Bab.03 Awal Mula

 

 

...Happy Reading ...

...💖...

Hari sudah hampir malam saat Gio sampai di kediaman keluarga Purnomo. Menghentikan mobil milik Romi tepat di depan pintu masuk, dia keluar dengan pandangan mengedar, menatap suasana di rumah, tempatnya terlahir dan bertumbuh.

Masih sama, semenjak dia meninggalkannya terakhir kali beberapa tahun lalu. Senyum tipis terukir di bibirnya, mengingat masa-masa saat dirinya masih kecil hingga remaja.

“Uncle Gio!” teriakan seorang anak lelaki kecil berusia lima tahun, mengalihkan perhatian Gio.

Senyumnya semakin melebar, melihat kedatangan sosok kecil yang kini tengah berlari menghampirinya.

“Hei, jagoan! Kamu sudah besar sekali sekarang,” sambutnya, langsung menggendong anak kecil yang tak lain adalah keponakannya.

“Ya, aku sekarang sudah sekolah,” bangga anak kecil itu.

“Hem, baru pulang gak langsung pulang ke rumah! Ke mana saja kamu, hah?”

Seorang wanita paruh baya dengan raut wajah ditekuk ikut berjalan di belakang anak kecil itu, dengan bersidekap dada.

Gio menggaruk belakang kepalanya, sambil menunjukan gigi putihnya, tersenyum kikuk melihat kemarahan sang ratunya. Menurunkan anak kecil tadi lalu beralih menghampiri Hana–ibu Gio.

“Ibu Ratu yang baik hati, jangan marah dulu dong ... Akh minta maaf ya.”

Gio mengambil kedua tangan Hana lalu mencium kedua sisinya berulang, lalu kembali menegakkan tubuhnya dan merangkul tubuh kecil milik wanita yang telah melahirkannya itu.

“Dasar anak nakal! Kamu gak tau kalau Mama menunggumu sejak tadi, hah?”

Pukulan kecik terasa di punggung tegap milik Gio, walau kemudian usapan halus menyusul kemudian. Lelaki itu tersenyum dengan tingkah merajuk ibunya. Semenjak ayahnya meninggal, ibunya kini terlihat lebih perasa.

“Maaf,” kembali Gio mengulang ucapannya.

“Kakak! Apa kakak sudah lupa sama aku, kenapa lama sekali baru pulang?!” seorang gadis berumur sekitar dua puluh lima tahun yang baru saja sampai langsung bergabung dengan semua orang di sana.

Gio melepas pelukannya pada Hana, matanya kini melihat gadis di belakangnya, terlihat sangat cantik dengan pakaian kerjanya.

“Gita! Mana mungkin kakak lupa dengan gadis cengeng sepertimu hah! Kamu sudah besar sekarang ya, dan sedikit lebih cantik,” ujar Gio, dia hampir menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya sebagai tanda, jangan lupa ekspresi wajah meremehkannya yang membuat Gita langsung mencebik kesal.

“Kakak! Aku kira lama di luar negeri, nyebelinnya berkurang, ternyata masih sama saja,” cebik Gita.

“Hissh, ternyata kamu masih saja gampang marah ya. Hahaha!” Gio langsung memeluk adik bungsunya itu.

“Heem, aku kangen Kak Gio,” ujarnya Gita sambil membalas pelukan kakak kesayangannya itu.

Setelah beberapa lama menikmati pelukan bersama sang adik bungsu, kini matanya beralih pada sepasang suami istri yang baru saja masuk, dengan memegang jas dokter di lengannya.

“Wah, akhirnya anak nakal ini pulang juga, setelah begitu lama lupa arah jalan ke rumah!” ejek Erika–kakak pertama Gio.

“Hai, Kak Rika, Bang Deri, bagaimana kabarnya?” sapa Gio, sambil melepaskan pelukannya dari Gita.

“Ya, seperti yang kamu lihat sekarang. Kita baik-baik saja,” jawab Rika, yang diangguki oleh Deri yang merupakan suami Rika.

Acara pertemuan akhirnya berakhir, semuanya masuk ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri, sebelum nanti akan bertemu kembali di acara makan malam.

Cklek

Perlahan Gio membuka pintu kamarnya, mengedarkan mata meneliti setiap isi kamar, bernuansa maskulin dengan dominan warna abu-abu dan putih.

Semuanya masih tampak sama, tidak ada yang berubah, bahkan semua letak barang-barangnya masih sama dengan sebelum ia tinggalkan dulu.

Matanya berhenti di sebuah bingkai foto yang tergantung di salah satu dinding. Di sana adalah foto dirinya dan sang ayah sebelum mereka terlibat masalah, karena sebuah kebodohan dirinya sendiri.

“Pah, aku kembali. Kali ini aku sudah siap untun melakukan apa yang Papah inginkan,” ujar Gio, menatap gambar sang ayah.

Setelah puas, menatap foto sang ayah, kini dirinya beranjak menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri.

.

Dian baru saja pulang dari hotel, setelah jam menunjukkan pukul sembilan malam. Begitu banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan bersama dengan Romi siang tadi, hingga keduanya lupa waktu.

“Iya, Bun. Kak Dian di sini baik-baik saja kok, kan ada Ares yang jagain di sini. Bunda, jangan khawatir ya.”

Tubuh yang sudah terlihat sangat lelah itu memating di depan pintu, saat mendengar percakapan sang adik dengan ibunya melewati telepon.

Dian terdiam, dia menunggu sampai percakapan  Ares dan ibunya selesai.

Cklek.

Pintu terbuka, Dian bisa melihat dengan jelas raut wajah terkejut sang adik, dia hanya pura-pura tidak tahu yang baru saja terjadi, duduk di samping adiknya sambil menyunggingkan senyum tipis, tangannya bergerak membuka sepatu yang dipakainya.

“Kakak lembur lagi?” tanya Ares, dengan suara yang terdengar sedikit bergetar.

Dian melirik Ares sekilas lalu kembali membuka sepatu satunya lagi.

“Iya, banyak sekali pekerjaan hari ini. Apa lagi dengan rencana pembangunan hotel baru di Bandung, bikin pekerjaan kakak makin banyak saja,” jawab Dian.

Mengambil sebelah sepatunya yang tadi sudah terlepas, lalu memegangnya dengan satu tangan, kemudian berdiri kembali.

“Aku sudah siapkan makan malam, mau aku penasaran dulu?” tanya Ares, saat melihat kakaknya bangkit.

“Tidak usah, Kakak mau bersih-bersih dulu, baru nanti makan malam. Kamu istirahat dulu saja,” jawab Dian, mengelus sekilas puncak kepala Ares, sebelum melangkah ke kamarnya.

Ares menatap punggung Dian yang kini mulai menjauh darinya, hatinya sakit bila mengingat perselisihan yang terjadi di antara Kakak dan juga ayahnya.

Sudah hampir dua tahun, semua itu berlalu. Kejadian yang membuat perselisihan di antara kedua anak dan ayah itu.

Semua ini berawal karena sang ayah yang ingin menjodohkan Dian pada anak salah satu teman lamanya. Namun, Dian menolak, hingga terjadi pertengkaran yang lumayan panjang, hingga akhirnya Dian memutuskan pergi dari rumah, dan memilih hidup sendiri.

Itu juga yang menjadi alasan Ares untuk kerja di tempat yang dekat dengan kakaknya, agar dia bisa mendapat alasan untuk meminta tinggal bersama.

Flash back

“Ayah akan menjodohkan kamu dengan anak taman Ayah yang ada di Jakarta,” ujar Eros–ayah dari Diandar.

Diandra yang sedang duduk di hadapan sang ayah, setelah mereka baru saja pulang, mengantarkan jenazah sanga nenek ke peristirahatan terakhirnya.

Dian menatap tajam dengan alis bertaut, terkejut dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya itu.

Makam neneknya bahkan belum kering, dan sekarang dia malah membicarakan masalah perjodohan untuk dirinya. Apa sebenarnya yang dipikirkan oleh ayahnya saat ini, bahkan Dian tidak bisa mengerti.

Menggeleng keras. “Tidak, aku tidak mau dijodohkan,” ucapnya kemudian.

Eros terlihat menyorot lebih tajam tubuh anak perempuannya itu, dia tidak suka dengan penolakan, juga tidak bisa menerima semua itu. Dia mempunyai alasan yang begitu kuat, sebelum memutuskan semua itu.

“Ayah tidak mau tau, pokoknya kamu harus menerima perjodohan ini, Ayah tidak mau tau!” tekan Eros, tak mau dibantah.

Dian mengepalkan tangannya, berusaha menahan amarah yang mulai mencuat.

“Ayah, selama ini aku tidak pernah menolak apa yang Ayah mau, dari mulai pendidikan sampai semua larangan Ayah yang berlebihan, aku selaku turuti. Tapi untuk hal satu itu, aku mohon biarkan aku memutuskannya sendiri,” ujar Dian, suaranya masih pelan, bahkan kepalanya menunduk dalam, menghormati orang tuanya.

“Jangan jadi anak pembangkang! Aku paling tidak suka anak yang bersikap melawan sepertimu!”

Suasana semakin tegang, dengan suara kepala keluarga yang mulai meninggi.

“Ayah sudah cukup mengatur hidup aku! Sekarang aku sudah besar, tolong belasan aku untuk satu pilihan saja, Ayah!” mata berkaca-kaca itu mulai terlihat di wajah Dian, sambil mengatakan kata pembantahan itu.

Bagaimana bisa dia akan menjalani hidup dengan seseorang yang bahkan belum pernah dia temui sebelumnya. Dia tidak bisa membayangkan semua itu. Tidak lagi dan tidak akan, dia terjerumus dengan hubungan antara lelaki dan perempuan.

"Tidak bisa, aku sudah menyetujuinya, jadi dengan pernah membantah atau lebih baik kamu pergi saja dari rumah ini!"

Amarah di dalam tubuh Eros, menutupi rasa sayangnya, hingga yang tersisa hanyalah obsesi untuk menjalankan amanah yang telah lama terlupakan.

"Baiklah kalau itu yang Ayah mau, aku akan pergi dari rumah ini!"

Flash back off

...🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹...

...Bersambung...

 

Terpopuler

Comments

Kaizar Kaizar

Kaizar Kaizar

cerita bagus

2023-08-27

1

Nurmali Pilliang

Nurmali Pilliang

semoga betah baca nya
ceritanya bagus kok

2022-06-13

1

Mira

Mira

Baru mulai baca

2022-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.01 Diandra Amandita
2 Bab.02 Giovano
3 Bab.03 Awal Mula
4 Bab.04 Alasan
5 Bab.05 My Sunshine
6 Bab.06 Terkejut
7 Bab.07 Ke kantor
8 Bab.08 Adik Kembar
9 Bab.09 Jadi Istriku
10 Bab.10 Calon Istri
11 Bab.11 Jatuh Hati
12 Bab.12 Kebakaran
13 Bab.13 Rumah Sakit
14 Bab.14 Orang Tua
15 Bab.15 Butuh Tenaga
16 Bab.16 Kantin
17 Bab.17 Jaket
18 Bab.18 Bimbang
19 Bab.19 Ilfil
20 Bab.20 Sarapan
21 Bab.21 Risih
22 Bab.22 Penyesalan
23 Bab.23 Maaf
24 Bab.24 Jadi Sopir
25 Bab.24 Pulang
26 Bab.26 Menikah?
27 Bab.27 Sah
28 Bab.28 Baju Ganti
29 Bab.29 Lucu
30 Bab.30 Makan Malam
31 Bab.31 Egois
32 Bab.32 Matahari Pagi
33 Bab.33 Apa Salahku
34 Bab.34 Makan siang
35 Bab.35 Luka Lama
36 Bab.36 Kilasan Masalalu
37 Bab.37 Jangan Dekati Aku
38 Bab.38 Bertaruh
39 Bab.39 Mau Tapi Gengsi
40 Bab.40 Berat Melepaskan
41 Bab.41 Pamit
42 Bab.42 Pergi
43 Mimpi
44 Kebersamaan
45 Pulang
46 Bos tidak punya perasaan
47 Sebuah benda
48 Melarikan diri
49 Nomor tak dikenal
50 Menenagkan diri
51 Aku mencintaimu
52 Berbeda
53 Aku Lelah
54 Pagi Bersama
55 Pesan ancaman
56 Rencana Gio
57 Nomor Itu Lagi
58 Mencari lokasi
59 Menemukan
60 Bertemu
61 Ternyata
62 Menunggu
63 Tidak ada kabar
64 Berkunjung
65 Perjodohan
66 Pion pembalasan dendam
67 Janur kuning
68 Rasa bersalah
69 Khawatir
70 Merasa bersalah
71 Mengurus istri
72 Takut jarum suntik
73 Membuat bubur
74 Aku bukan orang lain
75 Ciuman tidak langsung
76 Lupa pakai baju
77 Kekecewaan Gita
78 Berbicara dengan Hana
79 Negosiasi
80 Sakit
81 Kesepakatan
82 Seorang teman
83 Membeli oleh-oleh
84 Penerimaan Hana dan Gita
85 Mengungkapkan luka
86 Membuka hati
87 Selamat pagi
88 Menyiapkan baju
89 Kopi
90 Playboy
91 Cemburu
92 Surat perjanjian
93 Kerja sama
94 Celaka
95 Baik-baik saja?
96 Menyambut
97 Perhatian?
98 Ketiduran
99 Ciuman?
100 Sabar
101 Home sweet home
102 Makan siang?
103 Kejar-kejaran
104 Gagal
105 Gosip
106 Marah?
107 Tidak marah
108 Sarapan
109 Vila
110 Aviary
111 Pagi di vila
112 Kecewa
113 Uring-uringan
114 Salah paham
115 Badan aja gede
116 Manja
117 Jalan sore
118 Sekelumit kisah
119 Siomay
120 Anak kecil
121 Canda di pagi hari
122 Selamat Gio
123 Malu
124 Jejak yang merepotkan
125 Informasi
126 Keputusan
127 Bertemu
128 Mencari
129 Main air
130 Dititipkan
131 Belum sempat
132 Berbicara
133 Surat
134 Keponakan?
135 Diawasi
136 Hasil tes DNA
137 Tetap di sampingku
138 Tanggal merah
139 Tanggal merah 2
140 Dijual?
141 Bangunan tua
142 Pelampiasan
143 Belajar Masak
144 Melepas lelah
145 Ke Mana Gio?
146 Menghilang
147 Menjadi beban
148 Kantor Renggo
149 Menemui teman lama
150 Kucing dan ikan asin
151 Melabrak
152 Drama istri tersakiti
153 Seorang Kakak
154 Andra
155 Kucing persia
156 Pulang
157 Kampung
158 Kasih sayang Ayah
159 Permintaan Maaf
160 Pagi bersama keluarga
161 Musuh lama
162 Pantai
163 Apartemen
164 Lamaran
165 Berkunjung
166 Membayar hutang
167 Seblak dan Kue
168 Diculik
169 Rahasia
170 Since I Found You
171 Menyumbangkan lagu
172 All Off Me
173 Kejutan ke dua
174 Debat lagi
175 Wanita masa lalu
176 Abdi nyaah ka anjeun
177 Ingin melupakan
178 Keluarga sederhana
179 Reuni mantan
180 Ke Makam
181 Ikatan sebelum lahir
182 Masalah Jas
183 Belajar masak
184 Datang ke kantor
185 Menunggu
186 Rumor
187 Akrab
188 Dipukuli
189 Curiga
190 Karyawan baru
191 Kerabat jauh
192 Muka dua
193 Makan siang
194 Alat sadap
195 Buang angin
196 Kopi keliling
197 Koneksi
198 Jatuh setelah melambung
199 Berpisah
200 Teman baru
201 Belanja buah bareng mertua
202 Sakit apa?
203 Siapa yang marah?
204 YES
205 Bekal
206 Tidak bisa dihubungi
207 Kabar
208 Rindu
209 Mengungkapkan Rindu
210 Suara perut
211 Merajuk
212 Perkara es krim
213 Loading
214 Mantan Casanova
215 Diam
216 Mengikuti
217 Berbaikan
218 Mengungkapkan
219 Ditangkap
220 Tidak sadarkan diri
221 Gio tidak suka....
222 Syarat mengungkapkan cinta
223 Selesai
224 Extra Part
225 Ekstra part
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Bab.01 Diandra Amandita
2
Bab.02 Giovano
3
Bab.03 Awal Mula
4
Bab.04 Alasan
5
Bab.05 My Sunshine
6
Bab.06 Terkejut
7
Bab.07 Ke kantor
8
Bab.08 Adik Kembar
9
Bab.09 Jadi Istriku
10
Bab.10 Calon Istri
11
Bab.11 Jatuh Hati
12
Bab.12 Kebakaran
13
Bab.13 Rumah Sakit
14
Bab.14 Orang Tua
15
Bab.15 Butuh Tenaga
16
Bab.16 Kantin
17
Bab.17 Jaket
18
Bab.18 Bimbang
19
Bab.19 Ilfil
20
Bab.20 Sarapan
21
Bab.21 Risih
22
Bab.22 Penyesalan
23
Bab.23 Maaf
24
Bab.24 Jadi Sopir
25
Bab.24 Pulang
26
Bab.26 Menikah?
27
Bab.27 Sah
28
Bab.28 Baju Ganti
29
Bab.29 Lucu
30
Bab.30 Makan Malam
31
Bab.31 Egois
32
Bab.32 Matahari Pagi
33
Bab.33 Apa Salahku
34
Bab.34 Makan siang
35
Bab.35 Luka Lama
36
Bab.36 Kilasan Masalalu
37
Bab.37 Jangan Dekati Aku
38
Bab.38 Bertaruh
39
Bab.39 Mau Tapi Gengsi
40
Bab.40 Berat Melepaskan
41
Bab.41 Pamit
42
Bab.42 Pergi
43
Mimpi
44
Kebersamaan
45
Pulang
46
Bos tidak punya perasaan
47
Sebuah benda
48
Melarikan diri
49
Nomor tak dikenal
50
Menenagkan diri
51
Aku mencintaimu
52
Berbeda
53
Aku Lelah
54
Pagi Bersama
55
Pesan ancaman
56
Rencana Gio
57
Nomor Itu Lagi
58
Mencari lokasi
59
Menemukan
60
Bertemu
61
Ternyata
62
Menunggu
63
Tidak ada kabar
64
Berkunjung
65
Perjodohan
66
Pion pembalasan dendam
67
Janur kuning
68
Rasa bersalah
69
Khawatir
70
Merasa bersalah
71
Mengurus istri
72
Takut jarum suntik
73
Membuat bubur
74
Aku bukan orang lain
75
Ciuman tidak langsung
76
Lupa pakai baju
77
Kekecewaan Gita
78
Berbicara dengan Hana
79
Negosiasi
80
Sakit
81
Kesepakatan
82
Seorang teman
83
Membeli oleh-oleh
84
Penerimaan Hana dan Gita
85
Mengungkapkan luka
86
Membuka hati
87
Selamat pagi
88
Menyiapkan baju
89
Kopi
90
Playboy
91
Cemburu
92
Surat perjanjian
93
Kerja sama
94
Celaka
95
Baik-baik saja?
96
Menyambut
97
Perhatian?
98
Ketiduran
99
Ciuman?
100
Sabar
101
Home sweet home
102
Makan siang?
103
Kejar-kejaran
104
Gagal
105
Gosip
106
Marah?
107
Tidak marah
108
Sarapan
109
Vila
110
Aviary
111
Pagi di vila
112
Kecewa
113
Uring-uringan
114
Salah paham
115
Badan aja gede
116
Manja
117
Jalan sore
118
Sekelumit kisah
119
Siomay
120
Anak kecil
121
Canda di pagi hari
122
Selamat Gio
123
Malu
124
Jejak yang merepotkan
125
Informasi
126
Keputusan
127
Bertemu
128
Mencari
129
Main air
130
Dititipkan
131
Belum sempat
132
Berbicara
133
Surat
134
Keponakan?
135
Diawasi
136
Hasil tes DNA
137
Tetap di sampingku
138
Tanggal merah
139
Tanggal merah 2
140
Dijual?
141
Bangunan tua
142
Pelampiasan
143
Belajar Masak
144
Melepas lelah
145
Ke Mana Gio?
146
Menghilang
147
Menjadi beban
148
Kantor Renggo
149
Menemui teman lama
150
Kucing dan ikan asin
151
Melabrak
152
Drama istri tersakiti
153
Seorang Kakak
154
Andra
155
Kucing persia
156
Pulang
157
Kampung
158
Kasih sayang Ayah
159
Permintaan Maaf
160
Pagi bersama keluarga
161
Musuh lama
162
Pantai
163
Apartemen
164
Lamaran
165
Berkunjung
166
Membayar hutang
167
Seblak dan Kue
168
Diculik
169
Rahasia
170
Since I Found You
171
Menyumbangkan lagu
172
All Off Me
173
Kejutan ke dua
174
Debat lagi
175
Wanita masa lalu
176
Abdi nyaah ka anjeun
177
Ingin melupakan
178
Keluarga sederhana
179
Reuni mantan
180
Ke Makam
181
Ikatan sebelum lahir
182
Masalah Jas
183
Belajar masak
184
Datang ke kantor
185
Menunggu
186
Rumor
187
Akrab
188
Dipukuli
189
Curiga
190
Karyawan baru
191
Kerabat jauh
192
Muka dua
193
Makan siang
194
Alat sadap
195
Buang angin
196
Kopi keliling
197
Koneksi
198
Jatuh setelah melambung
199
Berpisah
200
Teman baru
201
Belanja buah bareng mertua
202
Sakit apa?
203
Siapa yang marah?
204
YES
205
Bekal
206
Tidak bisa dihubungi
207
Kabar
208
Rindu
209
Mengungkapkan Rindu
210
Suara perut
211
Merajuk
212
Perkara es krim
213
Loading
214
Mantan Casanova
215
Diam
216
Mengikuti
217
Berbaikan
218
Mengungkapkan
219
Ditangkap
220
Tidak sadarkan diri
221
Gio tidak suka....
222
Syarat mengungkapkan cinta
223
Selesai
224
Extra Part
225
Ekstra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!