Shali shock mendengar penuturan pria yang baru ditemuinya bahkan kurang dari setengah hari. Bagaimana bisa mulutnya sangat berani melamar di depan daddy, padahal mereka baru saja bertemu.
"Begini lho, Dad, saya rasa kita kasih uang aja ke pengirim vidio itu, mungkin saja dia butuh uang. Masalahnya ini tuh soal kelangsungan hidup, Dadd, mana bisa langsung nikah gitu aja. Kita juga perlu tahu calon kita siapa."
Mendengar penolakan Shali, Aka hanya diam. mungkin dia masih shock sehingga tidak memikirkan ke depannya.
"Pak Aka, begini saja, kamu bisa datang ke rumah kami besok saya tunggu. Silahkan dirembug dulu sama keluarga Anda," ujar Sky bijak. Ia sama sekali tidak memojokkan pria itu, keduanya sama-sama difitnah dan tentunya berimbas pada kemaslahatan banyak umat.
Sepanjang perjalanan pulang, Shali mendapat ceramah dari ayahnya. Gadis itu hanya bisa menangis sesenggukan.
"Dadd, selama ini aku sudah nurutin semua kemauan, Daddy, termasuk kuliah di universitas islam biar sambil ngaji, aku juga udah nurut tinggal di asrama yang banyak aturan itu, Daddy pikir itu mudah. Lagian Daddy kenapa langsung iya, iya aja sih." Shali protes mati-matian.
"Kamu bisa diem nggak, Shal, Daddy tahu yang terbaik buat kamu, Daddy tahu persis orang tua Aka, dan si Aka ini juga pernah menjadi dosen tamu di kampus Daddy, jadi secara bibit, bebet, dan bobot, Daddy nggak keberatan, dia juga paham ilmu agama, persis seperti apa yang Daddy harapkan untuk menjadi imam kamu."
"Ya ampun ... kenapa tuh orang bisa klop banget sih sama Daddy, gimana nasib perasaan aku sama Azmi. Duh ... Azmi, seandainya kamu yang bilang ngelamar aku, pasti aku iyain," batin Shali nelangsa.
Shali pusing sendiri membayangkan berjodoh dengan orang asing yang sebelumnya belum saling kenal, ditambah iqab yang mungkin akan gadis itu terima karena tidak pulang ke asrama tanpa izin. Turun dari mobil ayahnya, Shali langsung berlari masuk ke dalam rumahnya. Hari sudah larut ketika mobil Pak Sky sampai di halaman kediaman mereka.
"Shali, sayang," seru Mommy Disya yang sama sekali tidak dihiraukan.
"Hah! Kamu ngapain pakai pakaian aneh gitu?" tanya Reagen tertawa ngeledek mendapati Shali yang masih memakai pakaian kedodoran Aka.
Shalin tidak merespon, wajahnya bertambah cemberut mendapati cibiran kembarannya. Ia berlalu dengan menghentakkan kakinya kesal.
"Baru pulang, Mom, Dadd? Shali kenapa?" tanya Reagan yang kebetulan masih betah di ruang TV, pria tanggung itu tengah menonton bola.
"Kamu belum tidur? Memangnya besok tidak kuliah?"
"Ada sih, Mom, masuk siang."
"Itu Shali kenapa, Dadd? Tumben pulang ke rumah wajahnya kesal gitu. Biasanya 'kan girangnya bukan main, katanya di asrama kampusnya itu ketat banget aturannya."
"Ya, Daddy pikir dengan jadwal kegiatan yang padat bisa mengurangi main dia sama teman-temannya. Apa yang Daddy khawatirkan hampir saja terjadi, untung Shali nggak kenapa-napa dan bertemu dengan orang yang baik."
Pengalaman mengajarkan Sky dan Disya sangat berhati-hati mendidik anaknya. Terutama anak perempuan mereka, biarlah dianggap kolot asal selamat dunia akhirat. Sky sengaja memasukkan ke Universitas Islam agar anak gadisnya bukan hanya mendapat ilmu dunia, tetapi lebih dalam mempelajari ilmu agama.
Untuk kasus ini pun, Sky termasuk bangga pada Aka yang memegang teguh keimanannya, untuk menjaga kewarasannya di tengah ujian Shali dalam suasana oleng, alias pengaruh obat terlarang. Bisa dibayangkan seandainya putrinya terjebak oleh lelaki hidung belang, wallahuaa'lam. Semoga tidak pernah akan terjadi.
"Emangnya Shali kenapa?" Reagen menanti jawaban ayahnya yang mengambil duduk di sebelah Reagen.
"Dilamar orang, tapi nggak mau," jawab Pak Sky datar.
"Hah! Beneran, Dadd? Siapa?" Reagan nampak ikut kaget mendengarnya.
"Pak Aka, tahu 'kan, pemuda cerdas yang pernah Daddy pilih sebagai dosen tamu pengganti untuk mata kuliah Pendidikan Agama. Tadi terperangkap bersama Shali di kamar hotel," papar Sky serius.
"Yang bener, Dadd, kok bisa? Pak Aka sama Shali, emang dalam urusan apa cuma berdua?" tanya Reagan polos.
"Mereka bertemu tidak sengaja, lebih tepatnya besok kita minta penjelasan ke Shali kronologi yang sesungguhnya secara rinci, sepertinya ada temannya yang nggak bener. Udah kamu tidur, nggak usah nongkrongin bola terus."
"Nanggung Dadd, lagi seru, Daddy nggak nonton?"
"Capek, mau tidur, besok aja finalnya," ujar pria itu menyusul istrinya ke kamar.
"Mas, bersih-bersih dulu baru tidur."
"Hmm ... perasaan dari dulu musti banget diingetin dulu, kapan connect-nya sih." Perempuan itu menggerutu.
"Jangan bosan, karena itu salah satu bentuk perhatian terhadap pasangan, dan yang bikin aku selalu kangen ya karena cerewetnya ini," ujarnya tersenyum. Kedua pasangan yang tak lagi muda itu tengah berdiskusi masalah putrinya Shalin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
gia nasgia
Miss you Pak Dogan Mom Disya 😍
2024-07-21
0
Sintya Ashari
❤️👍
2024-02-12
1
Nendah Wenda
seru banget ceritanya 👍👍
2024-01-09
0