***
Di ruangan Ceo telah terjadi sebuah kesepakatan. Kedua belah pihak telah setuju bahwa satu minggu lagi akan di adakan pernikahan mewah dengan Altar pernikahan yang cukup elit. Gery memilih menikahi Angel dan melepaskan Elizha. Semua pilihan yang Gery ambil semata-mata karna Harta yang telah ia perjuangkan sedari nol di perusahaan G.O group. Gery berfikir... setelah menikahi Angel ia bisa dengan mudah menguasai seluruh harta milih papahnya Angel.
"Baiklah... jika kamu sudah memutuskan. Papa akan segera siapkan konfersi pers untuk mengumumkan kapan hari H kalian akan di gelar. Papa hari ini sungguh bahagia atas keputusanmu nak Gery..." Betapa Bahagianya tuan Arga. Ketika anak bungsunya di pinang pria berfrestasi seperti Gery.
Gery tersenyum dan berkata "Saya pun ikut bahagia pah. Karna bisa mewujudkan ke inginan papa" Jelas Gery dengan senyuman datar. Gery bisa bicara demikian padahal hatinya terasa sesak ketika menentukan pilihan berat tersebut.
"Ya udah. Kalau gitu... papa pulang dulu ya. Papa akan segera menelpon Wedding orgenery secepatnya untuk menentukan tanggal pernikahan kalian..." Imbuh papa Angel seraya bersalaman dengan calon menantunya itu.
"Aku antar..." Komen Gery.
"Nggak usah nak. Papa bisa sendiri... ajak saja Angel makan siang bersama nanti" Pinta sang Ayah mertua.
Gery tersenyum pada Angel lalu menariknya "Baiklah. Papa menyutuh kita lebih dekat lagi sayang..." rayu Gery.
"Tentu sayang. Aku seneng benget... karna aku jadi satu-satunya wanita yang berhasil mendapatkan cinta mu..." Tambah Angel dalam komentar kalimat Gery.
Untung aja dia nggak tahu. Kalau saat ini aku lagi bohong sama dia. Bathin Gery menggumam.
"Ya sudah. Kalau gitu... papa pamit. Ingat titip anak papa, jangan lukai hatinya" Jelas sang ayah mertua. Pa Arga pun mulai bergegas keluar dari ruangan tersebut.
"Tunggulah di sana hingga aku menyelesaikan pekerjaan ku. Proyek yang sedang ku kerjakan amatlah urgent... jadi, jangan jenuh menunggu" Pinta Gery. Angel dengan riangnya seneng aja nunggu Gery yang lagi dusta itu.
Angel duduk di sofe ruangan Gery. Sedangkan Gery kembali ke mejanya dengan pikiran tak karuan. Ia masih memikirkan tentang Elizha dan Gabvin yang entah sedang apa mereka saat ini dan berduaan entah di mana.
Gery duduk di depan layan monitor yang di penuhi laporan kurva peningkatan saham perusahaan metuanya. Ia senang karna posisi perusahaannya ada di peringkat tertinggi 80.000 point. Tangannya mengutak aktik sedangkan matanya terus menatap ponsel di sampingnya.
Akhirnya Gery pun putuskan untuk mengirim Email ke Gabvin dan meminta Gabvin mengantarkan Elizha ke masionnya malam ini. Gabvin hanya membalas Ya saja dan membuat Gery makin penasaran.
Sial. Sedang apa sebenarnya mereka?! Kenapa mereka sama sekali tak meresponku. Ugggh aku sungguh kesal! Bathin Gery menggumam.
"Sayang. Beberapa menit lagi makan siang tiba. Apakah pekerjaanmu sudah selesai?" Tanya Angel. Gery sungguh kaget ketika tiba-tiba saja Angel ada di depannya.
"Ah! Benarkah?" Tanya Gery tak percaya.
"Tentu... Ayo bergegas. Segera save file yang telah kamu persiapkan agar tak hilang" pinta Angel.
"Baiklah... tunggu beberapa saat lagi. Aku akan selesai" Gery masih belum menerima jawaban lain dari Gabvin hingga ia pun amat sangat penasaran.
"Baiklah... ayo kita pergi" Gery berdiri dan segera menghampiri Angel. Lalu mereka pun berjalan bersama menuju pintu keluar ruangan tersebut.
***
Di tempat lain...
Gabvin terlihat mematung ketika melihat Elizha makan dengan lahap.
"Ayo makan makanan mu. Kenapa malah menatapku begitu... dasar cabul" Gumam Elizha.
Gebvin terkekeh "Hehehe... melihat cara makanmu yang rakus ini. Aku pikir memang ada pria yang mau sama kamu?" Gurau Gabvin. Elizha tak perduli dan malah makan dengan sangat lahap "Nggak perduli ada atau nggak... yang penting perutku kenyang" Imbuhnya.
"Hem... oh ia. Tadi bosku mengirim email..." Gumam Gabvin. Elizha nggak perduli dan terus mengacuhkan Gabvin.
Gabvin yang di acuhkan pun mulai kembali berkomentar "Dia bilang. Malam ini aku harus mengantarkanmu ke masionnya" Jelas Gabvin. Mendengar penjelasan Gabvin membuat Elizha tersedak "Uhuk! Uhuk!" Dan batuk berulang kali "Nih minum... makanya makan pelan-pelan..." tegas Gabvin seraya memberikan segelas air pada wanita hamil itu.
"Thank" Ucap Elizha setelah meneguk air beberapa tegukan.
"Masih mau minum?" Tanya Gabvin. Elizha menggelengkan kepalanya.
"Mau apa dia menyuruhku ke sana... menyebalkan. Aku nggak mau..." Lugas Elizha menolak.
"Entahlah... tapi dia bilang ini penting. Siapa tahu dia akan bertanggung jawab malam ini dengan menikahimu"Jelas Gabvin. Tiba-tiba napsu makan Elizha terhenti seketika itu.
"Benarkah?" Tanya Elizha.
"Inikan baru perumpamaan. . Bisa Ya. Bisa juga Tidak..." Jelas Gabvin.
Elizha mulai berfikir "Kalau di nikahin sih kejutan. Tapi kalau sampai ini hanya akal-akalannya buat kembali ngurung aku dan memuaskan nafsu ganasnya. Aku bakalan rugi banyak nih" Pikir Elizha dalam hatinya.
"Gi mana... mau nggak. Kalau nggak nih telpon bosku. Bilang sama dia kalau kamu nggak bisa dateng" Jelas Gabvin.
"Tanyain dulu. Ada maksud apa dia nyuruh aku dateng ke kediamannya. Kan musti jelas dulu" Balas Elizha acuh.
"Baiklah aku telpon sekarang..." Gabvin mulai menekan ponselnya dan menyerahkan ponsel itu ke Elizha.
"Kamu aja yang ngomong... Aku lagi males bicara sama pria cabul itu" Pinta Elizha menolak menerima ponsel Gebvin.
"Ya udah. Aku matiin aja..." Gabvin mulai menggoda Elizha lagi.
"Nggak! jangan! Sini..." Elizha mulai merebuy ponsel itu dari Gabvin.
Gabvin pun tersenyum setelah ponsel tersebut ada dalam genggaman wanita tersebut.
"Mana nih nggak di angkat-angkat" Ucap Elizha menatap Gabvin sinis.
"Tunggu aja dulu. Nanti juga di angkat tuh" Imbuh Gabvin menenangkan Elizha.
"Yah. Boong... Dah ah. Aku mau kembali kerja"Gumam Elizha mulai berdiri. Tapi Gabvin kembali menarik Elizha untuk duduk, tampaknya ia belum puas menggoda Elizha "Tunggu-tunggu... Kamu kan dah janji mau ajak aku ke klinik. Jadi temenin ya" Pinta Gabvin dengan wajah memelas.
"Apaan sih. Kan tadi kamu bilang nggak apa-apa" Bantah Elizha.
"Tapi ini rasanya sakit banget deh... auuu! Tolongin dong" ringis Gebvin meremas dadanya yang tadi tersiram air panas.
"Uuh! Oke-oke... aku anter deh. Secara, kamu kan yang udah nyelamatin aku tadi. Jadi, Biarinlah aku anter biar bayar utang budi ku tadi" Elizha mulai menunggu Gabvin bangun dari duduknya.
"Nah. Gitu dong... aku kan senang" Gabvin bangun dari duduknya dan lekas melangkah bersama Elizha. Hati-hati Gabvin jangan terlalu dekat sama Elizha. Nanti kamu bisa jatuh cinta lho...
Bersambung...
thank yang udah baca sampe bab ini. Terus tunggu autor Update ya guys....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Iin Indrawati
Wedding organizer, banyak typo nya, dan author belajar penulisan dalam bahasa inggris, cerita nya sih keren cuma masalah penulisan bhs inggris nya bikin salfok, semangat
2023-02-13
0
Kod Driyah
kasihan Elizha mau di tnggl nikah sm Engel
2022-11-18
0
Nurma sari Sari
jangan Gabvin mulai menyukai Elizha juga. aku GK setuju Thor kalau Elizha menikah dengan Geri, soalnya Gery bukan laki2 yg baik, sekalipun Gery menikahi Anggel tapi niatnya Gery gak baik juga sama Anggel. hanya untuk menguasai perusahaannya aja, sedangkan Anggel mencintai Gery. dan Elizha juga wanita yg baik. munculkan Thor laki2 yg baik buat Elizha, yg benar2 mencintai Elizha bkn untuk mempermainkan Elizha.
2022-11-18
0