Aziz_PoV
*
Hari sabtu ini aku akan mengajak keluarga kecilku untuk berlibur ke kbr, yang jaraknya tiga puluh menit dari rumah. Seperti biasa setiap weekend kami memang selalu pergi hanya sekedar jalan-jalan apalagi anak-anak yang masih kecil selalu merengek ingin pergi.
Sebenarnya aku sudah sangat bersyukur mempunyai istri yang baik dan juga cantik, di tambah ke empat putra-putriku yang mulai tumbuh semakin besar, entah mengapa aku merasa hidupku sedikit hambar sejak dua tahun yang lalu, tepatnya saat aku kehilangan calon bayiku yang ke lima, Nikmah istriku mengalami keguguran saat kandungannya baru berusia tiga bulan, seharusnya sebagai Ibu dia merasa sedih atau setidaknya ia berduka namun yang aku lihat dia justru kebalikannya.
Nikmah justru bersyukur karena ia tidak jadi hamil, ia selalu mengeluh jika berat badannya semakin kesini semakin bertambah. Itulah mengapa ia tidak ingin hamil lagi, padahal aku sangat berharap mempunyai anak yang banyak agar rumah jadi ramai, tetapi ia memilih mengkonsumsi pil penunda kehamilan, Aku hanya bisa pasrah, walau sebenarnya aku sangat kecewa padanya dan memilih diam itu lebih baik.
" Abi ayo kita berangkat." seru Nikmah istriku yang baru keluar dari rumah, sedangkan aku dan anak-anak sudah menunggu di depan teras sedari tadi. Melihat penampilannya yang tak biasa aku merasa istriku ini terlalu berlebihan. Mengapa hanya ingin pergi ke kebun binatang harus memakai topi besar juga kaca mata hitamnya!
" Umi apa kita akan pergi ke pantai?" tanyaku sengaja menggodanya.
" Ini Fashion Abi, Abi tidak akan mengerti, sudah ayo kita berangkat saja." sahutnya yang lamgsung masuk ke dalam mobil yang sudah aku panasin sedari tadi.
" Ayo anak-anak." panggilku pada mereka yang langsung masuk ke bangku belakang penumpang. Mobil AV ini memiliki ruang lebih di belakang sana hingga semuanya mendaoatkan tenpat duduk masing-masing. Dan mobil ini adalah milik mendiang Ayah mertua, sehingga aku akan memakainya jika sedang bersama istri dan juga anak-anak.
Namun jika sedang pergi sendiri, aku lebih memilih mengendarai motor cb kesayanganku, yang membuatku merasa nyaman. Tak begitu lama mobil yang kami kendarai memasuki area parkir KBS, disana sudah banyak sekali mobil berjejeran.
Sudah tidak heran lagi jika weekend seperti ini pasti banyak orang yang sedang berlibur bersama keluarga mereka, seperti kami sekeluarga contohnya.
" Biar Umi beli tiket dulu Bi." pamit Nikmah yang langsung membuka pintu sampingnya dan turun saat mesin mobil baru kumatikan.
" Umi ikut." ucap Mus dan Hilda secara bersamaan membuka pintu di samping mereka masing-masing. Sementara aku masih duduk di belakang kemudi membereskan barang yang akan aku masukkan ke dalam tas ransel kecil milikku yang selalu aku bawa kemana-mana.
" Bang Ai tungguin Zikri sebentar." terdengar suara putra bungsuku dari arah belakang sana yang ternyata sedang mengikat tali sepatunya yang terlepas atau memang belum di ikat sedari sebrlum berangkat. Dan itu bisa terlihat dari kaca spion di depanku.
" Pelan-pelan, Abang turun saja duluan bersama Umi dan kedua Nengmu, biar Abi yang menunggu Adik Zikri." titahku yang langsung di angguki oleh putra ketigaku.
" Siap Abi." jawabnya sembari turun dari mobil. Sementara Zikri masih mengikat tali kedua sepatunya itu yang belum sudah-sudah.
" Adik sudah belum? sini biar Abi bantuin jika tidak bisa." aku segera turun dan membuka pintu belakang dimana Zikri duduk.
" Ayo Abi, Adek." terdengar teriakan Umi dan ketiga anakku yang berjalan kembali ke arah mobil setelah membeli tiket masuk untuk kami ber-enam.
*
Suasana di dalam sana memang sangat ramai oleh pengunjung, ada yang tengah memberi makanan untuk beberapa hewan yang memang di sediakan dari pihak kbs jika ada para pengunjung yang ingin memberikan makanan langsung pada si hewan.
Ada yang berswafoto di dekat para hewan, tak jarang hewan buas pun mereka ingin membidiknya untuk di jadilan kenangan. Ada juga anak-anak kecil sepertinya anak TK yang memang sedang mengadakan acara tour di sekolah mereka.
Aku berjalan di paling belakang sendiri sambil melihat kanan dan kiri di sekitarku, ketiga anakku begitu antusiasnya karena merasa bahagia sambil berswafoto juga dengan memakai ponsel, entah milik siapa, mungkin punya Uminya. Karena aku tidak memberi ijin pada mereka bertiga untuk memiliki ponsel sendiri sebelum mereka menyelesaikan sekolah dasarnya, hanya putri sulungku yang sudah memiliki ponsel sebab di sekolahnya kadang memerlukan benda tersebut.
Siang harinya kami menunaikan shalat Dhuhur di mushola yang disediakan oleh pihak kbs, lalu menikmati makan siang di area kantin dekat dengan kolam ikan dan juga jenis hewan yang hidup di dalam air, setelahnya kami melanjutkan berkeliling.
Hingga tidak terasa hari sudah sore kami kembali ke mushola untuk menunaikan kewajiban dan setelah lelah berkeliling aku pun mengajak istri dan anak-anakku untuk segera pulang. Aku juga baru ingat jika ada acara sore ini di masjid besar dekat dengan kost milik Saiful dan itu artinya kami harus segera bergegas agar sampai rumah dan aku pun bisa langsung pergi.
" Kenapa harus buru-buru sih Bi? Hilda 'kan masih betah disini bersama adik-adik." protes putriku Hilda menggerutu sedari tadi tapi langkahnya mengikuti langkahku dari belakang bersama Uminya, Mus dan Zikri, sementara aku berjalan bersama Aidan di depan mereka.
" Maafkan Abi ya, minggu depan 'kan kita semua bisa kesini lagi sayang." sahutku mencoba menenangkannya.
Sesampainya di luar kami berjalan ke arah parkiran dan segera masuk ke dalam mobil dan aku pun mulai melajukannya dengan kecepatan sedang.
" Emang Abi mau kemana sih?" Nikmah padaku.
" Abi 'kan ada acara sore ini bersama para pengurus yang lain untuk menyambut bulan Ramadhan, bukannya Abi sudah cerita tadi malam." sahutku sembari fokus menyetir.
" Eum iya sih,, tapi Abi tidak sedang berbohong 'kan? Atau sedang ingin bertemu dengan seseorang? yang penting bukan seorang wanita yaa..!" ancamnya dengan suara pelan dan sedikit mencondongkan tubuhnya ke sampingku, mungkin tidak ingin ucapannya di dengar oleh anak-anak.
" Ingat perkataan adalah doa." sahutku pelan mengingatkan. Seketika ia langsung terdiam.
Astagfirullah,, istriku ini selalu saja menuduh sembarangan. Jangan salahkan aku jika tuduhanmu nanti akan menjadi kenyataan!
Batinku menggerutu, sebenarnya aku pun tidak ingin melakukan hal yang ia tuduhkan, namun jika selalu saja di tuduh dan di pancing seperti itu. Aku pun sebagai laki-laki tidak ingin harga diriku di injak-injak, dan ini bukan kali pertamanya Nikmah menuduhku yang tidak-tidak. Dan jika terus di ladeni ini akan semakin panjang, lebih baik aku mengalah dan diam saja.
Setelah sampai di rumah aku bergegas turun dan langsung masuk ke dalam rumah untuk membersihkan diri. tak lama aku berpamitan pada mereka semua dan langsung meluncur ke masjid.
.
.
.
.
.tbc
Mohon dukungan dari semuanya, tekan like dan favoritenya,, dan juga hadiahnya jangan lupa..🌷🌷🌷
Terima kasih sudah mampir membaca, maaf kalau masih banyak typo dimana-mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments