Hidden Baby 9

Vie meradang kesal saat mendapatkan sebuah pesan dari Max yang mengatakan bahwa Arga masih di rumah sepupunya dan akan diantar nanti sore.

Tak terima Arga di tinggal begitu saja, Vie segera menghubungi Jane dan mengadukan kelakuan kekasihnya yang meninggalkan Arga begitu saja di rumah sepupunya.

"Pokoknya aku gak mau tahu, Jane. Arga harus pulang sekarang juga. Gimana kalau Arga dijual ke luar negeri, aku gak punya siapa-siapa lagi, Jane."

Jane yang berada di ujung telepon hanya bisa mendesah pelan. Pekerjaan di kantor belum selesai dan Max membuat ulah. Jane memijit pelipisnya. Harusnya weekend ia bisa libur tanpa memikirkan tumpukan dokumen, kini semenjak kenaikan jabatan, pekerjaan semakin bertambah.

[ Iya, nanti aku bilang sama Max untuk menjemput Arga. ]

"Jangan nanti, Jane! Sekarang!"

Tak tahu kenapa Vie juga melampiaskan rasa kesalnya kepada Jane yang tidak tahu apa-apa.

Diseberang sana, Arga yang telah mendapatkan keinginannya untuk tidur dipeluk oleh Dirga telah terwujud. Sudah hampir 3 jam Arga tidur dalam dekapan Dirga. Rasanya begitu hangat dan nyaman.

Dirga sendiri juga bingung dengan perasaannya yang terasa tenang dan nyaman, mungkin karena Dirga adalah anak tunggal tak bisa merasakan berbagai. Tapi mengapa harus dengan anaknya Vie dari laki-laki lain. Andaikan saja Arga adalah anak Vie dengan dirinya, bisa dipastikan Arga tidak akan kekurangan kasih sayangnya.

"Ga," panggil mamanya.

Dirga menoleh. Saat ini namanya sudah membawakan baju ganti untuk Arga. Baju itu baru saja ia pesan dari butik langganannya.

"Nanti kalau Arga bangun, ini baju gantinya. Jangan lupa antar dia pulang. Mama mau ada arisan."

Setelah meletakkan sebuah paper bag, mama Dirga langsung berlalu pergi.

Dirga meneliti wajah imut yang masih terlelap di sampingnya. Rasanya benar-benar nyaman.

Coba aja kamu itu anak Vie denganku, aku tidak akan pernah menyia-nyiakan hidupmu, Ga. Malang sekali nasibmu.

Dirga kemudian menautkan alisnya saat menyebut nama belakang dan panggilan yang sama. Apakah Vie sengaja memberikan nama yang sama kepada anaknya.

Dirga dan Arga sangat tipis perbedaannya, hanya beda dua huruf. Ini bukan sebuah kebetulan, tapi memegang kesengajaan. Begitu banyak nama di dunia ini mengapa nama yang mirip disematkan kepada bocah ini.

Aku harus menanyakan hal ini kepada Vie. Seenaknya saja dia memakai namaku untuk anaknya. Gak kreatif banget sih.

Tepat pukul 4 sore, Arga sudah rapi dengan baju baru yang dibelikan oleh mamanya Dirga. Arga yang sudah memiliki modal wajah tampan terlihat lebih gagah dan keren di usianya yang baru saja menginjak angka 4 tahun.

"Om, baju balunya kelen." Arga terlihat sangat menyukai pakaian barunya.

"Kamu suka?"

"Iya, Om. Alga suka."

Hampir lima belas menit Dirga dan Arga berada dalam satu mobil. Selama perjalanan itu Arga tak pernah diam. Ada saja yang menjadi topik pembahasan keduanya. Arga tak hentinya berceloteh menceritakan kegiatannya sehari-hari di playgroup. Ada rasa sesak saat Arga mengatakan bahwa ada beberapa teman yang mengatakan bahwa Arga tidak punya ayah, bahkan ada yang mengatakan ayah Arga sudah meninggal. Tidak sampai disitu, Arga juga bercerita bahwa dirinya kadang merasa lelah saat menunggu sang bunda menjemput dirinya.

Kasihan sekali hidupmu, Ga. Masih kecil sudah merasakan kepahitan hidup. Aku harus bicara dengan Vie. Kasihan mental anaknya akan rusak jika ini dibiarkan berlanjut. Lagian kenapa cari suami hanya bisa nyetak anak aja, gak mau tanggung jawab.

Mobil telah berhenti di depan sebuah rumah besar berlantai dua. Tak seperti rumah, karena ini adalah rumah khusus kontrakan yang pasti banyak pintu kamar.

"Kamu ingat yang mana tempat tinggal kamu kan, Ga? Jangan sampai kita salah masuk kamar." Dirga meyakinkan bocah kecil itu yang saat ini tengah digendong depan oleh Dirga.

"Ingat, dong om Bos. Masa lumah sendili lupa."

Melewati anak tangga, Dirga tidak bisa membayangkan bagaimana sehari-harinya Arga dan Vie melewati tangga ini. Pasti akan terasa lelah sekali.

Arga menunjukkan sebuah kamar di pojokan paling ujung. "Itu lumah Alga, Om."

Hanya satu ketukan pintu langsung segera dibuka. Terlihat Vie yang sudah tidak sabar menanti anaknya pulang.

"Arga." Namun, sedikit itu juga mata Vie langsung menangkap siapa sosok yang sedang menggendong anaknya. "Dirga," lanjut Vie.

"Kenapa Arga bisa sama kamu?" todong Vie segara mungkin.

"Bunda gak Suluh om Bos masuk? Kasian om Bos bunda, dia capek."

Seketika Vie mempersilakan Dirga untuk masuk. Dirga langsung menurunkan Arga di sebuah sofa yang ada di ruang tamu. Rumah kontrakan yang kecil, Dirga tak bisa membayangkan bagaimana Vie dan Arga melalui hari-hari di tempat seperti ini.

"Vie, kita perlu bicara." Dirga menatap Vie dengan tatapan tajam.

"Tunggu."

Vie kemudian menghampiri anaknya. Sekedar basa-basi menanyakan kegiatannya hari ini lalu menyuruhnya untuk bermain di kamar namun, Arga menolak. Ia masih ingin bersama dengan Dirga. Vie hanya membuang nafas kasarnya.

"Baru satu hari dia bersama mu, lihatlah dia sudah tak menuruti ucapan ku. Kamu sudah racuni apa pikiran dia?" todong Vie.

Dirga mengernyitkan dahinya. "Kamu jangan sembarang nuduh orang ya, Vie. Aku gak apa-apain akan kamu. Dia hanya rindu dengan ayahnya. Memangnya ayah Arga kemana? Udah meninggal? Atau kalian memang udah cerai? Kasian Arga lho, Vie. Dia merindukan sosok ayah dalam hidupnya."

"Tau apa kamu tentang ayahnya Arga? Mending kamu sekarang pulang karena aku mau istirahat. Terimakasih udah jagain Arga." Vie berjalan lebih awal, memberi isyarat agar Dirga keluar.

"Ga, om pulang ya. Kapan-kapan kita main lagi, itu pun kalau bundamu mengijinkann." Dirga mengusap pelan rambut Arga sebelum berlalu.

Arga mengangguk pelan. "Om Bos, hati-hati ya."

Dirga tersenyum lebar menatap manik mata teduh bocah yang masih polos itu kemudian menatap Vie yang sudah berada di ujung pintu.

"Vie, kita perlu bicara!"

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Ga. Mending sekarang kamu pulang sebelum ada gosip berjalan."

Setelah kepergian Dirga, Vie segera menguliti apa saja yang Arga lakukan bersama dengan Dirga. Bocah yang polos dan penurut, Arga pun menceritakan sedetail mungkin dari awal hingga akhir.

Namun, jantung Vie seakan ingin berhenti saat itu juga saat Arga mengatakan tidur bersama Dirga dan perlakuan baik dari ibunya Dirga. Vie benar-benar tidak mengerti dengan jalan hidupnya.

Tanpa disadari, hari ini Arga telah bertemu dengan ayah biologisnya serta neneknya. Tak seperti yang Vie bayangkan jika ibunya Dirga akan memperoleh Arga dengan baik, bahkan sampai membelikan beberapa potong baju yang terlihat sangat mahal. Namun, apakah perlakuan mereka akan tetap sama jika suatu saat nanti mereka tau jika Arga adalah darah daging dari keluarga Wiraguna?

"Bunda, kenapa om Bos tidak menjadi ayah Alga saja? Dia baik sama Alga. Alga mau bobok peluk om Bos lagi," oceh Arga yang membuat jantung Vie semakin tak karuan.

Ga, itu memang ayah kamu. Jika kamu menginginkan sosok ayah, bunda akan berusaha mencari waktu yang tepat untuk memberi tahu siapa kamu kepada Dirga. Doain bunda supaya ayah kamu mau menerima kamu ya, Sayang.

Vie mengecup pucuk kepala Arga, setelah itu menutup tubuhnya dengan selimut putih tebal. Berharap mimpi indah akan datang kepada anaknya.

🌼 Bersambung 🌼

Mana nih absen-nya? Dukung baby Arga dengan cara tabur bunga dan kopi biar Othornya up lagi 😊😊

Terpopuler

Comments

Marseylla Rahayu

Marseylla Rahayu

Vie tu egois malu malu mau

2025-03-23

2

Soraya

Soraya

tdi Dirga mau bicara sama kmu berdua kmu ga mau

2025-02-16

0

Happy Kids

Happy Kids

mbatin aja mulu. apa susahnya si ngomkng

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Hidden Baby 1
2 Hidden Baby 2
3 Hideen Baby 3
4 Hidden Baby 4
5 Hidden Baby 5
6 Hidden Baby 6
7 Hidden baby 7
8 Hidden baby 8
9 Hidden Baby 9
10 Hidden Baby 10
11 Hidden Baby 11
12 Hidden Baby 12
13 Hidden Baby 13
14 Hidden Baby 14
15 Hidden Baby 15
16 Hidden Baby 16
17 Hideen Baby 17
18 Hidden Baby 18
19 Hidden Baby 19
20 Hidden Baby 20
21 Hidden Baby 21
22 Hidden Baby 22
23 Hidden Baby 23
24 Hidden Baby 24
25 Hidden Baby 25
26 Hidden Baby 26
27 Hidden Baby 27
28 Hidden Baby 28
29 Hidden Baby 29
30 Hidden Baby 30
31 Hidden Baby 31
32 Hidden Baby 32
33 Hidden Baby 33
34 Hidden Baby 34
35 Hidden Baby 35
36 Hidden Baby 36
37 Hidden Baby 37
38 Hidden Baby 38
39 Hidden Baby 39
40 Hidden Baby 40
41 Hidden Baby 41
42 Hidden Baby 42
43 Hidden Baby 43
44 Hidden Baby 44
45 Hidden Baby 45
46 Hidden Baby 46
47 Gairah Duda Perjaka
48 Hidden Baby 47
49 Hidden Baby 48
50 Hidden Baby 49
51 Hidden Baby 50
52 Hidden Baby 51
53 Hidden Baby 52
54 Hidden Baby 53
55 Hidden Baby 54
56 Hidden Baby 55
57 Hidden Baby 56
58 Hidden Baby 57
59 Hidden Baby 58
60 Hidden Baby 59
61 Hidden Baby 60
62 Hidden Baby 61
63 Hidden Baby 62
64 Hidden Baby 63
65 Hidden Baby 64
66 Hidden Baby 65
67 Hidden Baby 66
68 Hidden Baby 67
69 Hidden Baby 68
70 Hidden Baby 69
71 Hidden Baby 70
72 Hidden Baby 71
73 Hidden Baby 72
74 Hidden Baby 73
75 Hidden Baby 74
76 Hidden Baby 75
77 Hidden Baby 76
78 Hidden Baby 77
79 Cuplikan Jerat Hasrat Sang CEO
80 Hidden Baby 78
81 Hidden Baby 79
82 Hidden Baby 80
83 Hidden Baby 81
84 Hidden Baby 82
85 Hidden Baby 83
86 Hidden Baby 84
87 Hidden Baby 85
88 Hidden Baby 86
89 Hidden Baby 87
90 Hidden Baby 88
91 Hidden Baby 89
92 Hidden Baby 90
93 Hidden Baby 91
94 Hidden Baby 92
95 Pengumuman
96 Istri Buta Yang Malang ( Novel baru Teh Ijo )
97 Separuh Hati Untuk Nafisya
98 Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
99 Promo Novel Mengejar Cinta Pak Duda
100 Menikahi Ketua Osis | teh ijo
101 HIDDEN BABY 2
102 MENGEJAR CINTA CEO AROGAN
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hidden Baby 1
2
Hidden Baby 2
3
Hideen Baby 3
4
Hidden Baby 4
5
Hidden Baby 5
6
Hidden Baby 6
7
Hidden baby 7
8
Hidden baby 8
9
Hidden Baby 9
10
Hidden Baby 10
11
Hidden Baby 11
12
Hidden Baby 12
13
Hidden Baby 13
14
Hidden Baby 14
15
Hidden Baby 15
16
Hidden Baby 16
17
Hideen Baby 17
18
Hidden Baby 18
19
Hidden Baby 19
20
Hidden Baby 20
21
Hidden Baby 21
22
Hidden Baby 22
23
Hidden Baby 23
24
Hidden Baby 24
25
Hidden Baby 25
26
Hidden Baby 26
27
Hidden Baby 27
28
Hidden Baby 28
29
Hidden Baby 29
30
Hidden Baby 30
31
Hidden Baby 31
32
Hidden Baby 32
33
Hidden Baby 33
34
Hidden Baby 34
35
Hidden Baby 35
36
Hidden Baby 36
37
Hidden Baby 37
38
Hidden Baby 38
39
Hidden Baby 39
40
Hidden Baby 40
41
Hidden Baby 41
42
Hidden Baby 42
43
Hidden Baby 43
44
Hidden Baby 44
45
Hidden Baby 45
46
Hidden Baby 46
47
Gairah Duda Perjaka
48
Hidden Baby 47
49
Hidden Baby 48
50
Hidden Baby 49
51
Hidden Baby 50
52
Hidden Baby 51
53
Hidden Baby 52
54
Hidden Baby 53
55
Hidden Baby 54
56
Hidden Baby 55
57
Hidden Baby 56
58
Hidden Baby 57
59
Hidden Baby 58
60
Hidden Baby 59
61
Hidden Baby 60
62
Hidden Baby 61
63
Hidden Baby 62
64
Hidden Baby 63
65
Hidden Baby 64
66
Hidden Baby 65
67
Hidden Baby 66
68
Hidden Baby 67
69
Hidden Baby 68
70
Hidden Baby 69
71
Hidden Baby 70
72
Hidden Baby 71
73
Hidden Baby 72
74
Hidden Baby 73
75
Hidden Baby 74
76
Hidden Baby 75
77
Hidden Baby 76
78
Hidden Baby 77
79
Cuplikan Jerat Hasrat Sang CEO
80
Hidden Baby 78
81
Hidden Baby 79
82
Hidden Baby 80
83
Hidden Baby 81
84
Hidden Baby 82
85
Hidden Baby 83
86
Hidden Baby 84
87
Hidden Baby 85
88
Hidden Baby 86
89
Hidden Baby 87
90
Hidden Baby 88
91
Hidden Baby 89
92
Hidden Baby 90
93
Hidden Baby 91
94
Hidden Baby 92
95
Pengumuman
96
Istri Buta Yang Malang ( Novel baru Teh Ijo )
97
Separuh Hati Untuk Nafisya
98
Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
99
Promo Novel Mengejar Cinta Pak Duda
100
Menikahi Ketua Osis | teh ijo
101
HIDDEN BABY 2
102
MENGEJAR CINTA CEO AROGAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!