Annabella duduk di sebuah kursi sambil menghadap ke arah jendela balkon di kamarnya, udara sejuk menerpa wajahnya pagi itu.
Matanya menatap ke arah ponsel yang ada di tangannya sambil tersenyum.
'Di mana pun kau berada ... kau slalu ku cinta... walau tak bersama' (Gerimis Melanda Hati- Erie Suzan)
Annabella mendengar lagu duet yang di nyanyikan nya bersama Satria dari ponselnya itu.
Banyak like dan komentar yang bertebaran dari lagu duet yang mereka bawakan, dengan suara indah mereka, Annabella tidak menyangka, bahwa dia bisa juga menyanyi, selama ini dia tidak pernah menyanyi online, dia hanya menyanyi di kamar mandi dan karaoke di rumahnya saja.
Tring ... Tring ...
Annabella tersenyum, lagi lagi ada notif pesan singkat dari Satria, entah kenapa beberapa hari ini dia selalu senang jika berkomunikasi dengan Satria, padahal banyak orang-orang yang yang mengikuti Annabella, namun dari semua orang itu, hanya Satria lah yang paling menarik hatinya, selain suaranya yang begitu indah, Satria juga mampu memberikan Kedamaian dan kenyamanan dalam diri Annabella.
"Hai, selamat pagi cantik!" sapa Satria dalam pesan singkatnya.
"Hmm, tau dari mana aku cantik?" tanya Annabella.
"Ya dari fotomu lah, itu foto aslimu kan?"
Annabella terdiam, menyadari bahwa foto yang dilihat Satria bukan foto dirinya melainkan foto Sari.
"Hei, Ann, kok bengong..."
"Eh, ya ... apa tadi?" tanya Annabella gugup.
"Hmm, aku tanya, itu foto aslimu kan??"
"I-iya ... itu foto asliku!" Bohong Annabella.
"cantik! "
"Terimakasih, ngomong-ngomong itu lagu duet kita bagus juga lho, banyak yang like dan komen, Terima kasih ya Bang, Ini pertama kalinya aku berduet dengan orang!" ucap Annabella.
"Iya sama-sama, kalau kamu ada kesulitan soal nyanyi, kamu boleh tanya padaku, biar gini-gini aku cukup pengalaman di bidang tarik suara!" kata Satria.
"Iya Bang, aku pasti akan banyak belajar darimu Apalagi aku minim pengalaman!" sahut Annabella.
"Ann, kamu tinggal di mana?" tanya Satria tiba-tiba.
"Aku, di Jakarta!"
"Jakarta? Sama dong, Abang juga, di daerah tanah abang!"
"Ooh, aku di Jakarta Selatan!"
"Kita sama-sama di Jakarta, kebetulan ya!"
"Iya bang!"
"Ann ..."
"Ya bang!"
"Abang buatkan lagu duet lagi ya, Kamu suka lagu apa?" tanya Satria.
"Lagu, lagu yang abang pernah nyanyi, itu bagus bang!" sahut Annabella.
"Yang mana??"
"Buih jadi permadani!"
"Ooh, oke, nanti Abang buatkan duetnya, kalo begitu sampai nanti ya, abang sedang ada kerjaan, nanti malam kita chat lagi!"
"Oke, bye bang!"
"Bye ..."
Annabella lalu menutup aplikasi ponselnya itu kemudian dia berdiri perlahan dan dengan tertatih-tatih menuju ke tempat tidurnya, Annabella bermaksud untuk kembali berbaring Setelah sejak tadi dia duduk di depan balkon kamarnya itu.
Ceklek!
Tiba-tiba pintu kamar Annabella di buka dari luar, Ayah dan bundanya masuk dan langsung duduk di samping Annabella.
"Anna, hari ini kamu ingin makan apa? Nanti bunda pesankan di restoran, asalkan kamu makan banyak!" tanya Bu Mutia.
"Tidak usah Bunda, aku makan di rumah saja, apa yang dimasak di rumah aku makan!" sahut Annabella.
"Sungguh? Biasanya kau selalu ingin makan makanan kesukaanmu saja!" kata Bu Mutia.
"Mulai sekarang, aku akan makan apapun Bunda, aku ingin sehat!" ucap Annabella.
Bu Mutia kemudian membelai rambut Annabella yang kini mulai terlihat tipis dan jarang-jarang itu, kemudian dia memeluknya.
"Anna, kamu sudah siap Nak, kita ke rumah sakit sekarang ya!" kata Pak Sugandi.
"Siap Ayah! kalian duluan saja turun ke bawah, nanti biar Sari yang akan membantuku turun ke bawah!" sahut Annabella.
"Baiklah Anna, Ayah dan Bunda tunggu di bawah ya, nanti akan dipanggil kan Sari untuk membantumu turun!" ujar sang ayah.
Kemudian Pak Sugandi dan Bu Mutia pun keluar dari kamar Annabella.
****
Di rumah sakit, seorang Dokter memeriksa kondisi Annabella, hari ini kembali akan di lakukan kemoterapi untuk yang kesekian kalinya.
"Bagaimana Dokter? Adakah alternatif lain untuk bisa menyembuhkan putri saya?" tanya Pak Sugandi penuh harap.
"Kami Dokter hanya bisa melakukan semaksimal apa yang kami bisa, tapi kesembuhan itu hanya milik Tuhan, kita hanya bisa berharap akan ada keajaiban dan mukjizat dari Tuhan!" jawab sang Dokter. Dokter Bayu.
"Dokter ... aku tidak mau di kemoterapi lagi, bisakah seperti itu?" tanya Annabella tiba-tiba.
"Lho, kenapa Anna, memang kemoterapi itu menimbulkan banyak efek samping, tapi itu adalah untuk mematikan sel-sel kanker, kalau tidak di kemoterapi, di khawatir kan sel kankernya akan lebih cepat menjalar!" jawab Dokter Bayu.
"Memangnya kenapa Nak?" tanya Bu Mutia.
"Aku ... aku takut semakin jelek Bunda!" sahut Annabella menunduk.
Spontan Bu Mutia langsung memeluk putri semata wayangnya itu.
"Tidak, bagi Bunda kamu adalah yang paling cantik!" ucap Bu Mutia. Ada yang menggenang di pelupuk matanya.
"Jadi bagaimana? Apakah kemoterapi hari ini akan di pending dulu, menunggu Anna benar-benar siap!" tanya Dokter Bayu.
"Sepertinya begitu Dokter, Anna agaknya belum siap hari ini, entah mengapa, padahal tadi pagi dia kelihatan begitu semangat!" jawab Pak Sugandi.
"Baiklah, tidak masalah, kalau ada keluhan apapun, langsung saja hubungi saya, biarkan Anna tenang dulu pikirannya, karena faktor psikologis sangat besar peranannya dalam perkembangan Anna!" jelas Dokter Bayu.
Mereka kemudian keluar dari ruangan itu, dan kembali berjalan ke arah parkiran, hendak kembali pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Annabella langsung mengambil ponselnya dan membuka aplikasi menyanyi online, dia mulai menyanyi, mencurahkan isi hatinya melalui sebuah lagu.
'Kala ku seorang diri ... hanya berteman sepi dan angin malam, ku coba merenungi tentang jalan hidupku ...' (Seberkas Sinar - Nike Ardilla)
Setelah selesai menyanyi, Annabella langsung mengunggah lagunya itu.
Tring... Tring...
Sebuah notifikasi kembali berbunyi di ponsel Annabella, dengan cepat Annabella kemudian mengusap ponselnya nya itu, untuk membaca pesan singkat dari notifikasi yang baru saja masuk.
Dia tersenyum saat mengetahui Siapa orang yang mengirimkan pesan singkat itu.
"Hai Anna!"
"Hai, Bang Satria!"
"Lagumu bagus, tapi kok, seperti ada aura kesedihan di dalamnya!" ucap Satria.
"Aura kesedihan?"
"Ya, lagu itu kadang ungkapan jiwa, saat orang menyanyi dengan perasaan, orang yang mendengarnya bisa tersentuh!" lanjut Satria.
"Ehm, kamu hebat Bang, bisa menilai orang lain hanya dari sebuah nyanyian!"
"Karena aku pun begitu!"
"Apa maksudmu Bang?"
"Aku, belum lama di tinggal kekasihku menikah, dia lebih memilih pria yang di nikahi nya dari pada aku!" ungkap Satria.
"Kenapa bisa begitu?" tanya Annabella.
"Karena, menurutnya, aku hanyalah pedagang karpet di pasar Tanah Abang, tidak menjanjikan masa depan yang baik untuknya!" jawab Satria.
"Ooh, jadi ... lagu buih menjadi permadani itu ditunjukkan untuknya??"
"Iya Ann, tapi aku sudah berhasil melupakannya, mungkin kami memang tidak berjodoh!" sahut Satria.
"Yang sabar ya Bang ..."
"Iya Ann, sejak Abang mengenalmu, ada semangat baru yang timbul dari dalam diri Abang!"
"Hmm, Abang lebay! Bukankah Abang punya banyak followers?" tanya Annabella.
"Apalah artinya followers, Abang merasa lebih cocok mengobrol denganmu!" ucap Satria.
Annabella terdiam, entah mengapa ada perasaan yang membuncah dari dalam hatinya, getar-getar mulai terasa dalam jantungnya.
Bersambung....
****
Halo Guys ..
Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata ...
Yuk tetap dukung Author... 😊🥰🤩
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Nurak Manies
💪💪💖💖💖🌷🌷🌷
2022-04-04
2
Sharon
lanjuuut
2022-04-03
0