Belum Siap Lahir Batin

Happy reading 😘😘😘

Lolos sudah air bening dari kedua sudut netra Chayra seiring tubuhnya yang berguncang hebat. Kata-kata yang terlisan dari bibir Alif meruntuhkan dinding hati.

Alif mengangkat dagu Chayra dan melabuhkan bibir, mencurahkan besarnya rasa cinta melalui sentuhan yang teramat manis ....

"Yang, maaf. Maaf karena telah membuatmu menangis. Mas Alif janji, nggak akan ngomong sesuatu yang membuat hatimu terluka lagi," ucapnya sembari menyeka jejak air mata di wajah ayu sang kekasih hati.

"Mas --" lirih Chayra lantas keduanya saling menatap.

Alif menggenggam erat tangan Chayra dan mencium buku-buku jari kekasih halalnya itu. Kemudian ia labuhkan kecupan dalam di kening. Chayra sejenak memejamkan netra, meresapi sentuhan hangat dan menenangkan jiwa.

"Ayunda Chayra Putri, percaya dan yakinlah akan besarnya rasa cinta mas Alif kepadamu. Mas Alif bukanlah seorang pujangga cinta yang pandai merangkai kata sebagai rayuan. Mas Alif hanya seorang pria yang mampu mengungkap rasa cinta dengan sebentuk perhatian dan lantunan doa di setiap hembusan nafas. Kita eratkan genggaman dan jangan sampai terlepas. Mungkin, mas Alif bukanlah sosok imam yang terbaik. Namun mas Alif akan berusaha menjadi imam yang terbaik untukmu dan anak-anak kita kelak. Apapun yang akan terjadi di masa depan, jangan berburuk sangka pada Mas Alif," tuturnya tanpa mengalihkan tatapan dari mutiara hazel yang selalu membuatnya jatuh cinta.

"Mas, Chayra hanya ingin ... Mas Alif menjaga kepercayaan Chayra. Tetaplah menjadi pribadi Mas Alif yang Chayra kenal dulu. Jangan berubah. Jangan menjadi pria seperti Damar!" pintanya dengan kesungguhan hati.

"Iya Sayang. Pribadi mas Alif tidak pernah berubah. Mas Alif tetaplah lelaki yang kamu kenal dulu --"

Namun sayang, keadaan mas Alif yang berubah. Entah ini sebuah kesalahan atau suatu ujian. Sumpah demi apapun, mas Alif hanya ingin menolongnya. Menolong orang yang hampir kehilangan nyawa ....

"Yang, istirahatlah dulu! Sayang terlihat sangat lelah. Lelah menangis. Tuch hidungnya sampai merah. Mas Alif jadi gemes. Pingin japit hidung Sayang biar tambah merah." Alif terkekeh dan menjapit hidung Chayra, gemas. Ia berusaha mengusir kesenduan dengan candaan.

"Ihhh, apaan sih Mas Alif. Sakit tau!" Chayra merengut dan mengusap hidungnya yang memerah.

"Kalau lagi merengut, Sayang semakin menggemaskan. Mas Alif jadi nggak sabar --" Alif menarik kedua sudut bibirnya dan mengerling nakal. Seketika Chayra bergidik. Ia lantas memutar tumit dan masuk ke dalam kamar mandi untuk menghindari Alif. Chayra mengira, Alif akan meminta haknya sekarang. No, Chayra belum siap lahir batin. Meski ia akan ketagihan setelah mencicip rasa manis dan nikmatnya mereguk kenikmatan surga dunia bersama sang kekasih halal.

Menit berikutnya, Chayra keluar dari kamar mandi bertepatan dengan Alif yang sedang menanggalkan pakaian dan hanya tertinggal celana boxer yang menutupi auratnya bagian bawah. (Jangan dibayangkan ya bu ibu, cukup dibaca aja. Membayangkannya setelah buka puasa. Harap bersabar, ini ujian 😁✌)

"Astaghfirullah --" Chayra berteriak dan menutup sepasang netranya dengan kedua telapak tangan.

Teriakan Chayra seketika mengalihkan atensi Alif yang ingin mengambil pakaian ganti dari dalam tas punggungnya. Ia pun bergegas menghampiri Chayra tanpa mengenakan pakaian gantinya terlebih dahulu.

"Ada apa Sayang?" Alif melisankan tanya tanpa merasa bersalah. Ia belum sadar bahwa penampilannya yang seperti itu menodai indra penglihatan Chayra yang masih suci sesuci penulis kisah ini. 😁

"Mas, please jangan mendekat!" pinta Chayra yang masih setia menutupi sepasang netranya.

"Kenapa Sayang? Apa ada yang salah dengan mas Alif?" Alif kembali melisankan tanya dan berjalan semakin mendekat.

"Buruan pakai baju, Mas! Jangan menodai mata Chayra yang masih suci."

Alif tergelak setelah mengetahui penyebab Chayra berteriak dan menutupi sepasang netranya. Bukannya menghentikan langkah, Alif malah kian mengikis jarak di antara keduanya.

"Mas --" Chayra kembali berteriak saat merasakan tubuhnya melayang. Entah apa yang dilakukan oleh Alif pada kekasih halal yang teramat dicintainya itu ...