***
"Apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya Pria itu lantang. Para pelayan yang hendak menghakimi Elizha pun mulai lari kocar kacir satu persatu. Sementara salah seorang dari ke enam wanita usil itu tak bisa berkutik.
"Tu-tuan Gabvin... maafkan saya, saya hanya..." Gagap wanita usil itu.
"Hanya apa? Bukankah pekerjaan kalian masih banyak? Kenapa malah tawuran bukannya kerja?" Tanya Gabvin tegas.
"Sa-saya hanya... saya hanya sedang berkenalan dengan rekan baru kami" Elak wanita usil itu jelas-jelas bohong. Gabvin menoleh ke arah Elizha "Apakah benar, wanita ini bicara jujur?" Tanya Gabvin Elizha bingung dan ia pun hanya bisa mengguk.
"Heh... kau bohong, Baiklah... kita lihat sampai di mana kau bisa bohong setelah melihat rekaman CCTV... apakah kamu masih bisa bekerja atau tidak, benarkan?" Jelas Gabvin menatap sinis si wanita usil itu.
"Ja-jangan tuan, jangan lakukan ini pada saya... saya masih ingin bekerja di perusahaan ini" Pinta Wanita usil itu memohon.
"Scurity, bawa dia..." pekik Gabvin melepas tangan wanita usil itu, lalu wanita usil pun di seret paksa para scurty untuk menjauhi Elizha.
Gabvin masih menatap ke arah excekusi... Sementara Elizha mulai duduk lemas di kursi yang ia tempati tadi.
"Kenapa semua ini harus terjadi padaku..." Bisik Elizha. Gabvin pun tak sangaja mendengar suara bisikan Elizha, hingga Gabvin pun menoleh ke arah di mana Elizha terduduk.Gabvin menatap pelan seraya memperhatikan.
"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Gabvin memperhatikan Elizha yang terlihat pucat. Elizha mulai membalas pertanyaan Gebvin "Ah... ia, hanya saja aku sedikit pusing" Balas Elizha seraya memijat jidaknya yang sakit.
"Aku ambilkan minum,,," Ucap Gabvin seraya mengambilkan Elizha minum meski Elizha menolak.
"Maaf merepotkan. Padahal... aku bisa mengambilnya sendiri..."Balas Elizha malu-malu.
"Tak apa, minumlah... agar kamu lebih baik" Pinta Gabvin lembut.
"Terimakasih... aku sudah baikan" Elizha lekas bangun dari duduknya dan mulai berkemas.
"Mau kemana?" Tanya Gabvin.
"Aku mau kembali bekerja..."Jawab Elizha lurus tanpa Exspresi.
Gabvin lantas tersenyum "Hemmm... sungguh wanita pekerja keras..." Gurau gabvin.
"Maaf tuan, apakah saya harus memanggil nama anda dengan sebutan pak? karna ini jam kerja saya..." tanya Elizha. Lantas Gabvin pun kembali tersenyum.
"Anda tersenyum lagi?" Tanya Elizha risih.
Apaan sih pria ini, dia kayak maniak aja... nggak beda jauh sama bosnya, apakah dia bos tertinggi ya? Memang selain Ceo jabatan tertinggi lainnya apa? Ceo kan artinya president?" Bathin Elizha menggumam.
"Hey. kamu baik-baik saja kan?" Tanya Gabvin.
Apaan sih? Benar-benar mencurigakan deh. Gumam Bathin Elizha.
"Aku tadi tanya, apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Gabvin lagi.
"A-aku... aku mau mmebersihkan toilet" Jawab Elizha panik.
"Tunggu! Hari ini, kamu di bebas tugaskan..." Jelas Gabvin. Lantas Elizha langsung terdiam dan merasa heran.
Apakah artinya aku sudah di pecat. Bathin Elizha resah.
"Hari ini, kamu harus ikut dengan ku ke rumah sakit bersalin... ini perintah atasanku" Jelas Gabvin. Elizha makin paham, ia amat malu...
Rumah bersalin, apa maksudnya dia akan menggurkan kandunganku. Bathin Elizha menggumam.
"Jangan berpikir negatif, aku di tugaskan oleh presdir. Jadi jangan banyak bicara atau bertanya..." Jelas Gabvin, Elizha sedikit marah dan malu, ya malu karna bukan Gery yang menjemputnya untuk memeriksakan diri.
Elizha berbalik dan menatap Gabvin "Kenapa tidak bos anda saja yang bertindak?" Tanya Elizha sinis.
"Ya. Bosku sibuk, kamu tahukan... orang kaya sering berganti pasangan. Tapi, aku heran... apa yang istimewa darimu..." Olok Gabvin pada Elizha.
"Terserahlah, aku tak akan ikut denganmu" Elizha lekas berbalik dan berjalan menjauhi Gabvin. elizha sungguh tersinggung dengan kata-kata yang Gabvin lontarkan.
"Oke-oke, jangan marah... aku harus menyelesaikan tugsaku. Jadi... ayo bekerja sama" Pinta Gabvin mengikuti langkah Elizha yang sudah terlanjur masa bodo.
"Ayolah, jangan ngambek... Aku janji nggak akan ngomong lancang lagi. Tolong maafkan aku" Gabvin memohon.
*Apaan sih. Jelas-jelas dia bilang A- sekarang dia memohon B- dasar, penjilat. Bathin Elizha.
Sial, bisa di potong gajiku nanti. bathin Gabvin*.
Akhirnya lama membujuk, Elizha pun mau menuruti permintaan Gabvin.
***
Rumah Bersalin Kasih Ibu....
Ruangan rumah sakit... Gabvin duduk di depan meja sang dokter specialis kandungan dengan sabar. Berharap dokter datang dan menjelaskan segalanya.
Akhirnya dokterpun datang dan lekas menjelaskan "Maaf membuat anda lama menunggu..." Imbuh sang dokter.
"Tak apa dok, bagai mana keadaan bayinya...?" Tanya Gabvin.
"Bayinya sehat, hanya saja kelihatannya sang ibu terlalu banyak diet hingga janin yang berkembang sedikit kekurangan cairan ketuban" Jelas sang dokter.
"Oh. Lalu apa yang harus di lakukan dok?" Tanya Gabvin teliti.
"Usahakan sang ibu untuk banyak konsumsi karbohidrat dan serat yang cukup juga lauk pauk berupa sayuran dan ikan juga telur" Jelas sang dokter.
"Oh begitu... lalu hasil testnya, bagai mana hasilnya dok?" Tanya Gabvin.
"Kami baru bisa menyerahkannya minggu depan, kami harus meneliti terlebih dahulu antara Embrio dan rambut sang ayah" Jelas sang dokter tersenyum.
"Oh begitu ya. Saya kira akan lebih cepat... Ternyata harus menunggu beberapa hari lagi ya?" Tanya Gabvin.
"Benar, oh ia... apakah anda adalah suaminya?" Tanya sang dokter. Lantas pertanyaan itu membuat Gabvin terenyuh "Ah... sa-saya bukan..." Belum sempat Gabvin meneruskan kalimatnya Sang dokter terlebih dahulu menyembar dan memotong kalimat Gabvin
"Saya sarankan, sebagai calon ayah yang baik... anda harus senantiasa mengontrol asupan makanan yang sehat untuk istri anda ya..." Jelas sang dokter.
"Ta-tapi, tapi saya bukan...
"Lalu, jika perlu... hindari berhubungan intin terlalu sering. Jika sering kurangi lah ya, soalnya... Minggu ke 4-8-dan 12 adalah minggu yang rawan. Yang kami takutkan, janin yang telah terbentuk akan terganggu hingga menyebabkan hal yang tak di inginkan" Jelas sang dokter.
Sial, dokter ini ngomong terus... pacar aja gue nggak punya, apa lagi bini... Sial tuh si Gary, cuci tangan sendiri dia" Gumam Bathin Gabvin.
Lama di ceramahi, akhirnya tiba untuk Gabvin beranjak pulang... Gabvin pamit dan lekas menjemput Elizha di ruangan khusus wanita hamil.
"Hey. ibu muda... ayo pulang" Ujar Gabvin.
Elizha pun mulai bangun dari duduknya dan lekas menghampiri Gabvin yang saat itu berdiri di depan pintu keluar.
"Apakah sudah selesai?" Tanya Elizha.
"Belum, dokter bilang hasil testnya akan keluar setelah satu minggu..." Jelas Gabvin.
"Oh begitu..." Balas Elizha datar.
"Ayo lekas pulang" Pinta Gabvin. Elizha mengangguk dan lekas mengikuti pria itu "Dokter bilang, jaga kandunganmu dengan baik... jangan coba-coba menggugurkannya. Jika terbukti bahwa janin dalam kandunganmu bukan milik bos ku. Maka, terimalah akibatnya..."Jelas Gabvin.
Elizha hanya diam tak bicara sepatah katapun ketika mendengarkan peringatan dari Gabvin. mereka berjalan berdua, tanpa sepatah kata pun... Hingga akhirnya mereka sampai di luar rumah bersalin tersebut.
"Tunggulah, aku akan mengambil mobil dulu"Pinta Gabvin. Elizha pun mengangguk.
"Baik..."
Gabvin pergi ke area parkir, sementara Elizha masih terdiam di front rumah bersalin. Cukup lama Elizha menunggu, sampai-sampai ia tak pernah sadar jika ada seseorang yang sempat melihatnya berada di area depan rumah sakit tersebut.
"Elizha!" Pekik seseorang, Suara itu adalah suara seorang laki-laki yang menghampiri Elizha seraya merasa curiga. Elizha menoleh dan lantas ia pun terkejut.
"Akh! Ke-kelvin..." Bisik Elizha kaget, hingga ia tertatih dan membatu.
"Kamu Elizha kan..." Tunjuk Kelvin kembali.
"Ah. maaf, kamu salah orang" Balas Elizha panik.
"Tunggu! Jangan pergi, ada hal yang ingin aku sampaikan" Pinta Kelvin menghentikan langkah kabur Elizha dengan menarik pergelangan tangannya.
"Tidak, lepaskan... Sudah tak ada hal yang harus kamu jelaskan" Balas Elizha panik dan sungguh panik.
Rupa-rupanya Kelvin adalah sumber kesialan Elizha, Kelvin adalah kekasih Elizha di SMU. Kelvin telah mengecewakan Elizha dengan tidur bersama sahabatnya Karin. Hingga Elizha flustrasi dan memilih mabuk parah agar bisa melupakan adegan antara Kelvin dan karin di kamar kost miliknya. Namun, bukannya lupa akan kejadian menjijikan antara sahabat dan kekasih. Namun ia malah mendapati dirinya telah hancur oleh pria asing yang ia sebut Tuan Cabul Gery.
"Aku belum bisa melupakanmu Elizha... bisakah kita memulainya lagi..." Tanya Kelvin memohon. Elizha sungguh tak menyangka, jika ia akan bertemu dengan mantannya di sini.
"Lupakan aku, aku sudah menikah" Jelas Elizha enggan menatap dua manik mata pria itu. Lantas mendengar penjelasan Elizha, Kelvin merasa tersambar petir dan tak paham pada apa yang elizha katakan.
"Me-nikah?" Gagap Kelvin.
"Ya. Tolong lupakan aku... buatlah Karin bahagia. Jangan buat ia menderita, cukup kamu hianati satu wanita untuk wanita lain. Jangan selalu menyakiti hati wanita manapun di dunia ini, karna itu rasanya sangat menyakitkan..." Jelas Elizha menatap kelvin dan memperingatkannya. Bukan hal mudah mengatakan itu semua pada pria yang di cintainya. Tapi, karna rasa sakit yang telah tergoreskan. Elizha mampu mengatakan semua itu dengan lantang dan lugas.
"Aku sama sekali tak percaya..." Bantah Kelvin.
"Itu bukan urusanku. Mau percaya atau tidak, aku tidak perduli" Elizha mulai melangkah keluar dari area rumah bersalin itu. Tak berselang lama, Gabvib pun datang dengan mobilnya dan lekas memngelaksoni Elizha. Sedangkan Kelvin terus saja membuntuti Elizha tanpa henti dengan penjelasannya yang terlambat itu.
Tin! Tin! Mobil mulai berhenti tepat di depan Elizha "Siapa dia?" Tanya Kelvin marah.
"Bukan urusanmu!" Balas Elizha.
"Jadi begitu, kamu ingin aku menyerah!" Tanya Kelvin marah.
"..." Elizha tak berkomentar.
"Aku tak akan pernah menyerah kan mu pada pria lain. Aku janji, Elizha! Tolong beri aku satu kesempatan lagi!" Pinta Kelvin.
elizha lekas membuka pintu depan mobil itu dan lekas masuk ke dalam mobil pazerro merah milik Gabvin secepatnya dan duduk bersampingan dengan Gabvin.
"Elizha! Elizhaaa!" Kelvin hampir mengejar setelah mobil tersebut melaju cukup kencang.
Elizha sungguh tak bisa berfikir, ia amat bingung dan sungguh gundah.
*kenapa aku tiba-tiba harus bertemu dengannya. ini sungguh di luar logika, kenapa dia ada di rumah bersalin itu. Bathin Elizha.
Sedangkan Gabvin tak berkomentar apapun, ia cenderung diam dan tak banyak bicara*.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
sabar Elizha, jangan buka hatimu lagi untuk Kevin dan juga untuk si cabul Geri.
2022-11-18
0