Perjodohan

Setelah beberapa saat berbincang, Tanan harus kembali ke perusahaannya. Dia berpamitan pada Andara. Sedangkan Kiara masih harus tinggal lebih lama karena Andara ingin menunjukkan sesuatu pada gadis itu. Andara menatap lekat gadis di depannya itu. Dia lalu tersenyum bahagia. Kiara merasa canggung dengan sang kakek.

"Kamu pasti bingung kan dimana calon tunangan kamu?" tanya Andara. Kiara hanya membalas dengan senyuman saja.

"Ayo ikut kakek!" ajak Andara. Kiara masih terpaku di tempatnya duduk. Hingga suara Andara membuatnya kembali merespon pria itu.

"Kiara!" panggilnya.Kiara akhirnya mengikuti Andara. Keduanya menyusuri anak tangga menuju ke lantai dua di rumah itu. Langkah Andara terhenti setelah keduanya sampai di depan sebuah kamar. Andara segera membuka pintu kamar itu, sebuah pemandangan memilukan tampak di depan mata Kiara.

Seorang pria tengah terbaring di sebuah ranjang dengan kedua matanya tengah tertutup. Di tubuhnya terpasang beberapa alat medis. Andara mengajak Kiara masuk ke dalam kamar itu.

"Kiara, perkenalkan dia adalah cucu kakek. Geonindra Wijaya calon tunangan mu kelak," jelas Andara. Kiara tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Ternyata pria yang tengah di jodohkan dengannya adalah pria yang sedang terbaring itu.

"Geo sudah setahun terbaring di sini. Hanya alat-alat medis ini lah yang bisa membuatnya bertahan. Jika saja satu tahun yang lalu dia tidak mengalami kecelakaan itu mungkin saat ini dia pasti baik-baik saja," sesal Andara. Dia kembali teringat dengan kecelakaan yang terjadi pada cucunya. Jika saja Geo tidak pergi menemui calon tunangannya dahulu.

Andara duduk di kursi samping ranjang sang cucu. Kemudian menceritakan semua hal tentang masa lalu cucunya. Kiara mulai mendengarkan dan merasa iba atas apa yang di alami keluarga itu.

"Jadi kakek mohon kamu mau menjaga Geo ya Kiara, kamu bersedia kan bertunangan dengannya?" pinta Andara.

Kiara masih terdiam, dia tidak tahu harus bagaimana. Dia pikir calon tunangannya adalah orang yang sehat. Jika dia menolaknya, Kiara tahu pasti sang ayah akan marah besar. Tapi jika menerimanya, Kiara harus menerima pria itu seumur hidupnya, entah sampai kapan dia akan sadar. Atau selamanya dia akan menjadi perawat bagi pria itu.

Di dalam toko milik Kiara. Arin dan Via tengah kebingungan mencari Kiara. Keduanya mencoba menghubungi gadis itu namun ponselnya selalu berada di luar jangkauan.

"Gimana udah ada kabar belum?" tanya Arin pada Via.

"Belum, aku ke tempat tinggalnya juga tidak ada siapa-siapa. Gimana nih?" jawab Via khawatir. Berkali-kali keduanya mencoba menghubungi Kiara.

Sedangkan gadis itu kini masih berada di rumah milik Andara. Kiara baru saja mengiyakan permintaan kakek itu. Menjadi tunangan cucu semata wayangnya. Dia terpaksa menerima karena mempertimbangkan keinginan sang ayah.

"Ah mungkin ke depannya akan lebih sulit dari yang aku bayangkan!" keluh Kiara di dalam hatinya.

"Maafkan aku menerima perjodohan ini tanpa persetujuan darimu. Aku harap kamu tidak akan marah nantinya," ucap Kiara dengan suara pelan di samping Geo.

"Kita tidak pernah bertemu sebelumnya, tapi lucunya kita menjadi tunangan saat ini," imbuhnya lagi. Menertawakan takdir yang tengah mempermainkannya.

"Aku berharap kamu cepat pulih dan menyelesaikan perjodohan ini!" Pinta Kiara. Gadis itu memegang punggung tangan Geo. Dia hendak membersihkan kulit pria itu dengan kain basah. Salah satu tugas yang harus dia lakukan sebagai tunangannya.

Sejak dia kecil hingga dewasa seperti sekarang ini, Kiara bahkan tidak pernah bersentuhan dengan pria mana pun. Kiara menjadi canggung, meski sebenarnya Geo pun tak akan tahu tentang dirinya yang menyentuh tubuhnya.

"Maafkan aku!" gumam Kiara, sambil memulai membuka baju pria itu. Kulit di dadanya tampak bersih dan putih. Begitu juga otot-otot tubuhnya masih terlihat bagus. Sayang pria tampan seperti Geo harus tertidur di ranjang selama setahun.

"Sayang sekali jika kulit sebagus ini hanya bisa terbaring di sini!" ucap Kiara sambil membersihkan tubuh Geo dengan kain yang sudah dibasahi air hangat sebelumnya.

Ketika tangan mungil milik Kiara hendak menyapu bagian perut pria itu. Tiba-tiba tangannya di cekal oleh seseorang. Kiara begitu terkejut tak kala mengetahui siapa pemiliknya. Ternyata itu adalah tangan milik Geo. Kiara segera melihat ke arah wajahnya. Namun pria itu masih terpejam.

"Bagaimana dia bisa memegang tanganku dalam keadaan tanpa sadar?" batin Kiara.

Dia kembali menyapu perut milik Geo. Namun kali ini tidak ada lagi respon seperti sebelumnya. Kiara bernapas lega, ternyata tadi hanya respon tanpa sadar dari Geo.

Setelah menyelesaikan tugasnya,Kiara segera keluar dari kamar itu. Rasa bingung bercampur takut memenuhi pikirannya. Dia memilih kembali ke kamar tamu. Tempatnya tidur untuk sekarang.

Di ruang tamu, Kiara bertemu dengan Andara. Dia ingin meminta sesuatu hal pada pria itu.

"Selamat pagi kek," sapa Kiara. Andara membalasnya dengan ramah juga.

"Selamat pagi juga Kiara. Bagaimana sudah selesai membersihkan tubuh Geo?" tanyanya.

"Sudah kek, oh iya ada hal yang ingin Kiara minta. Bolehkah hari ini Kiara menemui teman-teman Kiara. Ada hal penting yang ingin Kiara sampaikan kepada mereka kek," pinta Kiara.

"Tentu saja boleh Kiara, tapi harus di antar oleh supir. Oke?" balas Andara.

"Baik kek, terima kasih sebelumnya," jawab Kiara lagi.

Setelah meminta izin, Kiara segera meminta supir keluarga itu untuk mengantarkannya ke toko pakaiannya. Arin dan Via pasti sangat khawatir karena Kiara tidak memberi kabar pada mereka. Di tambah lagi, entah dimana ponsel miliknya saat ini. Terakhir adalah ketika dirinya di culik oleh sang ayah. Setelah itu entah dimana.

"Terima kasih pak, bapak bisa menunggu di sini saja," ucap Kiara pada sang supir setelah keduanya sampai di depan toko.

"Baik non."

Kiara segera masuk ke dalam toko. Terlihat Via dan Arin langsung menatap ke arahnya ketika bunyi lonceng di atas pintu berbunyi.

"Mbak Kiara!" teriak Arin sambil berlari menuju ke arah Kiara. Lalu memeluknya,begitu juga dengan Via. Keduanya hampir sesegukan.

"Mbak kemana aja? Kita kebingungan mencari mbak dua hari ini," ucap Arin. Via ikut menganggukkan kepalanya.

"Maaf ya mbak gak bisa kasih kabar, ponsel mbak hilang entah kemana. Yang jelas mbak baik-baik saja kok,," jawan Kiara.

"Syukur deh mbak, kami khawatir sekali kalau hal buruk terjadi pada mbak Kiara."

Kiara hanya bisa membalas keduanya dengan senyuman. Kepedulian keduanya melebihi keluarga Kiara sendiri. Membuat Kiara merasa begitu hangat saat bersama mereka.

"Arin, Via. Mbak mungkin tidak bisa sering-sering datang ke sini. Kalian bisa kan menjaga toko ini. Mbak percayakan pada kalian."

"Lah mbak mau kemana? Apa mbak akan ninggalin kita ke luar negeri?" Arin mulai panik lebih dulu. Kiara menggeleng.

"Mbak gak kemana-mana kok, cuma sekarang belum bisa cerita ke kalian dahulu." Keduanya menerka-nerka apa yang akan Kiara lakukan. Hingga jarang ke tokonya kembali.

Episodes
1 Kiara
2 Inikah Keluarga
3 Kakek Andara
4 Harus Menerima
5 Perjodohan
6 Hal Aneh
7 Akhirnya Sadar
8 Balas Dendam
9 Tolong Aku
10 Terkunci Bersama
11 Cinta Tidak Bisa Di Paksa
12 Menikah dengan Ceo
13 Sahabat
14 Tinggal Berdua
15 Mati Lampu
16 Masa Lalu
17 Semangkok Mie
18 Makan Bersama
19 Aktifitas Malam
20 Cicit
21 Mulai Cemburu?
22 Tidak Dapat Mengendalikan Diri
23 Pesaing
24 Tak Akan Terulang
25 Gagal Lagi
26 Alina
27 Jangan Menjadi Pengganggu
28 Rencana Jahat
29 Kemana?
30 Harta Kiara
31 Menyesali
32 Ara dan Gogo
33 Dia Milikku
34 Rencana Bulan Madu
35 Pupus
36 Bersekutu
37 Masuk Perangkap
38 Tidak Percaya
39 Kecurigaaan
40 Hamil
41 Jangan Pergi
42 Merasa Kehilangan
43 Ingin Tinggal
44 Hidup Baru
45 Masuk Ke Hutan
46 Menemukan mu
47 Pulang ke Rumah
48 Kebohongan Alina
49 Istri Kedua
50 Persiapan Pernikahan
51 Terbongkar
52 Jangan Pisahkan Kami
53 Janji Setia
54 Cinta Satu Malam
55 Tanda Lahir
56 Terlambat
57 Siapa Ayahnya?
58 Belum Siap
59 Gugurkan
60 Arin Pergi
61 Sahabatku
62 Berubah Pikiran
63 Tanggung Jawab
64 Menikah
65 Pria Malang
66 Menampung Orang
67 Carilah Pasanganmu
68 Panggilan Misterius
69 Tuan Muda
70 Foto Putri Kecil
71 Rahasia Besar
72 Kebenaran
73 Mama
74 Harus Kembali
75 Menjadi Ibu
76 Berpasangan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kiara
2
Inikah Keluarga
3
Kakek Andara
4
Harus Menerima
5
Perjodohan
6
Hal Aneh
7
Akhirnya Sadar
8
Balas Dendam
9
Tolong Aku
10
Terkunci Bersama
11
Cinta Tidak Bisa Di Paksa
12
Menikah dengan Ceo
13
Sahabat
14
Tinggal Berdua
15
Mati Lampu
16
Masa Lalu
17
Semangkok Mie
18
Makan Bersama
19
Aktifitas Malam
20
Cicit
21
Mulai Cemburu?
22
Tidak Dapat Mengendalikan Diri
23
Pesaing
24
Tak Akan Terulang
25
Gagal Lagi
26
Alina
27
Jangan Menjadi Pengganggu
28
Rencana Jahat
29
Kemana?
30
Harta Kiara
31
Menyesali
32
Ara dan Gogo
33
Dia Milikku
34
Rencana Bulan Madu
35
Pupus
36
Bersekutu
37
Masuk Perangkap
38
Tidak Percaya
39
Kecurigaaan
40
Hamil
41
Jangan Pergi
42
Merasa Kehilangan
43
Ingin Tinggal
44
Hidup Baru
45
Masuk Ke Hutan
46
Menemukan mu
47
Pulang ke Rumah
48
Kebohongan Alina
49
Istri Kedua
50
Persiapan Pernikahan
51
Terbongkar
52
Jangan Pisahkan Kami
53
Janji Setia
54
Cinta Satu Malam
55
Tanda Lahir
56
Terlambat
57
Siapa Ayahnya?
58
Belum Siap
59
Gugurkan
60
Arin Pergi
61
Sahabatku
62
Berubah Pikiran
63
Tanggung Jawab
64
Menikah
65
Pria Malang
66
Menampung Orang
67
Carilah Pasanganmu
68
Panggilan Misterius
69
Tuan Muda
70
Foto Putri Kecil
71
Rahasia Besar
72
Kebenaran
73
Mama
74
Harus Kembali
75
Menjadi Ibu
76
Berpasangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!