Malam dan pagi panas

Alderio baru saja selesai mandi dan sudah memakai bajunya, ia keluar sambil menggosok rambutnya yang basah lalu melirik ke arah ranjang dimana Alara sudah berbaring memunggungi nya.

Alderio tersenyum tipis, ia melempar handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya ke arah sofa, ia naik ke atas ranjang dan berbaring di sebelah istrinya.

"Sayang." Panggil Alderio lembut, tangannya mengusap lengan halus Alara.

Alara yang memang belum sepenuhnya tidur, mendadak tegang, ia melototkan matanya dan melirik ke arah tangan Al yang semakin naik ke bahu dan lehernya.

"P-pak, apa yang anda lakukan?" Tanya Alara menegur sambil berusaha menghentikan pergerakan tangan Alderio.

Alderio tersenyum mendengar suara istrinya, ia beralih melingkarkan tangannya di perut gadis itu dan menduselkan kepalanya di curuk leher Alara.

"Hadap sini dong, masa suaminya disuruh natap punggung." Pinta Alderio seraya berusaha membalik posisi Alara.

Alara diam dan menurut saja, kini ia telah berhadapan langsung dengan Alderio yang bertelanjang dada dan hanya celana kolor diatas paha yang pria itu kenakan saat ini.

Alara memejamkan matanya, ia tak berani menatap Alderio sama sekali. "Saya ngantuk, Pak. Tolong jangan ganggu saya." Lirih Alara.

Alderio hanya menanggapinya dengan senyuman, ia pegang dagu gadis itu agar mau menatapnya.

"Alara, bagaimana pun kita sudah menikah dan sah melakukan apapun, apalagi aku ini pria normal. Tapi demi janjiku sama kamu untuk tidak akan memaksamu dalam hal apapun, aku rela menahannya." Ungkap Alderio menatap lekat wajah cantik istrinya.

Alderio mendekatkan wajah meraka, ia cium kening istrinya lalu turun ke bibir, beberapa saat bibir mereka saling menempel, namun Al tak menggerakkan nya sama sekali.

Alderio menjauhkan wajahnya, ia menarik Alara ke dalam pelukannya. Di dekapnya tubuh istrinya itu dengan erat.

"Selamat malam, Sayang." Bisik Alderio mesra.

Alara mengepalkan tangannya, bukan kesal apalagi marah, ia justru gugup dan merasa tidak enak saat mendengar ucapan Alderio yang teringat akan janjinya sendiri.

"P-pak Al, saya memang belum menerima pernikahan ini maupun anda, tapi saya ikhlas jika harus melayani anda." Ucap Alara pelan.

Alderio yang awalnya sudah memejamkan mata, kini kembali membuka nya dengan lebar, ia dorong bahu istrinya pelan sampai Alara mendongak menatapnya.

"Kamu serius?" Alderio tampak bernafas dengan kencang, bahkan buliran keringat terlihat jelas di kening pria itu.

Alara hanya bisa mengangguk sebagai jawaban, ia memejamkan matanya tak berani menatap iris mata tajam Alderio.

"Aku tidak bisa menahannya lagi jika kamu sudah memberi lampu hijau, Sayang." Bisik Alderio sebelum menyatukan kedua belah bibir mereka.

Alara memejamkan matanya semakin rapat, ia tidak menolak ataupun membalas ciuman dari suaminya, tangannya dikalungkan ke leher pria itu sehingga ciuman pun semakin dalam dan terasa memabukkan.

"Sayang, buka mata. Tatap aku!" Pinta Alderio dengan suara yang berat.

Alara perlahan membuka matanya, untuk sesaat ia terpaku dengan wajah tampan suaminya yang begitu menggoda, namun setelahnya ia tersadar dan kembali membuang mukanya.

"Ahhhh …" Alara reflek mengeluarkan suara indahnya saat merasakan gigitan di lehernya.

Alderio tersenyum simpul, ia berhasil mencetak beberapa tanda di bagian leher Alara, lalu ciumannya semakin turun dan berakhir di si kembar indah milik istrinya.

"Sayang, buka boleh?" Alderio masih terus meminta izin meski Alara sudah mengangguk.

Tangan Alderio terampil membuka kancing piyama yang istrinya kenakan, bibirnya kembali disatukan dengan bibir manis Alara.

"Mhhhh … Pak!!" Erangan tak terelakan keluar dari mulut Alara saat remasan tangan Alderio terasa lembut.

Alderio semakin dibuat tak tahan, ia mendekatkan mulutnya ke bukit istrinya, kemudian menyesapnya dengan penuh damba, mengudang teriakan yang penuh kenikmatan dari bibir sang istri.

Setelah di rasa puas, Alderio membuka penutup terakhir di tubuh istrinya, ia juga membuka celana kolor yang dikenakannya, sehingga kini mereka sama-sama polos.

"Pak, pelan-pelan." Pinta Alara dengan matanya yang sayu.

Alderio mencium kening Alara dalam, ia mulai memasukkan miliknya ke liang surgawi istrinya. Alderio mengerem tertahan, ia mendongak ke atas merasakan pijatan dinding istrinya.

"Ouhhhh … Alara!!!" Erang Alderio saat miliknya sudah sepenuhnya masuk.

"Eummm … Pak." Alara pun tidak henti mengerem, ia meremat sprei ranjang lalu beralih ke tangan suaminya.

Alderio mulai memacu tubuhnya, malam ini benar-benar panas dan menggairahkan bagi mereka berdua. Kegiatan menyenangkan yang berhasil menghasilkan banyak keringat, kegiatan yang sudah halal mereka lakukan.

"Terima kasih, Sayang. Aku mencintaimu." Bisik Alderio kembali memeluk istrinya.

Alderio sebenarnya masih ingin, namun ia tak mau membuat istrinya terlalu lelah dan berakhir marah padanya.

***

Sinar matahari mulai menyelinap masuk ke dalam kamar pasangan suami istri yang masih terlelap dengan posisi berpelukan, tampak si pria yang begitu posesif memeluk istrinya dengan erat, bahkan bibirnya sesekali memberi kecupan di kening istrinya.

Alara menggeliat, ia perlahan membuka matanya dan terkejut melihat seorang pria tengah tidur sambil memeluknya. Awalnya ia ingin berteriak, namun otaknya sudah keburu mengingat siapa dirinya sekarang. Ya, dirinya adalah istri dari Alderio Gautam Haiyan.

"P-pak, bangunlah. Ini sudah pagi, saya harus mandi dan bersih-bersih." Pinta Alara pelan seraya berusaha melepaskan pelukan suaminya.

"Nanti saja, Sayang. Masih terlalu pagi, lebih baik tidur lagi." Cegah Alderio semakin mengeratkan pelukannya.

"Mmm … tidak, Pak. Saya mohon lepaskan saya." Pinta Alara gugup, pasalnya ia baru sadar bahwa saat penampilannya masih polos.

Alderio perlahan membuka matanya, ia menatap istrinya dengan senyuman lalu mengecup bibir istrinya cepat.

"Morning, Wife." Sapa Alderio dengan hangat.

Alara tak menjwab, ia bangkit dari posisinya lalu menarik selimut untuk nya duduk, Alara menghela nafas lega karena Alderio sudah memakai celananya.

Alderio tersenyum jahil, ia menarik selimut Alara sedikit kencang sampai tubuh mungil Alara tertarik dan berakhir jatuh ke dalam pelukannya.

"Pak!!!" Tegur Alara hendak bangkit namun dicegah oleh suaminya.

Alderio melingkarkan tangannya di pinggang sang istri, ia bisa merasakan bahwa saat ini Alara masih polos seperti bayi baru lahir.

"Mandi bersama 'ya." Pinta Alderio lalu menggendong Alara tanpa aba-aba dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi.

Pasangan suami istri itu bukan hanya mandi, mereka kembali mengarungi lautan kenikmatan bersama dengan Alderio yang mendominasi. Alderio tak akan pernah merasa puas jika sudah bersama Alara, ia terlalu mencintai istrinya sampai-sampai ia lupa segalanya, lupa bahwa waktu terus berjalan dan mereka hampir terlambat untuk ke rumah Mama Dania dan Papa Wahyu.

KURANG NGGAK??😜😜

To be continued

Terpopuler

Comments

Yeti Karniati

Yeti Karniati

berhasilll

2024-01-20

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

waduuh,, surser panas dingin,,,, sblm baca slnjutnya hrs cari suami dulu nih, wkwkwk

2023-09-14

2

Wiek Soen

Wiek Soen

kurang panas Thor

2023-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Sesuatu telah terjadi
3 Wanita gila
4 Ejekan dan hinaan
5 Bertemu dia
6 Mengingatnya
7 Ditolong Pak Al
8 Menikahlah dengan saya
9 Alara marah
10 Tamparan Alara
11 Kasih sayang orang tua
12 Kedatangan Alderio
13 Keputusan Alara
14 Melamar Alara
15 Kabar mengejutkan
16 Saya suka bibir kamu
17 Amarah Alderio
18 Akhirnya sah
19 Malam dan pagi panas
20 Panggilan baru
21 Belanja bulanan
22 Alderio marah?
23 Alara mellow
24 Asam lambung???
25 Pasangan manis
26 Alara pingsan
27 Kabar bahagia
28 Kedatangan adik Al
29 Telepon dari Renata
30 Menemui Renata
31 Ungkapan cinta Alara
32 Jodoh yang tertukar?
33 Ngidam rujak
34 Cerita Alderio
35 Pengakuan
36 Hari yang manis
37 Mama Ara galak
38 Liburan keluarga
39 Kekesalan Renata
40 Senjata makan tuan
41 Tuduhan Renata
42 Syok berat
43 Memutuskan hubungan
44 Penjelasan Alderio
45 Keterkejutan Renata
46 Bertemu Mama Mira
47 Pertanyaan Mama Mira
48 Pekerjaan baru Alderio
49 Terbongkar
50 Mika kecelakaan
51 Mika tiada
52 Histeris
53 Harus bayar mahal!
54 Permintaan Bima
55 Jalan-jalan
56 Kontraksi
57 Kesendirian
58 Pesta dansa
59 Menyelamatkan Bima
60 Reina Cedera
61 Perhatian Bima
62 Rasa bersalah
63 Alderio pekerja keras
64 Mau mertua?
65 Alara melahirkan
66 Welcome baby Arion
67 Vibes suami istri
68 Menyukainya
69 Kedatangan Mama Reina
70 Bima kepikiran
71 Memantapkan hati
72 Penolakan tegas Reina
73 Salah sasaran
74 Kejutan yang manis
75 Bima Vs Reina
76 Bayi gorila
77 Hari paling dinanti
78 Siap nggak siap
79 Marah tapi mau
80 Rutinitas istri
81 Kebobolan?
82 Keyakinan bersama (End)
83 Ekstra part end
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog
2
Sesuatu telah terjadi
3
Wanita gila
4
Ejekan dan hinaan
5
Bertemu dia
6
Mengingatnya
7
Ditolong Pak Al
8
Menikahlah dengan saya
9
Alara marah
10
Tamparan Alara
11
Kasih sayang orang tua
12
Kedatangan Alderio
13
Keputusan Alara
14
Melamar Alara
15
Kabar mengejutkan
16
Saya suka bibir kamu
17
Amarah Alderio
18
Akhirnya sah
19
Malam dan pagi panas
20
Panggilan baru
21
Belanja bulanan
22
Alderio marah?
23
Alara mellow
24
Asam lambung???
25
Pasangan manis
26
Alara pingsan
27
Kabar bahagia
28
Kedatangan adik Al
29
Telepon dari Renata
30
Menemui Renata
31
Ungkapan cinta Alara
32
Jodoh yang tertukar?
33
Ngidam rujak
34
Cerita Alderio
35
Pengakuan
36
Hari yang manis
37
Mama Ara galak
38
Liburan keluarga
39
Kekesalan Renata
40
Senjata makan tuan
41
Tuduhan Renata
42
Syok berat
43
Memutuskan hubungan
44
Penjelasan Alderio
45
Keterkejutan Renata
46
Bertemu Mama Mira
47
Pertanyaan Mama Mira
48
Pekerjaan baru Alderio
49
Terbongkar
50
Mika kecelakaan
51
Mika tiada
52
Histeris
53
Harus bayar mahal!
54
Permintaan Bima
55
Jalan-jalan
56
Kontraksi
57
Kesendirian
58
Pesta dansa
59
Menyelamatkan Bima
60
Reina Cedera
61
Perhatian Bima
62
Rasa bersalah
63
Alderio pekerja keras
64
Mau mertua?
65
Alara melahirkan
66
Welcome baby Arion
67
Vibes suami istri
68
Menyukainya
69
Kedatangan Mama Reina
70
Bima kepikiran
71
Memantapkan hati
72
Penolakan tegas Reina
73
Salah sasaran
74
Kejutan yang manis
75
Bima Vs Reina
76
Bayi gorila
77
Hari paling dinanti
78
Siap nggak siap
79
Marah tapi mau
80
Rutinitas istri
81
Kebobolan?
82
Keyakinan bersama (End)
83
Ekstra part end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!