...~𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶~...
Satu bulan pun berlalu.
Kesehatan Sya pun sudah semakin membaik. Hari ini, Sya berniat pergi ke perusahaan milik mendiang papanya. Setelah beberapa menit perjalanan, Sya pun sampai di perusahaan milik mendiang papanya. Semua karyawan yang masih setia pun bahagia dengan kedatangan Sya yang dikenal sebagai anak dari pemilik perusahaan.
Sya pun langsung ke ruang meeting dan mengumumkan kepada pemegang saham jika meeting dadakan akan dimulai. Semua pemegang saham pun terkejut dengan pengumuman tiba-tiba tersebut. Meeting dadakan pun dimulai.
“Ini beneran nona Diva, 'kan?” bisik pemegang saham.
“Sepertinya iya. Karena aura nya sama seperti mendiang Tuan Andrean.” bisik pemegang saham lainnya.
Semua orang sudah tahu jika Andrean yang merupakan papa Sya, dan Linda mama Sya sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
“Baiklah, meeting dimulai!” seru Sya membuat para pemegang saham diam.
“Kita akan membahas tentang siapa yang akan menggantikan posisi mendiang papa saya.” ucap Sya.
“Lebih baik jika perusahaan ini gulung tikar. Sebab, Nona Diva masih belum berpengalaman dalam urusan perusahaan ini dan usia Nona Diva masih terbilang sangat muda,” ucap pemegang saham yang masih kurang percaya jika Sya akan memimpin perusahaan.
“Iya, kinerja kerjanya pasti juga kurang bagus. Pasti ujung-ujungnya juga gulung tikar ini perusahaan,”
“Lebih baik Nona Diva pergi kuliah tentang bisnis saja deh! Karena Nona Diva tampaknya masih muda, jadi perbanyak ilmu saja dulu,”
“Mungkin akan lebih baik jika posisi mendiang Tuan Andrean digantikan oleh orang yang terpecaya Tuan Andrean,”
“Jika perusahaan di pimpin oleh Nona Diva, maka percayalah jika perusahaan ini tidak akan sukses,”
Itulah semua pendapat dari pemegang saham.
“Baiklah, jika itu semua pendapat dari kalian semua. Saya Diva Anastasya tetap memilih untuk menggantikan posisi mendiang papa saya di perusahaan ini,” ucap Sya.
“Tapi Nona.. Anda masih belum berpengalaman soal ini. Saya kurang percaya dengan anda, nona,”
“Iya, nanti ujung-ujungnya juga gulung tikar!”
“Tidak masalah jika kalian semua masih belum bisa mempercayai saya. Tapi saya tetap memilih melanjutkannya. Saya akan buktikan jika saya bisa sukses,” ucap Sya.
“Buktikanlah!” sorak para pemegang saham.
Meskipun pada saat kuliah Sya memilih jurusan bisnis, dan itu juga sudah sedikit Sya lupakan, tapi Sya yakin dia pasti bisa.
“Jika nona Diva tidak bisa membuktikannya, maka saya akan mundur!” ancam pemegang saham yang ingin membuat Sya takut dengan ancamannya. Namun, hal tersebut tidak membuat Sya takut, Sya malah kelihatan biasa saja.
“Saya ingin anda membuktikan jika anda bisa menaikkan pendapatan perusahaan lima puluh persen dalam waktu sepuluh jam!” seru salah satu pemegang saham. Semua orang terkejut dengan ucapannya. Bagaimana bisa dalam waktu sepuluh jam harus sudah bisa menaikkan pendapatan perusahaan lima puluh persen? Apa pemegang saham itu sudah tidak waras?
“Baik. Saya akan pastikan semua itu akan selesai sebelum sepuluh jam!” sahut Sya membuat semua orang yang hadir di meeting terkejut dengan ucapan Sya barusan.
“Baik.” ucap salah satu pemegang saham yang memberikan tantangan kepada Sya.
“Untuk meeting, saya akhiri dulu. Meeting akan dilanjutkan kembali nanti,” ucap Sya lalu meninggalkan ruang meeting. Semua orang pun juga ikut menyusul pergi meninggalkan ruang meeting.
Sya pun menuju ke ruangan miliknya. Ruangan miliknya ini memang dibuat untuk nya karena dulu saat kecil sering main ke perusahaan, jadi papanya membuatkan satu ruangan untuknya.
Sya pun mulai berpikir apa yang harus ia lakukan agar pendapatan perusahaan menaik lima puluh persen dalam waktu sepuluh jam.
Sya pun akhirnya mempunyai ide untuk meningkatkan kualitas produk obat-obatan di perusahaan nya, dan menambahkan beberapa produk baru dengan harga yang terbilang sederhana. Untung dulu mamanya pernah mengajarkan tentang obat-obatan kepadanya, dirinya juga pernah melihat mamanya dalam membuat obat.
Sya pun akhirnya pergi ke rumah sakit milik mamanya. Sya pun langsung menuju ke laboratorium.
Ini adalah pertama kalinya Sya membuat obat. Entah akan berhasil apa tidak, tapi Sya berharap jika kali ini berhasil.
Sya pun berniat untuk membuat obat herbal. Obat herbal ini jarang dikenali masyarakat, sebab jarang orang membuat obat herbal ini. Sya pun membuat obat herbal dengan beberapa tanaman yang memiliki banyak manfaatnya.
Usai membuat obat cukup lama, Sya pun akhirnya selesai membuat beberapa obat herbal.
Sya pun mulai menjual produk obat-obatan ke pasaran, klinik, dan apotek. Sebelum Sya menjual, Sya sudah lebih dulu meminta izin kepada pemerintah dan sebagainya.
Baru saja Sya menjual produk ini, sudah ramai banyak orang yang membelinya. Sya juga menambahkan beberapa produk obat yang sudah pernah ia jual untuk meningkatkan jumlah produk.
Sya pun melihat grafik penjualan produk per jamnya. Sambil menunggu, Sya pun mencari beberapa buku tentang manage perusahaan. Setelah menemukannya, Sya pun mulai membacanya. Sya yang merupakan genius pun mudah paham meskipun hanya membaca.
Setelah membaca beberapa lembar, Sya pun melihat kembali ke grafiknya. Dan grafik nya tersebut baru naik sekitar lima persen. Sya pun melihat jam di jam tangannya, waktu baru berlalu sekitar sepuluh menit. Sya tidak menyangka jika dalam waktu sepuluh menit pendapatan perusahaan bisa naik lima persen. Sya pun mulai menghitung, jika dalam waktu sepuluh menit bisa naik lima persen, maka jika dalam waktu sepuluh jam sudah bisa naik berapa persen?
Sya menghitung dari per jamnya terlebih dahulu. Satu jam ada enam puluh menit, sama dengan sepuluh menit dikalikan dengan enam. Maka sepuluh menit yang bisa naik lima persen, dua-duanya dikalikan dengan enam. Berarti satu jam, pendapatan perusahaan bisa naik tiga puluh persen. Dalam waktu dua jam, pendapatan bisa naik enam puluh persen.
Berarti, Sya tidak perlu menunggu lama, karena hanya dalam waktu dua jam, semua selesai.
Dua jam pun berlalu.
Pendapatan perusahaan naik sekitar enam puluh persen. Sya pun segera mengadakan rapat dadakan lagi.
Di ruang meeting.
“Cepat banget ya? Masa dua jam udah selesai sih?”
“Palingan cuma mau kasih tahu kalau dia gagal, haha! Anak muda sekarang itu ya, belum apa-apa pasti nyerah semua,”
“Kalau misalnya dia berhasil bagaimana?”
“Kamu percaya jika dia berhasil dalam waktu dua jam? Haha, yang benar saja!”
“Percayalah jika dia akan mengumumkan berita buruk kepada kita, haha!”
Itulah yang diucapkan beberapa pemegang saham di perusahaan milik mendiang papa Sya.
“Halo semua.. Tolong perhatian nya!!” seru Sya membuat beberapa pemegang saham yang sedang berbicara berhenti seketika.
“Saya ingin mengumumkan sesuatu kepada kalian semua,” ujar Sya membuat semua orang yang hadir di meeting tersebut tegang dan penasaran apa yang ingin disampaikan oleh Sya.
“Kalian lihat grafik ini? Grafik ini sudah naik menjadi enam puluh persen hanya dalam waktu dua jam,” ucap Sya membuat semua orang yang hadir di meeting terkejut.
“Nona Diva, anda tidak berbohong bukan?”
“Ya, apa Nona hanya ingin bercanda? Ini bukan tempat bercanda, Nona!”
“Grafik nya yang hari ini atau yang sudah lama?”
“Apa Nona Diva sedang ingin bermain-main dengan kami?”
“Nona Diva, tolong untuk serius kali ini!”
Itulah semua ucapan dari beberapa pemegang saham.
“Tidak! Saya tidak berbohong kepada kalian semua dan saya juga tidak sedang bercanda kepada kalian semua. Apa kalian melihat wajah saya terlihat seperti ingin bermain-main? Saya sedang serius untuk saat ini! Grafik ini adalah hasil grafik hari ini, kalian bisa lihat ada tanggal, bulan, dan juga tahun di atas grafik!” seru Sya.
“Ya, itu benar. Grafik tersebut adalah hasil grafik hari ini,”
“Bagaimana bisa Nona Diva bisa menaikkan pendapatan perusahaan lima puluh persen dalam waktu hanya dua jam?”
“Nona Diva benar-benar membuktikannya! Aku tak percaya jika Nona Diva dengan mudahnya menyelesaikan tantangan dari saya!” sahut pemegang saham yang memberikan Sya berupa tantangan.
“Nona Diva benar-benar cocok menjadi seorang pemimpin! Pasti perusahaan ini kedepannya akan sukses!”
“Aku tidak percaya jika Nona Diva bisa menyelesaikan nya dengan mudah yang bahkan sangat mudah! Nilai seratus untukmu, Nona,”
Itulah semua ucapan dari pemegang saham. Semua orang tidak percaya dan terkejut nya bukan main saat mengetahui jika grafik tersebut hasil grafik hari ini.
“Aku bisa membuktikannya, bukan?“ ucap Sya.
“Iya, Nona. Kami percaya jika anda bisa membuat perusahaan ini lebih maju. Nona Diva tidak kalah dengan Tuan Andrean,” jawab pemegang saham.
Sya pun akhirnya dipercayai pemegang saham jika dirinya bisa meminpin perusahaan ini meskipun dengan usianya yang masih muda dan masih bisa dikatakan belum cukup dewasa. Di usia Sya sekarang masih dalam masa pertumbuhan.
Meeting dadakan yang kedua pun berakhir. Sya pun pergi ke rumah sakit melati.
Namun, pada saat sampai di rumah sakit, Sya pun berniat refreshing. Karena Sya tidak mau jauh-jauh dari sahabatnya yang masih koma, Sya pun pergi ke taman rumah sakit.
Taman rumah sakit melati ini dirawat sangat baik. Bunga-bunganya tumbuh dengan suburnya.
Sya pun menghirup udara segar sembari memejamkan matanya sejenak.
Tiba-tiba seseorang menghampiri Sya membuat Sya membuka kembali matanya dan menoleh ke orang tersebut.
“Dek? Ngapain kamu di taman sini? Jangan-jangan kamu orang penyakitan yaa?” ucap orang tersebut yang ternyata adalah Deshita.
“Dek? Maaf Tante, saya ini bukan adek Tante ataupun keponakan Tante,” jawab Sya.
“Lihat! Usia mu masih sangat muda, tapi sayangnya kamu penyakitan. Uppss.. Sayang sekali!" cibir Deshita yang ingin membuat Sya marah dengannya, namun tidak, Sya sama sekali tidak terlihat marah melainkan terlihat sangat santai.
“Saya ini manusia, bukan penyakitan. Atau jangan-jangan Tante sendiri tuh yang penyakitan?“ balas Sya memutarkan balik ucapan Deshita barusan.
“Masih kecil kok gak sopan sama orang yang lebih tua, pasti orang tua kamu gak ngajarin kamu yang benar,“ cibir Deshita lagi.
“Orang tua saya mengajarkan saya yang benar. Atau jangan-jangan, Tante yang diajarkan tidak benar?” Sya memutarkan balik ucapan Deshita.
“Setahu saya, anak seusia kamu tuh masih kuliah. Kamu ke rumah sakit ini karena hamil, ya?”
“Biasanya seumur Tante itu udah kerja. Tante kerja apaan?”
“Saya? Saya ini tidak bekerja saat ini,”
“Kerja apa kerja?” ucap Sya.
Deshita terdiam.
“Jangan tersindir, Tan! Saya tuh ke taman cuma buat refreshing aja. Emang Tante sendiri ngapain?“
“Heh, dek! Jangan sok-sokan akrab ya sama saya,“
“Emang siapa yang mau akrab sama Tante?”
“Ya kalau bukan kamu, siapa lagi?“
“Bisa aja tuh temen Tante yang di sana!” jawab Sya sembari menunjuk kedua teman Deshita.
Deshita pun melihat ke arah mana Sya menunjuk.
“Baik, karena kamu sudah tahu jika kedua orang itu adalah teman Tante. Bagaimana jika kita berperang?” tanya Deshita sembari tersenyum sinis. Ia yakin jika Sya pasti akan takut jika diajak berperang.
“Berperang? Sepertinya sangat seru! Ayo, Tan!” seru Sya membuat Deshita terkejut nya bukan main. Ia pikir, Sya akan takut, tapi ternyata Sya tidak seperti dugaannya. Ia juga berpikir jika Sya adalah penakut seperti dirinya yang terlihat kuat padahal lemah.
“Baik.” ucap Deshita lalu memanggil kedua teman Deshita. Satu namanya Clara Adelya dan satu lagi namanya Ria Erika. Nama panjang Deshita adalah Deshita Shinta. Terlihat sekali jika nama belakang nama mereka bertiga berhubungan dengan nama depan membuat orang mudah untuk mengingatnya.
Mereka berempat pun mulai berperang. Deshita, Clara, dan Ria bekerja sama, sedangkan Sya sendiri. Meskipun sendiri, Sya tidak takut karena dirinya memiliki ilmu bela diri.
Deshita pun mulai menendang kaki Sya, dengan mudahnya Sya menghindar tendangan tersebut sehingga Deshita pun menendang kaki Clara yang berpapasan dengannya ingin menendang kaki Sya. Deshita dan Clara pun saling menendang satu sama lain secara tidak sengaja.
“Shita! Kenapa kamu menendang kaki ku!” seru Clara kesal kepada Deshita yang menendang kakinya cukup kuat sehingga kakinya terasa sangat sakit. Clara pun berbicara seperti itu kepada Ria sembari memegang kakinya yang tertendang.
“Justru seharusnya aku marah kepadamu, Clara!” sahut Deshita sembari memegang kakinya yang tertendang Clara.
“Aku menyerah!“ seru Ria mengangkat tangannya. Saat Deshita dan Ria menendang satu sama lain secara tidak sengaja, Ria justru dibuat lelah oleh Sya karena Sya berlari cukup kencang membuatnya tertinggal sangat jauh. Ia pun tidak nenyangka jika Sya bisa berlari cukup kencang seperti itu, hampir saja ia berpikir jika Sya itu adalah kelinci yang berwujud manusia.
“Apa? Berarti saya tidak perlu bersusah payah! Karena kalian sudah lebih dulu menyerah! Kalian semua bukanlah lawanku,” ucap Sya lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.
Deshita, Clara, dan Ria yang tidak terima dengan kekalahan mereka, mereka pun berniat mencari identitas gadis tersebut dan membalas dendam suatu hari.
⚘⚘⚘
Sementara di Sya.
Sya pun segera menyembunyikan identitas nya. Karena ia yakin jika ketiga orang tadi pasti akan mencari identitas nya. Sebenarnya, alasan Sya menyembunyikan identitas nya bukan hanya ini, tapi ada satu alasan yang masih belum bisa ia ungkapkan kepada semua orang.
...𝚃𝙾 𝙱𝙴 𝙲𝙾𝙽𝚃𝙸𝙽𝚄𝙴𝙳......
Haii ..
Jangan lupa dukungan nya ya buat Author. 🥰🙏🏻
Thank's All. 🙏🏻💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Viona Alleandra Valencia
pasti tuh pemegang saham kaget lihat keberhasilan sya nyelesain tantangan dari mereka
2022-08-05
1
Viona Alleandra Valencia
good sya buktikan sama orang-orang yang suka meremehkan orang lain sebelum melihat kinerja mu
2022-08-05
1
Kas sie mien
duh, knp hrs gulung tikar, sementara diva sbgi penerusnya ada. umur jgn jd alasan lah
2022-08-02
1