Bab.13 Rumah Sakit

...Happy Reading...

...💖...

"Ayo, kita sususl dia ke rumah sakit!" Perkataan Gio menyadarkan Dian dari rasa tekejutnya.

"Tapi–"

"Aku sudah menyiapkan mobil di depan, kamu ikut aku sekarang," ujar Gio menyela perkataan Dian. Dia langsung mengambil tangan perempuan itu dan membawanya ke tempat mobilnya terparkir.

Dian hanya mengikuti langkah lelaki yang kini berjalan di depannya, dengan menggenggam tangannya. Beberapa saat kemudian, mereka berdua sudah sampai di depan mobil berwarna hitam yang terparkir di jalan pelosok penghubung ke jalan raya yang tak banyak orang tahu.

Seorang lelaki yang tampak memberikan kunci pada Gio. "Masuklah," ujar Gio setelah membukakan pintu untuk Dian.

Dian tak menjawab apa pun, mulutnya terasa terkunci rapat. Pikirannya berkelana dengan kondisi sang adik di rumah sakit, ditambah rasa khawatir kalau sampai kedua orang tuanya tau apa yang terjadi, terutama sang ayah.

Untung saja rumah sakit terletak tak begitu jauh dari sana, hingga tak menunggu waktu lama untuk Gio sampai di sana. Dian langsung minta untuk di turunkan di depan instalasi gawat darurat, sebelum Gio masuk ke parkiran.

Gio hanya menatap perempuan itu yang kini sudah mulai memasuki rumah sakit, kemudian menjalankan lagi mobilnya masuk ke dalam area parkir rumah sakit.

Dian berjalan cepat menuju meja resepsionis, kemudian menanyakan keberadaan adiknya, Setelah mendapatkan jawaban, dia langsung berjalan kembali menuju ruang UGD rumah sakit itu, mencoba masuk untuk mencari keberadaan Ares.

"Ares," panggil Dian begitu dia bisa melihat adiknya yang sedang memejamkan mata di salah satu bngsal. Mata berkaca-kaca dengan hidung yang mulai memerah kini terlihat jelas di wajah cantik Dian.

Menelusuri setiap bagian tubuh adiknya yang terlihat mulai membuka mata, terdapat perban di tangan kanannya juga kakinya, wajahnya pucat dengan jarum infus menancap di punggung lengannya.

"Anda saudara korban kebakaran ini?" tanya salah satu suster jaga di sana.

Dian mengalihkan pandangannya pada sosok gadis dengan pakain suster yang terlihat masih sangat muda. "Iya, aku kakaknya. Bagaimana keadaan adik saya sekrang, Sus?"

Dengan suara lirih Dian bertanya, sedangkan matanya kembali menatap wajah sang adik.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, adik Anda hanya mengalami luka bakar yang masih tergolong ringan, walau masih harus mendapat penanganan selama dua puluh empat jam kemudian," jawab suster itu, dengan senyum mengembang yang masih menghiasi wajahnya.

"Baiklah, Sus. Terima kasih, nanti saya akan mengurus untuk kamar rawat inapnya," angguk Dian.

"Ini pasti sakit sekali ya?" tanya Dian sesaat setelah suster pergi, dia duduk di kursi yang tersedia di samping brankar.

Ares tersenyum pada sang kakak. "Aku tidak apa-apa, Kak. Ini hanya luka kecil."

"Apa yang kecil, kamu sampai harus dirawat seperti ini, bagaimana bisa dibilang keci, hah? Dasar anak ini! Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kebakaran ini bisa terjadi?" Cerocos Dian dengan tatapan yang terlihat begitu khawatir pada adiknya itu.

Ares terekeh kecil saat bisa melihat lagi kakaknya berbicara panjang lebar, setelah dua tahun ini, dia hanya bisa melihat sifat dingin dan pendiam dari perempuan di depannya.

'Apa aku harus sakit dulu kalau mau mendengar kakak berkata banyak seperti dulu?' gumam hati Ares.

"Kenapa malah tertawa, hah? Kamu senang karena sudah bikin kakak khawatir kan?" cebik Dian.

"Enggak, Kak. Aku hanya senang bisa mendengar kakak banyak bicara lagi, aku kangen kakak yang dulu," ujar Ares.

"Emh, Kakak mau urusin rawat inap kamu dulu ya, kamu istirahat, jangan banyak gerak." Dian mengalihkan pembicaraan, dia tidak pernah suka bila ada yang mengungkit masa lalu.

Ares menghembuskan napas berat, menatap punggung Dian yang kini sudah menghilang di balik tirai pembatas. "Aku kangen Kak Dinda yang ceria dan penuh perhatian seperti dulu, Kak. Aku gak mau kakak terus terkurung dalam masalah masa lalu seperti ini," gumamnya pelan.

Gio yang mendengar gumaman dari Ares terdiam dengan alis bertaut. 'Ada apa dengan masa lalu Dian?' gumam hatinya.

Tadi berpapasan dengan Dian yang akan pergi ke meja resepsionis untuk mengurus kamar rawat inap Ares. Dian menitipkan Ares padanya, selama dia mengurus administrasi.

Namun, langkahnya untuk masuk ke dalam tempat Ares di rawat harus ia tahan, saat telinganya mendengar guamaman dari adiknya Dian itu.

"Hai, Ares. Aku Giovano salah satu teman Dian ... tadi kakakmu menyuruhku untuk masuk dan menjagamu sementara dia mengurus administrasi," ujar Gio, begitu dia msuk ke dalam kamar.

Ares menatap Gio dengan kening berkerut, dia cukup terkejut dengan kehadiran seorang lelaki asing yang mengaku sebagai teman kakaknya itu. Selama ini, Ares tahu kalau Dian sangat menghindari berhubungan dengan lelaki, apa lagi berteman dan pacaran.

Namun, apa yang dia lihat kini, terasa begitu mengejutkan. Bagaimana mungkin sekarang dia bisa melihat dengan jelas, wajah laki yang mengaku sebagai teman kakaknya. Apa mungkin Dian sudah bisa membuka hati untuk lelaki lain? Semua itu bisa saja terjadi, bukan.

"Teman Kak Dian?" Ares bertanya.

"Iya," Gio duduk di kursi sambil melihat keadaan Ares.

"Bagaimana kondisi kamu sekarang?" tanya Gio kemudian.

"Aku baik, hanya ada luka bakar kecil," jawab Ares.

Kedua lelaki itu akhirnya berbicara dengan begitu akrab, Gio cukup mudah untuk mengambil hati adik Dian itu.

'Satu hati sudah ada padaku, kini giliran hati yang lain lagi,' gumam hati Gio.

Dian yang baru saja selesai mengurus administrasi kembali ke tempat Ares, dengan seorang perawat untuk segera memindahkan Ares ke ruang rawat inap.

Setelah Ares mendapatkan ruang rawat dan hari beranjak mulai sore, Gio pamit untuk pulang terlebih dahulu, dia butuh membersihkan diri, tubuhnya begitu lengket karena tadi harus berlari bersama Dian lumayan jauh.

"Aku pamit pulang dulu," ujar Gio pada Dian yang kini sedang duduk termenung menatap wajah terlelap adiknya.

Dian menoleh menatap wajah Gio, dia baru sadar kalau sejak tadi ada lelaki lain di dekatnya. Pikirannya begitu bergabung, dengan kejadian mengejutkan ini.

"Aku antar kamu ke luar," jawab Dian, dia beranjak dari duduknya.

"Terima kasih."

Keduanya berjalan beriringan keluar dari ruang rawat Gio, Dian mengantar Gio sampai ruangan depan, tempat beristirahat para tamu atau pasien yang ingin keluar dari ruangannya. Keduanya duduk di kursi yang sudah disediakan di sana.

"Terima kasih, untuk kedua kalinya ku berhutang padamu," ujar Dian, setelah keduanya terdiam untuk beberapa saat.

"Heem," Gio hanya berdehem sebagai jawaban.

Gio menurunkan tubuhnya, dia berjongkok di depan Dian kemudian meraih kaki wanita itu. Sejak tadi dia sudha ingin melakukan ini, hanya saja dia tidak memiliki kesempatan.

"Mau apa kamu?!" Dian yang tidak suka dengan perlakuan Gio langsung menjauhkan kakinya dengan mata menatap tajam.

"Kaki kamu terluka, bagaimana aku tidak merasakannya, hah? Sini, biar aku obati," ujar Gio, tadi dia sudah membeli salep untuk kaki Dian sesaat setelah memarkirkan mobilnya.

"Tidka usah! Aku tidak apa-apa," keras Dian.

"Diam dulu sebentar, biar aku bisa melihat lukamu," Gio ikut memaksa, dia menahan kaki Dian dan melepaskan sepatunya dengan cepat.

Gio meringis melihat kaki Dian yang memerah, dan ada beberapa luka lecet di sana.

'Apa dia selalu begini, mementingkan dan merawat orang lain? tetapi tidak memperhatikan dirinya sendiri?' gumam hati Gio.

Dian terdiam, dia menatap Gio yang terlihat sedang begitu fokus untuk mengobatinya dengan begitu lembut dan telaten. Ada sudut hatinya yang terasa menghangat mendapati perhatian kecil itu. Akan tetapi bayangan wanita lain dan kenangannya di masa lalu kembali membuat Dian menutup hatinya dan menyangkal apa yang dia rasakan.

...🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹...

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Retno Palupi

Retno Palupi

move on Dian

2022-08-30

2

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

kasian dian msih trayna yg mmbyangi msaa llu ny. gio psti nntiny nui yg akn mluluhkn hti dian

2022-08-07

1

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

kasian dian msih trayna yg mmbyangi msaa llu ny. gio psti nntiny nui yg akn mluluhkn hti dian

2022-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.01 Diandra Amandita
2 Bab.02 Giovano
3 Bab.03 Awal Mula
4 Bab.04 Alasan
5 Bab.05 My Sunshine
6 Bab.06 Terkejut
7 Bab.07 Ke kantor
8 Bab.08 Adik Kembar
9 Bab.09 Jadi Istriku
10 Bab.10 Calon Istri
11 Bab.11 Jatuh Hati
12 Bab.12 Kebakaran
13 Bab.13 Rumah Sakit
14 Bab.14 Orang Tua
15 Bab.15 Butuh Tenaga
16 Bab.16 Kantin
17 Bab.17 Jaket
18 Bab.18 Bimbang
19 Bab.19 Ilfil
20 Bab.20 Sarapan
21 Bab.21 Risih
22 Bab.22 Penyesalan
23 Bab.23 Maaf
24 Bab.24 Jadi Sopir
25 Bab.24 Pulang
26 Bab.26 Menikah?
27 Bab.27 Sah
28 Bab.28 Baju Ganti
29 Bab.29 Lucu
30 Bab.30 Makan Malam
31 Bab.31 Egois
32 Bab.32 Matahari Pagi
33 Bab.33 Apa Salahku
34 Bab.34 Makan siang
35 Bab.35 Luka Lama
36 Bab.36 Kilasan Masalalu
37 Bab.37 Jangan Dekati Aku
38 Bab.38 Bertaruh
39 Bab.39 Mau Tapi Gengsi
40 Bab.40 Berat Melepaskan
41 Bab.41 Pamit
42 Bab.42 Pergi
43 Mimpi
44 Kebersamaan
45 Pulang
46 Bos tidak punya perasaan
47 Sebuah benda
48 Melarikan diri
49 Nomor tak dikenal
50 Menenagkan diri
51 Aku mencintaimu
52 Berbeda
53 Aku Lelah
54 Pagi Bersama
55 Pesan ancaman
56 Rencana Gio
57 Nomor Itu Lagi
58 Mencari lokasi
59 Menemukan
60 Bertemu
61 Ternyata
62 Menunggu
63 Tidak ada kabar
64 Berkunjung
65 Perjodohan
66 Pion pembalasan dendam
67 Janur kuning
68 Rasa bersalah
69 Khawatir
70 Merasa bersalah
71 Mengurus istri
72 Takut jarum suntik
73 Membuat bubur
74 Aku bukan orang lain
75 Ciuman tidak langsung
76 Lupa pakai baju
77 Kekecewaan Gita
78 Berbicara dengan Hana
79 Negosiasi
80 Sakit
81 Kesepakatan
82 Seorang teman
83 Membeli oleh-oleh
84 Penerimaan Hana dan Gita
85 Mengungkapkan luka
86 Membuka hati
87 Selamat pagi
88 Menyiapkan baju
89 Kopi
90 Playboy
91 Cemburu
92 Surat perjanjian
93 Kerja sama
94 Celaka
95 Baik-baik saja?
96 Menyambut
97 Perhatian?
98 Ketiduran
99 Ciuman?
100 Sabar
101 Home sweet home
102 Makan siang?
103 Kejar-kejaran
104 Gagal
105 Gosip
106 Marah?
107 Tidak marah
108 Sarapan
109 Vila
110 Aviary
111 Pagi di vila
112 Kecewa
113 Uring-uringan
114 Salah paham
115 Badan aja gede
116 Manja
117 Jalan sore
118 Sekelumit kisah
119 Siomay
120 Anak kecil
121 Canda di pagi hari
122 Selamat Gio
123 Malu
124 Jejak yang merepotkan
125 Informasi
126 Keputusan
127 Bertemu
128 Mencari
129 Main air
130 Dititipkan
131 Belum sempat
132 Berbicara
133 Surat
134 Keponakan?
135 Diawasi
136 Hasil tes DNA
137 Tetap di sampingku
138 Tanggal merah
139 Tanggal merah 2
140 Dijual?
141 Bangunan tua
142 Pelampiasan
143 Belajar Masak
144 Melepas lelah
145 Ke Mana Gio?
146 Menghilang
147 Menjadi beban
148 Kantor Renggo
149 Menemui teman lama
150 Kucing dan ikan asin
151 Melabrak
152 Drama istri tersakiti
153 Seorang Kakak
154 Andra
155 Kucing persia
156 Pulang
157 Kampung
158 Kasih sayang Ayah
159 Permintaan Maaf
160 Pagi bersama keluarga
161 Musuh lama
162 Pantai
163 Apartemen
164 Lamaran
165 Berkunjung
166 Membayar hutang
167 Seblak dan Kue
168 Diculik
169 Rahasia
170 Since I Found You
171 Menyumbangkan lagu
172 All Off Me
173 Kejutan ke dua
174 Debat lagi
175 Wanita masa lalu
176 Abdi nyaah ka anjeun
177 Ingin melupakan
178 Keluarga sederhana
179 Reuni mantan
180 Ke Makam
181 Ikatan sebelum lahir
182 Masalah Jas
183 Belajar masak
184 Datang ke kantor
185 Menunggu
186 Rumor
187 Akrab
188 Dipukuli
189 Curiga
190 Karyawan baru
191 Kerabat jauh
192 Muka dua
193 Makan siang
194 Alat sadap
195 Buang angin
196 Kopi keliling
197 Koneksi
198 Jatuh setelah melambung
199 Berpisah
200 Teman baru
201 Belanja buah bareng mertua
202 Sakit apa?
203 Siapa yang marah?
204 YES
205 Bekal
206 Tidak bisa dihubungi
207 Kabar
208 Rindu
209 Mengungkapkan Rindu
210 Suara perut
211 Merajuk
212 Perkara es krim
213 Loading
214 Mantan Casanova
215 Diam
216 Mengikuti
217 Berbaikan
218 Mengungkapkan
219 Ditangkap
220 Tidak sadarkan diri
221 Gio tidak suka....
222 Syarat mengungkapkan cinta
223 Selesai
224 Extra Part
225 Ekstra part
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Bab.01 Diandra Amandita
2
Bab.02 Giovano
3
Bab.03 Awal Mula
4
Bab.04 Alasan
5
Bab.05 My Sunshine
6
Bab.06 Terkejut
7
Bab.07 Ke kantor
8
Bab.08 Adik Kembar
9
Bab.09 Jadi Istriku
10
Bab.10 Calon Istri
11
Bab.11 Jatuh Hati
12
Bab.12 Kebakaran
13
Bab.13 Rumah Sakit
14
Bab.14 Orang Tua
15
Bab.15 Butuh Tenaga
16
Bab.16 Kantin
17
Bab.17 Jaket
18
Bab.18 Bimbang
19
Bab.19 Ilfil
20
Bab.20 Sarapan
21
Bab.21 Risih
22
Bab.22 Penyesalan
23
Bab.23 Maaf
24
Bab.24 Jadi Sopir
25
Bab.24 Pulang
26
Bab.26 Menikah?
27
Bab.27 Sah
28
Bab.28 Baju Ganti
29
Bab.29 Lucu
30
Bab.30 Makan Malam
31
Bab.31 Egois
32
Bab.32 Matahari Pagi
33
Bab.33 Apa Salahku
34
Bab.34 Makan siang
35
Bab.35 Luka Lama
36
Bab.36 Kilasan Masalalu
37
Bab.37 Jangan Dekati Aku
38
Bab.38 Bertaruh
39
Bab.39 Mau Tapi Gengsi
40
Bab.40 Berat Melepaskan
41
Bab.41 Pamit
42
Bab.42 Pergi
43
Mimpi
44
Kebersamaan
45
Pulang
46
Bos tidak punya perasaan
47
Sebuah benda
48
Melarikan diri
49
Nomor tak dikenal
50
Menenagkan diri
51
Aku mencintaimu
52
Berbeda
53
Aku Lelah
54
Pagi Bersama
55
Pesan ancaman
56
Rencana Gio
57
Nomor Itu Lagi
58
Mencari lokasi
59
Menemukan
60
Bertemu
61
Ternyata
62
Menunggu
63
Tidak ada kabar
64
Berkunjung
65
Perjodohan
66
Pion pembalasan dendam
67
Janur kuning
68
Rasa bersalah
69
Khawatir
70
Merasa bersalah
71
Mengurus istri
72
Takut jarum suntik
73
Membuat bubur
74
Aku bukan orang lain
75
Ciuman tidak langsung
76
Lupa pakai baju
77
Kekecewaan Gita
78
Berbicara dengan Hana
79
Negosiasi
80
Sakit
81
Kesepakatan
82
Seorang teman
83
Membeli oleh-oleh
84
Penerimaan Hana dan Gita
85
Mengungkapkan luka
86
Membuka hati
87
Selamat pagi
88
Menyiapkan baju
89
Kopi
90
Playboy
91
Cemburu
92
Surat perjanjian
93
Kerja sama
94
Celaka
95
Baik-baik saja?
96
Menyambut
97
Perhatian?
98
Ketiduran
99
Ciuman?
100
Sabar
101
Home sweet home
102
Makan siang?
103
Kejar-kejaran
104
Gagal
105
Gosip
106
Marah?
107
Tidak marah
108
Sarapan
109
Vila
110
Aviary
111
Pagi di vila
112
Kecewa
113
Uring-uringan
114
Salah paham
115
Badan aja gede
116
Manja
117
Jalan sore
118
Sekelumit kisah
119
Siomay
120
Anak kecil
121
Canda di pagi hari
122
Selamat Gio
123
Malu
124
Jejak yang merepotkan
125
Informasi
126
Keputusan
127
Bertemu
128
Mencari
129
Main air
130
Dititipkan
131
Belum sempat
132
Berbicara
133
Surat
134
Keponakan?
135
Diawasi
136
Hasil tes DNA
137
Tetap di sampingku
138
Tanggal merah
139
Tanggal merah 2
140
Dijual?
141
Bangunan tua
142
Pelampiasan
143
Belajar Masak
144
Melepas lelah
145
Ke Mana Gio?
146
Menghilang
147
Menjadi beban
148
Kantor Renggo
149
Menemui teman lama
150
Kucing dan ikan asin
151
Melabrak
152
Drama istri tersakiti
153
Seorang Kakak
154
Andra
155
Kucing persia
156
Pulang
157
Kampung
158
Kasih sayang Ayah
159
Permintaan Maaf
160
Pagi bersama keluarga
161
Musuh lama
162
Pantai
163
Apartemen
164
Lamaran
165
Berkunjung
166
Membayar hutang
167
Seblak dan Kue
168
Diculik
169
Rahasia
170
Since I Found You
171
Menyumbangkan lagu
172
All Off Me
173
Kejutan ke dua
174
Debat lagi
175
Wanita masa lalu
176
Abdi nyaah ka anjeun
177
Ingin melupakan
178
Keluarga sederhana
179
Reuni mantan
180
Ke Makam
181
Ikatan sebelum lahir
182
Masalah Jas
183
Belajar masak
184
Datang ke kantor
185
Menunggu
186
Rumor
187
Akrab
188
Dipukuli
189
Curiga
190
Karyawan baru
191
Kerabat jauh
192
Muka dua
193
Makan siang
194
Alat sadap
195
Buang angin
196
Kopi keliling
197
Koneksi
198
Jatuh setelah melambung
199
Berpisah
200
Teman baru
201
Belanja buah bareng mertua
202
Sakit apa?
203
Siapa yang marah?
204
YES
205
Bekal
206
Tidak bisa dihubungi
207
Kabar
208
Rindu
209
Mengungkapkan Rindu
210
Suara perut
211
Merajuk
212
Perkara es krim
213
Loading
214
Mantan Casanova
215
Diam
216
Mengikuti
217
Berbaikan
218
Mengungkapkan
219
Ditangkap
220
Tidak sadarkan diri
221
Gio tidak suka....
222
Syarat mengungkapkan cinta
223
Selesai
224
Extra Part
225
Ekstra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!