Bagaimana Kalau Rani Hanya Korban?

Lidah Aris seperti terkunci setelah menebak bahwa identitas Daniel yang selama ini disembunyikan ternyata sudah diketahui oleh Rani. Untuk beberapa saat Aris bagai kehilangan akal sehatnya. Ia baru tersadar ketika Rani beberapa kali memanggil. 

“Kamu ... tahu dari mana kalau Dika itu Daniel?” Pertanyaan itu lolos begitu saja mewakilkan rasa terkejutnya. 

“Aku akan jelaskan nanti. Sekarang aku perlu bicara dengan dia dulu.” 

Sejenak Aris melirik Dika yang masih melatih kakinya berjalan. Tadi, Daniel berpesan tidak mau diganggu oleh siapapun dan dengan alasan apapun. “Maaf Ran, tapi dia sedang tidak bisa diganggu. Kalau ada pesan, nanti aku sampaikan.” 

“Tolong aku, Ris! Ini sangat penting.” Suara Rani yang terdengar sengau membuat Aris meyakini bahwa wanita itu habis menangis. Meskipun sebenarnya tidak tega, namun ia pun tidak dapat membantah perintah Daniel. 

“Aku minta maaf. Kamu tahu sendiri seperti apa dia.” 

“Apa dia sebenci itu padaku?” 

Aris benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Di sisi lain, ia tak tega dengan Rani yang terus memohon, tetapi Daniel yang keras kepala terkadang begitu murah marah. Apa lagi saat sesuatu tidak sesuai harapannya. 

“Klinik Canphysio! Dia sedang menjalani fisioterapi.” Akhirnya Aris menyerah setelah mendengar suara isak tangis di ujung telepon. 

Tanpa permisi, Rani memutus panggilan. Secepat kilat menyambar kunci mobil dan tas dari meja dan berjalan dengan tergesa-gesa keluar rumah. Ia bahkan tak peduli lagi dengan penampilannya yang sedikit berantakan karena sejak semalam belum berganti pakaian. Untuk sekedar membasuh wajahnya dengan air pun belum dilakukannya setelah terbangun tadi. 

Jalanan ibu kota di pagi menjelang siang itu cukup padat. Butuh waktu lebih dari satu jam barulah Rani tiba di lokasi yang tadi diberitahukan Aris. Namun, baru saja memasuki area parkir, sudah terlihat mobil milik suaminya yang akan meninggalkan parkiran. Rani tidak punya pilihan selain mengikuti dari belakang. 

............

“Kita ke mana selanjutnya?” tanya Aris setelah beberapa menit mobil melaju. 

“Ke Double M saja.” Jawaban pria yang duduk santai di sebelahnya membuat Aris tersentak. 

“Yakin?” tanyanya lagi hendak memastikan. 

Ia menyahut dengan anggukan kepala. “Aku mulai bosan hidup dengan menggunakan identitas lain. Aku rasa hari ini saat yang tepat untuk mengembalikan semuanya.” 

Jika tidak mendengar nada serius dari setiap kata yang didesiskan laki-laki itu, Aris pasti sudah mengiranya hanya bergurau. Setelah kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya, Daniel Mahardika menghilang bak ditelan Bumi. Mahardika Lanang Sutejo Soepenralegowo hanyalah sebuah nama palsu untuk menutupi identitas sebenarnya. 

“Kamu benar-benar serius?” Aris menatap dengan mata terbelalak. 

“Lagi pula Rani sudah tahu semuanya.” 

“Oh ...” Aris bersandar sambil menghela napas panjang. Sebuah reaksi yang terbilang sangat santai, setelah mendengar berita yang cukup mengejutkan. Hal yang membuat Daniel mengernyit heran. 

“Kamu tidak terkejut identitasku terbongkar?” tanya Daniel membuat Aris gelagapan. 

“Emh, lumanyan!” jawabnya tanpa memberitahu bahwa ia sudah mengetahui dari Rani. “Bukankah rahasia yang ditutup serapat apapun pasti tetap akan terbongkar juga? Ngomong-ngomong Rani tahu dari mana?” 

Daniel menjawab dengan bahu terangkat. Dirinya pun belum mengetahui dari mana Rani mengetahui identitasnya. 

“Bagaimana reaksi Rani setelah tahu siapa kamu yang sebenarnya?” 

Daniel terkekeh. “Memang reaksi seperti apa yang kamu harapkan dari dia?” 

Sekilas, Aris mengalihkan pandangan kepada Daniel, lalu kembali terfokus pada jalan di depan. “Dia menangis?” 

“Lebih!” jawabnya datar. “Dan itu membuatku muak.” 

“Dia bilang apa memangnya?” 

Ingatan Daniel langsung berputar pada perdebatan semalam dengan Rani. Setiap kalimat yang diucapkan wanita itu masih terekam jelas dalam benaknya. “Dia bilang lama menungguku. Katanya aku hanya mengirim seseorang untuk memberitahu tentang pembatalan tanpa memberi alasan.” Daniel kembali tertawa sinis. “Terlalu klise, kan? Jelas-jelas Elana mengirim orang untuk memberitahu bahwa aku kecelakaan.” 

Kala Daniel tenggelam dalam rasa kecewa, Aris justru menunjukkan reaksi berbeda. Berusaha menyimpulkan setiap rentetan kejadian dengan pikirannya sendiri. Sayangnya, ia tak tahu kejadian sebenarnya karena baru mengenal Daniel beberapa bulan belakangan, sehingga hanya mendengar cerita dari pihak Daniel saja. 

“Kalau aku jadi kamu, aku akan mencari tahu kejadian sebenarnya. Bagaimana kalau ternyata Rani juga hanya korban?” 

......... ...

Terpopuler

Comments

liberty

liberty

noh biang keroknya😏

2023-12-20

1

Fhebrie

Fhebrie

ayolah atis bantu danil menguak semuanya elana harus bertanggung jawab

2023-10-21

0

Mrs.Labil

Mrs.Labil

aris 👍👍👍

2023-09-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!