Bab.07 Ke kantor

...Happy Reading...

...💖...

Dian sudah rapi kembali dengan pakaian kantornya, bersiap untuk pergi ke hotel, karena dia harus melaporkan sesuatu pada Romi.

Hari sudah menunjukan jam sebelas siang, saat Dian baru saja menginjakkan kakinya di lobi hotel. Di sambut dengan wajah sinis para staf hotel yang memang tidak suka kepadanya.

Bisik-bisik pun terdengar samr di telinganya. Dian mengeraskan wajahnya mendengar berbagai gosip simpang siur yang beredar di sekitarnya.

"Liat tuh, udah berasa jadi bos, dia. Siang begini baru datang."

"Iya, apa mungkin dia menjadi selingkuhannya Pak Romi, ya?"

"Wah, bisa jadi tuh! Dia kan bekerja seenaknya ... tapi gak pernah dapat peringatan dari bos, apa lagi sikap tidak baiknya pada pelanggan hotel, itu kan sudah sering terjadi."

"Iya, kamu inget gak, waktu dia memukul pelanggan yang baru dua hari menginap di hotel, gara-gara lelaki itu menggodanya? Itu juga lolos dari teguran si bos."

"Tidak di ragukan lagi, da sepertinya menjalin hubungan dengan Pak Romi, makannya dia bisa tetap bekerja di hotel ini dan masih menjadi sekretaris sampai sekarag."

Obrolan para karyawan yng melihatnya terdengr samar, membuat Dian berdecak gerah. Memilih untuk mengacuhkannya dan tetap fokus pada jalan di depan.

"Rom, maaf tadi malam aku gak bisa bertemu dengan klien kita, ada sedikit kendala di jalan sampe aku gak bisa datang," ujar Dian ketika baru saja masuk ke ruangan Romi.

"Astaga, Dian! Kamu kemana saja sih? Aku cariin dari semalam kamu gak ada kabar, ponsel gak bisa di hubungi, aku cari ke rumah juga gak ada!" cerocos Romi setelah melihat kedatangan sepupu jauhnya itu. Dia sampai beranjak berdiri dari kursi duduk untuk menghampiri Dian lebih dekat lagi.

"Ini kenapa kamu dandan tebel banget? Apa yang terjadi tadi malam, aku tau pasti ada apa-apa kan?!" sambungnya lagi. Dia sudah tahu kalau Dian berdandan sedikit tebal, berarti ada yang disembunyikan di balik itu.

Dian menghembuskan napas kasar, menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa dengan mata terpejam. Romi mengikuti setiap gerakan yang dibuat oleh Dian sambil terus meneliti tubuh perempuan itu.

"Aku hampir saja dilecehkan oleh para preman jalanan yang sedang mabuk. Untung saja ada seseorang yang datang dan menolongku," jelas Dian, dia memijit pelipisnya perlahan, rasa pening di kepala dan sakit di sekujur tubuhnya masih terasa, walau sudah sedikit mereda setelah meminum obat pereda nyeri.

Romi menatap Dian dengan alis bertaut, dia begitu terkejut mendapati cerita mengejutkan dari saudaranya itu.

"Bagaimana bisa?! Tapi, kamu tidak apa-apa kan? Siapa yang menolongmu, aku akan menemuinya langsung untuk berteimakasih langsung karena sudah menyelamatkanmu," ujar Romi, duduk di depan Dian.

"Aku tidak tau," acuh Dian.

Romi menatap dian dengan mata melebar, bibirnya terbuka sedikit, dia begitu terkejut mendengar penjelasan dari perempuan di depannya. Bagaimana mungkin Dian bahkan tidak tahu siapa yang menolongnya?

"Aku tidak salah dengar? Bagaimana bisa, kamu tidak tau siapa yang menolongmu?" tanya Romi heran.

"Aku tidak bertanya." Dian mengangkat kedua bahunya acuh.

"Astaga, Dian! Kamu boleh bersikap dingin dengan para lelaki di dekatmu ... tapi, jangan sampai kamu melupakan etika sebagai manusia, setidaknya kamu harus berterima kasih padanya!" geram Romi, tidak habis pikir dengan saudaranya itu.

"Aku sudah berterima kasih!" ujar Dian, menatap tajam Romi, dia tidak suka dengan perkataan saudaranya itu beberapa saat yang lalu.

"AKu hanya lupa bertanya namanya. Apa aku slah, lagi pula dia sendiri yang tidak sopan padaku," sungut Dian, kesal.

'Kurang ajar?! Apa maksudmu? Apa dia juga memperlakukanmu tidak baik?" Romi semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraan Dian.

Dian tak menjawab, dia hanya terdiam sambil menutup kembali matanya. Hembusan napas berat terdengar dari hidung perempuan itu, membuat Romi semakin yakin, kalau telah terjadi hal yang lumayan berat bagi Dian, tadi malam.

Selama ini Dian tidak pernah terlihat begitu lemah seperti sekarang, padahal dia tahu kalau masalah yang dihadapi oleh perempuan itu begitu berat. Bahkan untuk bertahan di hotel ini, tanpa membongkar jati diri aslianya.

Romi tak pernah membayangkan, jika semua masalah yang terjadi pada Dian terjadi padanya, mungkin dia sudah menyerah sejak lama.

"Tubuhku sakit semua, aku kesini hanya untukmembawkan berkas yang kamu perlukan untuk rapat sore nanti," ujar Dian setelah begitu lama terdiam.

Romi tersadar dari pemikiran panjangnya, dia menatap wajah Dian, lalu beranjak duduk di samping saudaranya itu.

"Badanmu sepertinya demam, kamu tidak mau aku bawa ke rumah sakit atau kelinik?" tanya Romi, setelah dia menempelkan punggung tangannya di dahi Dian.

"Tidak usah, aku tidak apa-apa, istirahat sebentar aku pasti sudah sembuh kok. Kamu gak usah khawarir, aku bisa menjaga diri sendiri," jawab Dian, menegakkan tubuhnya lalu kembali menyambar tas kecil yang ia bawa.

Romi menarik napas dalam kemudian menghembuskannya, dia tidak bisa lagi memaksa perempuan keras kepala itu. Dian akan tetap pada perkataannya jika jika dia sudah berbicara. Tak ada yang bisa menahan atau merayu keinginannya, kecuali sang bunda dan satu orang lagi yang kini entah sedang berada di mana.

"Baiklah, hubungi aku jika terjadi sesuatu. Urusan kantor biar aku yang akan mengurusnya." pesan Romi yang langsung diangguki oleh Dian.

Melangkah ke luar lalu berlalu dari ruang kerja keduanya, Dian tak langsung kembali ke rumah, dia berjalan di tepi pantai yang sedang ramai oleh pengunjung. Suasana yang selalu bisa menghilangkan rasa jenuh dan sepi di hatiya, melihat para anak dan juga orang dewasa yang tertawa lepas bersama, bermain air dan pasir, dengan wajah yang berbinar penuh suka cita

Dian menaruh sepatu yang sejak tadi ia jinjing, lalu udduk di samping sepatu itu, dia termeung di bawah sebuah pohon yang cukup rindang untuk menampung dirinya dari sinar matahari.

"Dia mana kamu sekarang? Kenapa kamu melakukan itu padaku? Kamu tau, karena ulahmu, kini aku yang harus menanggung semua kesalahanmu?" Dian bergumam sambil terus menatap lurus ke depan, matanya menerawang mengingat wajah seseorang.

Air di matanya sdah mulai berkumpul di pelupuk, bersiap untuk ditumpahkan, saat wajah para orang-orang yang disayanginya terlintas di ingatan.

Di dalam keramaian pun dia merasa sepi, hatinya hampa juga kosong. Tak ada lagi sedikit pun sama bahagia di sana.

Bayangannya berkelana pada masa lalu yang membuat dia merasa terkekang dengan hidupnya sendiri.

"Kamu bagaimana sih? Jagain adik kaki saja tidak bisa? Bagaimana mungkin Diana bisa kabur dengan lelaki tak berguna seperti dia?!" Suara Bernada tinggi langsung menyambut kedatangannya saat baru saja masuk ke dalam rumah.

"Sekarang, jangan lagi kamu berhubungan dengan lelaki sembarangan, aku tidak mau kamu terpengaruh seperti adikmu itu!" Belum sempat Dian mencerna apa yang terjadi, ayahnya sudah kembali memberikan ultimatum.

"A–apa maksud Ayah? Dian gak ngerti," ujar Dian. Matanya kini menyorot pada sosok sang Bunda yang sedang menangis tersedu di dalam pelukan Ares.

"Bunda, ada apa ini? Dian gak ngerti," Dian berlutut di depan Bunda dan adik bungsunya, meminta penjelasan dari seseorang yang dia harapkan bisa memberikannya.

"Ana kabur, bersama kekasihnya, dan dia meninggalkan ini di kamar."

Ares memberikan secarik kertas dengan sebuah benda berbentuk strip di dalamnya. Dengan tangan bergetar, Dian menerima surat dan beda yang sudah pasti dia tahu itu apa.

Air mata luruh begitu saja, saat sia mulai membaca setiap baris kata yang terungkap di sana. Matanya menatap tajam sang ayah dengan tangan meremas kuat kertas itu.

"Ini semua karena Ayah sendiri, Ana kabur karena Ayah gak ngasih restu untuk mereka, bahkan di saat Ana sudah mengandung!"

...🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹...

...Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Retno Palupi

Retno Palupi

lanjut kak

2022-08-30

1

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

owh dian 3 saudara.. ia ank prtama ... pnuh liku hidup moe dian .. msih pnsrn kisah ny seeru jg thorr lnjutttt mrathon bcanya ...smngttt kk author

2022-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.01 Diandra Amandita
2 Bab.02 Giovano
3 Bab.03 Awal Mula
4 Bab.04 Alasan
5 Bab.05 My Sunshine
6 Bab.06 Terkejut
7 Bab.07 Ke kantor
8 Bab.08 Adik Kembar
9 Bab.09 Jadi Istriku
10 Bab.10 Calon Istri
11 Bab.11 Jatuh Hati
12 Bab.12 Kebakaran
13 Bab.13 Rumah Sakit
14 Bab.14 Orang Tua
15 Bab.15 Butuh Tenaga
16 Bab.16 Kantin
17 Bab.17 Jaket
18 Bab.18 Bimbang
19 Bab.19 Ilfil
20 Bab.20 Sarapan
21 Bab.21 Risih
22 Bab.22 Penyesalan
23 Bab.23 Maaf
24 Bab.24 Jadi Sopir
25 Bab.24 Pulang
26 Bab.26 Menikah?
27 Bab.27 Sah
28 Bab.28 Baju Ganti
29 Bab.29 Lucu
30 Bab.30 Makan Malam
31 Bab.31 Egois
32 Bab.32 Matahari Pagi
33 Bab.33 Apa Salahku
34 Bab.34 Makan siang
35 Bab.35 Luka Lama
36 Bab.36 Kilasan Masalalu
37 Bab.37 Jangan Dekati Aku
38 Bab.38 Bertaruh
39 Bab.39 Mau Tapi Gengsi
40 Bab.40 Berat Melepaskan
41 Bab.41 Pamit
42 Bab.42 Pergi
43 Mimpi
44 Kebersamaan
45 Pulang
46 Bos tidak punya perasaan
47 Sebuah benda
48 Melarikan diri
49 Nomor tak dikenal
50 Menenagkan diri
51 Aku mencintaimu
52 Berbeda
53 Aku Lelah
54 Pagi Bersama
55 Pesan ancaman
56 Rencana Gio
57 Nomor Itu Lagi
58 Mencari lokasi
59 Menemukan
60 Bertemu
61 Ternyata
62 Menunggu
63 Tidak ada kabar
64 Berkunjung
65 Perjodohan
66 Pion pembalasan dendam
67 Janur kuning
68 Rasa bersalah
69 Khawatir
70 Merasa bersalah
71 Mengurus istri
72 Takut jarum suntik
73 Membuat bubur
74 Aku bukan orang lain
75 Ciuman tidak langsung
76 Lupa pakai baju
77 Kekecewaan Gita
78 Berbicara dengan Hana
79 Negosiasi
80 Sakit
81 Kesepakatan
82 Seorang teman
83 Membeli oleh-oleh
84 Penerimaan Hana dan Gita
85 Mengungkapkan luka
86 Membuka hati
87 Selamat pagi
88 Menyiapkan baju
89 Kopi
90 Playboy
91 Cemburu
92 Surat perjanjian
93 Kerja sama
94 Celaka
95 Baik-baik saja?
96 Menyambut
97 Perhatian?
98 Ketiduran
99 Ciuman?
100 Sabar
101 Home sweet home
102 Makan siang?
103 Kejar-kejaran
104 Gagal
105 Gosip
106 Marah?
107 Tidak marah
108 Sarapan
109 Vila
110 Aviary
111 Pagi di vila
112 Kecewa
113 Uring-uringan
114 Salah paham
115 Badan aja gede
116 Manja
117 Jalan sore
118 Sekelumit kisah
119 Siomay
120 Anak kecil
121 Canda di pagi hari
122 Selamat Gio
123 Malu
124 Jejak yang merepotkan
125 Informasi
126 Keputusan
127 Bertemu
128 Mencari
129 Main air
130 Dititipkan
131 Belum sempat
132 Berbicara
133 Surat
134 Keponakan?
135 Diawasi
136 Hasil tes DNA
137 Tetap di sampingku
138 Tanggal merah
139 Tanggal merah 2
140 Dijual?
141 Bangunan tua
142 Pelampiasan
143 Belajar Masak
144 Melepas lelah
145 Ke Mana Gio?
146 Menghilang
147 Menjadi beban
148 Kantor Renggo
149 Menemui teman lama
150 Kucing dan ikan asin
151 Melabrak
152 Drama istri tersakiti
153 Seorang Kakak
154 Andra
155 Kucing persia
156 Pulang
157 Kampung
158 Kasih sayang Ayah
159 Permintaan Maaf
160 Pagi bersama keluarga
161 Musuh lama
162 Pantai
163 Apartemen
164 Lamaran
165 Berkunjung
166 Membayar hutang
167 Seblak dan Kue
168 Diculik
169 Rahasia
170 Since I Found You
171 Menyumbangkan lagu
172 All Off Me
173 Kejutan ke dua
174 Debat lagi
175 Wanita masa lalu
176 Abdi nyaah ka anjeun
177 Ingin melupakan
178 Keluarga sederhana
179 Reuni mantan
180 Ke Makam
181 Ikatan sebelum lahir
182 Masalah Jas
183 Belajar masak
184 Datang ke kantor
185 Menunggu
186 Rumor
187 Akrab
188 Dipukuli
189 Curiga
190 Karyawan baru
191 Kerabat jauh
192 Muka dua
193 Makan siang
194 Alat sadap
195 Buang angin
196 Kopi keliling
197 Koneksi
198 Jatuh setelah melambung
199 Berpisah
200 Teman baru
201 Belanja buah bareng mertua
202 Sakit apa?
203 Siapa yang marah?
204 YES
205 Bekal
206 Tidak bisa dihubungi
207 Kabar
208 Rindu
209 Mengungkapkan Rindu
210 Suara perut
211 Merajuk
212 Perkara es krim
213 Loading
214 Mantan Casanova
215 Diam
216 Mengikuti
217 Berbaikan
218 Mengungkapkan
219 Ditangkap
220 Tidak sadarkan diri
221 Gio tidak suka....
222 Syarat mengungkapkan cinta
223 Selesai
224 Extra Part
225 Ekstra part
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Bab.01 Diandra Amandita
2
Bab.02 Giovano
3
Bab.03 Awal Mula
4
Bab.04 Alasan
5
Bab.05 My Sunshine
6
Bab.06 Terkejut
7
Bab.07 Ke kantor
8
Bab.08 Adik Kembar
9
Bab.09 Jadi Istriku
10
Bab.10 Calon Istri
11
Bab.11 Jatuh Hati
12
Bab.12 Kebakaran
13
Bab.13 Rumah Sakit
14
Bab.14 Orang Tua
15
Bab.15 Butuh Tenaga
16
Bab.16 Kantin
17
Bab.17 Jaket
18
Bab.18 Bimbang
19
Bab.19 Ilfil
20
Bab.20 Sarapan
21
Bab.21 Risih
22
Bab.22 Penyesalan
23
Bab.23 Maaf
24
Bab.24 Jadi Sopir
25
Bab.24 Pulang
26
Bab.26 Menikah?
27
Bab.27 Sah
28
Bab.28 Baju Ganti
29
Bab.29 Lucu
30
Bab.30 Makan Malam
31
Bab.31 Egois
32
Bab.32 Matahari Pagi
33
Bab.33 Apa Salahku
34
Bab.34 Makan siang
35
Bab.35 Luka Lama
36
Bab.36 Kilasan Masalalu
37
Bab.37 Jangan Dekati Aku
38
Bab.38 Bertaruh
39
Bab.39 Mau Tapi Gengsi
40
Bab.40 Berat Melepaskan
41
Bab.41 Pamit
42
Bab.42 Pergi
43
Mimpi
44
Kebersamaan
45
Pulang
46
Bos tidak punya perasaan
47
Sebuah benda
48
Melarikan diri
49
Nomor tak dikenal
50
Menenagkan diri
51
Aku mencintaimu
52
Berbeda
53
Aku Lelah
54
Pagi Bersama
55
Pesan ancaman
56
Rencana Gio
57
Nomor Itu Lagi
58
Mencari lokasi
59
Menemukan
60
Bertemu
61
Ternyata
62
Menunggu
63
Tidak ada kabar
64
Berkunjung
65
Perjodohan
66
Pion pembalasan dendam
67
Janur kuning
68
Rasa bersalah
69
Khawatir
70
Merasa bersalah
71
Mengurus istri
72
Takut jarum suntik
73
Membuat bubur
74
Aku bukan orang lain
75
Ciuman tidak langsung
76
Lupa pakai baju
77
Kekecewaan Gita
78
Berbicara dengan Hana
79
Negosiasi
80
Sakit
81
Kesepakatan
82
Seorang teman
83
Membeli oleh-oleh
84
Penerimaan Hana dan Gita
85
Mengungkapkan luka
86
Membuka hati
87
Selamat pagi
88
Menyiapkan baju
89
Kopi
90
Playboy
91
Cemburu
92
Surat perjanjian
93
Kerja sama
94
Celaka
95
Baik-baik saja?
96
Menyambut
97
Perhatian?
98
Ketiduran
99
Ciuman?
100
Sabar
101
Home sweet home
102
Makan siang?
103
Kejar-kejaran
104
Gagal
105
Gosip
106
Marah?
107
Tidak marah
108
Sarapan
109
Vila
110
Aviary
111
Pagi di vila
112
Kecewa
113
Uring-uringan
114
Salah paham
115
Badan aja gede
116
Manja
117
Jalan sore
118
Sekelumit kisah
119
Siomay
120
Anak kecil
121
Canda di pagi hari
122
Selamat Gio
123
Malu
124
Jejak yang merepotkan
125
Informasi
126
Keputusan
127
Bertemu
128
Mencari
129
Main air
130
Dititipkan
131
Belum sempat
132
Berbicara
133
Surat
134
Keponakan?
135
Diawasi
136
Hasil tes DNA
137
Tetap di sampingku
138
Tanggal merah
139
Tanggal merah 2
140
Dijual?
141
Bangunan tua
142
Pelampiasan
143
Belajar Masak
144
Melepas lelah
145
Ke Mana Gio?
146
Menghilang
147
Menjadi beban
148
Kantor Renggo
149
Menemui teman lama
150
Kucing dan ikan asin
151
Melabrak
152
Drama istri tersakiti
153
Seorang Kakak
154
Andra
155
Kucing persia
156
Pulang
157
Kampung
158
Kasih sayang Ayah
159
Permintaan Maaf
160
Pagi bersama keluarga
161
Musuh lama
162
Pantai
163
Apartemen
164
Lamaran
165
Berkunjung
166
Membayar hutang
167
Seblak dan Kue
168
Diculik
169
Rahasia
170
Since I Found You
171
Menyumbangkan lagu
172
All Off Me
173
Kejutan ke dua
174
Debat lagi
175
Wanita masa lalu
176
Abdi nyaah ka anjeun
177
Ingin melupakan
178
Keluarga sederhana
179
Reuni mantan
180
Ke Makam
181
Ikatan sebelum lahir
182
Masalah Jas
183
Belajar masak
184
Datang ke kantor
185
Menunggu
186
Rumor
187
Akrab
188
Dipukuli
189
Curiga
190
Karyawan baru
191
Kerabat jauh
192
Muka dua
193
Makan siang
194
Alat sadap
195
Buang angin
196
Kopi keliling
197
Koneksi
198
Jatuh setelah melambung
199
Berpisah
200
Teman baru
201
Belanja buah bareng mertua
202
Sakit apa?
203
Siapa yang marah?
204
YES
205
Bekal
206
Tidak bisa dihubungi
207
Kabar
208
Rindu
209
Mengungkapkan Rindu
210
Suara perut
211
Merajuk
212
Perkara es krim
213
Loading
214
Mantan Casanova
215
Diam
216
Mengikuti
217
Berbaikan
218
Mengungkapkan
219
Ditangkap
220
Tidak sadarkan diri
221
Gio tidak suka....
222
Syarat mengungkapkan cinta
223
Selesai
224
Extra Part
225
Ekstra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!