***
Elizha bersama Gabvin turun dari mobil yang di naiki Gery. Sementara di tengah perjalanan tadi Gery turun di jemput beberapa pengwalnya sebelum tiba di perusahaan G.O group.
"Silahkan turun tuan putri. Kita sudah sampai di tujuan..." Goda Gabvin pada Eliza.
"Jangan bicara seperti itu. Aku sungguh merasa tertekan ketika mendengarnya" Jelas Elizha.
"Ahahahah... jangan seserius itu. Aku hanya bercanda dan tak bermaksud mencibir" Gurau Gabvin yang suka bercanda itu.
"Terserahlah... aku akan turun dan lekas bekerja" Elizha mulai membuka pintu mobil tersebut.
Klek! Elizha hendak turun. Namun entah apa yang Gabvin pikirkan hingga ia meminta Elizha untuk berjeda sebentar.
"Tunggu... ada hal yang ingin aku tanyakan?" Pinta Gabvin menatap Elizha yang saat itu duduk di kursi belakang dan hendak turun.
"Nanti saja. Aku harus bekerja..." Jelas Elizha tetap membuka pintu mobil itu.
"Ini serius. Ini... tentang adikku..." Imbuh Gabvin bicara sedikit menekan nada suaranya.
"Adik?" Elizha sedikit berdegup.
"Ya. Adikku... Kelvin... Apakah, kamu masih mencintainya?" Tanya Gabvin dengan nanar yang tegang.
Elizha sedikit melamun dan akhirnya mengabaikan Gabvin "Aku pergi..." Balas Elizha masam.
Blam! Gabvin di abaikan dan Elizha lekas melangkah lebar menuju ke area kantor tersebut.
Ada apa? Dengan wanita itu? Bathin Gabvin. Gabvin sedikit melamun, ia sungguh penasaran pada bayi yang ada dalam kandungan Elizha. Seraya memutar otak, Gabvin pun lekas keluar dan melangkah menuju ruangannya untuk mengganti pakaian.
***
Kantor...
Ruangan Ceo...
"Sarah... tolong buatkan aku kopi pahit" Ucap Gery pada Asistent pribadinya.
"Baik pa..." balas sarah mulai keluar ruangan Ceo setelah mengantarkan beberapa berkas penting.
Gery lekas mengutak-atik laptop di depannya dan terlihat sangat sibuk. Lalu bunyi ketukan pintu pun mulai membuatnya menoleh ke arah tersebut.
Tok! Tok!
Dua kali ketukan pintu berhasil membuat Gery bergeming "Ya masuk"
"Ini aku..." Gabvin masuk setelah membersihkan diri dan membuatnya dirinya wangi semerbak.
"Oh. Kamu... ada apa? Bagai mana dengan proyek minyaknya?" Tanya Gery serius.
Gabvin malah tersenyum "Tidak bos. Aku kesini hanya ingin berbincang sebentar dengan anda" Kalimat pormal Gabvin sungguh mengganggu Gery yang tak biasa mendengarkan ocehan dengan notasi seperti demikian.
"Apa hal yang membuatmu kemari? Bukankah ini adalah jam kerja?" tanya Gery serius. Ia mulai melepas jemari lincahnya dari Keyboard dan mulai memainkan jarinya itu seperti tengah melakukan pergangan jari.
"Ini tentang wanita itu..." Imbuh Gabvin.
"Wanita? Itu?" Gery ragu.
"Ya. Dia... Kekasihmu bos..."
"Ada apa dengan wanita itu? Apakah dia membuat masalah?" Tanya Gery menatap Gabvin yang tiba-tiba terlihat aneh.
"Ya dia. Dia tak membuat masalah apapun, tapi... jika dia tetap bekerja di perusahaanmu... tentunya dia akan menimbulkan masalah besar untukmu bos" Jelas Gabvin memperingatkan.
"Apa maksudmu... jangan bicara hal aneh di jam kerja, pekerjaanku masih banyak. Pergilah ini bukan hal penting" Jelas Gery.
"Ini akan jadi penting jika Angel dan papahnya tahu. Bahwa dia adalah..." Tak bisa Gabvin melanjutkan pembicaraannya.
"Kenapa? kenapa berhenti?" tanya Gery.
"Sudahlah... lagi pula. Di jam sibuk seperti ini... mana mau kamu mendengarkan Aspirasiku" Imbuh Gabvin mulai berdiri dan hendak pamit.
"Ya. Nanti kita lanjutkan di jam makan siang" Balas Gery masih sibuk.
"Ya. See you..." Gabvin melambaikan tangannya dan mulai pamit pergi, Gery pun membalas hal yang sama dengan melambaikan sebalah tangannya "Bye..." Ucap Gery. Gabvib pun membuka pintu dan mulai keluar ruangan Ceo itu.
Blam!
Berkas yang bertumpuk, pekerjaan yang tak kunjung selesai membuat Gery tak bisa berpikir lain. Selain pekerjaan yang di pikulanya...
Haaah! Lupakan... pekerjaan lebih penting dari apapun. Bathin Gery. Tak lama setelah pikiran itu muncul. Ia pun mulai menatap ponsel yang hendak ia berikan pada Elizha.
Sial!! Aku lupa memberikan barang ini pada wanita itu... Baiklah, abaikan saja. Nanti akan ku kembalikan selepas jam pulang kerja saja. Bathin Gery menggumam.
Rupanya semua pikirannya membuatnya tak pokus dalam bekerja. Hingga Gery putuskan untuk bangun dari duduknya dan berpura-pura mengontrol area lapangan kerja.
Tempat yang Gery ingin datangi adalah ruangan Office Girls. Entah kenapa, kaki itu malah ingin melangkah ke area tersebut. Wajah Gery sangat tegang dan sedikit malu. Setelah lama melangkah ke arah tersebut. Akhirnya Gerypun bertemu beberapa pelayan di sana "Pagi tuan. Apakah anda ingin Coffe?" tanya beberapa pelayan lain.
Gery menggelengkan kepalanya, padahal netranya jelalatan mencari sosok tinggi ramping putih yang bersinar. Siapa lagi jika bukan gadis muda berusia 18 tahun. Elizha namanya.
Lama sekali mencari akhirnya Netra jeli itu menemukan sosok yang di inginkan. Gery menatap di kejauhan, Elizha tampak sangat lelah. Ia saat itu tengah berjibaku dengan tumpukan cucian piring dan gelas. Ia terus saja bekerja demikian tanpa sesosok pembatu lain di sampingnya.
Gila. Diakan lagi hamil... bisa gawat kandungannya nanti jika dia terlalu lelah. Bathin Gery panik.
"E..." Hendak menyeru. Elizha malah di panggil oleh temannya yang lain. Hingga Gery mulau malu sendiri.
Sial. Apa yang aku lakukan? Jika aku memanggilnya di tempat seperti ini. Aku bisa di tandai sebagai bos mesum. Bathin Gery menggumam.
Akhirnya setelah berfikir demikian, Gery pun memutar langkahnya dan mencoba menjauhi tempat di mana Elizha mencari serpihan rupiah itu.
Di tengah perjalanan menuju ruangannya, Gery malah bertemu dengan Sarah "Tuan" seru Sarah. Gery menoleh "Ah ia..." Balas Gery menatap Sarah.
"Tuan. Sedang apa anda di sini?" tanya sarah.
Sarah adalah Asistent pilihan Angel, Sarah juga adalah teman baik Angel. Body sarah sangat aduhai, tapi... entah kenapa, Gery sama sekali tak tertarik meski gemulai sarah menggoda iman siapapun.
"Kemana saja kamu! Di tunggu coffe malah menghilang!" marah Gery mencari alibi. Padahal dia sadang panik.
"Ah. Maaf... saya tadi menyerahkan berkas ke bagian Divisi menegement. Maafkan saya tuan... saya akan segera buatkan" Sarah panik.
"Lekas antarkan segera... Jangan lalai lagi dalam bekerja atau aku potong gajimu!" Bentak Gery mencecah Sarah.
Gery lantas pergi dengan langkah sedikit menjingkrak karna marah. Meski marah nya gery adalah sebagian dari actingnya tapi nampaknya. Itu berhasil menggeretak seluruh pekerja yang mendengarkan amukan Gery.
Sarah mulai melakukan tugas yang di minta Gery dengan menggerutu "Uuugghh! Dasar bos Buta! Nggak liat apa, aku yang cantik ini mana mau membuatkan Coffe panas... Nyebelin!" Gumam Sarah marah-marah ia mengumpat kesal.
Sarah Celingukan, sementara para Office Girls lain sedang sibuk pada pekerjaan mereka. Sarah pun celingukan mencari salah seorang pelayan untuk membatunya dalam melakukan tugas yang di minta bos nya itu.
"Mana sih para pelayan. Nyebelin kalau aku yang bikinin sendiri. Nanti tanganku jadi kasar dan nggak lembut lagi..." Gerutu Sarah.
Di saat yang bersamaan, Elizha datang dengan setumpuk gelas kotor bekas Coffe para Staf kantor. Sarah kebetulan menatap Elizha lalu memanggilnya "Hei Babu! Sini sebentar" Elizha pun menoleh dan mulai menatap ke arah Sarah "Hei. Liat apa! Cepat kemari! Dasar bodoh!" Sarah memaki. Elizha pun mulai mendekat "Apa? Apakah kamu memanggilku?" tanya Elizha.
"Ia! Siapa lagi jika bukan kamu! Emang di sini ada yang lain selain kita?' Tanya Sarah uring-uringan.
"Bicaralah yang sopan. Jangan marah-marah begitu..." Balas Elizha tak terima.
"Lah... terserah Akulah! Mau marah mau membentak itu adalah urusanku bukan urusanmu! urusanmu adalah membuat para Staff puas paham!" Teriak Sarah.
Wanita iblis! Ingin sekali aku memutar bibirnya hingga membentuk spiral sayur lalu mengupasnya dengan pisau tajam. Bathin Elizha mengumpat kesal.
"Jangan menatap ku seprti itu! Lakukan tugasmu dengan baik!" Marah sarah tak berdasar.
"Ya... tak usah di suruhpun saya sudah melakukan tugas saya dengan baik! Saya sudah bekerja dengan baik pagi ini" Balas Elizha datar.
"Kalau begitu! Mana Coffe yang aku mau!!" Tanya Sarah.
"Coffe? Apakah anda memesan Cofee... Baiklah, akan saya buatkan..." Elizha lantas menyeduh Moccacino karna tak mendengarkan pemberitahuan atau konfirmasi pesanan yang di inginkan Sarah.
Usai menyeduh, Elizha pun menyerahkan Coffe panas itu ke tangan Sarah "Ini... Coffemu sudah siap. Pergilah, karna aku tak ingin ada kegaduhan lain dan membuatku malu" Jelas Elizha menyerahkan Coffe tersebut. Namun bukannya sudi menerima Cofe tersebut. Sarah malah uring-uringan dan tak terima dengan kalimat Elizha yang di rasanya membuatnya terbakar emosi.
"Coffe apa ini?" Sarah membentak.
"Moccacino..."Jawab Elizha lugas.
"Moccacino? Aku suruh kopi hitam! Apa kau tak dengar?!" Teriak Sarah seraya melempar Cup kopi tersebut ke arah Elizha yang saat itu berdiri tegak di depan sarah.
"Apa yang?! Elizha kaget hingga menutupi wajahnya dengan ke sepuluh jemarinya.
Saat cup itu terlempar, rupa-rupanya seseorang datang tepat waktu hingga berdiri di depan Elizha dan menjadi tameng untuknya.
Byurr!! Air pun terciprat. Mengingat air tersebut amatlah panas hingga mungkin akan membakar bagian kulit mana pun yang ia singgapi.
"Aaakhh!"... Sarah mematung kaget setengah mati.
Sementara Elizha mulai keluar dari persembunyiannya. Saat ia simak keadaan di sekitarnya, ia sungguh kaget ketika mendapati seseorang tengah berdiri tepat di depannya. Bahu kekar dan punggung lebar pria itu sungguh membuat Elizha terkesima.
"Apa yang sedang kau lakukan Sarah?" Tanya pria itu.
Siapa? Bathin Elizha.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Hendri Yanto
seruuuu
2023-07-04
0
Defi
Sarah sama2 pekerja kok jadi sombong.. Ini siapa yang nolongin Eliza
2023-03-20
0
Nurma sari Sari
Geri apa Gabvin yg menolong Elizha
2022-11-18
0