Faris dan Aleta duduk bersebelahan di tengah-tengah para tamu yang hadir, kehadiran Faris sangan penting dalam acara besar itu, karena hotel berbintang itu ternyata hotel milik Faris pribadi tanpa ada campur tangan papanya atau perusahan keluarganya.
Faris orang yang tidak pernah sombong dengan segala yang dia miliki, dia bersikap biasa-biasa saja seperti seorang tamu sehingga Aleta sendiri tidak menyadari kalau ternyata Farislah pemilik hotel mewah itu.
Setelah Faris selesai menyampaikan beberapa kalimat mengenai kesuksesan yang telah dia capai saat ini, dia segera mempersilahkan semua yang hadir untuk menikmati hidangan yang telah di sediakan.
Faris sangat sibuk dengan para tamu yang tidak henti-hentinya memberinya selamat, dan itu membuat Aleta merasa sedikit legah karena sudah tidak mendapatkan tatapan mematikan dari Faris seperti tadi.
Acara yang di mulai dari pukul 10 pagi itu selesai tepat pukul 3 sore, setelah semua tamu meninggalkan hotel berbintang itu, Faris yang entah muncul dari mana dengan pekaian yang sudah di ganti, langsung menarik tangan Aleta yang sedang berdiri sambil menikmati segelas jus di samping kolam renang hotel itu.
"Kamu mau bawa aku ke mana,,? Tanya Aleta kaget dan sedikit ketakutan
Faris tidak menjawab apa-apa, dia terus menarik tangan Aleta menuju lift, sampainya di dalam lift Faris langsung menekan tombol yang terdapat angka sepuluh, Aleta yang melihat itu jadi hawatir karena dia tahu Faris akan membawanya menuju lantai sepuluh.
"Mengapa kita harus ke atas,,? Tanya Aleta sambil menarik-narik tangannya dari cengkraman Faris.
Faris tetap tidak menjawab pertanyaan Aleta sama sekali, dia tetap terdiam sambil mencengkram erat pergelangan Aleta. Setelah pintu lift terbuka, tanpa menunggu lama Faris kembali menarik Aleta menuju sebuah kamar, Aleta mencoba melawan dan berusaha melepaskan cengkraman Faris dari pergelangan tangannya tapi tidak berhasil.
"Lepaskan akuuu,,! Lepaaaas,,! Aku mau pulang,,! Teriak Aleta tapi tidak di perdulikan oleh Faris sama sekali.
Untung saja baru peresmian jadi belum ada tamu yang menginap, kalau tidak semua tamu mungkin akan lari jika melihat apa yang terjadi dengan mereka berdua, Faris dengan tampang membunuh menarik tangan Aleta yang berusaha melawan sambil berteriak.
Sampainya di dalam kamar besar itu Faris langsung berbalik kemudian mengunci pintu, dan di saat Aleta mau mencegahnya Faris dengan cepat langsung membuang kunci itu ke atas lemari yang cukup tinggi setelah pintu berhasil di kunci.
"Mengapa kamu lakukan semua ini,,? Apa mau kamu sebenarnyaaa,,? Tanya Aleta dengan berteriak.
"Siapa yang sudah membunuh anaku,,? Tanya Faris yang membuat nafas Aleta hampir putus.
"Jawab Aletaa,,? Tambah Faris sambil menatap Aleta tajam.
"Anak apa,,? Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu tanyakan. Jawab Aleta pura-pura tidak mengerti.
"Jangan coba-coba membohongiku lagi Karena aku sudah tahu semuanya. Kata Faris lagi yang membuat Aleta tambah kaget karena dia tidak punya alasan untuk menghindar dari Faris.
"Aku benar-benar ngga mengerti dengan apa yang kamu tanyakan,,! Jawab Aleta yang membuat Faris langsung geram.
Faris marah dan dia menghancurkan semua benda yang ada di dalam kamar itu, mulai dari lemari, hiasan-hiasan kamar, lampu tidur, cermin juga beberapa buah guci yang terdapat di setiap sudut kamar. Aleta yang melihat Faris seperti itu langsung ketakutan dan bingung, karena ini kali pertama dia melihat Faris yang seperti itu.
""Prang,,,,, praaang,,, praaang,,,, praaang""
Faris menghancurkan semuanya tanpa ada yang tersisa, dan terakhir dia menonjok cermin besar yang ada di kamar itu sampai darah mengalir dari tangannya cukup banyak, dan Aleta yang melihat darah langsung panik dan tambah ketakutan, Aleta dengan paniknya segera berlari meraih tangan Faris tapi Faris malah mendorongnya sehingga dia terjatuh ke lantai.
"Fariiis,,! Sudaaah Fariiiis,,! Aku mohoon,,! Aleta berteriak sambil menangis ketakutan karena melihat darah yang semaki banyak di tangan Faris.
Faris tidak menghiraukan teriakan dan tangisan Aleta, dia terus menghantam tangannya ke semua benda juga dinding kamar itu sampai tangannya keluarkan banyak darah. Itulah sifat Faris yang sangat di takutkan keluarganya dan orang-orang yang sudah mengenali sifat aslinya, karena kalau sudah seperti itu sulit untuk membuat dia tenang.
Aleta yang melihat tangan Faris sudah terluka dan mengeluarkan darah semakin banyak membuat dia tambah histeris. Aleta sudah tidak tahu harus bagaimana menenangkan Faris, apalagi telfon yang ada di kamar itu juga ponselnya sudah dia banting sampai hancur, sedangkan ponsel Aleta pun sudah hancur di saat Faris mendorongnya tadi, jadi dia tidak bisa menghubungi siapapun untuk meminta bantuan.
Akhirnya dengan terpaksa Aleta mengakui semuanya yang langsung membuat Faris tiba-tiba menghentikan aksi gilanya itu.
"Iya,, aku memang pernah mengandung anakmu,,! Kata Aleta yang membuat Faris seketika terdiam dengan posisi masih membelakangi Aleta.
Faris terdiam seperti patung di saat mendengar perkataan Aleta, tapi dalam hatinya dia sangat marah karena dia sudah tau dari Reza, kalau anak yang Aleta kandung itu sudah di lenyapkan seseorang entah dengan cara apa.
"Terus di mana dia,,? Tanya Faris sambil berbalik menatap Aleta dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Aku keguguran,,! Jawab Aleta berbohong yang membuat mata Faris terbuka lebar saking kesalnya karena dia tahu Aleta berbohong.
"Aletaaaa,,,! Bicara yang jujur,,! Kalau kamu tidak mau aku marah. Kata Faris dengan kerasnya yang membuat Aleta terkejut dan makin ketakutan.
"Aku akan menceritakan semuanya setelah mengobati lukamu,,! Jawab Aleta dengan nada ketakutan.
"Tidak perlu,,! Biar aku obati sendiri. Jawab Faris tegas.
"Kalau gitu aku tidak akan menceritakan apa-apa padamu. Kata Aleta tidak mau kalah.
Karena dia ingin mengetahui rahasia yang Aleta sembunyikan dari semua orang termasuk Reza, dengan terpaksa Faris pun mengikuti kemauan Aleta.
"Ya sudah,,! Ambil obatnya di dalam lemari itu. Kata Faris sambil menunjuk lemari yang ada di samping Aleta.
Dengan segerah Aleta langsung mengambil obatnya kemudian melangkah mendekati Faris yang sudah duduk di tepi ranjang, Aleta duduk di depan Faris kemudian mengobati luka di tangan Faris tanpa berani menatap wajahnya, sedangkan Faris dia tidak melepaskan tatapannya dari wajah Aleta yang terlihat ketakutan.
"Aleta,,! Ayo ceritakan semuanya,,! Kata Faris sambil menatap wajah cantik Aleta yang sedang fokus membalut lukanya dengan perban.
"Iya,,! Nanti setelah ini,,! Jawab Aleta.
Setelah selesai mengobati luka di tangan Faris, Aleta langsung melangkah untuk mengembalikan kotak obat itu kembali ke dalam lemari, sedangkan Faris yang masih duduk di tepi ranjang tidak melepaskan tatapannya kepada Aleta sejak tadi.
"Aleta, cepat ceritakan semuanya,,! Kata Faris dengan tatapan menuntut.
Aleta yang sudah tidak punya alasan untuk menghindar dengan terpaksa memilih untuk mnceritakan rahasia yang sudah dia tutupi selama ini. Dengan ragu-ragu Aleta yang sejak tadi tidak berani menatap Faris, mengangkat wajahnya memberanikan diri menatap Faris yang sejak tadi tidak henti-henti menatapnya.
Sebenarnya Aleta tidak mau ada yang tahu tentang kejadian yang membuat dia kehilangan anaknya, tapi dia juga tidak punya alasan untuk menyimpannya dari Faris kalau dalam keadaan terjepit seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Tiara_Arka2410
ada flasback gaa?? jd puyeng
2023-05-20
0
Hasni
lanjut thor
2022-11-20
0
Nurul Faridah
kdnapa sih thor di stiap babnya harus ada kata kata dengan tatapan yg tak bisa di arttikan... maaf tho cm gimana gitu bacanya
2022-11-08
0