Hidden Baby 10

Pagi ini Vie masih tertidur, sedangkan Arga sudah terbangun karena mendengar suara bel dan ketukan pintu. Tak ingin mengganggu ibunya yang masih terlelap, Arga memilih beranjak dari tempat tidur untuk membuka pintu.

Saat pintu telah dibuka, Arga mendongak. Menatap siapa yang bertemu pagi buta seperti ini.

"Selamat pagi, Arga," sapa Dirga.

"Pagi, om Bos. Om Bos, ngapain kesini?"

Dirga nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Entah mengapa langkahnya sampai di tempat ini. Semua mengalir begitu saja.

"Bunda kamu mana? Kok kamu yang bukain pintu?" Dirga mengalihkan pertanyaan.

"Bunda masih bobok. Kasian bunda capek kelja telus. Om Bos kalau kasih keljaan sama bunda jangan banyak-banyak dong." Arga memprotes bos ibunya.

Dirga menautkan alisnya lalu berpikir sejenak. Apakah dia sudah sangat keterlaluan memberikan tugas berlebihan kepada Vie. Niat awal sebenarnya Dirga hanya ingin memberikan sebuah pelajaran kepada Vie, tetapi setelah melihat wajah imut Arga, hatinya tergoyahkan. Tiba-tiba saja Dirga merasa iba akan kehidupan yang tengah Vie jalani bersama Arga.

"Om boleh masuk gak? Biar kita buatkan sarapan untuk bunda. Kasian bunda capek," rayu Dirga.

Arga berpikir sejenak sambil mengetukkan jari telunjuk di kepalanya, seolah sedang berpikir keras.

Udahlah, Ga. Iya aja kenapa sih. Kebanyakan mikir, protes Dirga dalam hati.

"Boleh. Tapi om jangan belisik, oke!"

Dirga mengangguk lalu mengikuti langkah Arga menuju dapur yang ukurannya tidak terlalu besar, itu pun bersebelahan dengan kamar mandi.

"Ga, nuggetnya banyak amat." Dirga terperangah saat melihat stok nugget yang banyak di kulkas.

"Kamu suka nugget?" tanya Dirga.

"Iya, Om. Alga suka nugget, makanya bunda beli banyak, kan Alga gak boleh jajan sembalangan. Kata bunda gak sehat," celoteh Arga.

Dirga bingung saat melihat isi dalam kulkas. Tak ada sayuran hanya ada telur. Mungkin Vie belum belanja, pikir Dirga.

"Biasa bunda masak apa, Ga?"

"Bisanya bunda masak telun mata sapi, Om," jelas Arga.

"Terus sayurnya apa?"

"Bunda gak pelnah makan sayur, Om. Kalau pagi-pagi bunda suka lepot. Makanya bunda cuma masak telur."

Dirga terpaku untuk sejenak. Begitu sulitkah hidup Vie selama ini?

"Ga, keluar bentar yuk!" ajak Dirga.

"Kemana, Om? Alga belum mandi."

"Udah bentar aja kok. Kita beli sarapan pagi."

Tak menolak, Arga pun patuh akan ucapan Dirga. Keduanya menuruni anak tangga sambil bergandengan tangan.

Vie mengerjap ke samping, ia begitu terkejut saat tak mendapati Arga ditempat tidur. Ingin beranjak namun, perutnya terasa sakit banget.

"Auww …. " rintih Vie.

"Arga," panggil Vie.

Vie sudah sangat ketakutan saat tak ada sahutan dari anaknya. Tak biasanya Arga pergi tanpa berpamitan dengannya terlebih dahulu. Vie yakin jika Arga keluar, karena pintu yang sudah tak terkunci lagi.

Vie berusaha keluar rumah dengan tubuh lemasnya. Saat keluar rumah, udara pagi menusuk hingga ke tulang belulangnya. Sangat dingin, hingga hampir menggigil. Perutnya pun juga ikut mual.

"San, liat Arga?" tanya Vie kepada tetangga sebelahnya.

"Oh, Arga. Tadi dia keluar sama … Sam siapa ya? Aku gak tau tapi tadi ada laki-laki yang menggandeng Arga keluar," jelas Santi, tetangga sebelah.

Mata Vie membulat dengan sempurna, jantungnya berdebar lebih kencang. Seketika badannya terasa sangat lemas. Vie terhuyung ke belakang, untung saja di belakangnya ada tembok sehingga Vie tak terjatuh ke lantai.

"Apakah Arga di culik? Tidak mungkin," lirih Vie sambil memegangi dadanya. Kini kepalanya pun juga terasa sangat pusing.

Vie tidak bisa tinggal diam. Ia harus segera menghubungi Jane.

Jane yang mendapat kabar bahwa Arga diculik segera bergegas meluncur ke rumah Vie, begitu juga dengan Max yang ingin menikmati hari liburnya harus terganggu. Jane memaksakan Max untuk ikut mencari Arga yang hilang.

Vie yang dibantu Santi masuk ke dalam merasa ikut prihatin. Harusnya tadi ia bertanya terlebih dahulu siapa laki-laki itu.

"Kamu yakin 'kan San, kalau dia bukan Haikal ataupun Max?"

"Jelas bukanlah, Vie. Masa iya mataku rabun. Laki-laki ini lebih tampan dari dua orang itu. Aku tidak yakin kalau dia penculik anak. Atau … jangan-jangan itu ayahnya Arga, Vie. Nah, bisa jadi tuh. Wajah mereka sekilas hampir mirip." Santi berceloteh panjang lebar membuat Vie semakin pusing.

"Apa aku lapor sama ibu kos dan pak RT aja ya, bilang kalau Arga hilang." Santi bergumam.

"Siapa yang hilang?"

Suara dari arah pintu mengagetkan Vie dan Santi. Kedua wanita ini melebar matanya saat melihat Arga tengah menentang dua buah kantong plastik dengan wajah sumringah dan senyum yang melebar.

"Bunda …. "

*

*

*

Jane dan Max sudah tiba di rumah Vie. Ketakutan mereka menjadi sebuah kekecewaan saat Arga terlihat baik-baik saja. Bukan Vie yang mereka hakimi, tetapi Dirga yang membawa Arga tanpa izin.

"Kalau mau ajak anak orang pergi, ijin dulu sama emaknya, Ga. Biar emaknya gak panik." Max menyalahkan Dirga. Awalnya Jane juga ingin memaki lelaki yang telah berani membawa Arga pergi tanpa pamit, tapi setelah bisa tahu bahwa pelakunya adalah Dirga, Jane mengurungkan niatnya. Bisa-bisa detik ini juga dirinya dipecat.

"Gimana mau minta ijin, kalau emaknya masih tidur. Lagian aku gak mungkin culik anak, buat apa?"

"Kamu tuh ya Ga, udah bikin waktuku terbuang sia-sia. Dahlah, Jane ayo pulang. Arga baik-baik aja." Max menarik tangan Jane.

"Tapi Max …."

"Udahlah, ada hal lebih penting yang harus kita urus hari ini."

Setelah kepergian dua sejoli, Vie menatap Dirga dengan tajam. Ia tak habis pikir dengan ide-nya yang mengajak Arga keluar tanpa minta ijin terlebih dahulu.

"Maaf udah buat kekacauan," lirih Dirga.

"Nah tuh kamu tau. Apa gak kamu pikirkan dulu sebelum bertindak?"

"Aku gak tau kalau kamu bakalan bangun dan langsung nyariin Arga, Vie. Udahlah kan Arga sekarang gak papa."

"Sejak kapan kamu mulai peduli dengan Arga?"

Dirga terdiam untuk sejenak. Ia tidak tahu, perasaan ingin terus bersama Arga mengalir begitu saja, tak ada dalam lintasan pikiran. Jika ditanya sejak kapan, maka jawabannya sejak pertama kali ia bertemu dengan Arga.

Saat Vie hendak bangkit dari meja makan, ia kembali terhuyung, dengan sigap Dirga menangkap tubuh Vie.

"Astaga Vie, badan kamu panas sekali."

Vie mencoba menepis tangan Dirga, namun sayangnya lelaki itu malah membopongnya menuju kamar.

"Bunda kenapa, Om?" Arga terkejut saat melihat ibunya di bopong.

"Bunda kamu kayaknya sakit, Ga."

Bukan kayaknya Dirga, tapi aku emang lagi sakit.

"Bunda sakit?" Arga membeo.

Dengan langkah kecilnya, Arga mengikuti Dirga masuk ke kamar.

"Bunda … maafin Alga ya. Gala-gala Alga pelgi gak pamit sama Bunda, Bunda jadi sakit. Alga gak mau ulangi lagi. Bunda jangan sakit ya, kalau Bunda sakit nanti Alga gak ada yang ngulusin." Arga terisak kecil sambil memeluk Vie yang sudah berbaring di tempat tidur.

"Arga gak salah kok, Sayang. Bunda gak papa. Kan bunda kuat." Vie mencoba menenangkan perasaan sang anak.

Entah mengapa hati Dirga merasa sangat tercabik mendengar celotehan polos dari Arga.

🌼 Bersambung 🌼

Halo-halo aku up lagi pagi ini. Jangan lupa beri dukungan kalian untuk novel ini, Like komen dan ... taburi bunga sama kopi biar makin semangat buat up lagi 😊😊

Nex?

Liat perkembangan dulu wkwkwkw .

Terpopuler

Comments

Fatimah Bajari

Fatimah Bajari

jadi ikut nangis bareng arga hiks hiks

2025-03-26

0

Mazree Gati

Mazree Gati

kost bebas bisa bawa cowo masuk

2025-03-25

0

Ds Phone

Ds Phone

anak kecil tahu diri

2025-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Hidden Baby 1
2 Hidden Baby 2
3 Hideen Baby 3
4 Hidden Baby 4
5 Hidden Baby 5
6 Hidden Baby 6
7 Hidden baby 7
8 Hidden baby 8
9 Hidden Baby 9
10 Hidden Baby 10
11 Hidden Baby 11
12 Hidden Baby 12
13 Hidden Baby 13
14 Hidden Baby 14
15 Hidden Baby 15
16 Hidden Baby 16
17 Hideen Baby 17
18 Hidden Baby 18
19 Hidden Baby 19
20 Hidden Baby 20
21 Hidden Baby 21
22 Hidden Baby 22
23 Hidden Baby 23
24 Hidden Baby 24
25 Hidden Baby 25
26 Hidden Baby 26
27 Hidden Baby 27
28 Hidden Baby 28
29 Hidden Baby 29
30 Hidden Baby 30
31 Hidden Baby 31
32 Hidden Baby 32
33 Hidden Baby 33
34 Hidden Baby 34
35 Hidden Baby 35
36 Hidden Baby 36
37 Hidden Baby 37
38 Hidden Baby 38
39 Hidden Baby 39
40 Hidden Baby 40
41 Hidden Baby 41
42 Hidden Baby 42
43 Hidden Baby 43
44 Hidden Baby 44
45 Hidden Baby 45
46 Hidden Baby 46
47 Gairah Duda Perjaka
48 Hidden Baby 47
49 Hidden Baby 48
50 Hidden Baby 49
51 Hidden Baby 50
52 Hidden Baby 51
53 Hidden Baby 52
54 Hidden Baby 53
55 Hidden Baby 54
56 Hidden Baby 55
57 Hidden Baby 56
58 Hidden Baby 57
59 Hidden Baby 58
60 Hidden Baby 59
61 Hidden Baby 60
62 Hidden Baby 61
63 Hidden Baby 62
64 Hidden Baby 63
65 Hidden Baby 64
66 Hidden Baby 65
67 Hidden Baby 66
68 Hidden Baby 67
69 Hidden Baby 68
70 Hidden Baby 69
71 Hidden Baby 70
72 Hidden Baby 71
73 Hidden Baby 72
74 Hidden Baby 73
75 Hidden Baby 74
76 Hidden Baby 75
77 Hidden Baby 76
78 Hidden Baby 77
79 Cuplikan Jerat Hasrat Sang CEO
80 Hidden Baby 78
81 Hidden Baby 79
82 Hidden Baby 80
83 Hidden Baby 81
84 Hidden Baby 82
85 Hidden Baby 83
86 Hidden Baby 84
87 Hidden Baby 85
88 Hidden Baby 86
89 Hidden Baby 87
90 Hidden Baby 88
91 Hidden Baby 89
92 Hidden Baby 90
93 Hidden Baby 91
94 Hidden Baby 92
95 Pengumuman
96 Istri Buta Yang Malang ( Novel baru Teh Ijo )
97 Separuh Hati Untuk Nafisya
98 Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
99 Promo Novel Mengejar Cinta Pak Duda
100 Menikahi Ketua Osis | teh ijo
101 HIDDEN BABY 2
102 MENGEJAR CINTA CEO AROGAN
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hidden Baby 1
2
Hidden Baby 2
3
Hideen Baby 3
4
Hidden Baby 4
5
Hidden Baby 5
6
Hidden Baby 6
7
Hidden baby 7
8
Hidden baby 8
9
Hidden Baby 9
10
Hidden Baby 10
11
Hidden Baby 11
12
Hidden Baby 12
13
Hidden Baby 13
14
Hidden Baby 14
15
Hidden Baby 15
16
Hidden Baby 16
17
Hideen Baby 17
18
Hidden Baby 18
19
Hidden Baby 19
20
Hidden Baby 20
21
Hidden Baby 21
22
Hidden Baby 22
23
Hidden Baby 23
24
Hidden Baby 24
25
Hidden Baby 25
26
Hidden Baby 26
27
Hidden Baby 27
28
Hidden Baby 28
29
Hidden Baby 29
30
Hidden Baby 30
31
Hidden Baby 31
32
Hidden Baby 32
33
Hidden Baby 33
34
Hidden Baby 34
35
Hidden Baby 35
36
Hidden Baby 36
37
Hidden Baby 37
38
Hidden Baby 38
39
Hidden Baby 39
40
Hidden Baby 40
41
Hidden Baby 41
42
Hidden Baby 42
43
Hidden Baby 43
44
Hidden Baby 44
45
Hidden Baby 45
46
Hidden Baby 46
47
Gairah Duda Perjaka
48
Hidden Baby 47
49
Hidden Baby 48
50
Hidden Baby 49
51
Hidden Baby 50
52
Hidden Baby 51
53
Hidden Baby 52
54
Hidden Baby 53
55
Hidden Baby 54
56
Hidden Baby 55
57
Hidden Baby 56
58
Hidden Baby 57
59
Hidden Baby 58
60
Hidden Baby 59
61
Hidden Baby 60
62
Hidden Baby 61
63
Hidden Baby 62
64
Hidden Baby 63
65
Hidden Baby 64
66
Hidden Baby 65
67
Hidden Baby 66
68
Hidden Baby 67
69
Hidden Baby 68
70
Hidden Baby 69
71
Hidden Baby 70
72
Hidden Baby 71
73
Hidden Baby 72
74
Hidden Baby 73
75
Hidden Baby 74
76
Hidden Baby 75
77
Hidden Baby 76
78
Hidden Baby 77
79
Cuplikan Jerat Hasrat Sang CEO
80
Hidden Baby 78
81
Hidden Baby 79
82
Hidden Baby 80
83
Hidden Baby 81
84
Hidden Baby 82
85
Hidden Baby 83
86
Hidden Baby 84
87
Hidden Baby 85
88
Hidden Baby 86
89
Hidden Baby 87
90
Hidden Baby 88
91
Hidden Baby 89
92
Hidden Baby 90
93
Hidden Baby 91
94
Hidden Baby 92
95
Pengumuman
96
Istri Buta Yang Malang ( Novel baru Teh Ijo )
97
Separuh Hati Untuk Nafisya
98
Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
99
Promo Novel Mengejar Cinta Pak Duda
100
Menikahi Ketua Osis | teh ijo
101
HIDDEN BABY 2
102
MENGEJAR CINTA CEO AROGAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!