Bab.19 Ilfil

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

...Happy Reading...

...💖...

Pagi datang dengan begitu cepat, tak ada matahari, langit masih berwarna abu-abu dengan awan hitam menggantung siap menurunkan bulir air dari atas sana.

Dian membuka mata, dia mengedarkan pandangannya pada tempat yang terasa asing, akan tetapi, dia juga seperti merasa pernah melihat tempat ini.

Matanya memicing mengingat apa yang semalam terjadi padanya. Dia kemudian mengingat semua juga tempatnya berada saat ini.

"Kamar lelaki itu? Akh! Kenapa aku bisa berbuat begitu, tadi malam?" ujar Dian sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang.

Tak ada lagi lelaki itu di sana, saat ini Dian hanya sendiri tanpa ada lelaki itu bersamanya seperti satu bulan yang lalu.

Ya, ini adalah kamar yang sama, yang dia tempati dulu, sewaktu dirinya hampir di lecehkan. Pertemuan pertama dengan lelaki brengsek yang selalu mengejarnya.

Dian menatap tubuhnya yang sudah berganti baju kembali. Matanya menajam melihat seluruh tubuhnya.

"Ini, kenapa selalu seperti ini?" gumamnya sambil menyentuh baju yang dipakainya.

Cklek.

Pintu kamar terbuka, Dian melihat ibu paruh baya yang dulu menghampirinya dengan senyum ramah.

"Eh, Neng udah bangun. Ini, Bibi mau nganterin baju buat, Neng," ujar wanita paruh baya itu.

Dian mengangguk dengan senyum tipis. "Terima kasih, Bu."

"Panggil saja, Bibi Jui. Sama seperti A' Gio," ujar Bibi Jui, sambil menaruh baju yang ada di tangannya pada sofa.

Dian kembali mengangguk. "Bi, boleh saya bertanya?" tanya Dian Ragu.

"Tentu saja boleh, Neng. Ada apa? Apa ada yang bisa Bibi bantu?" Bibi Jui, kini sudah berdiri di samping ranjang, menunggu pertanyaan dari Dian.

"Ke mana dia? Kenapa pagi-pagi begini sudah tidak ada?" tanya Dian lirih.

"Maksud, Neng, A' Gio?" Bi Jui memastikan, yang langsung diangguki oleh Dian.

"A' Gio, ada di luar. Dia menunggu, Neng, untuk sarapan bersama," jawab Bibi Jui.

Dian tampak terdiam sebentar, seperti sedang berpikir sesuatu. Dia kemudian melirik baju yang dipakainya.

"Bi, siapa yang sudah menggantikan baju saya tadi malam?" tanya Dian.

Bibi Jui tersenyum. "Itu, Bibi yang gantian. Tenang saja, Neng ... A' Gio selalu menyuruh Bibi yang gantiin baju, Neng."

Dian tersenyum dengan helaan napas lega. "Terima kasih , Bi."

"Tidak apa, Neng. Itu memang sudah tugas Bibi," ujarnya.

"Baiklah, kalau tidak ada lagi yang bisa Bibi bantu, Bibi permisi ke luar lebih dulu," pamit Bibi Jui.

"Heem," jawab Dian.

Dian turun dari ranjang, dia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Beberapa saat kemudian dia sudah kembali dengan wajah yang terlihat lebih segar.

Di tempat lain, Gio tampak sedang duduk di teras rumah, berteman kopi yang masih mengepulkan asap panas.

Suasana pagi yang terasa dingin, dengan kabut tipis menghalangi pandangan, menjadi pemandangan yang langka untuk seseorang yang biasa tinggal di kota besar seperti Gio.

"A', Neng Dian sudah bangun," Bi Jui tampak berdiri di samping Gio.

Lelaki itu menoleh sekilas pada wanita paruh baya itu, dia kemudian mengangguk sambil memalingkan kembali wajahnya, menatap lurus ke depan.

"Terima kasih, Bi," ujar Gio.

Bi Jui tersenyum lalu mengangguk sebagai jawaban dari Gio, dia kemudian pamit kembali ke dapur, setelahnya.

Gio tersenyum samar saat ingatannya semalam kembali melintas. Bagaimana dia bisa melihat sisi rapuh Dian, yang berujung dengan tertidurnya perempuan itu di dalam pelukannya.

Karena itu juga, dia bisa kembali tidur sambil memeluk Dian. Ya, tanpa perempuan itu sadari, Gio tidur di sampingnya, memeluknya erat sampai pagi buta, dia harus terbangun lebih dulu, agar tak mendapat serangan mendadak lagi, darinya.

Tak ada maksud untuk Gio mencuri kesempatan di atas kesedihan Dian, hanya saja tadi malam Dian kembali tertidur dengan gelisah seperti sebulan yang lalu, hingga Gio terpaksa untuk memeluk tubuh perempuan itu kembali.

"Terima kasih."

Gio menoleh pada asal suara, senyumnya mengembang mendapati perempuan yang telah merebut hatinya itu sudah berdiri di sampingnya. Apa lagi dengan baju yang saat ini dipakai oleh Dian, membuat Gio merasa begitu bahagia.

"Kamu sudah bangun?" bukannya menjawab ucapan Dian, Gio malah bertanya.

"Heem," Dian hanya bergumam, dia melihat lurus ke depan dengan tangan bersidekap dada.

"Duduklah," ujar Gio, dia menggeser tubuhnya agar kursi yang sedikit memanjang itu bisa muat untuk mereka berdua, dia menepuk bangku di sampingnya sebagai tanda untuk Dian.

Dian melihat bangku di samping Gio, lalu beralih menatap wajah lelaki menyebalkan yang sayangnya cukup tampan itu. Dia kemudian beranjak dan duduk di samping Gio.

"Maaf, aku membawamu ke mari tadi malam," ujar Gio, menatap wajah Dian.

"Itu, untuk malam tadi, aku minta kamu lupakan saja, anggap saja semua itu tidak terjadi." Dian pun melirik sekilas wajah Gio.

"Melupakan? Tapi, kenapa?" tanya Gio dengan alis bertaut.

Dian mengangkat bahunya, dia memilih tak menjawab pertanyaan lelaki di sampingnya.

Perempuan itu hanya tidak suka ada yang tahu kelemahannya, dia bahkan menyesali perbuatannya tadi malam, yang tak bisa menahan emosinya di depan lelaki asing itu.

Gio menatap wajah Dian yang terlihat baik-baik saja, tak seperti tadi malam yang begitu terlihat terpuruk, entah mengapa dia malah merasa semakin iba pada perempuan itu.

Dia tau kalau Dian hanya berusaha terlihat baik di depannya. Gio mulai mengerti, mungkin inilah yang sudah biasa ditampilkan oleh Dian, perempuan itu sudah terbiasa menutupi luka, hingga sekarang bahkan sudah tak terlihat lagi perbedaannya.

"A', Neng, sarapan sudah siap."

Ucapan Bi Jui mengalihkan perhatian kedua orang yang sedang membisu dengan pikirannya masing-masing.

"Kami akan segera masuk, terima kasih, Bi," jawab Gio. Sedangkan Dian hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala samar.

Gio kini beralih pada Dian, perempuan itu seperti tak ada niat untuk beranjak dari tempat duduknya.

"Kamu tidak ada niat untuk kabur lagi 'kan?" tanya Gio dengan mata memicing curiga.

Dian tersenyum miring, dengan ujung mata melirik Gio. "Untuk apa aku kabur darimu?"

"Ya, bisa saja 'kan kamu kabur seperti satu bulan yang lalu?" Gio berujar santai, sambil beranjak dan berdiri di depan Dian.

"Heuh! Kau pendendam ternyata," sinis Dian.

"Hei! Enak saja kamu bilang aku pendendam, aku hanya pandai mengingat," sangkal Gio, walau pada awalnya dia sempat terkejut dengan perkataan Dian.

Dian hanya tersenyum miring sambil sedikit melirik wajah Gio, tak berniat untuk menjawab omong kosong itu.

Dia juga tidak ingin tau dan tidak peduli pada kehidupan lelaki yang telah menolongnya itu. Yang dia tahu hanya satu, Gio adalah pemain wanita ulung.

Itu saja, sudah membuat dirinya merasa ilfil untuk tetap berada di dekat Gio.

...🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹...

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

ilfil nanti kangen klw gio ga ada

2022-06-04

0

💞wini lovely🌹🌈💞

💞wini lovely🌹🌈💞

sedikit demi sedikit akhirnya dian bisa mancair jga es nya,,, 😅😅
ttp smngat thorr,, dtnggu klnjutannya,, sehat slalu,,

2022-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.01 Diandra Amandita
2 Bab.02 Giovano
3 Bab.03 Awal Mula
4 Bab.04 Alasan
5 Bab.05 My Sunshine
6 Bab.06 Terkejut
7 Bab.07 Ke kantor
8 Bab.08 Adik Kembar
9 Bab.09 Jadi Istriku
10 Bab.10 Calon Istri
11 Bab.11 Jatuh Hati
12 Bab.12 Kebakaran
13 Bab.13 Rumah Sakit
14 Bab.14 Orang Tua
15 Bab.15 Butuh Tenaga
16 Bab.16 Kantin
17 Bab.17 Jaket
18 Bab.18 Bimbang
19 Bab.19 Ilfil
20 Bab.20 Sarapan
21 Bab.21 Risih
22 Bab.22 Penyesalan
23 Bab.23 Maaf
24 Bab.24 Jadi Sopir
25 Bab.24 Pulang
26 Bab.26 Menikah?
27 Bab.27 Sah
28 Bab.28 Baju Ganti
29 Bab.29 Lucu
30 Bab.30 Makan Malam
31 Bab.31 Egois
32 Bab.32 Matahari Pagi
33 Bab.33 Apa Salahku
34 Bab.34 Makan siang
35 Bab.35 Luka Lama
36 Bab.36 Kilasan Masalalu
37 Bab.37 Jangan Dekati Aku
38 Bab.38 Bertaruh
39 Bab.39 Mau Tapi Gengsi
40 Bab.40 Berat Melepaskan
41 Bab.41 Pamit
42 Bab.42 Pergi
43 Mimpi
44 Kebersamaan
45 Pulang
46 Bos tidak punya perasaan
47 Sebuah benda
48 Melarikan diri
49 Nomor tak dikenal
50 Menenagkan diri
51 Aku mencintaimu
52 Berbeda
53 Aku Lelah
54 Pagi Bersama
55 Pesan ancaman
56 Rencana Gio
57 Nomor Itu Lagi
58 Mencari lokasi
59 Menemukan
60 Bertemu
61 Ternyata
62 Menunggu
63 Tidak ada kabar
64 Berkunjung
65 Perjodohan
66 Pion pembalasan dendam
67 Janur kuning
68 Rasa bersalah
69 Khawatir
70 Merasa bersalah
71 Mengurus istri
72 Takut jarum suntik
73 Membuat bubur
74 Aku bukan orang lain
75 Ciuman tidak langsung
76 Lupa pakai baju
77 Kekecewaan Gita
78 Berbicara dengan Hana
79 Negosiasi
80 Sakit
81 Kesepakatan
82 Seorang teman
83 Membeli oleh-oleh
84 Penerimaan Hana dan Gita
85 Mengungkapkan luka
86 Membuka hati
87 Selamat pagi
88 Menyiapkan baju
89 Kopi
90 Playboy
91 Cemburu
92 Surat perjanjian
93 Kerja sama
94 Celaka
95 Baik-baik saja?
96 Menyambut
97 Perhatian?
98 Ketiduran
99 Ciuman?
100 Sabar
101 Home sweet home
102 Makan siang?
103 Kejar-kejaran
104 Gagal
105 Gosip
106 Marah?
107 Tidak marah
108 Sarapan
109 Vila
110 Aviary
111 Pagi di vila
112 Kecewa
113 Uring-uringan
114 Salah paham
115 Badan aja gede
116 Manja
117 Jalan sore
118 Sekelumit kisah
119 Siomay
120 Anak kecil
121 Canda di pagi hari
122 Selamat Gio
123 Malu
124 Jejak yang merepotkan
125 Informasi
126 Keputusan
127 Bertemu
128 Mencari
129 Main air
130 Dititipkan
131 Belum sempat
132 Berbicara
133 Surat
134 Keponakan?
135 Diawasi
136 Hasil tes DNA
137 Tetap di sampingku
138 Tanggal merah
139 Tanggal merah 2
140 Dijual?
141 Bangunan tua
142 Pelampiasan
143 Belajar Masak
144 Melepas lelah
145 Ke Mana Gio?
146 Menghilang
147 Menjadi beban
148 Kantor Renggo
149 Menemui teman lama
150 Kucing dan ikan asin
151 Melabrak
152 Drama istri tersakiti
153 Seorang Kakak
154 Andra
155 Kucing persia
156 Pulang
157 Kampung
158 Kasih sayang Ayah
159 Permintaan Maaf
160 Pagi bersama keluarga
161 Musuh lama
162 Pantai
163 Apartemen
164 Lamaran
165 Berkunjung
166 Membayar hutang
167 Seblak dan Kue
168 Diculik
169 Rahasia
170 Since I Found You
171 Menyumbangkan lagu
172 All Off Me
173 Kejutan ke dua
174 Debat lagi
175 Wanita masa lalu
176 Abdi nyaah ka anjeun
177 Ingin melupakan
178 Keluarga sederhana
179 Reuni mantan
180 Ke Makam
181 Ikatan sebelum lahir
182 Masalah Jas
183 Belajar masak
184 Datang ke kantor
185 Menunggu
186 Rumor
187 Akrab
188 Dipukuli
189 Curiga
190 Karyawan baru
191 Kerabat jauh
192 Muka dua
193 Makan siang
194 Alat sadap
195 Buang angin
196 Kopi keliling
197 Koneksi
198 Jatuh setelah melambung
199 Berpisah
200 Teman baru
201 Belanja buah bareng mertua
202 Sakit apa?
203 Siapa yang marah?
204 YES
205 Bekal
206 Tidak bisa dihubungi
207 Kabar
208 Rindu
209 Mengungkapkan Rindu
210 Suara perut
211 Merajuk
212 Perkara es krim
213 Loading
214 Mantan Casanova
215 Diam
216 Mengikuti
217 Berbaikan
218 Mengungkapkan
219 Ditangkap
220 Tidak sadarkan diri
221 Gio tidak suka....
222 Syarat mengungkapkan cinta
223 Selesai
224 Extra Part
225 Ekstra part
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Bab.01 Diandra Amandita
2
Bab.02 Giovano
3
Bab.03 Awal Mula
4
Bab.04 Alasan
5
Bab.05 My Sunshine
6
Bab.06 Terkejut
7
Bab.07 Ke kantor
8
Bab.08 Adik Kembar
9
Bab.09 Jadi Istriku
10
Bab.10 Calon Istri
11
Bab.11 Jatuh Hati
12
Bab.12 Kebakaran
13
Bab.13 Rumah Sakit
14
Bab.14 Orang Tua
15
Bab.15 Butuh Tenaga
16
Bab.16 Kantin
17
Bab.17 Jaket
18
Bab.18 Bimbang
19
Bab.19 Ilfil
20
Bab.20 Sarapan
21
Bab.21 Risih
22
Bab.22 Penyesalan
23
Bab.23 Maaf
24
Bab.24 Jadi Sopir
25
Bab.24 Pulang
26
Bab.26 Menikah?
27
Bab.27 Sah
28
Bab.28 Baju Ganti
29
Bab.29 Lucu
30
Bab.30 Makan Malam
31
Bab.31 Egois
32
Bab.32 Matahari Pagi
33
Bab.33 Apa Salahku
34
Bab.34 Makan siang
35
Bab.35 Luka Lama
36
Bab.36 Kilasan Masalalu
37
Bab.37 Jangan Dekati Aku
38
Bab.38 Bertaruh
39
Bab.39 Mau Tapi Gengsi
40
Bab.40 Berat Melepaskan
41
Bab.41 Pamit
42
Bab.42 Pergi
43
Mimpi
44
Kebersamaan
45
Pulang
46
Bos tidak punya perasaan
47
Sebuah benda
48
Melarikan diri
49
Nomor tak dikenal
50
Menenagkan diri
51
Aku mencintaimu
52
Berbeda
53
Aku Lelah
54
Pagi Bersama
55
Pesan ancaman
56
Rencana Gio
57
Nomor Itu Lagi
58
Mencari lokasi
59
Menemukan
60
Bertemu
61
Ternyata
62
Menunggu
63
Tidak ada kabar
64
Berkunjung
65
Perjodohan
66
Pion pembalasan dendam
67
Janur kuning
68
Rasa bersalah
69
Khawatir
70
Merasa bersalah
71
Mengurus istri
72
Takut jarum suntik
73
Membuat bubur
74
Aku bukan orang lain
75
Ciuman tidak langsung
76
Lupa pakai baju
77
Kekecewaan Gita
78
Berbicara dengan Hana
79
Negosiasi
80
Sakit
81
Kesepakatan
82
Seorang teman
83
Membeli oleh-oleh
84
Penerimaan Hana dan Gita
85
Mengungkapkan luka
86
Membuka hati
87
Selamat pagi
88
Menyiapkan baju
89
Kopi
90
Playboy
91
Cemburu
92
Surat perjanjian
93
Kerja sama
94
Celaka
95
Baik-baik saja?
96
Menyambut
97
Perhatian?
98
Ketiduran
99
Ciuman?
100
Sabar
101
Home sweet home
102
Makan siang?
103
Kejar-kejaran
104
Gagal
105
Gosip
106
Marah?
107
Tidak marah
108
Sarapan
109
Vila
110
Aviary
111
Pagi di vila
112
Kecewa
113
Uring-uringan
114
Salah paham
115
Badan aja gede
116
Manja
117
Jalan sore
118
Sekelumit kisah
119
Siomay
120
Anak kecil
121
Canda di pagi hari
122
Selamat Gio
123
Malu
124
Jejak yang merepotkan
125
Informasi
126
Keputusan
127
Bertemu
128
Mencari
129
Main air
130
Dititipkan
131
Belum sempat
132
Berbicara
133
Surat
134
Keponakan?
135
Diawasi
136
Hasil tes DNA
137
Tetap di sampingku
138
Tanggal merah
139
Tanggal merah 2
140
Dijual?
141
Bangunan tua
142
Pelampiasan
143
Belajar Masak
144
Melepas lelah
145
Ke Mana Gio?
146
Menghilang
147
Menjadi beban
148
Kantor Renggo
149
Menemui teman lama
150
Kucing dan ikan asin
151
Melabrak
152
Drama istri tersakiti
153
Seorang Kakak
154
Andra
155
Kucing persia
156
Pulang
157
Kampung
158
Kasih sayang Ayah
159
Permintaan Maaf
160
Pagi bersama keluarga
161
Musuh lama
162
Pantai
163
Apartemen
164
Lamaran
165
Berkunjung
166
Membayar hutang
167
Seblak dan Kue
168
Diculik
169
Rahasia
170
Since I Found You
171
Menyumbangkan lagu
172
All Off Me
173
Kejutan ke dua
174
Debat lagi
175
Wanita masa lalu
176
Abdi nyaah ka anjeun
177
Ingin melupakan
178
Keluarga sederhana
179
Reuni mantan
180
Ke Makam
181
Ikatan sebelum lahir
182
Masalah Jas
183
Belajar masak
184
Datang ke kantor
185
Menunggu
186
Rumor
187
Akrab
188
Dipukuli
189
Curiga
190
Karyawan baru
191
Kerabat jauh
192
Muka dua
193
Makan siang
194
Alat sadap
195
Buang angin
196
Kopi keliling
197
Koneksi
198
Jatuh setelah melambung
199
Berpisah
200
Teman baru
201
Belanja buah bareng mertua
202
Sakit apa?
203
Siapa yang marah?
204
YES
205
Bekal
206
Tidak bisa dihubungi
207
Kabar
208
Rindu
209
Mengungkapkan Rindu
210
Suara perut
211
Merajuk
212
Perkara es krim
213
Loading
214
Mantan Casanova
215
Diam
216
Mengikuti
217
Berbaikan
218
Mengungkapkan
219
Ditangkap
220
Tidak sadarkan diri
221
Gio tidak suka....
222
Syarat mengungkapkan cinta
223
Selesai
224
Extra Part
225
Ekstra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!