"Ya Allah Res, masa sih kamu yang ngidam? Yang benar aja kamu?" gerutu Bang Hasdin tak percaya Bang Ares menginginkan makanan seperti yang biasanya dirasakan ibu hamil.
"Lha terus kenapa? Aku khan juga pengen punya anak Has" jawab Bang Ares gemas mendengar pertanyaan Bang Hasdin.
"Iya paham, tapi maksudku.. aku kira laki-laki nggak bisa merasakan seperti itu Res"
"Kau ini jangan banyak bicara..!! Aku pusing dengarnya. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin" Bang Ares semakin kesal saja mendengar kicauan Bang Hasdin yang seolah meledeknya dan kini hatinya pun jauh lebih sensitif.
"Bang..!!" terdengar sapa hangat dari bibir seorang wanita. Saat sedang berdebat, tak menyangka kala itu Dinar datang dengan penampilan yang membuat mata Bang Ares sulit untuk berkedip, tak terkecuali Bang Hasdin.
Memakai jilbab berwarna hijau army dan pakaian senada.. Dinar terlihat begitu cantik dan anggun. Dalam dada Bang Ares bergerak berdesir naik turun.
"Masya Allah.. ini istri Letda Antariksa kah?" tanya Bang Ares kemudian melangkah menyingkirkan Bang Hasdin yang masih ternganga melihat penampilan baru Dinar.
"Siapa lagi lah Bang" jawab Dinar sedikit menggoyang badan dan tersipu malu melihat senyum genit suami tercinta.
"Cantik sekali. Kalau di sodorin yang begini.. Abang anteng lah yank" puji Bang Ares membuat Dinar semakin tersipu malu.
Bang Ares tak bisa menyembunyikan rasa gemasnya melihat tingkah manja sang istri.
Bang Hasdin menunduk getir kemudian memilih menjauh dari Dinar dan Ares.
Astagfirullah hal adzim. Ya Allah.. kuatkan iman ku. Aku mohon berilah aku banyak cinta untuk anak dan istri ku karena sejatinya mereka saja yang berhak mendapatkan cinta dan sayang ku. Aku mohon selalu sadarkan aku di jalan lurusMu.
...
Bang Ares terus menatap wajah Dinar sampai istrinya itu salah tingkah. Dinar begitu merasuk dalam hatinya hingga pikirannya teralihkan dan hanya terfokus pada Dinar seorang.
"Bang.. HTnya bunyi tuh, di angkat dulu..!!" kata Dinar akhirnya harus menegur Bang Ares karena prianya itu sama sekali tak bergeming.
"Hmm.. Oohh.. Iya" Bang Ares kelabakan kemudian mengambil HTnya.
"Jaguar.. monitor.. pancaran??" tanya Bang Ares.
"Ijin ada tamu Dan"
"Siapa?" tanya Bang Ares lagi.
"Siap.. Ibu Vani"
"Hati-hati Res..!!" bisik Bang Hasdin.
~
"Kamu tetap disini dan jangan kemana-mana. Kamu istri Abang..!!" ucap tegas Bang Ares saat Dinar memilih untuk pergi dari ruangan.
tok..tok..tok..
Beberapa saat kemudian ada suara ketukan pintu.
"Masuk..!!"
Pintu perlahan terbuka dan ada seorang gadis masuk ke dalam ruangan Bang Ares.
Seorang gadis yang sudah amat sangat Bang Ares kenal, kini datang di hadapannya dengan penampilan baru dan kini pun berjilbab sama seperti Dinar.
"Assalamu'alaikum..!!" sapa Vani.
"Wa'alaikumsalam.. silakan duduk Mbak Vani" kata Bang Ares jauh lebih tenang dan meminta Vani untuk duduk.
Bang Ares berusaha mengalihkan pandangan. Bukan karena gelisah melihat penampilan Vani yang berbeda, tapi ia hanya ingin menjaga perasaan istri cantiknya agar tidak menjadi salah paham dan prahara nantinya.
"Apa kabar Abang?" tanya Vani merasa tidak enak karena ada wanita lain di ruang itu.
"Alhamdulillah baik mbak Vani. Oiya.. perkenalkan, ini istri saya.. Dinar..!!" Bang Ares langsung memperkenalkan Dinar agar kedua wanita itu saling mengerti situasi dan kondisi saat ini.
Sungguh kaget hati Vani mendengar sendiri dari mulut Bang Ares kalau pria yang begitu ia cintai sudah menambatkan hatinya pada wanita lain. Kemarin saat ia memberikan jeda pada hubungan mereka berdua.. niat hatinya adalah ingin bersama-sama saling introspeksi diri untuk kehidupan mereka kedepannya. Tapi siapa sangka malah saat ini Vani harus menelan pil pahit mendengar berita bahwa Bang Ares sudah menikah.
Dengan menguatkan hati, Dinar mengulurkan tangannya menjabat tangan Vani dan dengan perasaan sakit dan hancur luar biasa, Vani menerima uluran tangan dari Dinar.
"Saya Dinar"
"Saya Vani. Maaf mengganggu waktu kalian berdua" jawab Vani seketika berurai air mata.
"Nggak apa-apa mbak Vani. Hmm.. apa kalian ingin bicara berdua?" tanya Dinar yang sebenarnya tau perasaan sesak Vani. Pastinya Vani ingin juga mengungkapkan perasaannya lebih terbuka pada Bang Ares.
"Apa boleh?" Vani balik bertanya pada Dinar.
"Maaf saya memotong pembicaraan kalian. Kita bicara bertiga saja disini dan apa adanya tanpa ada yang di tutupi. Saya sudah beristri dan tidak pantas pria beristri berdua di dalam sebuah ruangan yang mungkin tertutup" ucap Bang Ares memelototi kecerobohan istrinya.
"Maafin Dinar Bang..!!" Dinar menunduk takut melihat ekspresi Bang Ares. Dinar pun beralih berdiri di belakang punggung Bang Ares.
"Baiklah.. kita bicara bertiga..!!" kata Vani.
"Aku mau tanya sama Abang. Kenapa Abang tidak mencoba introspeksi diri dan malah menikah.. padahal aku setengah mati menunggu jawaban untuk kelanjutan hubungan kita"
"Vani.. apa pantas hal itu di pertanyakan saat saya sudah menikah?" tanya Bang Ares.
"Tapi aku ingin tanya hal itu Bang. Aku berubah demi Abang.. demi memperjuangkan hubungan kita" jawab Vani sesenggukan.
"Kita sering berdebat dan tidak sepaham Vani..!! Pola pikirmu dan saya juga jauh berbeda. Kamu arah barat dan saya arah timur. Kamu masih suka melakukan apa yang saya tidak suka. Mungkin saja semua itu adalah pertanda bahwa kita tidak bisa bersatu" Bang Ares berusaha menyadarkan Vani yang masih saja menangis. Jujur ia akui kali ini Vani sudah banyak berubah. Dulu jika ada sesuatu yang tidak sepaham dengan hatinya.. Vani akan langsung mengamuk dan emosional tapi kali ini Vani jauh lebih terkontrol.
"Aku memang egois Bang. Maafkan aku. Sekarang aku menyesal. Amat sangat menyesal sudah membuat pria sebaikmu pergi dari hidupku" Vani menunduk menahan sesak dalam hati.
Kaki Dinar rasanya tak sanggup menapak apalagi kini perasaan nya jadi tak karuan. Entah mengapa ada sebersit rasa cemburu dalam hati. Ingin sekali rasanya ia tahan.. tapi hati tetaplah hati.
Bang Ares yang melihat Dinar tiba-tiba lemas, dengan sigap segera mengarahkan Dinar untuk duduk di kursinya.
"Kenapa ini? Ada yang sakit?" secepatnya Bang Ares mengangsurkan air minum agar istrinya itu tenang.
"Nggak ada Bang" jawab Dinar dengan suara bergetar.
Kini Bang Ares sadar, Dinar mungkin saja tertekan dengan kejadian tak sengaja ini. Bang Ares tersenyum kecil menenangkan Dinar.
"Suamimu ini tak pernah ingin menyakiti perasaan mu. Percayalah sama Abang..!!" tangan beralih Bang Ares mengusap perut Dinar.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Alif Septino
🥰🥰🥰
2022-09-13
1
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
😍
2022-04-18
1
Diniari
semangaaaat Nara ❤️❤️❤️❤️
2022-04-18
2