Menuju konflik tajam. Sekali lagi Nara peringatkan untuk yang tidak tahan.. harap skip dan tidak meninggalkan komentar yang tidak manusiawi karena hati pembaca yang tidak kuat. Tidak semua jalan hidup manusia itu lurus. Terima kasih..!!.
🌹🌹🌹
"Tapi apa Dan?"
"Dia tidak mungkin bisa melayani mu sebagai seorang istri karena kalau paru-parunya bekerja terlalu keras. Dia akan drop total dan kambuh tidak bisa berbuat apapun" jawab Pak Ganda.
Bang Hasdin terdiam lagi. Saat ini yang terlintas dalam pikirannya hanya Cherry seorang.
"Ijin Dan.. saya sudah menikah dan memiliki seorang putri, dia tidak bisa melihat. Istri saya akan terluka kalau sampai saya berbuat seperti ini, mengkhianati pernikahan kami" kata Bang Hasdin berterus terang.
"Kalau kamu mau, saya akan menutup semua masalah ini." ucap tegas Pak Ganda.
Suara Pak Ganda mulai tercekat.
"Juga.. donor mata untuk putrimu jika.. anak saya tiada. Itu yang ada dalam pikiranmu saat ini khan?" tanya Pak Ganda seakan tau perasaan Bang Hasdin.
"Siap" jawab Bang Hasdin mengungkap segalanya.
"Kembali lah besok pagi dan pikirkan tawaran saya. Saya lakukan ini demi putri saya, kamu lakukan itu demi putrimu. Bukankah kamu sudah merasakan bagaimana rasanya cinta terhadap putri kesayangan?" kata Pak Ganda.
...
Tubuh Bang Hasdin terasa lemas. Langkah kakinya gontai berjalan menuju ruang tamu. Ia meletakan asem-asem daging yang baru ia dapatkan sore itu.
Bang Ares mengusap perutnya sekembalinya dari kamar mandi. Perutnya sangat tidak nyaman.
"Lama sekali. Dari mana saja kamu?" tanya Bang Ares.
"Cari pesananmu itu bukan perkara mudah. Aku sampai keliling kota mencarinya" kata Bang Hasdin beralasan.
Karena sudah sangat lama Bang Ares dan Bang Hasdin bersahabat.. Bang Ares tau betul wajah Bang Hasdin menyembunyikan sesuatu.
"Kamu kenapa?" tanya Bang Ares seakan peka dengan keadaan sahabatnya.
"Nggak ada apa-apa. Sakit kepala saja" jawab Bang Hasdin.
"Aku istirahat ya, please.. aku capek sekali" Bang Hasdin langsung nyelonong pergi tanpa menunggu jawaban dari Bang Ares.
:
Hana memijat kepala Bang Hasdin. Ia tadi sempat mendengar suaminya itu merasa sakit kepala. Dengan lembut, layaknya seorang istri.. Hana memberikan perhatiannya untuk Bang Hasdin.
"Abang sudah makan apa belum?" tanya Hana.
"Belum dek, Abang nggak lapar. Hanya pengen tidur saja" Bang Hasdin masih memejamkan mata, tiba-tiba saja dirinya takut setengah mati menatap wajah Hana, seakan ada dosa besar yang baru saja ia perbuat.
Saat matanya terpejam, ada tangan lembut membelai jambangnya yang belum sempat ia cukur empat hari ini.
"Papa sakit?" tanya si kecil Cherry.
Seketika itu juga mata Bang Hasdin terbuka. Ada suara yang begitu ia rindukan.
"Cherry sayang papa" ucap Cherry terus saja beringsut di pelukan papanya hingga Bang Hasdin pun menjadi semakin tidak tega.
"Papa juga sayang Cherry" jawab Bang Hasdin.
Tangan Cherry terus meraba wajah Bang Hasdin seakan begitu penasaran dengan wajah sang Papa, atau mungkin ia sangat haus belai kasih sayang seorang papa. Gerak tubuh itu tak bisa membohongi bahwa gadis kecilnya sangat membutuhkan peluk hangat dirinya.
"Papa akan membuatmu bisa melihat lagi sayang. Papa janji.. akan melakukan apapun demi dirimu meskipun papa harus hancur dan menanggung akibat dari segala hal yang akan papa lakukan, tapi percayalah.. semua ini hanya untuk kebahagiaan mu dan Mama" ucap Bang Hasdin kemudian menciumi wajah Cherry. Air matanya berlinang deras menganak sungai.
"Cinta Abang saja sudah cukup untuk Cherry Bang" Hana ikut pedih melihat rasa sayang Bang Hasdin untuk Cherry satu-satunya putri mereka.
"Abang ingin dia hidup dengan layak. Abang ingin dia melihat indahnya dunia. Abang tak perlu yang lain lagi.. hanya inginkan kamu dan Cherry bahagia hidup bersama Abang" Bang Hasdin pun langsung menarik Hana ke dalam pelukannya juga.
***
Dengan langkah ragu Bang Hasdin menemui Pak Ganda di samping ruang rawat Citra. Saat itu Pak Ganda sedang berbincang dengan rekannya. Ketika pria setengah baya itu melihat Bang Hasdin datang.. senyumnya mengembang, ia tau.. kehadiran pria itu pasti untuk memenuhi tawarannya kemarin. Pak Ganda pun tersenyum dan segera menemui Bang Hasdin.
"Kamu sudah melakukan tugas yang benar Hasdin..!!" Pak Ganda menepuk bahu Bang Hasdin.
"Mudah-mudahan kamu bisa sabar membimbing Citra"
"Insya Allah Dan.. tapi saya hanya bisa berkata satu hal. Pernikahan bukanlah suatu permainan dan ajang menghalalkan apa saja. Saya tetap bisa saja lalai dalam menghadapi situasi rumah tangga ini." ucap Bang Hasdin hati-hati.
"Komandan sudah tau saya memiliki anak dan istri, jadi komandan tidak bisa menuntut saya untuk selalu berada di dekat Citra karena saya juga memiliki kewajiban lain sebagai suami Hana"
"Saya paham. Kalau begitu.. ayo masuk ke kamar rawat Citra..!!" ajak Pak Ganda.
~
Citra menunduk tersenyum saat Papa Ganda memperkenalkan sosok Bang Hasdin di hadapannya.
Bang Hasdin pun mengalihkan pandangan melihat gadis manis berlesung pipi tipis di wajahnya. Jilbab berwarna salem lembut semakin menambah paras ayu Citra. Bang Hasdin sampai merutuki dirinya sendiri karena sama sekali tidak memiliki hati untuk Citra, bahkan tersenyum pun dirinya tidak mampu.
"Aku berjanji akan memberikan bagian dari diriku. Tak apa jika Abang tidak mau menikahi ku. Aku tau.. tak ada cinta Abang untuk ku" ucap Citra terdengar lembut mendayu di telinga Bang Hasdin.
"Saya pantang menarik ucapan. Jika menikahimu bisa membalas segala budi baikmu, apapun akan saya lakukan." suara Bang Hasdin terdengar tegas tanpa beban tapi siapa sangka dalam hatinya terasa sakit luar biasa tak tega membayangkan tetes air mata Hana.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Alif Septino
semangat kak Nara 🥰🥰
2022-09-13
1
Nur Hafni
kalo menurutku ada kalanya kejujuran itu penting daripada kehancuran belakang harinya. Menyiksa dirinya sendiri dan orang lain. Apa sah menikah lagi tanpa diketahui istri pertama?
2022-08-24
1
Mamaqilla
cari perkara nih si Hasdin duuuh kah..🤧
2022-06-05
3