mengikutinya.

Keduanya segera masuk ke kamar Geo. Kiara langsung saja menyambut kedatangan sang kakek.

"Kakek!" panggil Kiara. Andara mendekati Kiara, saat ini Geo sedang tidur.

"Kiara bagaimana keadaan Geo?" tanya Andara.

"Dokter bilang Geo baik-baik saja kek, tapi harus istirahat lebih dahulu untuk kesembuhannya," jawab Kiara. Andara menghela napas lega. Dia lalu memegang kepala cucunya.Geo merasakan tangan seseorang berada di kepalanya. Dia mulai membuka matanya kembali. Wajah sang kakek terpampang jelas di penglihatannya.

"Kakek," panggil Geo. Andara menganggukkan kepala, bahkan kedua bola matanya sudah berkaca-kaca. Dia terharu akan kembalinya sang cucu.

"Iya Geo ini kakek," jawab Andara.

"Syukurlah, akhirnya Tuhan mengabulkan permintaan kakek. Akhirnya kamu sadar nak, setelah setahun koma," jelas Andara penuh syukur.

"Iya kek, maaf sudah membuat kakek khawatir selama ini!" Geo yang sudah bisa duduk sendiri, kini bersandar di sisi ranjang itu.

"Sudah, sudah sekarang yang penting kamu baik-baik saja. Itu yang terpenting bagi kakek," ucap Andara.

"Iya kek,oh iya kenapa pelayan ini masih di sini, bukankah pekerjaannya sudah selesai," ucap Geo sambil menunjuk ke arah Kiara. Gadis itu menjadi canggung karena sang kakek juga menatapnya.

"Pelayan?" tanya Andara pada Geo.

"Iya kek, dia pelayan di sini kan?" tanya Geo lagi.

"Geo,Kiara ini bukan pelayan di sini. Dia adalah-" ucapan Andara terhenti, karena Kiara tiba-tiba menyahut.

"Ah itu kek, saya cucu angkat kakek, ya kan kek?" ucap Kiara. Andara makin terbengong,dia bingung sandiwara apa yang sedang Kiara katakan. Karena gadis itu mengedipkan matanya. Andara tahu maksud isyarat itu.

"Ah iya-iya,benar dia cucu angkat kakek," jawab Andara. Kiara merasa lega.

"Kakek bisakah kita bicara sebentar?" bisik Kiara pada Andara.

"Baiklah kamu istirahat dulu saja Geo,kakek ada hal yang harus di selesaikan," ucap Andara.

"Baik kek," Geo tak menaruh curiga.Kini andara dan Kiara keluar dari kamar itu.

Di luar ruangan,Andara meminta penjelasan pada Kiara.Kenapa menyembunyikan fakta bahwa dia tunangannya Geo.

"Kenapa Kiara?" tanyanya.

"Maaf kek, tapi Kiara takut kalau Geo akan terkejut. Lagi pula dia baru saja sadar, lebih baik kita menjaga kesehatannya terlebih dahulu agar tidak drop lagi," jelas Kiara.

"Benar juga, tapi jangan sampai membohonginya terlalu lama. Kakek sangat tahu sekali sifat asli dia. Geo pasti akan marah besar jika di bohongi," saran Andara.

"Baik kek," Kiara menganggukkan kepala.Dia belum siap saja jika harus berhadapan terus menerus dengan Geo saat ini. Kiara takut jatuh cinta, dan itu akan membuatnya terluka suatu saat nanti.

Hari-hari berikutnya, Kiara selalu membantu Geo dalam pemulihan. Seperti saat ini, dia tengah membantu Geo dalam membiasakan kakinya berjalan kembali. Di dalam kamar Geo di papah oleh Kiara.

"Bagus-bagus, kalau seperti ini terus kamu bisa cepat sembuh!" ucap Kiara antusias. Geo memperhatikan wajah Kiara yang tertutup oleh sebuah kaca mata besar itu. Terlihat sangat culun tapi Geo bisa melihat bahwa Kiara mungkin akan cantik tanpa kaca mata itu.

"Terima kasih sudah membantuku, oh iya sebenarnya dari mana kakek mengadopsi mu?" tanya Geo. Kiara bingung harus menjawab apa.

"Ah itu, sebenarnya kakek menemukan ku di jalan. Lalu membawaku ke sini, aku juga tidak mau makan tidur gratis. Jadi merawat mu begitulah," jawab Kiara berbohong. Dia tidak mungkin menjelaskan bahwa dirinya di paksa masuk ke dalam keluarga itu karena ayahnya membutuhkan uang.

"Oh begitu," Geo kini duduk di sofa. Kiara membantunya. Namun sebelum sampai duduk, Kiara yang tidak kuat menahan tubuh Geo akhirnya terjatuh di atas pangkuan pria itu.

Seketika wajah Kiara memerah karena malu, karena kedua wajah mereka begitu dekat. Hampir tidak ada jarak lagi. Jantung Kiara tiba-tiba berdetak dengan cepat. Kiara segera berdiri kembali.

"Maaf, maaf aku tidak sengaja! Sebentar aku ambilkan air minum dulu!" Kiara segera mengelak agar tak bisa terbebas dari suasana canggung itu. Dia segera pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

"Astaga, apa ini Kiara. Kenapa jantungku seperti ini?" batin Kiara mencoba menenangkan diri. Berkali-kali dia menghela napas panjang.

Sedangkan Geo masih terdiam di atas sofa. Dia seperti mengalami dejavu saat ini. Entah kenapa saat berdekatan dengan Kiara tadi. Wajah gadis itu seperti tidak asing baginya. Namun dia juga tidak bisa mengingatnya dengan baik.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Kenapa seolah-olah aku pernah melihat dia?" batin geo.

Entah apa yang terjadi sebelum dia kecelakaan dahulu. Geo masih belum bisa mengingatnya dengan jelas. Samar-sama kenangan sebelumnya seolah hilang begitu saja dari memori di pikirannya.

Episodes
1 Kiara
2 Inikah Keluarga
3 Kakek Andara
4 Harus Menerima
5 Perjodohan
6 Hal Aneh
7 Akhirnya Sadar
8 Balas Dendam
9 Tolong Aku
10 Terkunci Bersama
11 Cinta Tidak Bisa Di Paksa
12 Menikah dengan Ceo
13 Sahabat
14 Tinggal Berdua
15 Mati Lampu
16 Masa Lalu
17 Semangkok Mie
18 Makan Bersama
19 Aktifitas Malam
20 Cicit
21 Mulai Cemburu?
22 Tidak Dapat Mengendalikan Diri
23 Pesaing
24 Tak Akan Terulang
25 Gagal Lagi
26 Alina
27 Jangan Menjadi Pengganggu
28 Rencana Jahat
29 Kemana?
30 Harta Kiara
31 Menyesali
32 Ara dan Gogo
33 Dia Milikku
34 Rencana Bulan Madu
35 Pupus
36 Bersekutu
37 Masuk Perangkap
38 Tidak Percaya
39 Kecurigaaan
40 Hamil
41 Jangan Pergi
42 Merasa Kehilangan
43 Ingin Tinggal
44 Hidup Baru
45 Masuk Ke Hutan
46 Menemukan mu
47 Pulang ke Rumah
48 Kebohongan Alina
49 Istri Kedua
50 Persiapan Pernikahan
51 Terbongkar
52 Jangan Pisahkan Kami
53 Janji Setia
54 Cinta Satu Malam
55 Tanda Lahir
56 Terlambat
57 Siapa Ayahnya?
58 Belum Siap
59 Gugurkan
60 Arin Pergi
61 Sahabatku
62 Berubah Pikiran
63 Tanggung Jawab
64 Menikah
65 Pria Malang
66 Menampung Orang
67 Carilah Pasanganmu
68 Panggilan Misterius
69 Tuan Muda
70 Foto Putri Kecil
71 Rahasia Besar
72 Kebenaran
73 Mama
74 Harus Kembali
75 Menjadi Ibu
76 Berpasangan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kiara
2
Inikah Keluarga
3
Kakek Andara
4
Harus Menerima
5
Perjodohan
6
Hal Aneh
7
Akhirnya Sadar
8
Balas Dendam
9
Tolong Aku
10
Terkunci Bersama
11
Cinta Tidak Bisa Di Paksa
12
Menikah dengan Ceo
13
Sahabat
14
Tinggal Berdua
15
Mati Lampu
16
Masa Lalu
17
Semangkok Mie
18
Makan Bersama
19
Aktifitas Malam
20
Cicit
21
Mulai Cemburu?
22
Tidak Dapat Mengendalikan Diri
23
Pesaing
24
Tak Akan Terulang
25
Gagal Lagi
26
Alina
27
Jangan Menjadi Pengganggu
28
Rencana Jahat
29
Kemana?
30
Harta Kiara
31
Menyesali
32
Ara dan Gogo
33
Dia Milikku
34
Rencana Bulan Madu
35
Pupus
36
Bersekutu
37
Masuk Perangkap
38
Tidak Percaya
39
Kecurigaaan
40
Hamil
41
Jangan Pergi
42
Merasa Kehilangan
43
Ingin Tinggal
44
Hidup Baru
45
Masuk Ke Hutan
46
Menemukan mu
47
Pulang ke Rumah
48
Kebohongan Alina
49
Istri Kedua
50
Persiapan Pernikahan
51
Terbongkar
52
Jangan Pisahkan Kami
53
Janji Setia
54
Cinta Satu Malam
55
Tanda Lahir
56
Terlambat
57
Siapa Ayahnya?
58
Belum Siap
59
Gugurkan
60
Arin Pergi
61
Sahabatku
62
Berubah Pikiran
63
Tanggung Jawab
64
Menikah
65
Pria Malang
66
Menampung Orang
67
Carilah Pasanganmu
68
Panggilan Misterius
69
Tuan Muda
70
Foto Putri Kecil
71
Rahasia Besar
72
Kebenaran
73
Mama
74
Harus Kembali
75
Menjadi Ibu
76
Berpasangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!