Semakin Dekat

Satria seorang pemuda yang kesehariannya adalah menjaga sebuah toko karpet grosir di Tanah Abang, milik Pak Haji Udin.

Dia memiliki suara yang amat Indah, suka sekali bernyanyi, bahkan orang-orang di sekelilingnya menyuruh dia menyanyi hanya untuk menghibur para pengunjung.

Sejak Satria di tinggal menikah dengan mantan kekasihnya, Devi, dia mendownload sebuah aplikasi menyanyi online, tak lain adalah untuk menghibur dirinya sendiri.

Karena ketampanan wajah nya dan kemerduan suaranya, Satria banyak mendapatkan followers bahkan komentar komentar positif dari para penggemarnya itu.

Diantara semua followers-nya itu, ada satu yang menarik perhatiannya, sosok seorang gadis berwajah manis, yang bernama Annabella, yang memiliki suara yang begitu merdu dan lembut.

Kehadiran Annabella, membuat Satria sejenak melupakan kegalauan hatinya, sejak dia merasa patah hati karena dikhianati mantan kekasihnya itu.

Lagu-lagu yang dibawakan Annabella, di rasa memiliki sesuatu yang dapat menyihir perhatian Satria, karena Annabella menyanyi dengan penuh perasaan, seolah seluruh jiwanya tercurah pada setiap lagu yang dinyanyikannya itu.

"Sat, ini gajimu bulan ini, besok bantu si Deni ambil barang lagi ya, di pelabuhan!" kata Haji Udin mengagetkan Satria.

"Eh, iya Pak Haji, besok kan ya!"

"Iye, banyak barang dari Turki, pokoknya bagus-bagus deh, tuh aku juga sudah kasih kamu bonus, karena omset toko naik!" lanjut Haji Udin.

"Trimakasih Pak Haji!" ucap Satria.

"Iye, sana kerja lagi!"

Haji Udin kembali masuk kedalam toko itu, ke ruangannya seperti biasa, sementara Satria kembali menyusun karpet-karpet yang tergulung dengan rapi, sekalian menunggu pembeli yang datang.

Satria hanya tinggal bersama dengan ibunya, Ibu Salmah beserta adiknya, Anisa, yang masih duduk di bangku SMA.

Sejak ayahnya meninggal, Satria lah yang menjadi tulang punggung keluarganya, ia menghidupi seorang ibu dan seorang adik, untuk biaya pendidikannya.

Menjelang sore, setelah toko karpet Haji Udin tutup, Satria biasanya akan langsung pulang ke rumah, dengan membawa makanan untuk makan malam Ibu dan adiknya.

"Sat, nanti malam di ajak nongkrong tuh sama anak-anak, mau ikut tidak?" tanya Deni, teman sesama penjaga toko karpet Haji Udin.

"Nggak lah, aku langsung pulang saja, lagipula Ibu pasti menungguku!" sahut Satria yang mulai berkemas dan bersiap akan pulang ke rumahnya.

"Kamu mah payah Sat, Diajak gaul tidak mau, terserah deh!" ujar Deni kecewa.

Satria tersenyum, kemudian dia mulai menyalakan mesin sepeda motornya untuk segera pulang ke rumahnya.

Sebenarnya Satria ingin cepat-cepat pulang ke rumahnya, bukan karena semata-mata demi ibu dan adiknya saja, namun dia tidak sabar untuk segera membuka aplikasi menyanyi yang ada di ponselnya itu, dan mengunggah sebuah lagu, terlebih dia ingin sekali membuka pesan singkatnya, mana tahu Annabella mengirimkan sesuatu pesan untuknya.

Sebelum sampai di rumahnya, Satria mampir ke sebuah toko yang menjual beraneka macam makanan, untuk di beli dan dibawakannya ke rumah, seperti biasanya.

Anisa, adik Satria nampak menyambut kedatangannya, setelah di dengannya suara motor yang berhenti di depan rumahnya, yang ada di sebuah gang, kawasan padat penduduk.

"Tumben pulang cepet Bang, mau nyanyi lagi ya?!" tanya Anisa.

"Iya Nis, Ibu mana?"

"Biasa Bang, lagi bikin pesanan lemper buat acara arisan di rumah Bu RT!" sahut Anisa.

"Duuuh, Ibu ngapain juga masih ngerjain begitu, istirahat saja lah, nanti kambuh lagi asam urat!" sungut Satria.

"Tau sendiri Bang, Ibu kan gak tegaan kalo di mintain tolong, apalagi sama Bu Rt, tapi Nisa bantu kok Bang!" kata Anisa.

"Ya sudah, nih ada makanan, Abang ke kamar dulu ya, mau nyanyi, jangan berisik!" ujar Satria yang langsung menyodorkan bungkusan makanan ke arah Anisa, dan langsung melangkah menuju ke kamarnya.

****

Sementara itu Annabella tersenyum, saat melihat layar ponselnya, ada lagu yang baru saja di unggah, dari siapa lagi kalau bukan lagu yang dinyanyikan oleh Satria.

'Ijinkanlah ku kecup keningmu ... bukan hanya ada di dalam angan, esok pagi, kau buka jendela ... kan kau dapati, seikat kembang merah ...' (Elegi Esok Pagi -Ebiet G AD)

Annabella begitu terpukau dengan nyanyian indah yang dinyanyikan oleh Satria, yang pada saat itu sedang Live di kamarnya.

Pada saat satria menyanyi, banyak komentar dan like yang bertebaran, juga hadiah-hadiah yang terus bertebaran secara online itu.

Annabella terus memperhatikan di layar ponselnya itu, sambil sesekali ada senyum yang tersungging dari bibirnya yang memucat itu.

Ceklek!

Bu Minah masuk sambil membawakan satu nampan yang berisi gelas air putih, dan beberapa obat yang harus diminum Annabella.

"Sudah waktunya minum obat Non, Silakan diminum, mari Ibu bantu!" ucap Bu Minah sambil meletakkan nampan itu di atas meja di samping tempat tidur Annabella.

"Sari di mana Bu?" tanya Annabella.

"Oh, Sari kan belum pulang non, katanya hari ini ada sedikit jam tambahan di kantornya!" jawab Bu Minah.

Annabella menarik nafas kecewa, padahal sudah sejak sore tadi dia menunggu kepulangan Sari, biasanya Sari sudah pulang sebelum malam, dan mereka bisa mengobrol dan berbincang seperti biasanya.

"Ayah mana?" tanya Annabella lagi.

"Tuan belum pulang Non!"

"Bunda?"

"Nyonya baru saja keluar dengan temannya, mungkin sedang ada acara!" jawab Bu Minah.

Annabella sedikit mendengus, di rumah yang sebesar ini, semua penghuni sepertinya sibuk dengan urusan masing-masing hanya dirinya yang tetap diam di kamar ini dalam kesendirian dan kesepian, seperti biasanya.

"Ayo Non Anna, kita minum obatnya sekarang yuk, Nanti terlambat minum obat, kata Nyonya Non Anna tidak boleh terlambat minum obat!" kata Bu Minah membuyarkan lamunan Annabella.

Tring ... Tring ...

Tiba-tiba ada suara notifikasi dari ponsel Annabella, Annabella tersenyum saat melihat ada pesan masuk dari orang yang sejak tadi di nantikannya.

"Ehm, kayaknya ada yang belum komen nih!"

"Eh, masa iya? Abang nunggu aku komen?" tanya Annabella.

"Abang sengaja pulang cepat hanya untuk menyanyi, dan menunggu komen darimu!" sahut Satria.

"Ah, Baiklah, tunggu ya!"

Dengan antusias Annabella kemudian menuliskan komentar terbaiknya, dan juga memberikan like pada unggahan lagu Live yang dinyanyikan oleh Satria.

"Terima kasih!" ucap Satria.

"Aku lihat banyak sekali yang memberikan komentar juga like, Abang menyanyi saja belum habis lagunya, sudah begitu banyak sampai ratusan orang yang melihatnya, bahkan kalau Abang selesai bisa sampai ribuan, kenapa Abang mengharapkan komentar dariku?" tanya Annabella.

"Entahlah, Abang juga tidak tahu, sejak Abang mengenalmu, entah mengapa yang lain seolah hilang dan tidak nampak di mata Abang!" jawab Satria.

"Hmm, lebay!"

"Sungguh! Kamu memberikan semangat baru dalam hidup Abang, Ann ... Abang berharap suatu hari kita akan bertemu secara nyata , bukan hanya di dunia maya saya, tapi ..."

Tiba-tiba ada darah yang menetes dari hidung Annabella, buru-buru Annabella menutup ponselnya itu dan dia menoleh ke arah Bu Minah, yang sejak tadi berdiri menunggunya.

Bersambung...

****

Terpopuler

Comments

Nurak Manies

Nurak Manies

😥😥😥😥😥
aku harap satria bukan cuma suka karna liat foto sari yg d pake ana.
💪💪💖💖🌷🌷🌷

2022-04-05

3

Hendry Jo

Hendry Jo

lanjuut thor

2022-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 Buih Jadi Permadani
2 Duet
3 Menolak Kemoterapi
4 Semakin Dekat
5 Terpaksa Di Rawat
6 Sebuah Harapan
7 Curahan Hati Satria
8 Memborong Permadani
9 Memulai Usaha Baru
10 Ucapan Annabella
11 Kedatangan Satria
12 Suara Yang Berbeda
13 Ulang Tahun
14 Sebuah Permintaan
15 Lagu Untuk Anna
16 Keadaan Annabella
17 Gelang
18 Bertemu Deni
19 Perasaan Satria
20 Mulai Curiga
21 Pengakuan Sari
22 Rahasia Annabella
23 Annabella Pasrah
24 Kebenaran Yang Tertunda
25 Menanti Kejujuran
26 Cahaya Harapan
27 Sebuah Ketulusan
28 Hiburan Dari Satria
29 Kegalauan Bu Mutia
30 Rencana Bu Mutia
31 Kedatangan Satria
32 Tetesan Air Mata Anna
33 Rencana Pengobatan Selanjutnya
34 Rencana Pertemuan
35 Kenangan Terindah
36 Air Mata Perpisahan
37 Separuh Jiwaku Pergi
38 Menepis Masa Lalu
39 Teman Baru
40 Mengejar Harapan
41 Sebuah Kerinduan
42 Nekat Pergi
43 Pertemuan
44 Di Rumah Satria
45 Harapan Satria
46 Menyembunyikan
47 Ketulusan Hati Satria
48 Ketahuan
49 Terpaksa Di Penjara
50 Janji Satria
51 Kondisi Annabella
52 Satria Bebas
53 Annabella Belum Sadar
54 Niat Hati Satria
55 Persiapan Pernikahan
56 Dalam Keheningan Malam
57 Masih Ada Seberkas Sinar
58 Cahaya Kehidupan
59 Toko Permadani Satria
60 Pengakuan Anisa
61 Berangkat Bulan Madu
62 Yang Tak Terduga
63 Permadani Cinta (End)
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Buih Jadi Permadani
2
Duet
3
Menolak Kemoterapi
4
Semakin Dekat
5
Terpaksa Di Rawat
6
Sebuah Harapan
7
Curahan Hati Satria
8
Memborong Permadani
9
Memulai Usaha Baru
10
Ucapan Annabella
11
Kedatangan Satria
12
Suara Yang Berbeda
13
Ulang Tahun
14
Sebuah Permintaan
15
Lagu Untuk Anna
16
Keadaan Annabella
17
Gelang
18
Bertemu Deni
19
Perasaan Satria
20
Mulai Curiga
21
Pengakuan Sari
22
Rahasia Annabella
23
Annabella Pasrah
24
Kebenaran Yang Tertunda
25
Menanti Kejujuran
26
Cahaya Harapan
27
Sebuah Ketulusan
28
Hiburan Dari Satria
29
Kegalauan Bu Mutia
30
Rencana Bu Mutia
31
Kedatangan Satria
32
Tetesan Air Mata Anna
33
Rencana Pengobatan Selanjutnya
34
Rencana Pertemuan
35
Kenangan Terindah
36
Air Mata Perpisahan
37
Separuh Jiwaku Pergi
38
Menepis Masa Lalu
39
Teman Baru
40
Mengejar Harapan
41
Sebuah Kerinduan
42
Nekat Pergi
43
Pertemuan
44
Di Rumah Satria
45
Harapan Satria
46
Menyembunyikan
47
Ketulusan Hati Satria
48
Ketahuan
49
Terpaksa Di Penjara
50
Janji Satria
51
Kondisi Annabella
52
Satria Bebas
53
Annabella Belum Sadar
54
Niat Hati Satria
55
Persiapan Pernikahan
56
Dalam Keheningan Malam
57
Masih Ada Seberkas Sinar
58
Cahaya Kehidupan
59
Toko Permadani Satria
60
Pengakuan Anisa
61
Berangkat Bulan Madu
62
Yang Tak Terduga
63
Permadani Cinta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!