Kedatangan Alderio

Alara melompat dari tempat tidurnya saat merasakan mual yang teramat, ia berlari masuk ke dalam kamar mandi dan memuntahkan cairan bening lagi dan lagi. Kepalanya kembali pusing, perutnya melilit dan mual yang kian bertambah.

Tanpa Alara ketahui, sang Mama masuk ke dalam kamarnya dan melihat dirinya tengah muntah-muntah.

"Astaghfirullah, Ara. Nak!! Kamu kenapa?" tanya Mama Dania mendekati putrinya.

Alara panik, ia menatap sang Mama yang tampak khawatir padanya. Ia melarikan pandangannya, otaknya berusaha bekerja untuk mencari jawaban apa yang akan ia berikan pada sang Mama.

"Ma, aku tidak apa-apa. Mungkin hanya– uwekk …" ucapan Alara terhenti saat mual-mual kembali dirasakannya.

"Alara, kamu sakit. Mama panggilkan dokter 'ya, tunggu disini ya Sayang." Tutur Mama Dania hendak pergi namun dicegah oleh Alara.

"Jangan, Ma. Aku nggak apa-apa kok, mungkin cuma mual biasa aja." Cegah Alara, ia tentu tidak mau mengambil resiko dengan memeriksa keadaanya ke dokter.

"Nggak apa-apa gimana sih, Ra. Kamu tuh, ayo turun dan sarapan." Ajak Mama Dania memapah Alara keluar dari kamar mandi.

"Ma, aku akan turun setelah bersih-bersih dan ganti baju, aku ada janji dengan Reina untuk pergi ke toko buku." Ucap Alara pelan.

Mama Dania menghela nafas, ia menyeka keringat di dahi Alara lalu mengangguk.

"Ya sudah, tapi ingat! Setelah itu turun dan sarapan." Ucap Mama Dania memperingati.

"Iya, Ma." Sahut Alara manut.

Setelah kepergian Mama Dania, Alara menutup pintu kamar bahkan menguncinya, ia duduk di lantai dengan perasaan berkecamuk, Alara semakin panik, ia berada diambang kebimbangan. Ia tak mau menikah dengan dosennya itu, tapi ia juga tidak mau jika sampai hamil tanpa suami.

"Nggak, aku nggak mungkin hamil. Ini pasti hanya sakit biasa saja." Gumam Alara menyeka air matanya.

Alara beranjak dari duduknya, ia segera mandi dan berganti pakaian untuk bersiap menemui Reina di Mall, mereka berdua sudah janjian akan pergi ke toko buku.

Setelah rapi, Alara keluar dari kamar nya, tak lupa ia membawa tas selempang miliknya. Alara melangkah menuruni satu persatu anak tangga, ia hendak pergi ke ruang makan, namun tak sengaja telinganya menangkap suara kedua orang tuanya yang sedang bicara dengan seseorang.

"Mama dan Papa terima tamu jam segini, bukankah ini masih terlalu pagi." Gumam Alara melirik jam yang melingkar cantik di tangannya.

Alara penasaran, ia yang awalnya hendak sarapan kini malah pergi ke ruang tamu. Sesampainya disana, mata Alara rasanya ingin copot saja melihat siapa yang datang ke rumahnya pagi-pagi.

Nafas Alara memburu, ia menatap kedua orang tuanya lalu beralih menatap dosen yang sedang ia hindari selama beberapa hari.

"Pak Al, anda sedang apa di rumah saya?!!" tanya Alara dengan nada begitu tinggi.

Mama Dania dan Papa Wahyu bangkit dari duduknya, mereka terkejut melihat Alara berani membentak dosen nya sendiri.

"Ara, kenapa bicara begitu. Dia dosen kamu loh!" tegur Mama Dania.

"Iya, Sayang. Kenapa kamu membentaknya begitu?" tanya Papa Wahyu dengan nada masih terkejut.

Alara tak menjawab, ia tatap wajah dosen yang menyebalkan itu dengan penuh amarah dan kebencian. Sementara yang ditatap hanya menunjukkan wajah tenang, bahkan tersenyum dengan begitu hangat.

Alderio bangkit dari duduknya, ia menatap dalam ke arah Alara yang tampak berkaca-kaca antara ingin menangis dan marah.

"Alara, bisa kita bicara berdua?" pinta Alderio dengan sopan.

"Nggak! Pergi dari rumah saya sekarang juga dan jangan pernah kembali datang kesini." Tolak Alara masih dengan nada membentak.

"Ara!!" tegur Mama Dania tak kalah tinggi.

Alara menatap sang Mama dengan mata berkaca-kaca, air matanya meluruh begitu saja mendengar bentakan sang Mama. Ia tak berkata apapun, sambil menangis Alara keluar dari rumahnya.

"Alara, Nak!!" panggil Papa Wahyu namun tak dihiraukan oleh Alara.

"Tenang, Tuan. Biar saya yang bicara dengan Alara, sebentar ya." Pamit Alderio kemudian segera keluar menyusul Alara.

Alara masih menangis, ia menekan tombol pengunci mobilnya agar terbuka, baru saja pintu mobil dibuka, namun sudah kembali tertutup akibat kedatangan Alderio yang mengejarnya.

"Jauh-jauh dari saya, Pak. Saya benci dengan anda!!" pinta Alara berusaha mendorong Al menjauh.

"Alara, cukup. Berhenti lari dari kenyataan dan menikahlah dengan saya!!" tegur Alderio berusaha menahan tangan Alara yang hendak memberontak.

Alara memberontak, ia berusaha untuk menampar wajah pria di hadapannya ini, namun gerakannya kalah cepat dengan Alderio yang langsung menangkap tangannya.

"Alara, menikahlah dengan saya." Pinta Alderio seraya menggenggam tangan Alara erat.

Alara tak menjawab, ia hanya bisa menangis dengan tubuh yang perlahan merosot ke tanah. Alderio sigap menahan kedua bahu wanita cantik itu, ia menangkup wajah cantik Alara lalu ia tatap dengan begitu lekat.

"Alara, kamu harus menikah dengan saya." Bisik Alderio tepat di depan wajah Alara.

Alara menggeleng, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Saya nggak mau, Pak." Lirih Alara dengan suara terisak.

"Kamu yakin tidak akan mengandung anak saya?" tanya Alderio sontak membuat Alara mengangkat wajahnya.

Alara terdiam, ia membalas tatapan Alderio dengan pedih. Ingatannya seketika mengarah pada kondisinya saat ini yang sedang mual muntah layaknya ibu hamil, bahkan sampai detik ini ia belum berani memeriksa keadaanya karena tak mau mendengar kenyataan pahit.

Alara hendak berucap, namun bibirnya terkatup saat suara teriakan tegas begitu menggema di area rumahnya.

"ALARA!!!!"

SIAPA TUH YANG TERIAK????

To be continued

Terpopuler

Comments

Yeti Karniati

Yeti Karniati

siapa tuh

2024-01-20

0

Wiek Soen

Wiek Soen

tuh alara ketemu orang yg baik mau bertanggung jawab atas perbuatannya...padahal kamu juga menikmati gara2 obat laknat yg di berikan temanmu

2023-08-29

0

Tri Sulistyowati

Tri Sulistyowati

ada dehhhh

2023-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Sesuatu telah terjadi
3 Wanita gila
4 Ejekan dan hinaan
5 Bertemu dia
6 Mengingatnya
7 Ditolong Pak Al
8 Menikahlah dengan saya
9 Alara marah
10 Tamparan Alara
11 Kasih sayang orang tua
12 Kedatangan Alderio
13 Keputusan Alara
14 Melamar Alara
15 Kabar mengejutkan
16 Saya suka bibir kamu
17 Amarah Alderio
18 Akhirnya sah
19 Malam dan pagi panas
20 Panggilan baru
21 Belanja bulanan
22 Alderio marah?
23 Alara mellow
24 Asam lambung???
25 Pasangan manis
26 Alara pingsan
27 Kabar bahagia
28 Kedatangan adik Al
29 Telepon dari Renata
30 Menemui Renata
31 Ungkapan cinta Alara
32 Jodoh yang tertukar?
33 Ngidam rujak
34 Cerita Alderio
35 Pengakuan
36 Hari yang manis
37 Mama Ara galak
38 Liburan keluarga
39 Kekesalan Renata
40 Senjata makan tuan
41 Tuduhan Renata
42 Syok berat
43 Memutuskan hubungan
44 Penjelasan Alderio
45 Keterkejutan Renata
46 Bertemu Mama Mira
47 Pertanyaan Mama Mira
48 Pekerjaan baru Alderio
49 Terbongkar
50 Mika kecelakaan
51 Mika tiada
52 Histeris
53 Harus bayar mahal!
54 Permintaan Bima
55 Jalan-jalan
56 Kontraksi
57 Kesendirian
58 Pesta dansa
59 Menyelamatkan Bima
60 Reina Cedera
61 Perhatian Bima
62 Rasa bersalah
63 Alderio pekerja keras
64 Mau mertua?
65 Alara melahirkan
66 Welcome baby Arion
67 Vibes suami istri
68 Menyukainya
69 Kedatangan Mama Reina
70 Bima kepikiran
71 Memantapkan hati
72 Penolakan tegas Reina
73 Salah sasaran
74 Kejutan yang manis
75 Bima Vs Reina
76 Bayi gorila
77 Hari paling dinanti
78 Siap nggak siap
79 Marah tapi mau
80 Rutinitas istri
81 Kebobolan?
82 Keyakinan bersama (End)
83 Ekstra part end
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog
2
Sesuatu telah terjadi
3
Wanita gila
4
Ejekan dan hinaan
5
Bertemu dia
6
Mengingatnya
7
Ditolong Pak Al
8
Menikahlah dengan saya
9
Alara marah
10
Tamparan Alara
11
Kasih sayang orang tua
12
Kedatangan Alderio
13
Keputusan Alara
14
Melamar Alara
15
Kabar mengejutkan
16
Saya suka bibir kamu
17
Amarah Alderio
18
Akhirnya sah
19
Malam dan pagi panas
20
Panggilan baru
21
Belanja bulanan
22
Alderio marah?
23
Alara mellow
24
Asam lambung???
25
Pasangan manis
26
Alara pingsan
27
Kabar bahagia
28
Kedatangan adik Al
29
Telepon dari Renata
30
Menemui Renata
31
Ungkapan cinta Alara
32
Jodoh yang tertukar?
33
Ngidam rujak
34
Cerita Alderio
35
Pengakuan
36
Hari yang manis
37
Mama Ara galak
38
Liburan keluarga
39
Kekesalan Renata
40
Senjata makan tuan
41
Tuduhan Renata
42
Syok berat
43
Memutuskan hubungan
44
Penjelasan Alderio
45
Keterkejutan Renata
46
Bertemu Mama Mira
47
Pertanyaan Mama Mira
48
Pekerjaan baru Alderio
49
Terbongkar
50
Mika kecelakaan
51
Mika tiada
52
Histeris
53
Harus bayar mahal!
54
Permintaan Bima
55
Jalan-jalan
56
Kontraksi
57
Kesendirian
58
Pesta dansa
59
Menyelamatkan Bima
60
Reina Cedera
61
Perhatian Bima
62
Rasa bersalah
63
Alderio pekerja keras
64
Mau mertua?
65
Alara melahirkan
66
Welcome baby Arion
67
Vibes suami istri
68
Menyukainya
69
Kedatangan Mama Reina
70
Bima kepikiran
71
Memantapkan hati
72
Penolakan tegas Reina
73
Salah sasaran
74
Kejutan yang manis
75
Bima Vs Reina
76
Bayi gorila
77
Hari paling dinanti
78
Siap nggak siap
79
Marah tapi mau
80
Rutinitas istri
81
Kebobolan?
82
Keyakinan bersama (End)
83
Ekstra part end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!