Saat mereka duduk di kursi belakang mansion dimana dimana di bagian penutup atas mereka di kelilingi oleh daun rambat hijau yang menyejukkan mata dan membuat matahari cukup terhalang masuk menerpa kulit.
Bisa Dominic lihat bagaimana wujud asli gadis yang ada dihadapan nya saat ini.
Kulit putih seindah batu pualam itu terlihat menatap bola matanya dengan begitu berani.
Wajah cantik yang menampilkan sisi feminim dengan rona wajah indah tersebut menambah kadar kecantikan nya tersendiri.
Biasanya para perempuan akan menatap nya dengan penuh hasrat dan keinginan untuk menghempas kan diri ke atas kasur bersama.
Tapi lain hal nya dengan gadis itu, tatapan nya begitu polos dan terlalu suci, begitu indah dan sedikit membuat Dominic bergidik ngeri untuk balik menatap gadis tersebut saat ini.
Jika biasa nya dia berfikir yang tidak-tidak soal lawan bicara nya, kali ini dia ngeri membayangkan bagaimana gadis seumur itu bisa ada di bawah Kungkungan nya.
Tidak bisa dia bayangkan bagaimana dia mencium seluruh wajah,leher, dada hingga ke bagian bawah sana.
Bagi nya gadis itu benar-benar masih terlihat seperti seorang anak-anak yang belum siap di jamah oleh tangan bajingan seperti dirinya.
Tidak juga bisa dia bayangkan bagaimana cara nya dia mengoyak-ngoyak harga diri gadis itu untuk masuk dibawa Kungkungan nya, merampas harta berharga nya dan menyempurnakan gadis itu agar menjadi seorang perempuan.
Bagaimana bisa dia menguasai gadis itu di atas kasurnya, mendengar tangisan dari gadis itu ketika dia menghujam gadis itu dengan Anaconda Energizer milik nya.
Hancur sudah.
Bayangan nya dibawah sana pasti akan kesulitan dan gadis itu akan berteriak histeris dimalam pertama.
Dan satu kesan yang datang dikepalanya saat ini.
Dia masih anak-anak.
Oh god.
Bagaimana bisa aku menikahi anak-anak?! yang usia nya bisa jadi 12-13 tahun di bawah ku.
Batin Dominic sambil menghela kasar nafas nya.
"Om?"
Satu kalimat gadis itu mengejutkan dirinya.
Kata Om benar-benar menyadarkan dirinya soal jarak usia jauh mereka.
"Begini"
Ucap Dominic kemudian.
"Beritahukan aku nama kamu, anak kecil"
Tanya Dominic cepat.
Mendengar kata anak kecil, gadis dihadapannya menaikkan sebelah alisnya, seolah-olah kurang setuju dengan ucapan anak kecil tersebut.
"Zeline"
Oh god, Dominic Fikir dia baru mendengar dengan jelas suara asli gadis tersebut, Terdengar begitu merdu, membuat Dominic rindu pada rumah dimana ada grandma dari Mommy nya juga untie Ramira nya yang selalu menasehati dan mengingatkan dirinya soal banyak hal didunia itu.
Kerinduan yang cukup lama dia rindukan soal bagaimana keluarga besar mereka berkumpul di masa anak-anak nya.
Sejenak Dominic memijat-mijat kepalanya.
"Oke Zeline gadis kecil 💯 ribu"
"Ya?"
Gadis itu semakin bingung dengan ucapan Dominic.
"Aku Dominic"
"Yah, untie dan uncle sudah menyebutkan nya tadi"
Jawab gadis itu pelan.
Bukankah dia terlalu tenang soal perihal perjodohan dan pernikahan nya?!.
Batin Dominic.
Biasanya gadis seusia itu akan merasa tertekan dengan keadaan, panik dan histeris, minta di batalkan pernikahan nya.
Tapi kenapa gadis itu bisa begitu santai menghadapi dirinya?!.
"Kau tahu ini terdengar gila, aku Secara harfiah Sangat tidak tertarik dengan pernikahan ini apalagi dengan....kamu"
Dominic bicara sambil menunjuk ke arah gadis dihadapannya itu.
"Tidak kah kamu ingin kita Menunda atau bahkan membatalkan pernikahan kita saat ini?"
Tanya laki-laki itu tiba-tiba ke arah lawan bicaranya.
Dominic menatap wajah Zeline secara serius, menunggu jawaban gadis itu dengan jutaan perasaan yang bercampur aduk menjadi satu.
Alih-alih menjawab lebih dulu, Zeline hanya mengembangkan senyuman nya kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya lalu berkata.
Oh god, dia mungkin sudah gila.
Batin Dominic.
"Begini keponakan"
Ucap Dominic sedikit putus asa.
Yah dia memang pantas jadi keponakan ku.
Batin Dominic.
"Kau tahu? aku ini bukan orang yang baik, kau tahu? ketimbang sibuk dengan urusan menikah, aku lebih tertarik dengan perempuan"
Laki-laki itu bicara sambil menekan beberapa kata-kata kepada Zeline.
"Catat, perempuan. Aku lebih suka sek...s ketimbang pernikahan, aku lebih suka menghabiskan waktu di dunia malam ketimbang pulang kerumah menghabiskan waktu dengan rasa bosan yang sama, aku lebih suka memilih perempuan mana pun yang aku suka ketimbang dipilihkan seorang gadis untuk menikah"
"Kau tidak akan bertahan dengan laki-laki brengsek seperti aku untuk waktu yang lama"
Ucap laki-laki itu penuh penekanan, berharap gadis dihadapannya itu paham dengan apa yang dia bicarakan.
"Jadi sebelum semuanya terlanjur ada baiknya kamu memikirkan ulang pernikahan kita dan aku sarankan kamu untuk membatalkan nya"
Setelah berkata begitu, Dominic langsung menyandarkan tubuhnya di atas kursi sofa dimana dia duduk.
Dia menatap wajah Zeline, menunggu respon Gadis tersebut yang seolah-olah tengah memikirkan jawaban atas ucapan nya tadi.
"Om tidak sayang dengan orang tua Om?"
Tiba-tiba sebaris pertanyaan itu meluncur dari bibir gadis itu.
"Ya?"
Dominic mengerut kan keningnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Astri
wkwkwkwjjw
2023-08-09
0
Neulis Saja
dom, good start
2023-04-25
0
Budiwati
awas lho nanti bucin
2022-12-08
0