Aka membersihkan diri di kamar mandi terlebih dahulu lalu mengganti pakaiannya yang ia bawa. Menghela napas sepenuh dad@ menatap ranjang, jangankan malam pertama yang manis, sambutan sweet saja tak nampak hilalnya, ia tersenyum miris mendekati ranjang, merangkak ke atas kasur sebelum akhirnya mengikuti jejak Shalin menutup matanya. Malam pernikahan mereka dilewati dengan tidur.
Pria itu berujar maklum, mungkin karena belum begitu mengenal dan sama-sama masih asing bagi keduanya. Baru terlelap beberapa menit, bahkan masih setengah sadar, pria itu dikagetkan dengan timpukan tangan yang merusuh memeluknya. Alhasil pria itu kembali membuka matanya dan menemukan istrinya memeluk bagai guling yang manis.
Ada satu yang membuat pemandangan itu cukup terusik, ternyata istrinya itu tipe tidur yang lumayan rusuh. Bukan hanya tangan, namun kakinya ikut menindih tubuhnya.
Aka terkesiap untuk beberapa saat, sebelum akhirnya menatap lekat wajahnya yang terlampaui dekat.
"Cantik, manis, bikin gemes," gumamnya seraya menarik sudut bibirnya.
Pria itu pun mengikis jarak, menempelkan bibirnya pada kening Shali sekilas, lalu beralih menatap bibir istrinya yang ranum. Seakan menyeru untuk memagutnya.
"Dek, kamu udah tidur?" tanyanya ragu. "Kamu meluk gini sadar nggak? Nanti kalau bangun jangan marah ya, kamu duluan yang mulai," ujar Aka memberanikan diri memagut limpahan pahala untuknya.
Satu kecupan tidak bereaksi apapun, dua kecupan dengan durasi yang lebih lama pun tidak mendapat respon sambutan. Merasa gemas, Aka memberanikan diri menyentuh lebih dalam, sedikit mengikuti instingnya yang saat ini tengah merajai, dirinya seorang pria dewasa, sudah barang tentu setelah menikah kebutuhan batinnya salah satu prioritas utama dalam sebuah hubungan halal.
Tanpa dinyana, pagutan yang ketiga membuat gadis itu melenguh, membuat si pelaku merasa deg degan sekaligus penasaran. Pengalaman menyentuh seorang perempuan tentu saja baru pertama untuknya. Begitupun dengan Shalin, dia terjaga hingga menikah.
Seperti ada yang menari-nari dalam mulutnya, Shalin jelas terusik, bahkan di bawah sadarnya perempuan itu melenguh saat pagutan itu semakin dalam. Aka langsung melepas begitu saja, takut mengusik lebih nyata, karena ia bahkan tak meminta izin dulu, walaupun halal baginya, tentu rasanya berbeda kalau tidak dalam keadaan on.
"Maaf, Dek, mencuri start, salah siapa memancingku," gumam Aka tersenyum. Balas memeluk untuk kemudian terasa begitu hangat.
Keduanya tidur dengan saling memeluk, hingga dini hari, saat suara panggilan alam menyeru dengan kumandang yang begitu merdu, pria itu mengerjap untuk beberapa saat, baru kemudian terjaga sempurna. Mendapati istrinya yang semakin rusuh, baju tidur dengan dad@ rendah membuat Aka salah fokus. Terlebih isinya sedikit menyembul membuat pria itu bekerja keras mengontrol dirinya.
"Dek, bangun? Dek!" Aka menepuk-nepuk pelan pipi istrinya.
"Engh ... bentar mom, aku masih ngantuk," ujar Shalin menyahut.
"Dek, bangun, kita sholat yuk ....!" ajak Aka pelan.
Seperti ada suara laki-laki yang begitu dekat, Shalin spontan membuka matanya. Karena kaget, gadis itu refleks menjerit dan menendang suaminya begitu saja hingga pria itu terjungkal ke dasar lantai.
"Bapak ngapain di sini?" tanya Shalin linglung.
"Astaghfirullah ... sakit Dek! Kamu lupa kalau aku ini suamimu, kita sudah menikah?" geram Aka jengkel. Mencoba berdiri dengan wajah tak bersahabat.
"Ya maaf, aku nggak sengaja, aku kaget," sesalnya seraya mengigit bibir bawahnya.
"Kok bisa ada di sini?" Shalin langsung bangkit dari tempat tidur, lalu memeriksa pakaiannya. Terdengar hembusan napas lega, tidak terjadi apapun semalam.
"Mmm ... maksud aku, kenapa Bapak tidak pulang bareng keluarga Ustadz, semalam?"
"Besok, tadinya mau langsung bawa kamu pulang, tetapi malah keadaan kamu ngedrop."
"Tetapi aku masih punya tanggungan tinggal di asrama, boleh nggak kalau aku tinggal di asrama sampai akhir semester ini?"
"Kita akan tinggal di pesantren, besok kita pindah dari sini."
"Kok maksa, lagian tempat asrama tidak terlalu jauh dengan rumah Pak Aka, kalau ada perlu bisa langsung samperin," ujarnya enteng.
"Tidak semudah itu, kamu ini sekarang tanggung jawabku, jadi ... di mana pun ada aku di situ ada kamu. Kamu tentu tahu dengan gamblang seorang wanita muslim harus seperti apa memperlakukan suaminya."
Yeach skakmat!!
"Aku tidak suka kamu memanggilku Bapak, Pak Aka, Ustadz Aka, atau apapun itu, panggil aku, Mas. Aku tidak akan membatasi kegiatanmu di luar rumah asal tidak bertentangan dengan aqidah. Aku punya tanggung jawab yang besar di mata Tuhan, tolong kerja samanya untuk menjadi istri yang seharusnya, walaupun mungkin sekarang kita belum ada cinta, tak perlu khawatir, Allah Maha membolak-balikan hati manusia, sangat mudah bukan membuat umatnya jatuh cinta, tetapi juga sangat mudah mengambil cinta itu sendiri bila memang tak sepaham dan tak sejalan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Gimana ya perasaan Aka saat tau kalo Shalin ini wanita yg akan adeknya Nikahin...duh rumit banget sih..
2025-03-04
0
gia nasgia
untung Shali nikah nya Dosuztad kalau tdk pasti udah main paksa
2024-07-23
0
ATITUSMIATI
kasian Aka
2024-06-20
1