Brummm...
Elizha baru saja meninggalkan Kelvin dengan sikap acuhnya yang tangguh. Namun, seperti tersayat pisau... Luka lama yang hampir kering, tiba-tiba berdarah lagi. Kelvin adalah satu-satunya pria yang pernah mengisi kehidupan Elizha, meski singkat. Tapi efeknya membekas hingga saat ini, rupanya... kenangan itu amatlah berat di terima Elizha.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Gabvin lembut di sela-sela kemudinya.
"Ini bukan urusanmu..." Balas Elizha kecut.
"Bukan urusanmu katamu?" Tanya Gabvin tiba-tiba.
"Urus saja urusanmu sendiri" Balas Elizha makin kecut.
"Heh. wanita serakah, tapi menurutku... ini adalah urusan ku juga" Imbuh Gebvin tiba-tiba.
"Kuharap, kamu tak menyangkut pautkan urusan ini dengan bayi dalam kandunganku" Jelas Elizha lugas.
"Heh..." Gabvin tiba-tiba terkekeh.
"Kenapa kamu tertawa?" Tanya Elizha marah.
"Kenapa? Apakah tidak boleh!" Gurau Gabvin.
"Berhentilah bicara, hari ini aku sedang Battmood!" Balas Elizha marah.
"Oh. Ia, bukankah pria tadi adalah mantan kekasihmu ya" Ucap Gabvin dengan sebuah gurauan.
"Hentikan ocehanmu itu, kemudikan saja mobilmu dengan baik" Marah Elizha.
"Ya-ya, aku paham sekarang. Lantas saja aku tak asing dengan wajahmu yang cukup Exotis bagiku... kamu tak asing di mataku" Gerutu Gabvin bicara tak karuan.
"Jangan bicara yang aneh-aneh, atau seakan akan kamu tahu asal usul ku... Ini sangat memuakan" Balas elizha
Lagi-lagi Gabvin tertawa "Hahahaha, lucu-lucu... tapi, ada satu pertanyaan yang harus kamu jawab. Kenapa kamu putus dengannya?" Tanya Gabvin.
"Hentikan pembicaraan yang tak berdasar ini. Aku sungguh benci" Balas Elizha marah lagi.
"Galak amat sih..." Gumam Gabvin
Elizha tak berkomentar, ia hanya diam dan tak banyak berkata. Cenderung acuh pada Gabvin dan enggan menyimak ocehannya.
"Selama tiga bulan ini, kondisi Kelvin cukup buruk lho..." Tiba-tiba kalimat itu terdengar dan membuat Elizha bergeming.
"Bukan urusanku..." Imbuh Elizha.
Kenapa pria di sampingku ini tiba-tiba berkata demikian seakan-akan di tahu segalanya tentang pria kurang ajar itu. Bathin Elizha menggumam lagi.
"Kamu perlu tahu kondisinya saat ini. Karna aku adalah Kakaknya...." Jelas Gabvin.
Elizha sungguh kaget hingga menoleh ke arah Gabvin dengan refleks dan matanya membelalak lebar-lebar.
"Apa?" Pekik Elizha.
***
Sampailah Elizha di area kamar kostnya... Elizha lekas turun "Kamu tinggal di tempat kumuh ini?" Tanya Gabvin.
"Jangan bicara demikian... karna ini bukan urusanmu" Jelas Elizha marah.
"Baik-baik gadis galak... kalau begitu, aku pergi" Ucap Gabvin. Saat Gabvin hendak masuk ke dalam mobilnya. Elizha baru sadar sesuatu "Tunggu... ada yang ingin aku sampaikan" Pinta Elizha. Gabvin tersenyum menyungingkan sebelah bibirnya "Ada apa? Jangan-jangan kamu mau menyembutku masuk ke dalam rumah ya?" Tanya Gabvin dengan gurauannya.
"Berhenti menggodaku tuan aneh..." Balas Elizha.
"Lalu mau apa... aku tak mau diam tanpa alasan..." Tanya Gabvin berharap.
"Heh. Diamlah sebentar ada yang ingin aku titipkan..." Pinta Elizha. Elizha lekas masuk ke dalam kamar kostnya dan entah apa yang ingin dia titipkan. Sementara itu, Gabvin hanya bisa tersenyum mengembangkan pipinya, emia merasa geli entah apa sebabnya.
Heh, aku tak paham... bagai mana bisa Gery menaruh simpatik pada wanita ini. Bahkan bila di bandingkan saja antara Angel dan Elizha... begitu jauh bagaikan bumi dan langit. Bathin Gabvin menggumam.
Lama menunggu, akhirnya Elizha datang juga membawa sebuah kantung plastik kecil berwarna hitam "Ini, maaf lama menunggu..." Imbuh Elizha seraya menyerahkan bungkusan tersebut.
Gabvin sedikit bingung, hingga ia mencercidkan sebelah alisnya "Apa ini?" Tanya Gabvin heran.
"Ambil saja ini, lalu tolong berikan pada tuan bos mu yang sombong itu..." Jelas Elizha datar.
"Heh. Apakah ini sebuah kado untuknya? So sweet sekali..." Gurau Gabvin menggoda Elizha.
"Hentikan, ini enggak lucu tahu... gih pergi" Elizha lekas mendorong dada bidang Gabvin, hingga Gabvin mundur beberapa langkah.
"Wah-wah, kasar sekali... baiklah aku pergi, jaga dirimu" Gabvin masih tertatih di depan front kamar kost-kost an yang di sewa Elizha.
"Cepat pergi dan serahkan Itu padanya..." Lantang Elizha mulai masuk ke dalam kostnya.
Blam...
Gabvin masih berdiri dengan senyuman datarnya "Heh. Wanita ini, boleh juga..." Gumam Gabvin di iringi senyuman menyunging ke kiri.
Akhirnya Gabvin pun beranjak dari tempatnya berdiri tadi, wajahnya masih menatap kamar kost nomber 15 milik Elizha "Kamar 15 ya, boleh juga..." Bisiknya.
Gabvin lekas menekan Hendle dan mulai masuk ke dalam mobilnya.
BLAM!! mobil Gabvin mulai melaju dan mobil itupun menghilang dari front kostan Elizha. Elizha yang mengintip di balik tirai mulai keluar dengan , napas panjangnya.
"Haaaah... kenapa hari ini terasa sangat rumit sekali..." Gumam Elizha mengeluh.
Elizha masuk dan lekas mencari matras, ia segera merebahkan tubuhnya, seraya mengelus perut yang masih rata itu. Lalu Elizha mulai menatap hasil USG yang tengah di berikan dokter yang memeriksanya tadi.
"Sayang, bertahanlah di sana... Ibu akan berusaha membuatmu di akui oleh ayahmu..." Bisik Elizha seraya mengelus perutnya yang masih rata. Betapa senangnya Elizha ketika tahu, bahwa bayi dalam kandungannya tumbuh dengan baik bahkan sangat sehat.
Ibu sudah tak sabar menunggumu nak... Bathin Elizha. Elizha mulai terlelap seraya memeluk hasil USG tadi siang.
Sementara di tempat lain...
Gabvin yang masih berkendara di dalam mobilnya mulai menelpon seseorang.
"Hallo, bos... aku sudah menyelesaikan tugasku dengan baik" Ujar Gabvin pada seseorang. Entah apa yang tengah mereka bicarakan.
"Baik, aku langsung ke tempat biasa... Oh ia, wanita itu nampaknya sangat menyukaimu bos. Hingga ia menyempatkan diri membuat kado istimewa untukmu..." Gurau Gabvin.
"Oke- Aku mulai Otw ke sana..." Tambah Gabvin menutup ponselnya.
Piiiip!
"Wanita itu, selain meracuni adikku... juga bisa juga meracuni bosku. Nampaknya wanita itu memang wanita yang cukup berbahaya..." Gumam Gabvin mulai menancap Gas hingga laju kendaraannya melesat cepat bah kilat.
***
Beberapa saat kemudian Gabvin dan Gery mulai bertemu di sebuah cafe. Terlihat Gabvin tengah duduk di sebuah meja bundar bersama sang bos yang ia kagumi.
"Bagai mana hasilnya?" Tanya Gery menatap jam di lengan kirinya. Gabvin terkekeh "Hahahaha... ayolah, di luar kita kan kawan..." Gurau Gabvin dengan celotehnya.
"Langsung ke topik pembicaraan... Bagai mana hari ini? Apakah hasilnya fositif?" Tanya Gery serius.
"Ya. Mungkin..." Jawab Gabvin.
"Apa maksudmu...?" Gery tak paham.
"Hasil test DNA mengatakan..." Gabvin menggumam, ia menggoda Gery.
"Bicara yang jelas...!!" Marah Gery.
"Kenapa kamu tak sabaran! Tunggulah satu pekan lagi... baru kamu tahu hasilnya" Kekeh Gabvin.
"Sial!" bentak Gery marah.
"Hahahahaha... santai brow!" Tawa Gabvin yang menggelitik. Gery lekas berdiri dengan napas terengah karna menahan amarahnya.
"Pergilah... aku ada urusan lain" Ujar Gery marah.
"What? Oke, tapi ada satu lagi yang harus aku sampaikan" Jelas Gabvin.
"Apa itu? Cepatlah jangan bertele-tele..." Pinta gery.
"Wanita itu memberikan mu sebuah kado, aku tak tahu apa isinya" Gabvin lekas merogoh kantong jasnya dan segera mengantarkan kado yang tadi di berikan Elizha.
"Apa ini?" Tanya Gery.
"Aku juga tidak tahu. Bukalah, biar aku lihat..." gurau Gabvin.
"Brengsek" Gery lekas menyambar bungkusan kecil itu dan segera pergi.
Sedangkan, Gabvin tersenyum menyungingkan bibirnya. Ia amat kaget pada kelakuan sahabatnya yang sungguh tampak kekanak-kanakan saat menyambar kado yang Elizha berikan padanya.
Bilang saja kalau kau memang tertarik pada wanita itu. Tapi, jika sampai kamu memilih kekuasaan? Bagai mana nasib Elizha nantinya... sayang sekali... Gumam Gabvin dalam hatinya.
***
Gery meninggalkan Gabvin begitu saja... Lalu setelah masuk mobilnya. Ia pun mengambil bungkusaan yang tadi ia simpan di jasnya.
"Apa yang di pikirkan wanita konyol itu?" Gumam Gery. Kini, rasa penasaran mulai menyekimuti hati dan pikirannya. Akhirnya, setelah lama berpikir juga menatap bungkusan tersebut. gery pun putuskan untuk membukanya.
Sial, apa yang sudah aku pikirkan?!" Bantah hatinya. Namun ketika bungkusan sederhana itu dibuka.
Degh! Jantung Gery terasa di pukul sesuatu, hingga ia merasa kaget "A..." Hanya itu yang terdengar dari mulut Gery.
Apa-apaaan dia? Bathin Gery.
Jelas saja kado dari Elizha membuatnya amat sangat kaget sampai-sampai terkejut... Sebab, yang Gery dapati saat itu adalah dompet yang dulu di curi Elizha. Bahkan, isinya tetap sama seperti saat Elizha mengambilnya. Tak kuasa, Gery lekas menutup mulutnya rapat-rapat.
Lalu ia tertawa terbahak-bahak "Ahahahaha... Hahahaha, wa-wanita itu... Hahahahaha, adalah wanita terkonyol yang pernah ada..." Tawa Gery terdengar lepas seakan nikmat sepanjang malam.
Malam Gery, berakhir penuh gelak tawa. Ia bahkan tak paham, baru kali ini ia menemukan wanita yang begitu bodoh dan konyol.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tatik Wae
sebenarnya ksihan tp kog gk punya sopan santun blaasss dlm berbicara... ea udah sepantasnya klu prmpuan kyk gtu d buang...
2023-05-19
0
Nurma sari Sari
kasihan Elizha....
2022-11-18
0