Aku Benci Dia

"Aris, kenapa diam saja? Cepat tutup pintunya!" perintah Dika yang kemudian memalingkan wajahnya agar tak terekspose kamera.

Pria itu pun tersadar dan cepat-cepat menutup pintu. Seolah kehilangan akal sehatnya, Aris menatap Dika penuh tanya dengan mulut menganga lebar.

Sementara Gembul dan Jovan belum dapat mengurai rasa terkejutnya. Gembul melayangkan tatapan curiga kepada Rani.

"Ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku bisa jelaskan!" Rani berusaha membela diri. Namun, sia-sia. Gelengan kepala Gembul sudah cukup sebagai jawaban.

"mau jelaskan apa lagi?"

Plak! Sebuah tamparan keras dihadiahkan ke pipi mulus Rani hingga meninggalkan tanda kemerahan. Tidak ada yang bisa dilakukan Rani selain mengusap pipinya yang terasa kebas.

"Di saat aku stres memikirkan nasibmu, kamu malah enak-enakan di sini dengan laki-laki itu. Sekarang jawab yang jujur, apa dia laki-laki yang ada di video itu?"

Mata Rani berkaca-kaca mendengar pertanyaan bermuatan tuduhan yang dilayangkan asisten sekaligus sepupunya itu. Kalau Gembul saja yang dekat dengannya tidak percaya, apa lagi orang lain.

Dika yang baru saja selesai berpakaian seketika menolehkan kepala. "Heh, jangan sembarangan menuduh! Dia yang sembarangan masuk ke kamar orang!"

"Kalau hanya salah masuk kamar, kenapa kalian bisa ada dalam posisi seintim itu? Kalau saja tidak kami temukan, bibit kecebong pasti sudah tumbuh!"

Dika menghela napas frustrasi, sementara Rani memilih diam. Membela diri pun percuma. Gembul adalah orang yang cukup keras kepala.

"Kamu harus menikahi Rani!" Gembul menunjuk Dika dengan tatapan menuntut.

Dika tersentak kaget. "Kamu sudah gila, ya? Kenapa aku harus menikahi dia?" ujarnya tak terima.

Mendengar penolakan tak bertanggungjawab itu, Gembul bergerak maju untuk menyerang Dika, namun segera dihalangi oleh Aris. "Jangan pakai otot, mari kita bicarakan baik-baik dengan kepala dingin!"

Kebisuan terjadi selama beberapa saat. Aris menuju pintu untuk melihat kawanan wartawan melalui lubang intip.

"Di depan masih ada banyak wartawan."

"Kita akan membicarakan ini lebih lanjut nanti." Gembul menarik tangan Rani. "Ayo, Ran! Kita pergi dari sini sebelum terjadi hal yang lebih buruk!"

Gembul menarik tangan Rani keluar dari kamar, para wartawan pun langsung menyerbu. Dengan dilindungi Jovan dan Gembul, Rani menerobos meninggalkan gedung tersebut.

............

Suasana menjadi lebih tenang setelah kepergian Rani. Para pencari berita pun sudah pergi setelah Aris menghubungi keamanan hotel dan .melayangkan keberatan untuk ketidaknyamanannya.

"Ada apa sebenarnya, Dika?" tanya Aris masih dengan tatapan tak percaya. "Bagaimana kamu bisa berduaan dengan Maharani dalam posisi seperti tadi?"

Dika menghunus tatapan tajam kepada sahabatnya itu. Merasa kesal karena semua orang seperti sedang menghakiminya. "Semua tidak seperti yang kamu bayangkan. Dia tiba-tiba saja masuk saat aku baru selesai mandi, dan semuanya terjadi begitu saja."

"Wow, benar-benar kebetulan!"

"Lagian kamu kenapa keluar tidak tutup pintu?"

Aris hanya merespon dengan senyum seraya menggaruk kepala.

"Sekarang namaku ikut terseret dalam kasus ini. Kamu tahu, mereka menuduh aku sebagai laki-laki yang ada di dalam video itu," ucapnya kesal. "Ternyata mereka semua benar. Masuk ke dunia hiburan sudah merubah dia sepenuhnya."

"Apa kamu yakin Rani adalah wanita dalam video itu?"

Sebenarnya, Dika benar-benar tidak ingin percaya. Namun, dilihat dari segi fisik, wanita dalam video tersebut memang sangat mirip dengan Rani.

"Rambut dan wajah bisa saja direkayasa dan itu masih bisa diragukan. Tapi bagaimana dengan gelang itu?" ucapnya mengingat gelang yang digunakan wanita dalam video.

Wajah yang dipenuhi amarah itu mendadak berubah sedih setelah mengucapkan kalimat terakhirnya.

Aris mendekat kepada Dika dan mengusap bahunya. "Jangan buru-buru termakan isu yang belum tentu benar. Bagaimana kalau ternyata Rani hanya korban fitnah?"

"Jangan terlalu naif, Ris! Itu memang Rani."

Rani menekan tombol pada kursi roda hingga bergerak maju. Sebuah kotak perhiasan dikeluarkannya dari laci meja. Dika melirik sepasang cincin berlian di dalamnya, lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Aku benci dia!"

...........

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Dika sdh mengenal Rani? Tp knp Rani tdk mengenalnya? Ada teka teki niihhh

2023-12-28

0

liberty

liberty

loh kenal...temen kecil kah, kok Rani gak inget 🤔

2023-12-18

0

Fhebrie

Fhebrie

makin penasaran

2023-10-21

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!