Setelah hampir satu jam perjalanan dan hanya di isi dengan keheningan saat di mobil. Kini mobil Bastian sudah sampai di rumah utama. Tanpa berkata lagi, Nisa segera turun begitu saja dan masuk ke dalam rumah yang sudah ia anggap rumah sendiri.
Beberapa bulan terakhir ini, ia sering datang ke rumah bila Bastian lembut di rumah sakit, atau kadang ia juga belanja bersama dengan kakak ipar nya. Dan tak jarang pula, ia mengantar jemput Kenzo di sekolah nya, maka tak heran bila ia sudah menganggap rumah itu adalah rumah nya sendiri, ia sudah tak merasa asing lagi. Terlebih ia merasa bahwa kakak ipar nya juga se frekuensi dengan nya. Sama sama sengklek.
“Assalamualaikum yuhuuu aunty cantik datang!” seru Nisa saat memasuki rumah dan melihat Kenzo tengah bermain di ruang tengah bersama Naura.
“Tante!” seru Naura sangat antusias, “Tante sini deh, lihatin ini!” Naura langsung menyambut nya dan mengajak nya duduk di lantai yang beralas karpet itu untuk melihat hasil karya nya.
“Punya kamu jelek, ini bagus!” saut Ken dan langsung mengambil paksa lukisan Naura dan menggantikan dengan milik nya.
Kalau boleh jujur, memang benar lukisan Ken lebih bagus dan rapi, namun Nisa juga tidak ingin terlalu jujur, terlebih saat ia melihat wajah Naura yang tampak murung.
“Hemmmm .... “
“Nana jangan begitu muka nya. Jangan buat tante aku harus bohong lagi!” cetus Ken yang sukses membuat mulut Naura cemberut kesal.
“Jangan ribut terus!” saut Bastian yang baru saja datang, “Ken, dimana Oma?” tanya Bastian menatap sekeliling namun tak menemukan siapapun.
“Di atas, Kai lagi rewel!” kata Ken lalu fokus menggambar lagi.
“Kaila sakit lagi?” tanya Nisa langsung menatap Ken.
“Tadi habis di suntik tante, makanya nangis terus. Begitu kalau anak cewek suka nangis, kaya Nana!”
“Kok Nana sih! Nana gak suka nangis yah!” saut Naura tak terima.
“Memang kamu suka nangis, suka merajuk suka—“
“Enggak! Nana gak suka nangis kok, dan kalau nangis itu pasti ada alasan jelas, iya gak Tante?” tanya Naura menatap Nisa.
“Bener Sayang,” jawab Nisa tersenyum masam, memang benar wanita menangis pasti ada alasan nya, bukan berarti dia cengeng, “Ya udah, tante mau lihat Kaila sama Kiano dulu.”
Nisa beranjak dari duduk nya, melangkah menuju tangga dan hendak menuju kamar si kembar, namun saat di tengah tangga, tangan nya di tahan oleh Bastian.
“Kamu marah?” tanya nya pelan, ya Bastian merasa bahwa Nisa sedang marah padanya, karena sejak tadi wanita itu mengabaikan nya.
“Marah kenapa? Aku Cuma capek aja, aku mau lihat kembar.” Nisa melepaskan tangan Bastian lalu ia segera kembali melangkah kan kakinya untuk menaiki tangga satu persatu.
Kedatangan Nisa, seketika membuat mama Irish dan Kiara bernafas lega. Akhirnya ada yang bisa membantu keduanya merawat si kecil. Karena sejak tadi mama Irish begitu kewalahan menggendong Kaila, sedangkan Kiara menggendong Kiano.
Sebenarnya Kiara sudah menyewa dua pengasuh bayi, namun bayinya tidak ada yang mau. Mereka malah akan semakin menjerit saat di gendong oleh orang lain. Maka dari itu sejak pagi mama Irish dan Kiara begitu kerepotan dan lelah menggendong.
“Gantian Nis, tolong,” pinta mama Irish dan langsung menyerahkan baby Kai kepada Nisa.
“Uluh uluh, anak gadis nya tante lagi sakit hem?” gumam Nisa begtu gemas dengan pipi gembul milik baby Kaila. Ia langsung menggendong dan menimbang nimang nya, walau sedikit rewel namun akhirnya bersama Nisa, Kiara bisa lebih rileks dan bersantai.
Sementara itu, Bastian memilih untuk istirahat di dalam kamar nya. Ia masih berfikir bagaimana caranya menjelaskan pada Nisa, tapi ia juga berfikir apakah benar Nisa cemburu. Pikiran nya begitu kalut, hingga akhirnya ia tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Halimah
😂😂😂😂😂
2023-10-18
1
tuti tia
Nisa lagi cemburu
2022-09-16
0
Katherina Ajawaila
pasti lah istri mana yg ngk keki sm istri jutek, sm temen mesra. ya gondok lah
2022-06-20
3