Amarah Alderio

Setelah dari toko perhiasan untuk membeli cincin pertunangan, Alara dan Alderio memutuskan untuk mengisi perut di restoran cepat saji yang ada disana.

Alara tampak melihat sekitar, ia khawatir akan ada yang melihat dirinya bersama Alderio, dosen yang masih menjadi bulan-bulanan para mahasiswa.

"Kenapa, Alara. Saya melihat sejak tadi kamu tidak nyaman dengan dudukmu?" tanya Alderio pelan.

"Pak, bisakah kita jangan makan disini. Bagaimana jika take away saja?" Usul Alara sambil tetap menatap ke sekitar.

"Kenapa, apa ada yang membuatmu tidak nyaman disini? Katakan dimana, biar saya urus." Ucap Alderio ikut menatap sekitar.

Alara menggelengkan kepalanya, ia memegang tangan Alderio saat pria itu hendak beranjak dari duduknya.

"Ayo, Pak. Sekalian ada yang ingin saya bicarakan dengan anda." Ajak Alara lagi, entah mengapa ia merasa ada yang benar-benar memperhatikan nya.

Alderio menghela nafas, ia akhirnya setuju untuk tidak makan disana. Keduanya segera pergi tanpa memesan makanan dahulu, mungkin mereka akan mencari tempat makan lain.

"Bagaimana jika–" Ucapan Alderio terhenti saat ponsel miliknya berdering, ia meraihnya dan mengangkat telepon yang cukup penting.

Sementara Alderio sibuk bertelepon, Alara justru sedang berperang dengan pikiran nya, bagaimana caranya menyusun kata-kata untuk membuat Alderio mengerti bahwa pernikahan mereka harus dibatalkan.

"Alara, saya harus ke kampus. Kamu mau ikut saya?" tanya Alderio yang baru saja menutup teleponnya.

"Pak, mari batalkan pernikahan nya." Celetuk Alara tiba-tiba dengan mata terpejam dan hati yang mantap.

Alderio reflek menginjak rem secara mendadak, bahkan karena itu Alara sampai terbentur ke dashboard mobil.

"Maksud kamu apa, Alara?" tanya Alderio masih pelan.

"Saya tidak hamil, Pak. Tidak ada yang perlu anda pertanggung jawabkan, kejadian malam itu adalah kesalahan kita bersama." Jawab Alara tanpa berani menatap Alderio.

"Alara, kamu sedang bercanda, 'kan?" Tanya Alderio mulai menekan setiap katanya.

Alara menggelengkan kepalanya, ia menatap Alderio dengan mata berkaca-kaca. "Pernikahan ini tidak perlu terjadi, Pak. Saya–" Alara melototkan matanya saat tiba-tiba Alderio mencengkram kedua sisi bahunya.

"Alara, sudah cukup kamu bermain-main dengan saya. Kamu kira saya ingin menikah denganmu hanya karena kamu hamil, bukan Alara!!!" suara Alderio meninggi, tatapannya begitu tajam, bahkan tak pernah Alara ditatap seperti itu.

"Kamu bilang apa tadi, tidak hamil? Baiklah, saya akan buat kamu hamil anak saya." Tambah Alderio melepaskan cengkraman di bahu Alara.

Alderio kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibukota, urat tangan pria itu begitu terlihat tanda bahwa Alderio tengah menahan amarah. Jangan lupa di bagian rahang yang tegas dan sorot mata tajam.

"P-pak, hiks … antarkan saya pulang." Lirih Alara memohon.

Alderio tak menjawab, pria itu masih diam dengan mata tertuju lurus ke depan. Akhirnya mobil Alderio berhenti di depan sebuah gedung tinggi yang cukup mewah.

"Pak Al, kita mau kemana?" tanya Alara panik.

Alderio masih diam, ia keluar dari mobil lalu memutari mobilnya dan membukakan pintu untuk Alara.

"Keluar." Tekan Alderio menarik tangan Alara keluar dari mobil nya.

Alara berusaha memberontak, namun tenaganya kalah jauh oleh Alderio. Karena kesal akan penolakan Alara, Alderio akhirnya menggendong gadis itu lalu membawanya masuk ke dalam lift menuju kamar apartemen pribadinya.

"Pak, hiks … ampuni saya. Maafkan saya, Pak!!" Bisik Alara ketakutan.

Alderio masih diam sampai bunyi lift terdengar tanda mereka telah sampai di lantai tujuan, Alderio mendekati sebuah pintu, menempelkan jarinya sampai pintu kamar itu terbuka.

Alderio melempar tubuh Alara ke ranjang dengan sedikit kasar, ia membuka kancing kemejanya di bagian lengan lalu menggulung nya sampai batas siku.

"Kamu bilang apa tadi, membatalkan pernikahan karena kamu tidak hamil? Baiklah, saya akan buat kamu hamil anak saya, lihat saja!" Pungkas Alderio dengan nafas memburu.

Alara berusaha mundur menjauhi Alderio, namun gerakannya kalah saat Alderio memegang kedua tangannya dan mengungkung nya.

"Kamu keterlaluan Alara, kamu menganggap saya hanya bertanggung jawab atas kejadian malam itu, padahal yang sebenarnya saya sangat mencintai kamu!!" Bentak Alderio tepat di depan wajah Alara.

Alara menangis, ia memejamkan mata tak berani menatap Alderio, tubuhnya gemetar takut melihat Alderio yang tidak seperti biasanya.

"Hiks … maafkan saya, Pak. Saya mohon jangan lakukan itu." Lirih Alara ditengah-tengah tangisnya saat merasakan dress miliknya hendak dibuka.

Alderio tak membalas, ia berhasil menurunkan resleting gaun Alara lalu membuka gaun tersebut dan melemparnya ke sembarang arah, menyisakan pakaian dalam di tubuh mulus gadis itu.

"Alara, kamu benar-benar membuat saya hilang akal!!!" Seru Alderio geram.

Alderio bangkit, ia membuka kancing kemeja miliknya lalu kembali membuangnya sembarang arah. Kembali naik ke atas ranjang dan mengungkung tubuh mungil Alara.

"Siap mengandung anak saya, Sayang?" Tanya Alderio dengan seringai di wajahnya.

Alara tak menjawab, gadis itu semakin terisak-isak dan memohon pengampunan dari Alderio yang seakan tuli.

"Hiks, Pak!!!!" Teriak Alara menyadarkan Alderio dari kegiatannya yang hendak mencium gadis itu..

Alderio terdiam, ia turun dari ranjang lalu duduk di sofa. Kedua tangannya memegangi kepala, menjambak rambutnya sendiri dengan frustasi.

Sementara Alara buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang hampir polos, mulutnya masih mengeluarkan isak tangis.

Setelah beberapa saat saling diam, Alderio akhirnya bangkit lalu kembali mendekati ranjang. Melihat itu tentu kembali membuat Alara panik.

"Alara." Panggil Alderio duduk di sebelah Alara.

Alderio memegang tangan Alara yang tampak gemetar, ia menyesal telah membuat wanita yang begitu dicintainya ketakutan.

Alderio menarik Alara ke dalam pelukannya, ia mengusap kepala gadis itu lalu ia berikan kecupan kasih sayang.

"Maafkan saya, Alara. Tolong jangan buat saya hilang kendali, jangan katakan hal yang membuat hati saya sakit. Saya mencintai kamu dengan tulus, Alara." Bisik Alderio dengan suara begitu lirih.

Alara tampak terkejut mendengar penuturan pria yang memeluknya, ia tak menjawab dan hanya memejamkan mata di peluk oleh Alderio.

"Jangan batalkan pernikahan ini, Alara. Saya bisa gila, saya mohon." Pinta Alderio lalu menangkup wajah Alara dan menatap matanya dalam.

Alara membalas tatapan Alderio, ia mengatupkan bibirnya lalu mengangguk. "Maafkan saya, Pak." Lirih Alara membuat Alderio kembali mendekapnya.

AKU UPDATE SEBAB AJA KARENA LAGI UJIAN SEKOLAH GUYS, JADI FOKUS KE BELAJAR DULU, NANTI KALO UDAH SELESAI, INSYAALLAH LEBIH KOK🥺

To be continued

Terpopuler

Comments

Yeti Karniati

Yeti Karniati

semangat author ,,, karyanya bagus

2024-01-20

1

Dear_Y

Dear_Y

kereeeeennnn... 🤩🤩

2023-10-07

0

Wiek Soen

Wiek Soen

🤣🤣🤣takut juga alara di gertak dg dibikin hamil

2023-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Sesuatu telah terjadi
3 Wanita gila
4 Ejekan dan hinaan
5 Bertemu dia
6 Mengingatnya
7 Ditolong Pak Al
8 Menikahlah dengan saya
9 Alara marah
10 Tamparan Alara
11 Kasih sayang orang tua
12 Kedatangan Alderio
13 Keputusan Alara
14 Melamar Alara
15 Kabar mengejutkan
16 Saya suka bibir kamu
17 Amarah Alderio
18 Akhirnya sah
19 Malam dan pagi panas
20 Panggilan baru
21 Belanja bulanan
22 Alderio marah?
23 Alara mellow
24 Asam lambung???
25 Pasangan manis
26 Alara pingsan
27 Kabar bahagia
28 Kedatangan adik Al
29 Telepon dari Renata
30 Menemui Renata
31 Ungkapan cinta Alara
32 Jodoh yang tertukar?
33 Ngidam rujak
34 Cerita Alderio
35 Pengakuan
36 Hari yang manis
37 Mama Ara galak
38 Liburan keluarga
39 Kekesalan Renata
40 Senjata makan tuan
41 Tuduhan Renata
42 Syok berat
43 Memutuskan hubungan
44 Penjelasan Alderio
45 Keterkejutan Renata
46 Bertemu Mama Mira
47 Pertanyaan Mama Mira
48 Pekerjaan baru Alderio
49 Terbongkar
50 Mika kecelakaan
51 Mika tiada
52 Histeris
53 Harus bayar mahal!
54 Permintaan Bima
55 Jalan-jalan
56 Kontraksi
57 Kesendirian
58 Pesta dansa
59 Menyelamatkan Bima
60 Reina Cedera
61 Perhatian Bima
62 Rasa bersalah
63 Alderio pekerja keras
64 Mau mertua?
65 Alara melahirkan
66 Welcome baby Arion
67 Vibes suami istri
68 Menyukainya
69 Kedatangan Mama Reina
70 Bima kepikiran
71 Memantapkan hati
72 Penolakan tegas Reina
73 Salah sasaran
74 Kejutan yang manis
75 Bima Vs Reina
76 Bayi gorila
77 Hari paling dinanti
78 Siap nggak siap
79 Marah tapi mau
80 Rutinitas istri
81 Kebobolan?
82 Keyakinan bersama (End)
83 Ekstra part end
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog
2
Sesuatu telah terjadi
3
Wanita gila
4
Ejekan dan hinaan
5
Bertemu dia
6
Mengingatnya
7
Ditolong Pak Al
8
Menikahlah dengan saya
9
Alara marah
10
Tamparan Alara
11
Kasih sayang orang tua
12
Kedatangan Alderio
13
Keputusan Alara
14
Melamar Alara
15
Kabar mengejutkan
16
Saya suka bibir kamu
17
Amarah Alderio
18
Akhirnya sah
19
Malam dan pagi panas
20
Panggilan baru
21
Belanja bulanan
22
Alderio marah?
23
Alara mellow
24
Asam lambung???
25
Pasangan manis
26
Alara pingsan
27
Kabar bahagia
28
Kedatangan adik Al
29
Telepon dari Renata
30
Menemui Renata
31
Ungkapan cinta Alara
32
Jodoh yang tertukar?
33
Ngidam rujak
34
Cerita Alderio
35
Pengakuan
36
Hari yang manis
37
Mama Ara galak
38
Liburan keluarga
39
Kekesalan Renata
40
Senjata makan tuan
41
Tuduhan Renata
42
Syok berat
43
Memutuskan hubungan
44
Penjelasan Alderio
45
Keterkejutan Renata
46
Bertemu Mama Mira
47
Pertanyaan Mama Mira
48
Pekerjaan baru Alderio
49
Terbongkar
50
Mika kecelakaan
51
Mika tiada
52
Histeris
53
Harus bayar mahal!
54
Permintaan Bima
55
Jalan-jalan
56
Kontraksi
57
Kesendirian
58
Pesta dansa
59
Menyelamatkan Bima
60
Reina Cedera
61
Perhatian Bima
62
Rasa bersalah
63
Alderio pekerja keras
64
Mau mertua?
65
Alara melahirkan
66
Welcome baby Arion
67
Vibes suami istri
68
Menyukainya
69
Kedatangan Mama Reina
70
Bima kepikiran
71
Memantapkan hati
72
Penolakan tegas Reina
73
Salah sasaran
74
Kejutan yang manis
75
Bima Vs Reina
76
Bayi gorila
77
Hari paling dinanti
78
Siap nggak siap
79
Marah tapi mau
80
Rutinitas istri
81
Kebobolan?
82
Keyakinan bersama (End)
83
Ekstra part end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!