#10

Kinan mendengar bahwa paman dea datang menjumpai dea, dengan tergesa-gesa berlari melewati lorong koridor perusahaannya dengan cepat, bahkan dia tidak memperdulikan pandangan pegawai terhadapnya yang ada saat ini pikirannya hanya dea, nasib adik angkatnya karena kinan tidak mau dea disakiti lagi.

Dengan nafas tersenggal-senggal kinan langsung membuka pintu ruangan dea, "Dea"!!! teriak Kinan dengan tatapan tajam, dea yang terkejut kehadiran kinan dengan tiba-tiba teriak kencang menyebut namanya langsung menoleh dan bangkit berdiri dari kursinya.

"kakak kenapa, kenapa berteriak??! itu lagi nafasnya kok gitu, kakak habis lari-lari ya?" ucap dea dengan polos sambil mematikan gamenya yang ada dilaptopnya.

kinan masih diam, rasa kuatirnya berubah menjadi rasa kesal karena yang dia kuatirkan malah asyik main game dilaptop diruanganya sendiri. "kamu kenapa main game? apa kerja mu uda beres? sambil menatap tajam kearah dea.

Dea melihat amarah kakaknya langsung ciut, dan berusaha tersenyum sambil menyusun berkas yang ada dimejanya "kakak lihatkan aku sudah menyiapkan berkas dokumen untuk pertemuan dengan perusahaan dimitri crop" ucap dea tanpa merasa ada yang salah dengan dirinya.

Kinan langsung berjalan kearah dea dan memeluknya dengan erat, kamu tidak apa-apakan? kakak dengar uncle datang kemari, apa dia marahin kamu lagi? tanya kinan penasaran.

dea tersenyum senang ternyata kakak nya berlari hanya mastiin dirinya apakah baik-baik saja atau tidak. "makasih kak masih peduli sama aku, paman ga jahat sama ku. emang omongannya yang kasar tapi diakhir omongannya aku seneng dengarnya kak" ucap kinan penuh semangat sambil melangkah menyandarkan pundaknya ke sofa yang ada diruangannya.

"emang uncle ngomong apa?"

"paman bilang, jangan lupa perhatikan masa depannya dan menikahlah usia ku sudah pantas untuk menikah, paman baikan kak? dia ga jahatin aku lagi" ucap dea yang yakin akan uncle nya sudah berubah menjadi sangat baik padanya.

"walau pun itu hanya menyuruh aku menikah tapi aku yakin kak selama ini dia pasti mikirin aku kak" lanjut dea sambil melihat ke arah kinan.

"dea, kakak berharap keluarga kita bersatu kayak dulu ya. kakak rindu dady momy, uncle bibi dan sepupu kita. rindu berlibur kayak dulu, aku merindukan mereka De" ucap kinan sendu yang teringat masa lalu yang indah sewaktu dady momy dea masih hidup.

"kak jangan bikin aku menangis" ucap dea yang menahan pelupuk matanya yang mengembun, kinan yang langsung sadar pada ucapannya langsung memeluknya. "maafin kakak ya kakak gada maksud buat nyinggung atau nyakitin kamu sayang" lirih kinan.

"kita ke mall ya , kita shooping" ucap kinan

"Hemm" balas dengan sambil menganggukkan kepalanya

mereka menuju mall bersenang-senang dan berbelanja apa yang mereka suka dan saat ini mereka sedang makan malam direstoran yang ada disamping mall tempat mereka berbelanja.

"kak, kapan kakak nikah?" tanya dea

kinan yang mendengar pertanyaan dea langsung tersendat dan terbatuk. "pelan - pelan kak"

"kakak belum mikirin kearah situ saat ini, kakak masih mencari yang betul sayang dan cinta sama kakak dan menerima kakak apaadanya."ucap kinan sambil memandang wajah dea dengan lembut.

"kakak kalau sudah dapat langsung nikah saja, aku bisa mandiri kok kak. aku ga mau karena aku kakak lama nikahnya" balas dea

"iya sayang, ayo makan biar cepat pulang kakak mau istirahat mumpung bos bisa kasih izin pulang cepat" ucap kinan meledek dea.

dea hanya tersenyum dan terkekeh pelan, "aku akan bahagia jika kakak menikah cepat"

"oia minggu depan kita ada pertemuan dengan Perusahaan Dimitri Crop, mereka mengajukan proposal meminta kerja samanya, apa kamu sudah baca proposalnya"? tanya kinan

"sudah kak, cabang perusahaan yang bagus meski belum besar tapi perusahaan pusatnya lebih besar loh kak. aku heran kenapa mereka mau bekerjasama dengan kita seharusnya kita yang minta tapi kenapa mereka yang berminat ya kak??" tanya dea