DI ANTARA DUA PELUKAN
BAB 1
Tiga orang anak kecil sedang bermain kejar kejaran di tengah lapangan bola bertanah liat, mereka terlihat begitu riang. Layaknya anak kecil pada umumnya, tiada beban dalam hidup ini, karena memang dunia mereka adalah dunia main.
"Barno, yuk main hantu-hantuan," ajak gadis kecil itu berumur sekitar sebelas tahun. Rambutnya panjang hampir sampai ke pinggang.
"Ayo," sahut anak laki-laki kecil yang umurnya sekitar delapan tahun.
"Aku ikut." Gadis kecil yang satu lagi berteriak minta ikut untuk bermain. Umurnya tujuh tahu, potongan rambutnya pendek sampai di bahu.
Di kejauhan, mereka mendengar suara teriakan seseorang.
"Es, es, es!"
"Wah, ada es. Beli yuk.!" ujar gadis kecil berambut pendek.
"Aku nggak ada duit. Anak laki-laki itu seketika murung. Ia menginginkan es tersebut, tapi dia tidak memiliki uang untuk membelinya.
"Aku nggak mau!" Gadis kecil berambut panjang menolak.
"Ya, udah. Biar aku belikan untukmu, ya!" Gadis kecil berambut pendek tersenyum kepada anak laki-laki tersebut, lalu ia berlari kecil menuju jalan kecil yang dilalui pedagang es krim tersebut sambil berteriak.
"Wak, Wak. Beli es-nya!" teriaknya.
Setelah gadis kecil berambut pendek itu membeli ice cream, ia kembali kelapangan, dan melihat anak laki-laki kecil sedang menggendong gadis kecil berambut panjang. Dia sejenak diam dan tersenyum pahit, rasa cemburu menyelimuti hatinya.
®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®
Tidak ada yang tau kapan karakter seseorang sebagai makhluk sosial terbentuk, begitu dengan cinta. Banyak orang bilang, setelah melewati beberapa kepahitan dalam hidup, disitulah baru tau siapa diri kita sebenarnya.
Di dalam sebuah rumah. Barno Gorandon Sahuta, pemuda jangkung berumur 20 tahun itu, tengah duduk di depan laptop dengan sebuah dilema untuk mengambil sebuah keputusan, yaitu antara memuaskan diri atau tidak. Namun tetap saja ia gagal memegang janji yang telah dibuatnya untuk dirinya sendiri, yaitu untuk tidak melakukan hal itu lagi.
Akan tetapi, pertahanan yang ia coba tanam dalam hatinya akhirnya jebol juga, adegan yang berlangsung di layar laptop, berhasil mempengaruhinya untuk melakukan hal yang tak senonoh lagi. Lagi dan lagi, setelah semua itu selesai, Barno terkapar lemas dengan penyesalan dengan tubuh menyandar lemas di kursinya.
BRAK!
Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dengan keras, membuat Barno kaget. Begitu juga ketika ia mendengar suara teriakan seorang gadis yang membuat kupingnya semakin panas dengan mata melotot.
Gadis itu bernama Butet Aranda Winda., langsing tinggi, dan cantik dengan rambut panjang sampai ke pinggang.
"Hei Barno. Sudah berapa kali aku bilang sama kau. Jangan lakukan itu lagi benga." umpat gadis tersebut dengan suara yang begitu keras.
"Jiaaaahhh…. Ya ampun, jangan sembarangan masuk seperti itu kau Butet," balasnya berteriak penuh kekesalan.
Gadis itu adalah kakak sepupu Barno, Anak dari abang Ibunya. Mereka sekarang tinggal satu atap di rumah kontrakan, dan Butet bertanggung jawab penuh dengan semua keperluan Barno, mulai dari mencuci bajunya, memasak untuknya, dan bahkan uang jajan yang dikirim oleh orang tua Barno, Butet yang memegang dan mengendalikan pengeluarannya.
Secepat kilat yang menyambar bumi, Barno langsung menutupi pistol airnya yang masih melelehkan cairan kental putih, agar jangan sampai gadis itu melihatnya. Kalau sampai itu terjadi, amukan kakak sepupunya itu akan bertambah parah, hasilnya nasib Barno akan berubah menjadi babu, karena semua pekerjaan di rumah akan ditimpakan oleh Butet kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Anonymous
💪💪
2022-06-08
2
D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Baca yang ini aja...suka yang 1 lawan dua gini
2022-06-04
1
Anonymous
s
2022-06-03
1