Aziz_PoV
*
Seusai berbuka puasa Neng Atin memutuskan untuk pulang ke kota JG dengan mengendarai mobil yang katanya milik kawannya, aku tidak begitu mengenal siapa-siapa kawannya di kota sebab setelah menikah dengan Nikmah tak lama aku langsung datang ke kota ini.
" Tadi Neng Atin bicara apa aja sama Umi?' tanyaku ketika hanya berdua saja dengan istriku Nikmah. Sementara anak-anak sedang bersiap untuk pergi ke surau melaksanakan shalat terawih.
" Tidak banyak, hanya bercerita tentang anak-anak dan menceritakan kawan-kawan kita dulu sewaktu di pondok." sahutnya entah jujur atau ada yang dia sembunyikan dariku, aku tidak tahu.
" Yakin?" tanyaku menyelidiki.
" Kenapa Abi bertanya seperti itu? Sepertinya Abi terlihat gelisah sekali saat kedatangan Neng kesini." ujarnya menaruh curiga padaku.
Di tanya seperti itu, aku hanya diam saja. " Abi sedang menyembunyikan sesuatu dari Umi?" skaknya yang tepat sasaran, dari mana dia tahu? Apa kelihatan sekali ya tadi, memang aku akui aku merasa was-was sedari Neng di rumah tadi, sungguh menyembunyikan rahasia ternyata sangat berat.
" Hah! Tidak ada kok, ya sudah Abi berangkat ke Masjid, Assalamualaikum." pamitku yang langsung berjalan keluar rumah, tanpa mendengar jawaban dari istriku, sebelum duduk tadi aku sudah berganti pakaian koko dan sarung, sehingga tidak perlu ganti pakaian lagi.
Motor segera kuhidupkan dan kulajukan sedikit kencang sebab waktu shalat Isya' sebentar lagi, kali ini aku pergi menuju ke Masjid di sebelah utara kota, sesampainya di sana para jema'ah Masjid ternyata sudah hampir penuh di dalam, aku pun berjalan di sisi Masjid sebelah kanan sebab tinggal di sebelah sana yang masih tersisa sedikit tepat kosong, sambil menunggu Iqomah di kumandangkan aku segera melaksanakan sholat tahiyatul Masjid terlebih dahulu.
Hingga tak berapa lama ada seseorang yang menyapaku," Maaf Ustadz kok disini? Kami semua sudah menunggu kedatangan Ust sedari tadi!" ujar salah seorang pengurus Masjid tersebut padaku, membuatku bingung.
" Iya maaf datang terlambat, tapi memangnya ada apa ya?" tanyaku semakin bingung kenapa semua menunggu kedatanganku?
" Bukankah mulai minggu kedepan Ust yang yang menjadi Imam shalat terawih? Sebab malam ini Kyai Hanafi yang sedang pergi ke Masjid lain." ujarnya memberitahuku.
" Astagfirullah maaf saya lupa, ya sudah segera saya masuk kesana kalau begitu. Terima kasih ya sudah mengingatkannya." ujarku menepuk sebelah bahunya pelan lalu berjalan masuk menuju Mihrab tempatnya berdiri seorang Imam mempimpin sholat berjamaah.
Allahu Akbar...
Seusai shalat terawih dan shalat witir, aku segera beranjak bangun dan berjalan ke arah bangunan madrasah tempat santri mmbelajar dan mengaji. Aku lebih memilih mengajar para santri saja karena lebih bebas tidak harus menjaga pandangan jika harus mengajar santriwati juga. Intinya lebih nyaman mengajar para santri di bandingkan mengajar para santriwati.
Selesai mengajar aku memilih pergi ke kost Anniyah, malam ini aku ingin menghabiskan waktuku dengannya hingga pagi, Namun sebelum sampai kesana aku mampir terlebih dahulu ke sebuah toko untuk membelikan hadiah untuknya. Hingga sedikit lama berada di perjalanan akhirnya aku sampai juga di kost istri mudaku, dan segera memarkirkan motor di teras depan.
Tok..Tok..Tok..
" Assalamualaikum." Seruku sembari mengetuk pintu, hingga tak lama pintu itu pun terbuka dan muncullah wanita cantik, bidadariku yang kedua dengan wajah yang begitu teduhnya.
" Waalaikumsalam, masuk Bang." sahutnya memberikan senyum lebarnya seperti biasa jika aku sedang berkunjung. Namun aku sedikit ternganga saat melihat penampilannya malam ini, ia terlihat berbeda sekali..
" Cantik sekali Adek, mau kemana dandan begini?" tanyaku menatapnya heran sembari melangkah masuk di ikuti Anni dari belakang setelah menutup pintu kembalu dan menguncinya.
" Tidak kemana-mana Nang? Memang kenapa aneh ya dandananku? Padahal aku berusaha mempembahkannya untuk suamiku." sunggutnya mengerucutkan bibirnya manyun ke depan yang terlihat berwarna sedikit merah itu, Ya Rabb, membuatku gemas saja.
" Nggak usah dimanyunin gitu bibirnya, nanti Abang terkam lho! Kapan Adek beli alat make up? Dan siapa juga yang mengajari Adek berdandan seperti wanita dewasa begini? Tapi kau sangat cantik sayang, Adek jadi terlihat sedikit dewasa sekarang, Abang jadi ingin makan Adek nih." godaku yang memang mulai bergair4h.
" Hemmm, mulai dech! Abang selalu memjurus kesana! Tapi Abang sudah makan belum?" tanyanya sedikit manja, bolehkan bermanja dengan suami sendiri?
" Abang sudah makan tadi! Tetapi sekarang Abang laper lagi hanya melihat Adek berdandan cantik seperti ini." keluhku yang menahan sesuatu yang mulai mendesak di bawah sana.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
Uppss,, masih puasa lanjut nanti yaa..
Mohon dukungan dari semuanya, tekan like dan favoritenya,, dan juga hadiahnya jangan lupa..🌷🌷🌷
Terima kasih sudah mampir membaca, maaf kalau masih banyak typo dimana-mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments