Satu bulan setelah kejadian itu...
Elizha mengunci diri di kamar mandi...
Ibu tiri yang tak melihat Elizha sarapan bersama pun mulai curiga. Ia pun naik ke atas yakni ke kamar Elizha... Saat membuka kamar tersebut, mulai terdengar suara wanita muntah-muntah. Suara menjijikan itu membuat sang ibu tiri lekas turun kembali dan meminta suaminya yang hendak berangkat ke kantornya itu, segera memastikan hal apa yang telah terjadi pada Elizha.
Tok! Tok! Tok!
"Elizha! Elizha! buka..." Teriak sang ayah dari luar kamar mandi anaknya. Elizha sungguh panik ketika ayahnya tiba-tiba berada di kamarnya.
"Ayah..."Gumam elizha segera menyembunyikan Testpacknya yang kala itu menunjukan dua tanda merah jelas.
"Elizha... buka..." Karna elizha tak ingin membuat ayahnya makin marah. Elizha lekas mengantongi tanda merah itu lalu menyembunyikannya.
"Ya yah... ada apa..." Ucap Elizha seraya membuka kunci kamar mandi itu.
"Apa yang terjadi..." Tanya sang ayah.
"Masuk angin bisa yah..." Balas Elizha ringan.
Ayahnya menyimak di raut wajah putrinya yang memperlihatkan air wajah yang tak biasa.
"Kamu nangis?" Tanya sang ayah.
"Nggak... cuma lagi pilek biasa" Jelas Elizha bohong.
"Syukurlah kalau kamu nggak hamil..."Sosor ibu tirinya mempropokasi keadaan.
"Hamil?" Tanya ayah Elizha menatap Istrinya dengan tatapan kaget.
"Ya. Seharusnya hamil... soalnya, Kejadian itu sudah berlangsung selama kurang lebih satu bulan yang lalu..."Jelas ibu tiri Elizha.
Elizha makin muak saja pada ibu tirinya, Sedangkan Sang ayah melotot pada Elizha tak karuan "Bener itu Zha? Apakah bener yang di katakan ibu tirimu jika kamu saat ini sedang hamil muda?" tanya ayahnya.
"Apaan sih yah. Udah lizha bilang, lizha cuma lagi masuk angin..." Ungkap Elizha bohong lagi.
"Sudah lah Zha.Kamu itu sedang mencoreng wajah ayahmu sendiri... dasar anak tak tahu malu..." Bentak sang ibu tiri. Elizha makin marah dan terus membela diri.
"Apaan sih... udah Lizha bilang kalau Lizha cuma masuk angin. Kok nggak percaya banget..." Jelas Lizha mulai panik.
"Yah. Nggak bisa di biarin nih. Dia sudah mempermalukan kita. Seharunya kita usir aja..." Jelas ibu tiri Elizha.
"Apaan sih yah.jangan mau di propokasi sama wanita ini. ayah musti percaya ama Lizha yah" Jepad Elizha.
"Yang di katakan ibu tirimu ada benarnya juga. Padahal ayah sudah siap-siap untuk perjodohanmu... tapi... melihat keadaan mu yang begini. Apa boleh buat, ayah harus mengusirmu jika terbukti bahwa kamu sekarang sedang berbadan dua" Imbuh sang ayah.
"Heh... kita ke klink terdekat aja yah. Buat pastikan bahwa Elizha hamil atau enggak!" Pinta sang ibu tiri.
Keringat dingin mulai berhamburan dari jidak Elizha... Ya tuhan... gimana nih, jangan sampai ayah membuangku bersama si jabang bayi. Meski aku benci, tapi aku nggak mau menggugurkan anakku ini. Bathin Elizha menggumam.
"Lizha... pakai jaketmu. Kita periksa sekarang..." Jelas sang ayah.
"Tapi yah... lizha sedang nggak enak badan. Lizha males keluar" Ucap Lizha.
"Malas karna nggak mau kan jika ayahmu tahu!" Balas sang ibu.
"Apaan sih bu... jangan terus nekan lizha begini..." Bentak Elizha setengah stres.
"Sudah-sudah! kalian ribut melulu. Hasilnya nggak bakalab ketahuan jika kalian terus-terusan bertengkar begini!" marah sang ayah.
Sial... aku musti cari cara lain nih. Bathin Elizha.
Lama mengelak, akhirnya elizha pun mau mengikuti langkah sang ayah untuk pergi ke klinik.
*Klinik sehat
"Gimana dokter, apa yang terjadi pada anak saya" Tanya sang ayah amat khawatir pada perkembangan anaknya.
"Selamat pa. Anda akan menjadi seorang kakek" Jelas sang dokter menyerahkan hasil periksaannya pada sang pria paruh baya itu.
"A-apa..." Dengan tangan gemetaran. Ayah Elizha meraih amplop putih itu lalu ibu tiri Elizha merampasnya. Senyuman puas mulai terlukis dari wajah wanita itu.
Bagus... tiba juga hari yang ku tunggu. Batin sang ibu tiri.
"Sayang... antar aku pulang" Ucap sang ayah Elizha.
"Baiklah..." Balas sng istri.
Mereka mulai keluar dari ruang periksa. Sedangkan Elizha masih terus saja mondar mandir dengan menggigit jarinya tampak tak tenang.
Klek... Elizha lekas menatap sang ayah yang saat itu di bopong ibu tirinya.
"Ayah!" Pekik Elizha. Ibunya menatap Elizha marah "Minggir! dasar anak tak tahu di untung!" Bentak Sang ibu tiri.
"Elizha.Pulang... ayah mau bicara denganmu!" Jelas Sang ayah.
Elizha pun pasrah, ia lekas mengikuti langkah ayah dan ibu tirinya.
Bagai mana ini. Ayah pasti akan murka sekali padaku.Bathin Elizha.
Mereka pun mulai pulang ke kediaman Dirgantara...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Maya Estiantyy
yah... bodoh
2023-06-18
0
Roro Sembodro
menjijikan klo ibu tiri begitu ngrusak pra ibu2 tiri yg mmg sayang dgn qnak2 suaminya.
2022-12-29
1
Nurma sari Sari
nasib sial Eliza, makanya jangan minum yg beralkohol kalo lagi ada masalah, bukannya menyelesaikan masalah malah menambah masalah. orang yg minum2n kalau lagi ada masalah itu orang bodoh, masalah gak akan selesai dengan minum, setelah sadar dari mabok masalah itu masih tetap ada bukan hilang
2022-11-18
0