***
Kediaman Diargantara...
Elizha, ayahnya dan ibu tirinya terduduk di sofa ruang tamu... Elizha menunduk malu. Ia bahkan tak sanggup menatap wajah ayahnya yang saat itu begitu sedih sampai terlihat amat sangat kecewa pada anak perempuannya itu.
"Elizha... jawab pertanyaan Ayah" Jelas sang ayah. Elizha hanya diam dan memainkan tangannya seraya sesekali mencubiti tangannya sendiri hingga merah.
"Elizha, tatap ayah jika sedang bicara!" Ayah lelizha marah hingga menggebrak meja di depannya.
"Baik yah" Elizha gagap seraya menahan tangisannya.
"Katakan pada ayah. Apakah ini caramu membayar balas budi karna telah di besarkan di kluarga besar Diangantara?" Tanya sang ayah marah.
Elizha menggelengkan kepalanya "Tidak yah. Elizha tidak bermaksud melakukan ini hingga membuat ayah malu" Jawab Elizha.
"Kalau begitu... siapa pria yang telah menghamilimu hingga mencoreng wajah ayah dan membuat ayah sangat malu seperti ini!! ... jawab!!" Pinta sang ayah mencecah anak perempuannya.
"A-aku tidak tahu yah..." Jawab Elizha gagap.
BRAK!! ayah Elizha marah dan menggebrak meja di depannya hingga meja itu pecah berkeping-keping. Elizha terbelalak diam dan membisu ketika melihat kemurkaan ayahnya yang tek pernah ia lihat sebelumnya.
Pyang!
Elizha sungguh kegat "Ampun yah. Elizha mengatakan hal yang sebenarnya. elizha malam itu salah kamar dan kamar itu malah di isi oleh seoarang pria... Elizha nggak bermaksud melakukannnya Yah... tolong ampuni Elizha!!" pinta Elizha Memohon belas kasih sang ayah. Teriakan Elizha yang makin larut dalam sebuah tangisan penyesalan.
"Apa! Salah kamar! Sela sang ibu tiri di tengah perdebatan antara ayah dan anak itu, Ibu tiri Elizha sengaja memperburuk ke adaan antara ayah dan anak itu. "Ayah... anakmu pasti sedang mabuk berat hingga nggak sadar jika dia saat itu telah masuk kamar yang salah... dasar teledor banget sih kamu elizha!" Sambar sang ibu tiri.
"Bu tolong jangan ikut campur. Ini adalah percakapan antara anak dan ayahnya. Ibu sebaiknya diam" Pinta Elizha menatap marah ibunya.
"Jangan mengalihkan pembicaraan Elizha. Ayah tanya sekali lagi... apakah benar yang di katakan ibu tirimu. Bahwa saat itu kamu sedang mabuk?" Tanya sang ayah. Dengan amat marah pada sang ibu, Elizha pun mengangguk diam, matanya memutar dan menatap panik raut wajah sang ayah.
"Ya ayah... gagap Elizha takut, kami saat itu sedang merayakan hari kelulusan di SMU. karna terlalu malam, akhirnya Elizha pesan kamar... tapi, karna mabuk... elizha salah masuk kamar. Elizha enggak bohong kok yah..." Jelas Elizha dalam tangisannya.
"Gugurkan... gugurkan kandunganmu lalu menikahlah dengan tuan muda dari Kluarga Danur..." Jelas ayah Elizha mulai duduk di hadapan Elizha.
"Gu-gugurkan?" Elizha gagap dan syok. Keringat dingin tiba-tiba saja mulai bercucuran di jidaknya.
"Ya. Gugurkan anak dalam kandunganmu... lalu mulailah hidup barumu dengan pria pilihan ku..."Jelas sangayah.
Ibu tirinya sungguh kaget dengan jawaban suaminya "Apa yah. Nggak salah tuh... kalau di gugurkan, bukan hanya Anak Elizha yang mati... bahkan nyawa elizha pun bisa melayang" Jelas sang ibu tiri.
"Nggak! Aku nggak mau menggugurkan anak ini... bukan karna takut mati. Tapi aku nggak mau jadi seorang pembunuh... karna telah membunuh anakku sendiri" Imbuh Elizha menekan perutnya karna enggan membunuh anak dalam rahimnya sendiri.
"Bedebah!!" Marah sang ayah.
"Tak yah! Aku tak ingin membuhun anak ini..." Balas Elizha didalam tangisannya.
Bagus. Usir saja anak itu... biarkan anak-anakku yang dapat semua warisanmu... Bathin sang ibu tiri.
"Kalau begitu! Pergi! Kemas barang-barangmu... aku tak mau melihat anak seprtimu! Dasar tak tahu balas budi!" Bentak sang ayah menujuk keluar pintu.
"Jangan yah. Biarkan Eliza melahirkan dulu... nanti setelah melahirkan Eliz akan pergi sendiri" Balas Elizha.
"Nggak sudi aku melihat anak duhaka sepertimu tinggal lebih lama lagi di kediamanku! Pergi!" Bentak sang ayah.
"Bu... tolong, biarkan Eliz tinggal sebentar lagi... tolong bujuk ayah" Pinta Eliz memohon.
"Sekali tidak ya tidak... lekas kemas barang-barangmu" ucap sng ibu.
"Elizha. Segeralah pergi. Sekalipun kamu berlutut di kaki ayah, ayah tak akan berubah pikiran. Pergi"
Elizha menatap Ayah dan ibu tirinya. Dan setelahnya, Elizha mulai berdiri dengan langkah longai bergontai. Ia pun naik ke lantai atas dan mulai mengemas barang-barangnya. Ia menenteng koper berisikan pakaiannya. Dan saat ia ingat, ia pun mulai mendelik ke arah meja lampu malam kamarnya. Di lihatnya dompet milik ayah si jabang bayi tergeletak di sana, Ia bahkan belum pernah melihat isinya. Ia meraihnya dan mulai membawanya pergi.
Setelah itu, Elizha pun turun dengan menyeret koper tersebut.
"Awas ada yang tertinggal. Karna kluarga ini takan sudi membukakan pintu ini untukmu apapun alasannya" Jelas ibu tiri itu, tangan sang ibu tiri di gulung di perutnya dan menampilkan kesan angkuhnya.
"Yah. elizha pamit... moga ayah tetap sehat dan panjang umur. Maafkan Elizha yang tak bisa membahagiakan ayah" Jelas Elizha menatap sang ayah. Meski ayah nya tak mau melihat Elizha sedikitpun.
"Pergilah. Ayahmu bahkan jijik, jadi jangan berharap lagi belas kasihanya" Jelas ibu tiri Elizha. Elizha belum bergeming dengan mata sembabnya ketika menatap tubuh kekar sang ayah yang penuh wibawa itu. Elizha melangkah untuk pamit dan mencium tangan sang ayah. Namun sang ayah menolak di sentuh anaknya. Hingga tangan Elizha yang tulus itupun di tepisnya keras-keras.
Ayah sungguh marah padaku... bathin Elizha meratap nasibnya yang buruk.
"Makasih ayah. Elizha hanya bisa mengucapkan hal itu. Makasih karna sudah membesarkan Elizha dengan segenap kemampuan ayah. ElIzha amat bangga punya ayah seprti ini. Makasih ayah... dan selamat tinggal..." Jelas Elizha mulai membungkukan tubuhnya dan mulai memutar langkahnya lalu pergi dari hadapan sang ayah. Nampaknya ayah Elizha terguncang setelah kepergian anaknya yang seperti mimpi.
Bukan pergi bersama suaminya. Melainkan tekanan sang ayah yang mengusirnya dengan cara yang amat kejam. Bahkan anaknya kala itu dalam keadaan berbadan dua, bahkan sangking kejamnya sang ibu tiri. Elizha pergi dengan kartu debit yang telah di blok sang ibu tiri.
Selamat jalan Elizha... pergilah ke tempat yang tak akan pernah di temukan ayahmu. Semua aset ayahmu akan jatuh ke tangan putri putriku. Yasmin dan syakila. Bathin sang ibu tiri.
Sedangkan langkah Elizha yang awam dengan dunia luar. Harus menempuh hidup yang pahit, bahkan kenyataan pedih... bahwa sanya jika anaknya kelak akan lahir... maka ia lahir tanpa seorang ayah di sampingnya...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Roro Sembodro
terlalu bangga ibunya harra yg bkn miliknya
2022-12-29
0
Novianti Ratnasari
harus nya sebagai seorang Ayah jangan mengusir eliza.gmn pun dia tuh ank kandung satu2 nya
2022-11-17
1
Tri Soen
Dasar ibu tiri jahat ....
2022-11-14
0