Semua orang sudah berkumpul di majlis pernikahan yang sebentar lagi akan segera dilangsungkan acara ijab qobul oleh seorang mempelai pria. Aka juga sudah duduk bersahaja dengan pakaian yang senada dengan pakaian calon istrinya. Mereka akan dipertemukan setelah ijab qobul selesai diucapkan.
"Sudah komplit ya ini, bismillah kita mulai acara sakral ini, saudara Akara Emir Hasan, sudah siap?"
"Insya Allah siap," jawab pemuda dua puluh tujuh tahun itu mengangguk yakin.
"Bismillahirrahmanirrahim ... acara kami mulai."
Akad nikah terlebih dahulu dibuka dengan sesi pembukaan yang dipandu oleh pembawa acara, dengan membaca basmalah dan doa agar acara berlangsung dengan lancar dan diberkahi oleh Allah SWT.
Setelah acara dibuka, dilanjutkan dengan sesi pembacaan ayat suci Alquran oleh saudara dari keluarga mempelai pria yang ditunjuk langsung. Pria yang berpakaian rapi itu tengah mengucapkan bismillah, setelah salam terlebih dahulu, ketika tiba-tiba terdengar suara yang begitu merdu namun terasa tidak asing bagi Shalin.
Deg
Tiba-tiba hatinya seperti tergugah untuk beranjak dari tempat duduknya. Shalin yang tengah duduk diantara Mommy Disya dan neneknya mendadak gusar dan ingin keluar.
"Sayang, duduk yang tenang, mau ke mana?"
"Mom, itu yang sedang baca alquran siapa ya? Kok suaranya Shalin berasa kenal," tanya Shalin penasaran.
"Saudaranya Aka, sayang, sepertinya orang pondok deh, sudah duduk yang tenang, sebentar lagi calon suamimu akan berikrar, berdoa Nak, semoga diberi kelancaran." Nasihat Mommy membuat putrinya duduk kembali dengan tenang.
Acara dilanjutkan penerimaan dan sambutan pihak keluarga laki-laki dengan memberikan seserahan. Setelah itu, perwakilan dari pihak perempuan juga melakukan sambutan sebagai penerimaan diwakili oleh kakek Shalin sendiri Asher Daharyadika, yang paling dituakan. Kemudian dilanjutkan khutbah nikah oleh penghulu dari KUA yang kebetulan sahabat dari Kyai Emir sendiri.
Shalin tertunduk khidmad mendengarkan semua proses yang berlangsung. Tangannya terasa dingin dalam genggaman Mommy Disya, gadis itu terus melafalkan doa kebaikan untuk dirinya, berusaha yakin atas apa yang telah menjadi jalannya. Apalagi begitu kata sakral itu terdengar dari mulut Aka, hatinya deg degan tak terkira.
"Saya terima nikahnya Shalinaz Rily Ausky binti Daharyadika Ausky dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"Sah?"
"SAH!"
"Sah."
Tepat kata sakral itu diucapkan, sejak hari itu dunianya telah berbeda, ia bukan lagi melajang tetapi kini sudah sah menjadi seorang istri dari Akara Emir Hasan, dan seleruh hidupnya akan mengabdi padanya.
Setelah akad selesai, kedua calon mempelai dinyatakan sah sebagai pasangan suami istri di hadapan agama yang diperkuat juga oleh pernyataan para saksi yang hadir di sana, mereka dipertemukan dalam tempat yang sama. Shalin yang di dampingi mommynya berjalan anggun menghampiri suaminya. Untuk pertama kalinya Aka menatap kagum, tersenyum melihat istrinya yang tengah berjalan ke arahnya. Pria itu tak berhenti melengkungkan sudut bibirnya menyambut gadis yang kini telah sah menjadi istrinya.
Dengan perasaan bahagia, pria itu mengikis jarak, mengulurkan tangan kanannya, kemudian tangan lainya memegang ubun-ubun istrinya dengan menggumamkan doa kebaikan.
"Ya Allah, aku memohon dari-Mu kebaikan istriku dan kebaikan dari tabiat yang Kau simpankan pada dirinya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan istriku, dan keburukan dari tabiat yang Kau simpankan pada dirinya.”
Shalin menyambut uluran tangan suaminya dengan takzim, dalam benaknya, hanya terdiam dengan khidmad dan mengaminkan setiap apa yang diucapkan oleh Aka. Setelahnya, pria itu mendaratkan bibirnya pada kening istrinya. Moment itu pun banyak diabadikan oleh pasang mata dengan kamera miliknya.
Canggung, itulah satu kata yang dirasakan mereka berdua, dari sama-sama tidak mengenal dan terasa asing tiba-tiba harus sedekat ini dimulai hari ini.
"Silahkan pasangkan cincinnya, udah sah loh ya, boleh digandeng di sampingnya," seloroh Pak Penghulu menginterupsi.
Dua cincin putih berbahan sterling silver 925, sangat glossy dengan lapisan rodhium, melingkar indah pada jari manisnya.
"Duduknya sini dong, Dek, jangan jauh-jauh," tegur Aka saat istrinya berusaha selalu berjarak.
"Dih ... kemarin aja anti, sekarang suruh deket-deket, awas aja nanti nglunjak," batin Shalin menggerutu.
Doa nikah diucapkan pak penghulu, kemudian keduanya menandatangani dokumen pernikahan, sehingga pasangan baru tersebut selain sah di mata negara, juga dapat dinyatakan sah di mata hukum sebagai pasangan suami istri. Kemudian keduanya diberikan nasihat pernikahan
Saat itulah kedua pasang netra itu bertemu, sorot mata sendu penuh kecewa. Seseorang yang selalu tersemat dalam doanya, gugur bersemayam meninggalkan hati yang kini terasa hampa berbalut luka. Terdiam saling menatap tak percaya, syok lebih tepatnya. Raganya seakan sayu dalam pijakan, hingga terasa lemas dan semuanya menjadi gelap.
"Shalin!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Azmi..Deg degan nunggu ijab nya ,Apakah Azmi akan ngeh dengan nama mempelai wanitanya saat Aka menyebutnya nanti?? 🤔🤔🤔
2025-03-04
0
Qaisaa Nazarudin
Nah di mana nih Azmi nya..Gak ngeh dia dengan nama yg Aka sebutkan saat ijab itu..Hadeeuuhh..🤦🤦
2025-03-04
0
Qaisaa Nazarudin
Meleleh aku di panggil DEK,Aish Misua udah langsung kepincut aja nih Aa Ustadz..😂😂
2025-03-04
0