Bab.04 Alasan

...Happy Reading...

...💖...

Hari terus berganti, malam ini Diandra ada janji temu dengan salah satu investor di sebuah restoran yang berjarak lumayan jauh dari hotel.

Romi sedang tidak bisa hadir, karena ada halangan, maka dari itu kini dirinya hanya pergi seorang diri.

Dengan mengendarai sebuah mobil berwarna hitam miliknya, sejak beberapa tahun yang lalu, Diandra melaju membelah jalanan yang masih terasa cukup ramai.

Memutar musik untuk menemani kejenuhannya menyertir seorang diri. Tak ada lagu yang spesial untuknya, hanya lirik yang kadang terasa menyentuh, atau irama yang membuatnya merasa sedikit terhibur, dari rumitnya kehidupan yang ia jalani saat ini.

Drrt ... drrt ....

Getar ponsel di atas dashboard mobil mengalihkan perhatiannya, dia kemudian menepi sebentar untuk mengangkat telepon, saat nama sang adik yang terlihat.

"Kakak lembur lagi? Aku berniat untuk pulang ke kampung malam ini, untuk menghadiri acara dua tahun meninggalnya Nini," ujar Ares, di ujung sambungan telepon.

Deg

Dian tersentak kaget mendengar perkataan adiknya, saking sibuk mengurus hotel, dia sampai lupa dengan acara dua tahun meninggalnya sang nenek.

"Memang tidak bisa besok? Sekarang sudah malam, kamu pergi dengan siapa?" tanya Diandra, mengingat jarak dari rumahnya ke rumah orang tuanya cukup jauh. Setidaknya membutuhkan waktu dua jam bila mengendarai mobil pribadi dan itu bisa lebih lama jika menggunakan kendaraan umum.

"Aku langsung pergi dari restoran, Kak. Kebetulan ada temanku yang mau pulang juga, jadi biar sekalian ada temennya," jelas Ares.

Dian menghembuskan napas kasar, tak bisa lagi menahan adiknya untuk menunggu hingga pagi esok.

"Baiklah, kamu hati-hati di jalan ya," pesan Dian.

"Eum, Kakak gak mau menyusul?" tanya Ares dengan begitu hati-hati.

Dian terdiam, hatinya tercubit oleh perkataan Ares. Bagaimanapun dirinya masihlah seorang anak yang merindukan sosok kedua orang tuanya. Akan tetapi, rasa takut untuk kembali selalu menahan langkah kakinya. Biarkanlah untuk kali ini dia menjadi pengecut, tak berani hanya untuk mengaku salah dan meminta maaf terlebih dahulu.

"Kakak sedang banyak sekali pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, kamus sendiri saja yang pulang, ya." Dian beralasan.

Genangan air mata terlihat menumpuk di pelupuk, seakan hendak tumpah membasahi pipi, saat bayangan wajah orang-orang yang sangat disayanginya terlintas begitu saja.

"Tapi, Bunda–,"

"Res, Kakak sudah sampai di tempat rapat, sudah dulu ya ... kamu hati-hati di jalan, kabari Kakak kalau sudah sampai." Dian memotong ucapan Ares dan langsung mematikan ponselnya, sebelum Ares bisa membalas ucapannya.

"Maaf, Res. Kakak belum bisa menemui bunda dan ayah, sebelum ayah mau membatalkan perjodohan itu," gumam Dian, wajahnya dipenuhi penyesalan, dengan beban berat di pundaknya.

Setelah menenangkan diri, Dian kembali menegakkan tubuhnya bersiap untuk menjalankan mobilnya.

Duk ... duk ... duk ....

Ketukan kasar di kaca mobil mengagetkan Dian yang hendak menginjak kembali pedal gas. Mengalihkan pandangan pada satu orang lelaki yang tampak berdiri di samping mobilnya.

Kembali, suara ketukan itu terdengar dari arah berlawanan, Dian baru menyadari kalau dirinya sekarang tengah dikepung, oleh beberapa orang lelaki yang sepertinya setengah mabuk. Itu semua terlihat dari mata merah, juga tubuh mereka yang tampak goyah.

"Astaga, apa lagi ini?" gumam prustasi Dian.

Segera tangannya meraih ponsel di atas dashboard, setidaknya dia harus segera menghubungi seseorang sebelum mereka semua berhasil masuk ke dalam mobil miliknya.

"Buka! Atau gue pecahin nih kaca!" Perkataan dari salah seorang lelaki itu, tak di dengar oleh Dian.

Nomor telepon Romi yang terlintas di kepala, langsung di tekan oleh Dian. Akan tetapi, belum sempat diangkat baterai ponsel Dian sudah terlanjur habis.

"Akh, sial! Kenapa harus mati di saat tidak tepat begini sih?!" umpat Dian.

Krack

Suara retakan kaca dari arah pintu penumpang, membuat Dian melebarkan matanya. Ternyata mereka tidak main-main dengan perkataannya, bahkan ia bisa melihat sebuah palu di tangan salah satu lelaki itu.

Dia mengedarkan kembali pandangan, melihat ke arah sekitar tempat mobilnya terparkir. Ternyata dia salah memilih tempat berhenti, karena di sana tidak ada warung atau tempat untuk dirinya meminta tolong sama sekali.

Kendaraan yang lewat pun hanya ada beberapa, hingga mereka memilih menghiraukan mobil miliknya.

"Woy, kamu budek ya?! Buka ... cepat!" teriak mereka lagi.

Pyar!

Akhirnya kaca penumpang itu pecah dengan serpihan berserakan di jok mobilnya, bahkan ada yang mengenai tubuhnya.

Satu orang merangsek untuk masuk ke dalam mobilnya, hingga Dian tak memiliki cara lain selain ke luar.

Tangannya membuka kunci pintu di sampingnya, dengan waspada dia mulai memutar otak untuk bisa melawan atau sekedar membela diri.

Dukh!

Dengan sekuat tenaga Dian menghentak pintu mobilnya, hingga menabrak lelaki yang berdiri di depannya, sampai terhuyung dan menjauh beberapa langkah.

Cepat Dian langsung keluar dengan langkah tergesa, dia memiliki sedikit ilmu bela diri untuk melawan, walau tak yakin itu bisa menolongnya saat ini.

Mata lelaki itu langsung berkilat penuh minat dan gairah, begitu melihat wajah cantik dan tubuh indah Dian.

Bagai mana tidak, saat ini Dian menggunakan kemeja berwarna putih dengan blazer coklat muda yang senada dengan warna rok span sebatas lutut yang dipakainya. Benar-benar pemandangan yang membuat darah mereka langsung berdesir, mengalirkan hawa panas yang semakin memancing gairah.

"Wah, sepertinya kita mendapatkan sesuatu yang istimewa malam ini!" ujar salah satu lelaki dengan celana sobek-sobek. Para temannya langsung menyetujui perkataan itu, diiringi dengan tawa yang mengelegar.

Dian terus melangkah mundur dengan sikap waspada, menghindari para lelaki yang terus merangsek maju. Mengumam sumpah serapan dalam hati, saat melihat tatapan penuh na*su dari mata para lelaki kurang ajar di depannya.

"Apa kami bilang? Kamu pikir aku mau menemani malam kalian? Jangan harap!" teriak Dian.

"Cup ... cup ... cup .... Kamu tambah cantik kalau sedang marah begitu. Ah, aku jadi tidak sabar untuk menikmati malam bersama denganmu, hahaha!"

Lelaki dengan kaos berwarna hitam kini berbicara, satu tangannya bahkan mengusap bibirnya yang basah oleh air liur.

Rasanya Dian sudah hampir mau muntah oleh penampilan para lelaki brengsek di depannya, di tambah dengan bau alkohol yang menyengat menusuk hidung.

"Cih! Aku lebih baik mati, daripada harus menyerahkan tubuhku pada kalian!" balas Dian dengan mata berkilat penuh amarah.

Dirinya merasa sudah sangat dilecehkan oleh semua perkataan dan gerak tubuh para lelaki di depannya.

"Jangan jual mahal begitu, kami janji akan memuaskanmu malam ini, jika kamu tidak melawan."

Masih dengan senyum menjijikan, lelaki dengan celana sobek-sobek itu merangsek maju lebih dekat kepadanya, mencoba untuk menyentuh tubuh Dian.

"Mati saja kalian!" teriak Dian, sambil mengayunkan salah satu kakinya pada perut lelaki itu.

Dukh!

Berhasil, lelaki itu terhuyung ke belakang beberapa langkah, hingga para temannya membantunya berdiri tegak kembali.

"Wah, ternyata kamu cukup menantang juga." Mengusap bibir yang terasa amis dengan perut yang sudah pasti membiru, lelaki itu menatap Dian semakin buas.

"Tangkap dia!"

...🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹...

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Lita Yanis

Lita Yanis

bukn jln aj lgsung, ngapain juga kluar dri mobil, aneh niih yg bikin crta

2022-08-31

1

Retno Palupi

Retno Palupi

Dian kenapa g d tabrak saja orang ² itu

2022-08-30

1

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

tokoh wanitanya tangguh aku syuka bingittt thorr... kerennn
smngttt up kk

2022-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.01 Diandra Amandita
2 Bab.02 Giovano
3 Bab.03 Awal Mula
4 Bab.04 Alasan
5 Bab.05 My Sunshine
6 Bab.06 Terkejut
7 Bab.07 Ke kantor
8 Bab.08 Adik Kembar
9 Bab.09 Jadi Istriku
10 Bab.10 Calon Istri
11 Bab.11 Jatuh Hati
12 Bab.12 Kebakaran
13 Bab.13 Rumah Sakit
14 Bab.14 Orang Tua
15 Bab.15 Butuh Tenaga
16 Bab.16 Kantin
17 Bab.17 Jaket
18 Bab.18 Bimbang
19 Bab.19 Ilfil
20 Bab.20 Sarapan
21 Bab.21 Risih
22 Bab.22 Penyesalan
23 Bab.23 Maaf
24 Bab.24 Jadi Sopir
25 Bab.24 Pulang
26 Bab.26 Menikah?
27 Bab.27 Sah
28 Bab.28 Baju Ganti
29 Bab.29 Lucu
30 Bab.30 Makan Malam
31 Bab.31 Egois
32 Bab.32 Matahari Pagi
33 Bab.33 Apa Salahku
34 Bab.34 Makan siang
35 Bab.35 Luka Lama
36 Bab.36 Kilasan Masalalu
37 Bab.37 Jangan Dekati Aku
38 Bab.38 Bertaruh
39 Bab.39 Mau Tapi Gengsi
40 Bab.40 Berat Melepaskan
41 Bab.41 Pamit
42 Bab.42 Pergi
43 Mimpi
44 Kebersamaan
45 Pulang
46 Bos tidak punya perasaan
47 Sebuah benda
48 Melarikan diri
49 Nomor tak dikenal
50 Menenagkan diri
51 Aku mencintaimu
52 Berbeda
53 Aku Lelah
54 Pagi Bersama
55 Pesan ancaman
56 Rencana Gio
57 Nomor Itu Lagi
58 Mencari lokasi
59 Menemukan
60 Bertemu
61 Ternyata
62 Menunggu
63 Tidak ada kabar
64 Berkunjung
65 Perjodohan
66 Pion pembalasan dendam
67 Janur kuning
68 Rasa bersalah
69 Khawatir
70 Merasa bersalah
71 Mengurus istri
72 Takut jarum suntik
73 Membuat bubur
74 Aku bukan orang lain
75 Ciuman tidak langsung
76 Lupa pakai baju
77 Kekecewaan Gita
78 Berbicara dengan Hana
79 Negosiasi
80 Sakit
81 Kesepakatan
82 Seorang teman
83 Membeli oleh-oleh
84 Penerimaan Hana dan Gita
85 Mengungkapkan luka
86 Membuka hati
87 Selamat pagi
88 Menyiapkan baju
89 Kopi
90 Playboy
91 Cemburu
92 Surat perjanjian
93 Kerja sama
94 Celaka
95 Baik-baik saja?
96 Menyambut
97 Perhatian?
98 Ketiduran
99 Ciuman?
100 Sabar
101 Home sweet home
102 Makan siang?
103 Kejar-kejaran
104 Gagal
105 Gosip
106 Marah?
107 Tidak marah
108 Sarapan
109 Vila
110 Aviary
111 Pagi di vila
112 Kecewa
113 Uring-uringan
114 Salah paham
115 Badan aja gede
116 Manja
117 Jalan sore
118 Sekelumit kisah
119 Siomay
120 Anak kecil
121 Canda di pagi hari
122 Selamat Gio
123 Malu
124 Jejak yang merepotkan
125 Informasi
126 Keputusan
127 Bertemu
128 Mencari
129 Main air
130 Dititipkan
131 Belum sempat
132 Berbicara
133 Surat
134 Keponakan?
135 Diawasi
136 Hasil tes DNA
137 Tetap di sampingku
138 Tanggal merah
139 Tanggal merah 2
140 Dijual?
141 Bangunan tua
142 Pelampiasan
143 Belajar Masak
144 Melepas lelah
145 Ke Mana Gio?
146 Menghilang
147 Menjadi beban
148 Kantor Renggo
149 Menemui teman lama
150 Kucing dan ikan asin
151 Melabrak
152 Drama istri tersakiti
153 Seorang Kakak
154 Andra
155 Kucing persia
156 Pulang
157 Kampung
158 Kasih sayang Ayah
159 Permintaan Maaf
160 Pagi bersama keluarga
161 Musuh lama
162 Pantai
163 Apartemen
164 Lamaran
165 Berkunjung
166 Membayar hutang
167 Seblak dan Kue
168 Diculik
169 Rahasia
170 Since I Found You
171 Menyumbangkan lagu
172 All Off Me
173 Kejutan ke dua
174 Debat lagi
175 Wanita masa lalu
176 Abdi nyaah ka anjeun
177 Ingin melupakan
178 Keluarga sederhana
179 Reuni mantan
180 Ke Makam
181 Ikatan sebelum lahir
182 Masalah Jas
183 Belajar masak
184 Datang ke kantor
185 Menunggu
186 Rumor
187 Akrab
188 Dipukuli
189 Curiga
190 Karyawan baru
191 Kerabat jauh
192 Muka dua
193 Makan siang
194 Alat sadap
195 Buang angin
196 Kopi keliling
197 Koneksi
198 Jatuh setelah melambung
199 Berpisah
200 Teman baru
201 Belanja buah bareng mertua
202 Sakit apa?
203 Siapa yang marah?
204 YES
205 Bekal
206 Tidak bisa dihubungi
207 Kabar
208 Rindu
209 Mengungkapkan Rindu
210 Suara perut
211 Merajuk
212 Perkara es krim
213 Loading
214 Mantan Casanova
215 Diam
216 Mengikuti
217 Berbaikan
218 Mengungkapkan
219 Ditangkap
220 Tidak sadarkan diri
221 Gio tidak suka....
222 Syarat mengungkapkan cinta
223 Selesai
224 Extra Part
225 Ekstra part
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Bab.01 Diandra Amandita
2
Bab.02 Giovano
3
Bab.03 Awal Mula
4
Bab.04 Alasan
5
Bab.05 My Sunshine
6
Bab.06 Terkejut
7
Bab.07 Ke kantor
8
Bab.08 Adik Kembar
9
Bab.09 Jadi Istriku
10
Bab.10 Calon Istri
11
Bab.11 Jatuh Hati
12
Bab.12 Kebakaran
13
Bab.13 Rumah Sakit
14
Bab.14 Orang Tua
15
Bab.15 Butuh Tenaga
16
Bab.16 Kantin
17
Bab.17 Jaket
18
Bab.18 Bimbang
19
Bab.19 Ilfil
20
Bab.20 Sarapan
21
Bab.21 Risih
22
Bab.22 Penyesalan
23
Bab.23 Maaf
24
Bab.24 Jadi Sopir
25
Bab.24 Pulang
26
Bab.26 Menikah?
27
Bab.27 Sah
28
Bab.28 Baju Ganti
29
Bab.29 Lucu
30
Bab.30 Makan Malam
31
Bab.31 Egois
32
Bab.32 Matahari Pagi
33
Bab.33 Apa Salahku
34
Bab.34 Makan siang
35
Bab.35 Luka Lama
36
Bab.36 Kilasan Masalalu
37
Bab.37 Jangan Dekati Aku
38
Bab.38 Bertaruh
39
Bab.39 Mau Tapi Gengsi
40
Bab.40 Berat Melepaskan
41
Bab.41 Pamit
42
Bab.42 Pergi
43
Mimpi
44
Kebersamaan
45
Pulang
46
Bos tidak punya perasaan
47
Sebuah benda
48
Melarikan diri
49
Nomor tak dikenal
50
Menenagkan diri
51
Aku mencintaimu
52
Berbeda
53
Aku Lelah
54
Pagi Bersama
55
Pesan ancaman
56
Rencana Gio
57
Nomor Itu Lagi
58
Mencari lokasi
59
Menemukan
60
Bertemu
61
Ternyata
62
Menunggu
63
Tidak ada kabar
64
Berkunjung
65
Perjodohan
66
Pion pembalasan dendam
67
Janur kuning
68
Rasa bersalah
69
Khawatir
70
Merasa bersalah
71
Mengurus istri
72
Takut jarum suntik
73
Membuat bubur
74
Aku bukan orang lain
75
Ciuman tidak langsung
76
Lupa pakai baju
77
Kekecewaan Gita
78
Berbicara dengan Hana
79
Negosiasi
80
Sakit
81
Kesepakatan
82
Seorang teman
83
Membeli oleh-oleh
84
Penerimaan Hana dan Gita
85
Mengungkapkan luka
86
Membuka hati
87
Selamat pagi
88
Menyiapkan baju
89
Kopi
90
Playboy
91
Cemburu
92
Surat perjanjian
93
Kerja sama
94
Celaka
95
Baik-baik saja?
96
Menyambut
97
Perhatian?
98
Ketiduran
99
Ciuman?
100
Sabar
101
Home sweet home
102
Makan siang?
103
Kejar-kejaran
104
Gagal
105
Gosip
106
Marah?
107
Tidak marah
108
Sarapan
109
Vila
110
Aviary
111
Pagi di vila
112
Kecewa
113
Uring-uringan
114
Salah paham
115
Badan aja gede
116
Manja
117
Jalan sore
118
Sekelumit kisah
119
Siomay
120
Anak kecil
121
Canda di pagi hari
122
Selamat Gio
123
Malu
124
Jejak yang merepotkan
125
Informasi
126
Keputusan
127
Bertemu
128
Mencari
129
Main air
130
Dititipkan
131
Belum sempat
132
Berbicara
133
Surat
134
Keponakan?
135
Diawasi
136
Hasil tes DNA
137
Tetap di sampingku
138
Tanggal merah
139
Tanggal merah 2
140
Dijual?
141
Bangunan tua
142
Pelampiasan
143
Belajar Masak
144
Melepas lelah
145
Ke Mana Gio?
146
Menghilang
147
Menjadi beban
148
Kantor Renggo
149
Menemui teman lama
150
Kucing dan ikan asin
151
Melabrak
152
Drama istri tersakiti
153
Seorang Kakak
154
Andra
155
Kucing persia
156
Pulang
157
Kampung
158
Kasih sayang Ayah
159
Permintaan Maaf
160
Pagi bersama keluarga
161
Musuh lama
162
Pantai
163
Apartemen
164
Lamaran
165
Berkunjung
166
Membayar hutang
167
Seblak dan Kue
168
Diculik
169
Rahasia
170
Since I Found You
171
Menyumbangkan lagu
172
All Off Me
173
Kejutan ke dua
174
Debat lagi
175
Wanita masa lalu
176
Abdi nyaah ka anjeun
177
Ingin melupakan
178
Keluarga sederhana
179
Reuni mantan
180
Ke Makam
181
Ikatan sebelum lahir
182
Masalah Jas
183
Belajar masak
184
Datang ke kantor
185
Menunggu
186
Rumor
187
Akrab
188
Dipukuli
189
Curiga
190
Karyawan baru
191
Kerabat jauh
192
Muka dua
193
Makan siang
194
Alat sadap
195
Buang angin
196
Kopi keliling
197
Koneksi
198
Jatuh setelah melambung
199
Berpisah
200
Teman baru
201
Belanja buah bareng mertua
202
Sakit apa?
203
Siapa yang marah?
204
YES
205
Bekal
206
Tidak bisa dihubungi
207
Kabar
208
Rindu
209
Mengungkapkan Rindu
210
Suara perut
211
Merajuk
212
Perkara es krim
213
Loading
214
Mantan Casanova
215
Diam
216
Mengikuti
217
Berbaikan
218
Mengungkapkan
219
Ditangkap
220
Tidak sadarkan diri
221
Gio tidak suka....
222
Syarat mengungkapkan cinta
223
Selesai
224
Extra Part
225
Ekstra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!