Euummmttt
“Basshh ... “
Denisa semakin tidak bisa mengendalikan diri tangan lincah Bastian begitu aktif menjamah nya. Bagaimana bisa, dirinya ikut terbuai, niatnya hanya ingin marah dan membalas perbuatan Bastian,namun mengapa kini malah dirinya ikut hanyut.
‘Gak, gak bisa. Gak boleh. Tapi—,’ Denis semakin terbuai, berulang kali dirinya berusaha mendorong tubuh Bastian, namun naluri nya berkata lain, ia malah semakin ingin membalas pagutan bibir Bastian.
“Memang keripik, tapi sedikit kenyal,” bisik Bastian menyeringai setelah melepaskan pagutan nya, ia menjauhkan tubuh nya dan beranjak pergi meninggalkan Denis yang tampak masih mematung menatap langit langit kamar.
“A—apa? Ke—keripik, kenyal.” Gumam nya masih tak habis pikir, ia tidak menyangka bahwa dirinya kembali di permainkan oleh Bastian.
Bodoh, iya memang dirinya sangat bodoh! Mengapa dia bisa ikut terbuai oleh sentuhan itu, dan kini dirinya merasa kecewa. Hah kecewa? Enggak, dia tidak boleh kecewa, harusnya ia bersyukur, karena dirinya masih perawan. Bastian tidak jadi mengambil mahkota nya, iya dia tidak kecewa, namun mengapa ada rasa yang sedikit mengganjal, seolah ada sesuatu yang belum tuntas ia dapatkan namun rasa itu sudah pergi.
“Bastian brengseekkkk!!!!!” teriak Denisa lalu ia segera menutup dirinya dengan selimut sampai ke ujung kepala.
"Gue benci sama lo, gue benciiiii!"
Sementara itu, di dalam kamar mandi, Bastian kembali harus merasakan dingin nya air Shower untuk menenangkan diri, hati dan adik tercinta. Tentu saja harus di tenangkan, agar dirinya tidak melewati batas.
“Shiittt!” umpat nya melampiaskan marah pada tembok di depan nya. Hampir saja dirinya memakan gadis bar bar itu, tak bisa ia pungkiri, meskipun tubuh Denis terbilang kurus, namun ia memiliki dada yang lumayan berisi dan begitu padat juga sedikit kenyal, hingga membuat nafsu nya semakin bergejolak.
“Sadar Bas, sadarrr!” geram nya pada diri sendiri agar melupakan rasa yang tadi sempat di rasakan oleh tangan nya.
****
Hingga pagi hari, Bastian belum juga bisa memejamkan matanya. Ia memilih untuk duduk di sebuah kursi kecil didepan meja rias sambil bersedekap tangan di dada. Sementara itu, Denisa masih tidur dengan nyenyak di atas tempat tidur.
Huuhh
Berulang kali Bastian menghela napasnya kasar, ia melihat jam di dinding yang masih menunjukkan pukul tuju pagi. Sebentar lagi, ia yakin sebentar lagi pasti orang suruhan mama nya akan datang untuk mengantarkan pakaian nya.
‘Sabar Bas, sabar... sebentar lagi. Oke sebentar lagi.’ Gumam nya terus menguatkan diri dan tak lama terdengarlah suara bel membuatnya langsung beranjak dan membuka pintu.
“Ckckckck!” decak seorang laki laki yang berdiri di depan pintu sambil menggelengkan kepala nya menatap Bastian yang matanya begtu sayu seolah masih sangat mengantuk, “Sampai berapa kali?”
“Apa ini rencana abang?” tanya Bastian dengan wajah datar nya.
“Bukan,” jawab nya dengan cepat, “Harusnya kamu tahu ini siapa, tanpa harus menuduh orang tak bersalah!” cetus nya kesal.
“Lalu kenapa abang disini?Jadi jangan salahkan aku kalau aku berfikir abang ikut andil!”
“Astaga, tahu gitu aku tidak akan kesini tadi!” cetus nya semakin kesal, “Semua sudah kumpul di bawah, aku dan Kiara yang masih di atas, makanya mama telfon suruh sekalian kasih baju ini ke kalian.” Jelas nya sambil menyerahkan sebuah paper bag dengan kasar pada adik nya.
“Harusnya aku buang paper bag itu biar sekalian kamu keluar gak pakai baju!” cetus nya lalu ia pergi begitu saja.
“Mamaaaaaaaaa!” teriak Bastian begitu frustasi lalu ia kembali menutup pintu dengan kasar, mungkin lebih tepatnya banting pintu bukan nutup pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
tuti tia
kerjaan mmh iris
2022-09-16
1
Sweet Girl
tapi kamu akhirnya dapat ta'jil khan Bas... berkat Mama....
2022-09-07
0
Sumarni 08
wah
2022-05-22
1