***
Cuaca pagi di kantor sang Ceo masih agak hangat, tapi terasa panas ketika Gery kembali mencumbu Elizha. Gery bilang ia tak akan pernah memilihnya sebagai istri. Tapi rupanya Gery memang ketagihan pesona dan kemolekan tubuh wanita malang itu.
"Hentikan! Brengsek!" Tegas Elizha mendorong wajah Gery yang saat ini masih menciumi tubuhnya.
"Tidak, di sini akulah tuannya... jadi, kau tak berhak menolak atau tidak patuh!" Balas Gery, kembali mewarnai seluruh lekuk tubuh Elizha.
Pria macam apa dia, kenapa dia sama sekali tak ada puas-puasnya... Kumohon tolong aku dari pria biadab ini. bathin Elizha menjerit.
Lama pemanasan, akhirnya Gery pun puas setelah pelepasan "Ha! Hah! Hah!" Suara terengahnya mulai terdengar lelah "Pergilah, bersihkan dirimu..." Jelas Gery mendorong tubuh Elizha.
"Hentikan, kenapa kau selalu memerintahku! Aku bukanlah pacarmu atau pun istrimu! Tapi kau sungguh tega merusakku seprti ini!" Marah Elizha menatap Gery sinis.
"Cepat, bersihkan dirimu..." Ujar Gery lagi. Sementara Elizha yang terlanjur marah pada pria itu hanya menatap sinis dengan amarahnya.
Gery mulai memalingkan tatapannya, lalu bicara desas desus "...aku, sedikit berubah pikiran. Kenapa aku tak coba menerima mu dan anak itu..."Imbuh Gery menatap Elizha dari bawah hingga atas. Elizha terdiam dengan ke tidak pahamannya "Apa maksudmu...?" Tanya Elizha bingung.
"Aku akan melakukan test D.N.A pada janin dalam kandunganmu. Jika terbukti dia adalah anakku, maka aku akan menikahimu..."Jelas Gery dengan nada seriusnya. Elizha sungguh tercengang dan sedikit senang.
"Be-benarkah?" Tanya Elizha menatap Gery sayu.
"Ya. Jadi percepatlah gerakanmu. Karna kita akan segera berangkat" imbuh Gery. Elizha pun lekas membersihkan diri dan kembali ke ruangan Gery.
Klek... Bunyi pintu di buka ketika Elizha mulai keluar dari kamar mandi ruangan Gery.
"Kau sudah selesai?" Tanya Gery menatap di kejauhan. Ia masih terduduk di kursinya, dan memandang Elizha yang saat itu tampak masih malu-malu dengan handuk putih mini yang membalut tubuhnya. Bahkan, paha ramping yang seksi itu terpampang jelas dan harus membuat Gery tergoda hingga ia menelan ludahnya sendiri.
Gluk.
Cih. Wanita ini memang seperti rubah... tiba-tiba datang dan merenggut segala ketenanganku. bathin Gery yang masih tergoda oleh Elizha.
"Tuan Cabul, aku... tidak punya pakaian..." Pekik Elizha malu.
Gery pun tercengang dengan sebutan tak senono itu "Berhenti menyebutku cabul... aku adalah CEO di perusahaan ini. jadi panggil aku dengan sebutan yang lebih pantas" Pinta Gery. Elizha membuang wajahnya seakan sebal dan enggan menurutinya.
"Aku hanya punya pakaian putih milikku, ambilah di lemari itu" Ucap Gery menunjuk ke arah lemari besar di ruangannya. Elizha mulai menoleh ke arah itu dan lekas melangkah.
Saat Elizha melangkah ke arah tersebut, mata Gery sama sekali tak bisa luput dari wanita itu. Gery seakan teracuni oleh segala yang di miliki Elizha.
Sial, ada apa denganku... tak mungkin aku jatuh cinta pada wanita murahan seperti itu. Bahkan kekasihku saja lebih cantik darinya. Bathin Gery menggumam dengan tatapan yang terus saja menyorot gerak-gerik Elizha.
***
Lama mencari, akhirnya dari semua pakaian milik Gery. Elizha hanya mendapatkan kemeja putih yang cukup besar di tubuhnya. Elizha sama sekali tak memakai daleman seperti Underwear ataupun Bra. Hingga warna putih itu malah membuatnya semakin Sexy.
"Tuan cabul. Pakaian ini terlalu besar..."Ucap Elizha merapikan pakaiannya yang seakan melahap seluruh tubuhnya. Pakaian itu menjutai kebesaran hingga paha Elizha. Apa bedanya memakai baju dan tidak. Toh Elizha masih saja tampak seksi dengan pakaian itu.
"Coba berbalik... jangan menggerutu sebelum aku lihat sendiri" Pinta Gery bicara di kejauhan.
"Tidak mau. Tolong pesankan pakaian yang layak. Pakaian pelayan pun tak apa, karna aku tak mau keluar dan jadi pusat perhatian dengan pakaian mu ini. Dasar pria cabul!" Umapat Elizha menggerutu. Gery seakan terpancing dengan ocehan wanita itu. Ia pun mulai menelpon seseorang untuk mengantarkan pakaian pelayan seperti yang di inginkan Elizha.
"Heh. Dasar wanita tak tahu di untung" umpat Gery menutup telponnya. Gery bangun dari duduknya dan lekas melangkah ke arah Elizha. Namun, siapa sangka ponselnya akan berdering begitu saja.
Trrrrrt... Trrrt... dua kali deringan itu terdengar "Hei tuan cabul, ponselmu berdering. Kenapa kamu tak mengangkatnya..."Tanya Elizha heran.
"Heh. Kenapa kau perlu tahu... urus saja urusanmu sendiri" Jelas Gery yang terus mendekati Elizha yang masih tertatih di kaca lemari milik Gery.
"Hei... kenapa kau mendekatiku..." Elizha amat risih dan segan.
"Kenapa? Ini kantorku, aku bisa melakukan apapun di sini..."Jelas Gery menatap Elizha gemas.
Gery mendekat, namun Elizha malah menjauh "Berhenti... jangan mendekat!" Sambung Elizha mencoba menghentikan langkah Gery.
"Jangan terlalu berharap, aku sama sekali tak perduli padamu... jadi, kau tak perlu memerintahkan ku seprti ini" Ejek Gery terus mendekat. Akhirnya mudur pun tak berguna, sebab Elizha telah terpojok di cermin besar lemari Gery.
Duk! Elizha terpojok, dan Gerypun mendekat. Gery sungguh terpesona dan sungguh tergoda dengan pakaian yang di kenakan Elizha. Mereka saling berhadapan "A-apa yang kau lihat..."Tanya Elizha lancang. Elizha sungguh takut dengan tatapan itu.
"Pakaian ini sangat cocok denganmu..."Jelas Gery seraya menempelkan telapak tangan kanannya di salah satu bagian gunung kembar Elizha hingga gery pun sesekali meremasnya pelan "Ssssshhh.. Aaakh! Lepaskan! Apa yang akan kau lakukan lagi, dasar pria cabul!" pekik Elizha marah. Namun Gery malah tersenyum dan kembali menekan pahanya di tengah-tengah selangka-ngan milik Elizha hingga Elizha pun terganggu dengan perlakuanya itu.
"Menjauh, apa yang kau inginkan..."Teriak Elizha.
Gery malah makin memanas, ia meneruskan jari-jari nakalnya untuk meraba paha mulus milik Elizha, dan seakan hendak ******* bibir merah milik Elizha perlahan. Tapi, nampaknya... Elizha menolak untuk di cumbu. Elizha sengaja membuang wajahnya hingga Gery tak sempat ******* bibir elizha yang menggoda itu.
"Hentikan... ku mohon hentikan, jangan teruskan pelecehan yang membuatku sungguh trauma ini" Pinta Elizha dalam sebuah penolakan.
Saat Gery tiba-tiba merasa malu... Sebuah ketukan pintu pun mulai membuyarkan segala hasrat yang telah membelenggu hati nurani sang CEO itu.
Tok! Tok! Tok!
Tiga kali ketukan pintu di ketuk, dan akhirnya Gery pun mulai melepaskan Elizha. Ia mulai melangkah menuju pintu keluar tersebut "Bersembunyilah terlebih dahulu dalam lemari... aku tak ingin ada kesalah pahaman di antara kita" Jelas Gery menoleh tajam ke arah Elizha. Elizha mengangguk dan lekas masuk seperti apa yang di katakan Gery.
Gery mulai membuka slot kunci dan membiarkan seseorang masuk "Ada apa kepala pelayan?" Tanya Gery ramah.
"Tuan muda, maaf mengganggu... saya hanya di suruh mengantarkan pakaian pelayan wanita oleh kepala office girls" Jawab kepala pelayanan.
"Oh begitu ya" Gery mulai menadahkan tangannya dan mulai meminta pakaian pelayan yang di kirim kan kepala layanan itu.
"Oh ia tuan, saya di tugaskan untuk membersihkan ruangan anda sekarang... karna Nona Angel akan segera datang" Jelas Sang kepala pelayanan.
"Baiklah, lakukan tugasmu dengan baik" Balas Gery. Tak ada salah sangka di benak Gery, ia hanya lekas melangkah menuju meja kerjanya lalu meletakan pakaian yang baru saja ia terima itu di samping meja kerjanya. Sementara kepala pelayanan yang seorang wanita paruh baya itu, terus membenahi kantor tersebut. Lalu sekalian meraup kain-kain yang berserakan. Namun,satu yang membuat kepala pelayanan itu ke heranan. Ketika memunguti satu-persatu kain yang tergeletak di lantai, ia malah dapati satu kemeja putih yang ia pikir adalah pakaian pelayan wanita lengkap dengan papan nama yang masih tertera di sana.
"El-Liz-ha..." Ia sempat membacanya, hingga Gery pun terbelalak kaget "Apa yang kau lihat?"Tanya Gery masih terduduk di kursinya.
Sang kepala pelayanan pun mulai panik "I-ini tuan, saya menemukan... pakaian beratas namakan Elizha... bukankah, nama ini adalah salah satu nama pelayan wanita yang baru saja masuk kemarin pagi?" Tanya Sang kepala pelayanan.
Gery amat marah dengan penjelasan itu "Lupakan nama itu... jangan sampai, Nona Angel tahu... Jika sampai dia tahu. Ingatlah konsekuesi yang akan kau dapatkan!" Jelas Gery lantang.
Gluk! Sang kepala pelayanan pun mulai syok dan mempercepat pekerjaannya.
"Ba-baik tuan..." Ia pun mulai pamit perlahan.
Blam!
Pintu mulai di tutup, Gery segera bangun dari duduknya dan mulai menghampiri lemari pakaian yang di isi oleh seorang wanita yang jadi tersangka utamanya.
"Keluarlah! Pakailah pakaian ini, cepat!" Ujar Gery, Elizha lekas memakai pakaian itu secepat mungkin. sesuai anjuran Gery, meski rambutnya masih basah dan belum sempat tersisir rapi.
"Terimakasih..." Balas Elizha. Gery tersenyum menyungingkan bibirnya lembut.
"Kau boleh keluar" Ucap Gery. Elizha mengangguk dan mulai melangkahkan satu kaki kanannya. Namun di saat yang bersamaan, pintu kembali di ketuk dua kali "Tok! Tok!"
Gery kaget dan lekas menarik tangan Elizha, lalu mendorongnya kembali ke lemari.
"Aaakkh!" Pekik Elizha" Kaget.
"Syang! Aku masuk ya!!" Ujar suara seorang wanita dari luar.
"Gawat, dia datang..."Bisik Gery sedikit panik.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Roro Sembodro
klo lebih cantik kenapa trs kecanduan
2022-12-29
0
Nurma sari Sari
mudahan aja anunya Geri borokan
2022-11-18
0
Nur Ain
udah ada kekasih masih aja gatal
2022-11-12
0