***
Malam penuh ke anehanpun mulai berganti dengan cerahnya sinar mentari. Kicauan burung, dan sejuknya udara pagi... nampaknya belum mampu membangunkan sang Ceo muda yang tampan itu.
Namun, berbeda dengan yang di lakukan Elizha setiap pagi. Sebelum berangkat kerja, Elizha selalu mengerjakan rutinitas paginya. Seperti beribadah dan memasak bekal makan pagi dan siang.
Elizha melangkah perlahan mendekati Gery yang masih terlelap. Ia mengendap pelan, agar tak masuk dalam ke isengan pria itu "Tuan, Hey tuan... bangunlah..." Imbuh Elizha, Seraya menggoyang-goyangkan tubuh kekar pria itu.
Namun, nampaknya Gery belum mampu membuka matanya. Mungkin dosis obat tidur yang di berikan Gabvin cukup berpengaruh besar bagi Gery. Hingga ia tetap dalam mode tak sadarkan diri.
"Tuan. Bangunlah, Hari mulai siang... nanti anda bisa terlambat bekerja..." Elizha sangat berusaha.
Iikh... kenapa pria ini musti datang malam-malam dan menggangu, dia bahkan malah tidur tak karuan... apasih yang dia mau? aku di buat pening malam ini,,, Menyebalkan. Bathin Elizha menggumam.
"Hei tuan, Bangunlah!!" Suara cempring melenting membuat Ceo itu mulai kaget dan bangun tak teratur hingga tubuhnya pun terguling. Dan jatuh menyentuh lantai yang dingin.
Bruuukkk!!!
Suara jatuh yang cukup mengenaskan... Elizha kaget dan lekas meraih si tuan muda itu.
"Akh! Tuan, Apakah anda baik-baik saja?" Tanya Elizha panik.
"Sakit!! Kepala ku sungguh sakit sekali..." Gumamnya memegang area tersebut.
"Maaf... Sini biar ku kompres" Elizha lekas menyentuh jidak Gery.
Gery mulai menoleh ke arah wanita di sampinya itu "Kau? Kenapa kau ada di sini?" Tanya Gery memijat batang hidungnya.
Tentu saja Elizha marah "Apa maksud anda tuan?" Tanya Elizha dengan suara paraunya.
"Maksudku... Kenapa kau tiba-tiba ada di rumahku?" Gery mulai mendonggakan wajahnya lalu menatap Elizha intrents.
"Harusnya saya yang tanya... kenapa anda bisa ada di rumah ini?" Tanya Elizha balik menekan Gery.
Gery mulai tersadar, lalu ia menatap Elizha lagi. Lalu ia pun memutar bola matanya yang tajam untuk menyimak. Setelah itu, iapun terbelalak... di lihatnya sekeliling Degh! Jantung Gery mulai berdegup cepat saat itu "I-ini...?" Bisiknya.
Sial, Aku lupa... semalam kan aku datang ke rumah wanita ini untuk membarter barang sitaan. Kenapa aku malah tertidur? Bathin Gery menggumam.
Seketika itu pula ia menekan kepalanya yang terasa nyeri itu Ini pasti gara-gara Gabvin sialan! Awas kau Gabvin!!! Bathin Gery mengumpat kesal.
"Berapa lama lagi tuan akan melamun sepeti itu?" Tanya Elizha menatap pria di depannya itu. Gery pun terenyuh lagi "Ah... Maaf..." Bisik Gery. Gery lekas bangun dan mulai menepuki pakaian nya.
Elizha pun mulai berdiri mengikuti kelakuan pria itu "Tuan, silahkan keluar... rumah ini akan saya gembok" Imbuh Elizha.
"Baiklah..." Gery pun lekas melangkah menuju pintu keluar tanpa membersihkan diri terlebih dulu.
"Maaf jika saya tidak sopan. Tapi saya harus pergi bekerja..." Jelas Elizha di depan lorong pintu kamar kost nya.
Gery sedikit bersimpatik pada wanita itu "Dengan kondisi seperti itu... Heh, jangan bercanda" Gery sedikit mencibir Eliza.
"Maf tuan. Saya harus pergi..." Tak ingin menanggapi ocehan Gery. Elizha pun lantas bergegas mengunci pintu lalu meninggalkan pria itu.
"Tunggu..." Langkah Elizha lagi-lagi tersentak.
"Tuan tolong... biarkan saya pergi dan jangan ganggu lagi. Saya harus berangkat bekerja... Pleace!" Tegas Elizha dengan nanar tajamnya.
Gery sedikit tersenyum dan entah apa sebabnya, Gery malah meraih tangan Elizha lalu menariknya untuk berjalan agak cepat.
"Ikut aku..." Elizha di tarik Gery ke luar dari area kost tersebut.
"Hey! Tuan... pelankan langkahmu. Aku sungguh terganggu!" Elizha sangat risih ketika Gery menarik tangannya menuju ke suatu tempat. Lama melangkah dengan sebuah tarikan, akhirnya Elizha sedikit penat. Hingga langkah mereka terhentibdi sebuah mobil merah milik Gery.
Elizha terdiam menatap mobil tersebut "Mobil ini... bukankah ini mobil yang kemarin mengantarku ke rumah bersalin?" Tanya Elizha dengan suara paraunya.
Gery tersenyum "Ya. Jika berangkat dengan mobil ini. Kamu akan sampai lebih cepat dari biasanya" Jelas Gery. Lagi-lagi Elizha sedikit resah dan terbebani "Tidak. Saya tidak mau... apa kata anak buah anda nantinya. Jika saya berangkat bersama dengan anda..." Elizha sungguh bimbang.
Benar juga... Bathin Gery.
"Sudahlah... soal itu jangan di pikirkan lagi. Yang jelas, saat ini... kamu berangkat dengan selamat saja itukan sudah cukup..." Jelas Gery.
Gery mengetuk pintu mobil itu dengan sangat keras. Lalu, Gabvin pun mulai keluar dengan tatanan sama seperti semalam "Pagi bos... Apakah tidur mu nyaman malam ini?" Tanya Gabvin menggoda Gery.
Mahluk tengil ini. Bathin Gery.
"Jangan bertele-tele... berangkat sekarang" Ucap Gery.
Gabvin pun sigap "Siap bos" Memberi hormat pada sang sahabat baiknya.
Gery mulai membuka pintu untuk Elizha "Masuklah.." Pinta Gery.
"Tidak. Aku akan naik angkutan umum saja" Jawab Elizha datar.
"Ku suruh masuk! Ya masuk saja!" Bentak Gery marah. Akhirnya, elizha pun terpaksa masuk mobil tersebut.
Blam! Gery dan Elizha pun duduk di kursi belakang kemudi. Elizha duduk sedikit menjauhi tuan di sampingnya.
"Apakah semua sudah siap?" Tanya Gabvin.
"Jalan sekarang..." Pinta Gery dingin.
"Siap Bos" Gabvin masuk dan mulai menyetir dengan baik.
Bruuuummm!
Mobil mulai melaju pelan di tangan sang asisten kepercayaan Gery. Sebenarnya, Gabvin adalah seorang maneger. Tapi karna mereka teman dekat, jadi... kemanapun Gery pergi. Pasti di sana akan ada Gabvin.
Heniiiing...
Keadaan dalam mobil itu sungguh hening, Elizha terdiam begitu pun Gery. Gery menggulung lengannya di dadanya dan sibuk menatap kaca di sampingnya.
Gabvin cukup canggung pada posisi tersebut... Hingga entah apa yang di pikirkan Gabvin. Gabvin pun memulai sebuah topik pembicaraan.
"Oh. ia... semalam, tuan Ceo ini memaksa lho. Untuk datang kerumah mu di jam malam... Kira-kira apa yang dia inginkan ya?" Gurau Gabvin berhasil membuat Gery malu.
"Hei! Tutup mulutmu!" Pekik Gery.
Lalu Elizha pun mencetus "Mungkin dia ingin mencoba tidur di gubukku" Jawabnya masam.
Deg!
Gery sungguh kaget. Hingga ia pun memoleh ke arah Elizha tiba-tiba "Apaan sih..." Bisiknya.
"Maaf jika tersinggung... Tapi, ini aneh kan? Saudagar kaya seperti anda. Mana mau tidur di kamar sekecil itu?" Jelas Elizha.
"Cukup... Jangan bertengkar. Kalian tampak seprti sepasang kekasih jika seperti itu..." Tawa Gabvin terkekeh.
"Awas kau! Bicara lagi... ku potong gajimu bulan ini!!" Ancam Gery.
Gabvin panik hingga memohon "Jangan Bos! Kejam..." Ringis Gabvin.
Riuh nya dalam mobil hingga membuat Elizha tanpa sadar tersenyum karna melihat ulah mereka berdua.
Apakah... ini sudah benar? Bathin Elizha...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments