1. Musibah Datang Tak Terduga

Setelah berada di pesawat dua setengah jam Natsya akhirnya bisa menapakkan kakinya kembali di tanah. Memegang tasnya Natsya berjalan keluar dari bandara.

‘Tittt... Tittt... Tittt...”

Suara telepon menghentikan Natsya, dia memeriksa tasnya dan mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

“Halo,” kata Natsya menjawab telepon.

“Baik, Linda. Aku akan tunggu kamu di luar pintu masuk," ucap Natsya mengakhiri panggilan.

Orang yang meneleponnya adalah Linda yang merupakan sahabat Natsya di SMA, keduanya janjian untuk menghadiri pernikahan Krista. Natsya, Linda, dan Krista adalah sahabat yang sangat baik saat mereka masih SMA.

Karenanya Natsya tetap ingin datang ke pesta Krista meskipun sangat jauh dari tempat tinggalnya. Selain itu, Krista juga merupakan teman masa kecilnya.

Natsya melihat sekeliling mencoba mencari jalan keluar. Dari jauh Natsya memperhatikan seorang pria keluar dari jalur VIP. Pria itu berjalan tergesa-gesa dan hampir berlari. Tapi bukan itu yang menghentikan Natsya, melainkan wajah pria itu yang tampak familier.

Natsya buru-buru mengejar pria itu sambil memanggil namanya. “Adler!” teriak Natsya.

“Adler!” panggilnya lagi.

Natsya menghembuskan napas lelah, dia berhenti mengejar saat pria itu sudah naik mobil dan pergi.

Pria itu benar-benar mirip dengan Adler. Apa mungkin dia salah lihat?

Pria yang di kejar Natsya saat ini berada di dalam mobil. Natsya tidak salah lihat, pria itu memang Adler.

“Pak, ke rumah sakit pusat utama," kata Adler pada pak sopir.

Adler melihat keluar jendela, sepertinya tadi mendengar ada orang yang memanggilnya. Dia tidak terlalu memperhatikan karena terburu-buru.

Berbalik ke belakang, Adler melihat punggung yang tidak asing masuk ke dalam mobil.

Beberapa saat setelah mobil yang dilihatnya pergi, mobil sahabatnya juga tiba.

Linda keluar dari mobil dan berlari memeluk Natsya.

“Apa kabar, Sya? Aku kangen banget tau! Gimana keadaan kamu selama ini?” Linda berkata melepas pelukannya sambil memegang pundak Natsya melihat Natsya dari atas ke bawah.

“Alhamdulillah, aku baik, kok. Kamu bagaimana?” ucap Natsya sangat senang dapat bertemu Linda lagi setelah tiga tahun.

“Aku juga. Astaga ...! Kamu beda banget! Katakan apa rahasianya? Kamu cantik banget. Aku pangling, deh!” seru Linda takjub melihat wajah Natsya yang semakin cantik bakal bidadari dari kayangan.

Natsya memiliki wajah yang mirip orang Eropa, kulit yang putih dan bersih, hidung yang sangat mancung, mata coklat, rambut pirang, dan tubuh yang tinggi.

Natsya sedikit malu mendengar pujian Linda. “Apa sih? Nggak ada rahasia, kok," bantah Natsya.

“Sumpah, benar! Kamu jadi semakin cantik, loh! Aku pikir kamu bakal jadi hitam, dekil, kuyu, setelah tinggal di desa. Seperti wanita-wanita desa di tv itu.”

“Ah, jangan bilang gitu. Aku sekarang lelah dari perjalanan jauh.”

“Ok, ok. Ayo masuk ke mobil. Aku akan membawamu ke restoran, kamu pasti lapar, kan?”

Natsya tersenyum meletakkan tasnya di kursi belakang dan duduk di kursi penumpang depan.

Di dalam mobil keduanya bercerita mengenang masa lalu bersama.

“Oh, ya, Sya, kamu udah siapin hadiah buat pernikahan Krista?” tanya Linda.

“Ah, itu ... aku beri amplop aja deh.” Natsya sedikit ragu, dia tidak tahu apakah memberikan uang kepada Krista bagus atau tidak.

Krista adalah sahabatnya, Natsya tidak tahu harus memberikan apa. Soalnya mereka sudah lama tidak saling kontak.

“Nggak masalah, Sya. Asalkan tulus dari hati Krista pasti bakal senang,” kata Linda menyemangati.

Beberapa saat kemudian mereka tiba di sebuah restoran. Linda memarkirkan mobilnya di tempat parkir, lalu keduanya masuk ke dalam restoran.

Di dalam restoran, Natsya dan Linda menikmati makan siang bersama. Di tengah makan ponsel Linda tiba-tiba berbunyi.

Telepon itu dari pacar Linda. Dia meminta maaf pada Natsya karena harus meninggalkannya sendirian soalnya pacarnya meminta bertemu.

“Sorry, ya Sya. Emang nggak apa-apa elo gue tinggal kayak gini?” ucap Linda merasa bersalah.

“Nggak apa-apa, kok. Kamu pergi saja,” kata Natsya tersenyum pada Linda.

“Kalau begitu gue pergi dulu, ya. Elo tenang aja, makanan ini biar gue yang traktir. Oh, ya, ini kunci apartemen gue. Alamatnya udah gue kirimin ke nomor elo. Bye ....” Linda berkata terburu-buru sambil mengeluarkan kunci dari tasnya meletakkannya di atas meja dan kemudian meninggalkan restoran.

“Hati-hati di jalan!” kata Natsya melihat Linda yang tergesa-gesa.

Natsya mengambil kunci di atas meja, memasukkannya ke dalam tasnya, dan melanjutkan makanannya yang masih tersisa banyak.

Setelah keluar dari restoran Natsya memutuskan untuk menemui adiknya dulu yang tinggal bersama ayah angkatnya. Kebetulan dia sekarang ada di sini lebih baik menemui mereka.

Untuk ke rumah ayah angkatnya Natsya menggunakan bus. Turun dari bus Natsya berjalan menuju arah supermarket. Dia ingin membeli beberapa barang sebagai hadiah.

Keluarga ayah angkatnya tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota, jadi tidak seramai kota provinsi A.

Natsya tidak menyadari ada dua orang berjaket hitam dan memakai topi yang mengikutinya diam-diam dari belakang.

Kedua pria itu semakin dekat, salah satu pria langsung berlari dan menarik tas Natsya. Natsya menggenggam tasnya dengan erat tidak membiarkan orang itu mengambil tasnya.

"Tolong! Rampok! Tolooong!!!" teriak Natsya ketakutan.

Melihat temannya tidak berhasil, pria satunya segera maju dan mendorong Natsya. Tas itu langsung terlepas dari tangan Natsya dan kedua pria itu segera berlari kencang dengan tas yang berhasil mereka dapatkan.

Sementara itu, Natsya yang di dorong tersentak ke belakang dan kepalanya membentur tiang listrik. Natsya langsung pingsan dan terjatuh tergeletak. Sebuah genangan darah mengalir dari belakang kepala Natsya.

Warga yang baru saja keluar dari supermarket melihat Natsya yang tergelak di pinggir jalan berlari menghampiri sambil berteriak meminta bantuan pada orang-orang di dalam supermarket.

"Woi, ada orang yang pingsan di jalan, ayo tolongin!" seru warga itu.

Melihat Natsya tergeletak dengan kepala berdarah orang-orang tidak berani mendekat.

"Cepat panggil ambulans!" teriak salah satu warga.

Seorang gadis mengenakan seragam supermarket syok melihat Natsya yang tergeletak di tanah.

Gadis itu segera bergegas menghampiri Natsya dan memeriksa keadaannya.

"Natsya, bangun!" teriak gadis itu khawatir dan sedikit lega merasakan Natsya masih bernafas.

Gadis itu berbalik ke arah kerumunan. "Tolong telepon ambulans untuk saudara saya," ucapnya memohon.

Salah satu warga segera menelepon rumah sakit. Setelah menunggu ambulans akhirnya tiba. Natsya segera diberi pertolongan pertama dan di masukkan ke dalam ambulans menuju rumah sakit.

"Erwin, beritahu manajer aku minta cuti hari ini." Gadis itu berucap terburu kepada temannya yang juga mengenakan seragam supermarket.

"Oke, tenang aja, Jiha. Bakal aku sampaikan." Angguk Erwin.

Gadis yang dipanggil Jiha mengangguk dan segera naik ke ambulans.

×××××

Terpopuler

Comments

Wong kam fung

Wong kam fung

Kamu paling yang dekil wk

2023-05-11

0

Sky darkness

Sky darkness

wkwkw

2023-05-11

0

Sylius

Sylius

tasnya~ semoga kamu tidak apa"

2023-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!