TOBAT'NYA SANG MAFIA
Dor
Dor
Terdengar suara dua kali tembakan di sebuah rumah besar yang di huni oleh keluarga kecil, tak lama kemudian sepasang suami istri pun terkapar bersimbah darah, di atas lantai.
Orang yang menembakan pistol tampak tersenyum tanpa merasa bersalah sedikitpun, dia pun berdiri dan berbalik merasa puas karena tugas yang diberikan kepada dirinya selesai di kerjakan.
Saat kakinya baru satu langkah maju ke depan, tiba-tiba saja terdengar suara tangis bayi perempuan berumur satu tahun, pria ini terkejut seketika lalu berbalik kembali menatap ke arah dua mayat yang baru di bunuh'nya.
Matanya terbelalak menatap kedua mayat tersebut, bagaimana tidak? dia melihat seorang bayi yang sangat cantik tampak sedang merangkak naik ke tubuh ibunya yang sudah tidak bernyawa, tubuh sang bayi penuh dengan darah yang berasal dari ibunya sendiri.
Eak... Eak... Eak...
Sang bayi memukul wajah ibunya seolah sedang membangunkan sang ibu, dengan tangisan yang terdengar sangat pilu, membuat pria berpakaian hitam, bertopi dan memakai masker itu pun terasa lemas seketika.
Hatinya mendadak di landa perasaan gundah dan merasa bersalah, karena telah merenggut orang tua dari bayi yang tidak berdosa tersebut.
Dia pun terduduk lemas di atas lantai, memandang wajah sang bayi yang terlihat pilu menatap kepergian kedua orang tuanya, dengan tangis yang terdengar sesenggukan.
Pria ini bernama, Gabriel. Dia adalah anggota dari mafia yang bernama 'White Shadow' dan dia bertugas sebagai pengeksekusi bagi orang menjadi musuh atasannya.
Umur Gabriel saat ini baru beranjak 21 tahun, di umurnya yang masih muda ini dia sengaja terjun ke dunia Mafia hanya untuk mendapatkan imbalan yang besar untuk nya bisa bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya sendiri.
Wajahnya yang tampan serta kulit putih di tambah alisnya yang sedikit tebal juga memiliki sifat yang pendiam, membuat dirinya dapat menyembunyikan identitasnya dengan baik sebagai seorang mafia.
Bagi siapapun yang baru mengenalnya, pasti tidak akan menyangka bahwa Gabriel adalah seorang mafia yang bertugas menghabisi nyawa.
Gabriel menatap pilu bayi yang berada di hadapannya, tubuhnya lemas seketika merasakan gejolak yang membara, dadanya terasa sesak dengan nafas yang tidak beraturan saat bayi itu menoleh ke arahnya melayangkan tatapan yang seolah meminta tolong kepada dirinya.
Sejenak hatinya berfikir untuk mengabaikan, mencoba bangkit dan berbalik hendak meninggalkan bayi tersebut, namun tangis bayi itu pun semakin pecah dan membuat dirinya memutar haluan dan kembali menatap bayi tersebut.
Bayi cantik itu kembali menatap dirinya, matanya yang sayu menatap penuh harap dengan air mata yang memenuhi kelopaknya seolah meminta tolong, dan seakan berbicara 'bawalah aku' tangisnya terhenti seketika dan merangkak ke arah dirinya.
''Uek... Uek... Uek...''
Suara bayi tersebut seolah memanggil dirinya, sejenak hatinya terkesima sekaligus iba yang seolah bercampur di dalam jiwanya. Dia pun meraih bayi tersebut dan menggendongnya, Gabriel menangis sesenggukan meminta maaf kepada bayi tersebut.
''Maafkan aku, aku telah memisahkan mu dari keduanya orang tuamu, maafkan aku juga karena kamu harus menjadi anak yatim piatu di usiamu yang masih kecil ini, hiks hiks hiks...'' lirih Gabriel menantap wajah sang bayi dengan berurai air mata.
Bayi yang masih polos itu tersenyum seketika dan meraba wajah Laki-laki tampan yang sedang menggendongnya.
Akhirnya, Gabriel pun membulatkan tekadnya untuk membawa bayi itu, dia akan menjaga sekaligus merawat sang bayi sampai dia dewasa nanti, sekaligus itu akan dia jadikan sebagai permohonan maafnya karena telah membunuh kedua tuanya.
Dengan tergesa-gesa, dia meraih kain gendongan yang berada di atas kursi, mengikatnya kuat di depan dada bidangnya, bayi cantik itu hanya terdiam saat Gabriel dengan cekatan meletakan sang bayi di dalam gendongan.
Akhirnya dia pun hendak melangkah keluar dari dalam rumah besar tersebut, namun langkahnya kembali terhenti, dia pun berbalik dan masuk kedalam kamar, dengan gerakan tangan cepat Gabriel mengambil sejumlah uang, dan memasukannya ke dalam tas yang di gendongnya, tak lupa ia pun mengambil beberapa perhiasan mahal untuknya berjaga-jaga agar bisa di jual suatu saat nanti.
''Anggap saja ini kamu yang mengambilnya, aku membutuhkan uang untuk membesarkan mu,'' ucap Gabriel kepada sang bayi yang saat ini menatap wajahnya dari dalam gendongan.
Setelah mengambil cukup banyak dan di rasanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sang bayi selama beberapa tahun ke depan, dia pun pergi begitu saja, namun sebelumnya dia menatap kedua jasad yang terbujur kaku itu.
''Maafkan aku, aku berjanji akan merawat putri kalian dengan baik,'' ucapnya, lalu pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan rumah besar dan mewah itu, dengan dua mayat di dalamnya.
***
''Cup... cup... cup...! kamu kenapa sih menangis terus?'' Gabriel mencoba mendiamkan bayi yang sedang menagisu dengan terus menimangnya, ini kali pertama dirinya mengurus seorang bayi, dan dia sama sekali tidak tahu dan mengerti mengapa bayi ini dari tadi terus menangis tanpa henti.
Lalu tiba-tiba, pintu rumahnya pun di ketuk dan seorang wanita masuk ke dalamnya.
''Bayi siapa ini?'' tanya wanita tersebut melayangkan tatapan curiga.
''Kebetulan kamu datang, aku sama sekali tidak mengerti kenapa dia menangis terus, bisa tolong tenangkan dia?'' pinta Gabriel kepada Tania yang merupakan Kekasih dirinya.
''Tidak-tidak...! apa kamu diam-diam punya anak dari perempuan lain? kamu berselingkuh ya dari aku? Hah...'' tanya Tania murka.
''Nanti aku jelaskan, sekarang bantu aku dulu,'' pinta Gabriel memohon.
''Tidak... Lebih baik kita putus sekarang, aku nggak mau lagi pacaran dengan Laki-laki yang sudah memiliki anak, baaay...'' ucap Tania hendak pergi.
''Tunggu... bayi ini bukan bayi aku sungguh...'' Gabriel meraih lengan kekasihnya dan menahannya pulang.
''Terus ini bayi siapa? cepat katakan kepadaku?''
Gabriel hanya terdiam.
''Nggak bisa jawab kan?''
Yang di tanya tetap terdiam.
''Pokok mulai sekarang kita putus titik...'' Tania pun pergi dan menepis lengan Gabriel dengan kasar.
''Tania jangan seperti ini, aku mencintaimu,'' Gabriel pun mengejar.
''Sudah... jangan kejar aku, kau urus saja anakmu itu, beri dia susu dia pasti lapar, kalau tidak, coba cek popoknya siapa tahu dia buang air besar di dalam sana,'' ucap Tania masih dengan keadaan berjalan.
Gabriel pun menghentikan langkahnya, menatap sang bayi yang bahkan belum dia beri nama.
'Iya... ya... kamu pasti lapar, kenapa nggak kepikiran sama sekali olehku, dasar bodoh...'
Gabriel bergumam pelan.
Kemudian dirinya pun menghentikan langkahnya dan berbalik, berjalan kembali kedalam rumahnya. Sesampainya di sana Gabriel pun membaringkan sang bayi di atas ranjang dan membuka popok nya secara pelan, dan benar saja, ternyata bayi tersebut buang air besar.
Gabriel pun menutup hidungnya seketika, hampir saja muntah di buatnya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
IN_DAYLE
kebiasan wanita yang asal menebak 🙂
2022-04-15
1
IN_DAYLE
yaallah mak berasa kaya mau muntah aku malah bacanya bukan bayi nangis 😂🙏
2022-04-15
1
Lee
Maaf baru mampir kak...
Lgsung tekan love biar gk hilang..
2022-04-15
1