Panggilan baru

Alara tak henti menggerutu karena suaminya yang tidak henti mengajaknya untuk olahraga, mereka bahkan harus menghabiskan waktu lebih dari 1 jam di dalam kamar mandi, sebelum keluar dengan tubuh lemas semua.

Meski Alderio meminta istrinya itu untuk istirahat saja, namun Alara menolak karena mereka harus pergi ke rumah Mama Dania sebentar lagi.

"Sayang." Alderio melingkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya.

Alara yang saat itu sedang membuat jus untuk pria itu lagi-lagi hanya bisa mendengus, ia berusaha melepaskan pelukan Al, namun tidak bisa karena tenaga suaminya yang terlalu kuat.

"Pak, lepasin saya deh. Saya lagi buat jus untuk anda, jangan mengganggu saya." Tegur Alara tanpa menatap Alderio dan sibuk memasukkan jus jeruk ke dalam botol minum.

"Kenapa nggak istirahat aja, memangnya tidak lelah habis olahraga?" Tanya Alderio berbisik pelan di telinga istrinya.

"Pak!!" Tegur Alara lagi berusaha mendorong Al menjauh darinya.

Kali ini Alderio mengalah, ia mengecup singkat pipi istrinya yang sudah terpoles bedak tipis lalu turun ke bibir yang sudah di poles lipbalm.

"Aku tunggu diruang tamu, 'ya. Setelah itu kita berangkat ke rumah mama Dania." Ucap Alderio kemudian pergi tanpa menunggu jawaban Alara.

Tak lama Alderio pergi, Alara juga sudah beres dengan jus nya. Ia meraih tas miliknya di meja makan lalu membawanya.

"Ayo, Pak!" Ajak Alara membuat Alderio yang baru saja duduk kembali berdiri.

Alderio mengacak rambut istrinya, hal itu sontak membuat Alara melotot tak suka.

"Susah rapihin nya dan Bapak malam seenaknya acak-acak!!" Protes Alara yang terdengar seperti rengekan.

"Nggak usah ke rumah mama deh, nggak tahan aku dengar suara kamu yang merengek itu, bawaanya mau kelonan terus." Celetuk Alderio memeluk istrinya erat.

"Bapak mesumm." Ketus Alara kemudian mendorong Alderio dan keluar dari apartemen mendahului suaminya itu.

Alderio segera menyusul, ia berjalan disebelah istrinya dan merangkul pinggang Alara dengan hangat, seakan ia memberitahu pada orang-orang yang memperhatikan Alara disana bahwa Alara adalah miliknya.

Alara tak ambil pusing, ia menurut saja karena ia tahu bahwa suaminya itu pemaksa. 

Keduanya pergi ke basemen untuk mengambil mobil, dengan mesra Alderio membukakan pintu mobil bahkan memasangkan seatbelt ke tubuh Alara.

"Cantiknya istriku." Puji Alderio kembali mendaratkan kecupan di bibir istrinya.

Alara mendorong tubuh Al menjauh, ia jengah sekali dengan tingkah suaminya itu yang terus saja menciumnya.

Mobil Alderio akhirnya meninggalkan kawasan apartemen elit itu, ia fokus pada jalanan di depannya, namun tak ayal sesekali melirik ke arah istrinya yang cantik.

"Sayang, jus nya. Tolong bantu aku minum." Pinta Alderio menunjuk botol jus yang Alara bawa.

Alara membuka penutup botol lalu memberikan nya kepada Alderio, namun bukannya mengambil, pria itu malah memajukan wajahnya dengan mata tetap fokus pada jalanan.

Alara memutar bola matanya malas, ia paham sekali maksud Alderio yang meminta dibantu minum. Mau tidak mau Alara membantu suaminya minum, bahkan sebalah tangannya menadah di bawah karena takut ada yang menetes dan mengotori celana suaminya.

"Eumm … manis, tapi tidak lebih manis dari–" ucapan Alderio terhenti karena Alara.

"Dari saya." Potong Alara seakan paham maksud ucapan suaminya.

Alderio terkekeh, ia menggeleng pelan membuat Alara bingung. "Lebih manis dari stoberi, kok kamu percaya diri sekali, Sayang." Ujar Alderio.

Alara menekuk wajahnya, ia melipat tangan didada lalu memilih untuk menatap jendela saja daripada Alderio yang masih saja tertawa.

"Sayang …" panggil Alderio mengalun lembut dari bibirnya.

Alara masih diam, sampai mobil Alderio berhenti karena lampu merah. Alderio menarik tangan istrinya tiba-tiba, Alara bahkan sampai terkejut apalagi wajahnya yang kini begitu dekat dengan Alderio.

"Cieee marah 'ya." Goda Alderio mencawil hidung Alara sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Nggak, Pak. Siapa yang marah, udah lepasin deh, tuh sebentar lagi lampunya hijau." Sahut Alara sewot.

Alderio tertawa pelan, ia melirik ke arah lampu merah yang ternyata masih butuh 20 menit sebelum hijau.

"Meskipun jeruk rasanya lebih manis dari stroberi, tapi saya tetap suka stoberi yang ada di bibir kamu." Bisik Alderio lalu memberi kecupan berulang kali dibibir istrinya.

Suara klakson membuat Al kembali ke posisinya, menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah mertuanya. Sementara itu Alara masih diam, ia memegangi bibirnya dengan pikiran yang dipenuhi pertanyaan.

"Emang bibir gue ada stoberi nya, aneh-aneh aja." Batin Alara melirik sesaat Alderio.

Akhirnya mereka sampai di rumah keluarga Alara, keduanya turun lalu masuk sambil bergandengan tangan. Disambut penuh suka cita oleh Mama Dania dan Papa Wahyu.

"Ya ampun, anak Mama makin cantik aja habis nikah." Puji Mama Dania menatap putrinya lembut.

"Apa sih, Ma. Kan memang dasarnya aku cantik." Timpal Alara malu-malu.

"Apa kabar, Al. Apakah Alara merepotkanmu semalam?" Tanya Papa Wahyu pada menantunya.

"Baik kok, Pa. Alara tidak merepotkan saya, justru saya yang merepotkannya." Jawab Alderio melirik istrinya yang diam saja.

Mama Dania dan Papa Wahyu sama-sama terkekeh, mereka lalu mengajak Al dan Alara masuk ke dalam rumah untuk sarapan? No, makan siang.

Alara duduk disebelah Alderio, ia mengikuti gerakan sang Mama yang mengambilkan makanan untuk Papa nya.

"Bapak mau makan pakai apa?" Tanya Alara bingung.

"Bapak?" Mama Dania dan Papa Wahyu saling pandang lalu menatap Alara aneh.

"Kamu panggil suami kamu 'bapak'?" Tanya Mama Dania.

"Iya, Ma. Kan dia dosenku," jawab Alara polos.

Alderio hanya bisa tersenyum melihat kepolosan diwajah istrinya, ia mengambil piring ditangan Alara.

"Duduk, Sayang. Aku bisa mengambilnya sendiri," tutur Alderio lembut.

Mama Dania geleng-geleng kepala, sepertinya ia harus memberikan ajaran kepada putrinya ini. Masa sama suami panggil 'pak' bahkan dengan polosnya bilang Alderio adalah dosennya, padahal jelas-jelas Alderio juga suaminya.

***

Selesai makan siang, Alderio berbincang dengan Papa Wahyu diruang tamu, sementara Alara dan Mama Dania masih duduk dimeja makan.

"Kamu ini gimana sih, Ra. Masa sama Alderio panggil bapak!!" Ucap Mama Dania memukul pelan lengan anaknya.

"Ya terus, aku harus panggil apa, Ma?" tanya Alara menatap sang Mama dengan penuh tanya.

"Ck, kamu ingat Mama panggil papa kamu apa coba?" tanya Mama Dania balik.

"Papa, eh kadang 'Mas' ya kalo lagi berdua aja." Jawab Alara mengingat.

"Nah itu tahu, berarti kamu harusnya panggil suami itu 'mas' bukan 'pak'." Tutur Mama Dania gemas.

"Nggak ah, aku malu." Tolak Alara dengan cepat.

"Mana bisa malu gitu, udah deh belajar dari sekarang. Sekarang bikinin minum untuk suami dan papamu." Tutur Mama Dania.

Alara menurut meski dengan sedikit paksaan, ia membuat kopi meskipun sedikit aneh siang-siang minum kopi panas, daripada ia kebingungan lebih baik itu saja.

"Bawa ke ruang tamu 'ya. Mama mau ke atas sebentar." Tutur Mama Dania kemudian pergi.

Setelah selesai, Alara membawa nampan berisi dua gelas kopi ke ruang tamu, disana ada suami dan papanya yang masih asik berbincang.

"Pa, ini kopinya." Tutur Alara meletakkan segelas kopi di depan Papa Wahyu.

Alara lalu beralih menatap Alderio. "Ini juga kopinya, M-mas." Tutur Alara gugup dengan panggilannya.

Alderio tersentak, tangannya tanpa sengaja menyenggol gelas berisi kopi panas itu dan berakhir tumpah membasahi baju dan celananya.

"Astaga, Al. Kamu tidak apa-apa?" Tanya Papa Wahyu terkejut.

Alderio sedikit meringis, namun sesaat kemudian ia menggelengkan kepalanya tanda bahwa dirinya tidak apa-apa.

"Alara, bawa suami kamu ke kamar, nanti Mama ambil baju Papa. Kasihan suami kamu itu kepanasan." Ucap Mama Dania yang baru saja datang namun sudah melihat adegan itu.

"Ayo, Mas. Kita ke kamar dan cari baju, ya ampun anda ini gimana sih." Ajak Alara memegang tangan suaminya dan mengajak ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Alara hendak mengajak Al duduk, namun siapa sangka tangannya justru ditarik dan tubuhnya di benturkan ke pintu pelan.

"Pak." Tegur Alara gelagapan.

Alderio mendekatkan wajah mereka sampai tak ada jarak, Alderio menatap mata lalu turun ke bibir istrinya yang tampak pink alami.

"Bukan, Pak. Aku suka panggilan kamu yang tadi. 'Mas' aku suka, Sayang." Bisik Alderio dengan mesra.

Alara menelan gumpalan salivanya dengan sulit, ia hanya bisa mengangguk apalagi melihat tatapan tajam suaminya dan senyuman yang mirip seringai penuh rencana.

Bibir Alderio tiba-tiba mendarat mesra dibibir nya, melumattnya dengan rakus hingga membuat Alara kembali mengeluarkan erangan parau. Jangan sampai Mama Dania datang dan memergoki mereka.

"M-mas, cukup. Nanti ada Mama!" Ucap Alara mendorong suaminya menjauh.

WAHHH GERCEP YA😂😂

To be continued

Terpopuler

Comments

Dwiii_Ha

Dwiii_Ha

bayangin di lampu merah 20menit ,gosong iyaaa 🤣🤣

2025-02-09

0

Inooy

Inooy

s kaka nya terlalu semangat ngetik nya niih, jd aj 20 detik jd 20 menit 😂

2024-05-08

2

Yeti Karniati

Yeti Karniati

bucinnn pak dosen

2024-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Sesuatu telah terjadi
3 Wanita gila
4 Ejekan dan hinaan
5 Bertemu dia
6 Mengingatnya
7 Ditolong Pak Al
8 Menikahlah dengan saya
9 Alara marah
10 Tamparan Alara
11 Kasih sayang orang tua
12 Kedatangan Alderio
13 Keputusan Alara
14 Melamar Alara
15 Kabar mengejutkan
16 Saya suka bibir kamu
17 Amarah Alderio
18 Akhirnya sah
19 Malam dan pagi panas
20 Panggilan baru
21 Belanja bulanan
22 Alderio marah?
23 Alara mellow
24 Asam lambung???
25 Pasangan manis
26 Alara pingsan
27 Kabar bahagia
28 Kedatangan adik Al
29 Telepon dari Renata
30 Menemui Renata
31 Ungkapan cinta Alara
32 Jodoh yang tertukar?
33 Ngidam rujak
34 Cerita Alderio
35 Pengakuan
36 Hari yang manis
37 Mama Ara galak
38 Liburan keluarga
39 Kekesalan Renata
40 Senjata makan tuan
41 Tuduhan Renata
42 Syok berat
43 Memutuskan hubungan
44 Penjelasan Alderio
45 Keterkejutan Renata
46 Bertemu Mama Mira
47 Pertanyaan Mama Mira
48 Pekerjaan baru Alderio
49 Terbongkar
50 Mika kecelakaan
51 Mika tiada
52 Histeris
53 Harus bayar mahal!
54 Permintaan Bima
55 Jalan-jalan
56 Kontraksi
57 Kesendirian
58 Pesta dansa
59 Menyelamatkan Bima
60 Reina Cedera
61 Perhatian Bima
62 Rasa bersalah
63 Alderio pekerja keras
64 Mau mertua?
65 Alara melahirkan
66 Welcome baby Arion
67 Vibes suami istri
68 Menyukainya
69 Kedatangan Mama Reina
70 Bima kepikiran
71 Memantapkan hati
72 Penolakan tegas Reina
73 Salah sasaran
74 Kejutan yang manis
75 Bima Vs Reina
76 Bayi gorila
77 Hari paling dinanti
78 Siap nggak siap
79 Marah tapi mau
80 Rutinitas istri
81 Kebobolan?
82 Keyakinan bersama (End)
83 Ekstra part end
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog
2
Sesuatu telah terjadi
3
Wanita gila
4
Ejekan dan hinaan
5
Bertemu dia
6
Mengingatnya
7
Ditolong Pak Al
8
Menikahlah dengan saya
9
Alara marah
10
Tamparan Alara
11
Kasih sayang orang tua
12
Kedatangan Alderio
13
Keputusan Alara
14
Melamar Alara
15
Kabar mengejutkan
16
Saya suka bibir kamu
17
Amarah Alderio
18
Akhirnya sah
19
Malam dan pagi panas
20
Panggilan baru
21
Belanja bulanan
22
Alderio marah?
23
Alara mellow
24
Asam lambung???
25
Pasangan manis
26
Alara pingsan
27
Kabar bahagia
28
Kedatangan adik Al
29
Telepon dari Renata
30
Menemui Renata
31
Ungkapan cinta Alara
32
Jodoh yang tertukar?
33
Ngidam rujak
34
Cerita Alderio
35
Pengakuan
36
Hari yang manis
37
Mama Ara galak
38
Liburan keluarga
39
Kekesalan Renata
40
Senjata makan tuan
41
Tuduhan Renata
42
Syok berat
43
Memutuskan hubungan
44
Penjelasan Alderio
45
Keterkejutan Renata
46
Bertemu Mama Mira
47
Pertanyaan Mama Mira
48
Pekerjaan baru Alderio
49
Terbongkar
50
Mika kecelakaan
51
Mika tiada
52
Histeris
53
Harus bayar mahal!
54
Permintaan Bima
55
Jalan-jalan
56
Kontraksi
57
Kesendirian
58
Pesta dansa
59
Menyelamatkan Bima
60
Reina Cedera
61
Perhatian Bima
62
Rasa bersalah
63
Alderio pekerja keras
64
Mau mertua?
65
Alara melahirkan
66
Welcome baby Arion
67
Vibes suami istri
68
Menyukainya
69
Kedatangan Mama Reina
70
Bima kepikiran
71
Memantapkan hati
72
Penolakan tegas Reina
73
Salah sasaran
74
Kejutan yang manis
75
Bima Vs Reina
76
Bayi gorila
77
Hari paling dinanti
78
Siap nggak siap
79
Marah tapi mau
80
Rutinitas istri
81
Kebobolan?
82
Keyakinan bersama (End)
83
Ekstra part end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!