Imam Pengganti Untuk Chayra
Happy reading 😘😘😘
Chayra nampak anggun dan memesona dengan balutan kebaya yang membungkus tubuh rampingnya. Penampilannya hari ini bagaikan magnet yang mampu menarik perhatian seisi ruang. Tak terkecuali Alif, pria berparas tampan yang sudah sejak lama menyimpan perasaan cinta di dalam hati untuknya. Untuk Ayunda Chayra Putri 'seorang'.
Demi memenuhi undangan Chayra, Alif terbang dari Kairo dan rela menahan segala rasa yang menyiksa. Ia ikhlas melepas Chayra demi kebahagiaan wanita yang dicintainya itu. Mimpi Alif di masa lalu untuk mempersunting Chayra telah pupus. Sebentar lagi Chayra akan menikah dengan pria lain, sedangkan keadaannya saat ini telah berbeda. Dia bukan Alif yang dulu, meski hatinya tetap sama. Hati yang senantiasa tulus mencintai Chayra.
Raina menuntun putri sulungnya untuk duduk di samping calon mempelai pria. Dia ... Damar Setiaji. Seorang Adam yang dipilih oleh Chayra untuk menjadi imamnya. Damar merupakan cinta pertama bagi Chayra. Keduanya sudah saling mencinta sejak duduk di bangku SMA.
Damar tersenyum menyambut calon istrinya yang teramat cantik. Ia sungguh sudah tidak sabar untuk mengucapkan ikrar suci agar gadis cantik yang duduk di sampingnya itu ... halal disentuh dan disesap madunya.
Dengan penuh keyakinan, Damar melisankan kalimat kabul. Lisannya teramat fasih seolah tiada beban.
"Saya terima nikah dan kawinnya Ayunda Chayra Putri binti Keanu Putra Abimanyu dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar 200 juta rupiah dibayar tun—“
"Tunggu." Kalimat kabul yang dilisankan oleh Damar terpangkas. Semua orang yang berada di ruangan itu seketika menoleh ke arah asal suara, tak terkecuali Chayra dan Damar.
Chayra mengerutkan kening, ia heran dengan kedatangan Sinta yang teramat tiba-tiba. Bukankah ia tidak mengundang Sinta untuk menyaksikan pernikahannya? Namun mengapa wanita itu datang. Apa mungkin, Damar yang mengundangnya? Atau jangan-jangan, kedatangan wanita itu hanya bertujuan untuk menggagalkan pernikahannya dengan Damar. Chayra terlalu sibuk bermonolog di dalam hati hingga ia tidak menyadari perubahan raut wajah calon imamnya yang kini terlihat sangat pias. Hei, ada apa denganmu Damar?
"Untuk apa kamu datang, Sin? Bukankah kami tidak mengundangmu?" Damar melontarkan tanya dengan meninggikan intonasi suara untuk menyembunyikan rasa takut yang mendominasi. Damar sungguh takut jika pernikahannya dengan Chayra akan gagal. Bukan hanya itu saja. Namun ia juga teramat takut jika Sinta mengungkap suatu rahasia besar yang selama ini tertutup rapat.
Sinta tersenyum miring kemudian kembali bersuara. "Damar, Damar, kau lupa atau pura-pura lupa? Saat ini, statusmu masih suamiku. Ya, meski kita hanya menikah siri, tapi tetap saja 'kan hubungan kita sah secara agama? Ingat Damar, di dalam rahimku ini ada darah dagingmu."
Chayra yang terlanjur meyakini bahwa Damar seorang pria yang setia tak lantas percaya dengan ucapan Sinta. Ia pun meminta Sinta untuk membuktikan ucapannya itu.
Sinta tertawa dan mengambil benda pipih dari dalam tas selempangnya. Kemudian ia memperlihatkan rekaman vidio yang diambil ketika Damar mengucapkan kalimah kabul dengan fasih.
Chayra masih enggan percaya. Ia teramat hafal sifat Sinta yang sangat licik. Bisa saja 'kan vidio itu hanya akal-akalan Sinta? Sebab bukan hanya sekali atau dua kali Sinta berusaha untuk memisahkannya dengan Damar.
"Bagaimana, Ra? Rekaman vidio ini cukup untuk membuktikan bahwa aku dan Damar sudah menikah 'kan?"
Chayra menggeleng dan berucap dengan tegas. "Sayang sekali, rekaman vidio yang kamu tunjukkan itu tidak bisa membuatku percaya begitu saja. Aku sudah hafal sifatmu yang teramat licik. Dari SMA hingga kini, kamu nggak berubah sama sekali. Seharusnya kamu bisa mengikhlaskan Damar, Sin. Cinta nggak bisa dipaksakan. Kamu harus sadar itu!"
Sinta kembali tertawa. Ia melipat kedua tangan di depan dada dan menyorot Chayra dengan tatapan tajam. "Apa katamu? Mengikhlaskan Damar? Seharusnya yang mengikhlaskan Damar itu bukan aku, tapi kamu. Di antara kami ada ikatan kuat yang tak mudah terlepas. Ikrar suci dan buah cinta kami yang bersemayam di dalam rahimku. Baiklah jika kamu masih nggak percaya, lihatlah rekaman vidio ini!"
Sinta memutar rekaman vidio yang memperlihatkan betapa perhatiannya Damar kepadanya ketika mereka berkonsultasi dengan seorang dokter obgyn. Sesekali Damar terlihat mengusap dan mencium perut Sinta yang sudah terlihat sedikit buncit.
Netra Chayra memanas. Segumpal daging yang bersemayam di dalam dadanya bagai dihujam ribuan anak panah yang tak kasat mata hingga terasa sangat sakit. Rasa sakit yang ia rasakan tak mampu terlukiskan oleh rangkaian kata-kata. Chayra sungguh tidak menyangka, Damar tega mengkhianati kepercayaan dan cintanya.
Damar meluruhkan tubuh lalu bersimpuh di hadapan Chayra. Dengan penuh penyesalan, ia meminta pengampunan dari wanita yang sangat diinginkannya itu.
"Ra, aku mohon—maafkan aku! Aku sungguh tidak ingin kehilanganmu. Aku khilaf, Ra. Sungguh, aku tidak bermaksud mengkhianati cinta kita. Apapun hukuman yang akan kamu berikan, aku ikhlas menerima. Asalkan kita tetap menikah. Aku janji Ra, aku akan menjadi suami yang adil kepada kalian. Kamu dan Sinta." Mudah sekali Damar mengucap kata-kata itu tanpa memikirkan bagaimana perasaan Chayra. Berlaku adil? Omong kosong!!
Chayra membuang nafas kasar, ia berusaha terlihat tegar meski hatinya remuk redam.
"Damar, aku bukanlah wanita yang bisa berbagi cinta apalagi berbagi suami. Mulai detik ini, aku akan mengakhiri kisah tentang kita. Aku akan menghapus namamu yang terlanjur tertoreh di dalam kalbu. Aku tidak akan lagi menyebut namamu di setiap untaian doaku --."
"Aku mohon Ra, beri aku kesempatan. Jika kamu tidak ingin berbagi cinta dan berbagi suami, aku akan menalak Sinta," pintanya masih dengan posisi yang sama.
Sinta murka. Ia merasa tidak terima dengan ucapan Damar yang terkesan egois.
"Jika kamu benar-benar menalak-ku, maka aku akan membunuhmu, setelah itu--aku akan bunuh diri. Ingat Damar, hanya aku yang mencintaimu dengan tulus. Hanya aku yang bersedia menyerahkan kesucian demi memiliki hati dan ragamu. Kamu pernah berjanji, akan meninggalkan Chayra setelah anak kita lahir –“
Tangan Chayra mengepal. Api amarah di dalam dadanya semakin berkobar. Ia marah bukan hanya kepada Sinta dan Damar. Tetapi ia juga marah terhadap dirinya sendiri yang terlalu percaya pada biawak berwujud manusia, Damar Setiaji.
Chayra meminta maaf kepada kedua orang tua Damar sebab tidak bisa melanjutkan pernikahannya dengan putra mereka.
Ayah dan ibunda Damar merasa sangat malu. Lisan keduanya terasa kelu untuk berucap. Mereka meminta maaf kepada Chayra dan keluarga sebelum berlalu pergi dengan membawa perasaan yang hancur.
"Pergilah, Dam! Aku sungguh tidak ingin melihat wajahmu lagi!" titah Chayra tanpa menatap wajah pria yang meremukkan hatinya.
"Tapi Ra --"
"Pergi sekarang atau aku akan menyuruh Om Jo untuk menyeretmu!"
Damar menghela nafas berat dan berucap lirih. "Baiklah jika itu maumu. Asal kamu tau, aku masih mencintaimu. Aku masih menginginkanmu. Aku sungguh tidak sengaja menanam benih di rahim Sinta."
Damar beranjak dari posisinya. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju pintu utama dan meninggalkan tempat itu. Tempat yang seharusnya menjadi saksi ikrar suci yang akan dilisankannya untuk mengikat Chayra.
🌹🌹🌹
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Agni aulia
tidak sengaja, tapi terus mengulangi bahkan bahagia ada si buah hati yang tak lama lagi hadir di dunia ini 🤦🤦🤦dasar damar oblek
2023-04-07
0
Herlinatriyono 786
buaya karbitan
2022-07-01
1
Dara Muhtar
Khilaf yang di sengaja kali
2022-06-30
1