Menikahlah dengan saya

Alara akhirnya sampai dirumah dengan bantuan Alderio yang memberinya tumpangan, ia melirik ke arah dosennya sedikit, bibirnya tampak ia gigit karena ragu untuk mengucapkan sesuatu.

"Jangan digigit, itu akan sakit." Tegur Alderio membuat Alara sontak menoleh.

"Kecuali saya yang menggigitnya." Lanjut Alderio membuat Alara langsung melotot.

"Bapak jangan mesumm 'ya!!!" Pekik Alara reflek memukul bahu Alderio.

Alderio hanya terkekeh, ia memegang tangan Alara yang masih memukulnya lalu menariknya hingga Alara sedikit maju mendekati dirinya.

"Kamu pikir saya lupa, saya tahu sejak pertama melihat saya, kamu langsung mengenal saya, pria yang menjadi pasanganmu malam itu." Ucap Alderio dengan pelan namun penuh alunan yang entah mengapa membuat Alara memejamkan matanya.

"Alara, saya berpura-pura tidak ingat karena saya mengira kamu akan memaki-maki saya dan meminta pertanggung jawaban, tapi ternyata saya salah, kamu malah menghindar." Lanjut Alderio masih dengan intonasi yang sama.

Alara membuka matanya, ia melepaskan tangannya dari genggaman Alderio lalu mendorong tubuh Al menjauh darinya.

"Lupakan kita pernah bertemu selain sebagai mahasiswa dan dosen, Pak. Saya sudah tidak mau mengingatnya lagi, dan anda juga jangan pernah membahasnya lagi!" tegas Alara dengan nafas terengah-engah.

Alderio terkekeh, ia mengusap kepala gadis itu namun buru-buru tangannya ditepis dengan kasar.

"Jadi kau sudah mengingatnya, Sayang?" tanya Alderio menaik turunkan alisnya.

"Hentikan, Pak. Saya butuh waktu berhari-hari untuk merasa tenang dan ikhlas, tolong jangan membuat sesal dan rasa bersalah saya pada orang tua saya semakin besar!" pinta Alara mulai menangis.

Alderio terkejut melihat Alara yang menangis, ia hendak mengusap bahu gadis itu, namun Alara buru-buru memundurkan tubuhnya enggan disentuh Alderio.

"Tolong jangan temui saya lagi, Pak. Besok saya akan minta pergantian dosen pembimbing yang baru lagi. Terima kasih atas tumpangannya, selamat malam." Pamit Alara kemudian keluar dari mobil Al dan berlari masuk ke dalam rumahnya.

Alderio menatap kepergian Alara dengan nanar, ia merasa ikut bersalah disini karena membuat gadis itu harus kehilangan masa depan yang cerah akibat sama-sama tidak sadar waktu itu.

Sedikit cerita, Alderio teringat alasan dirinya datang ke club malam itu. Ia hanya ingin melepas penat dan melampiaskan segala kekesalan nya karena terus didesak untuk menikah. 

Alderio adalah tipe pria dingin dan enggan dekat dengan wanita, ia bahkan tidak pernah berpacaran lebih dari satu bulan karena tidak bisa memperlakukan kekasihnya dengan baik. Bahkan malam itu merupakan malam pertama Alderio melakukan hubungan diluar batas dan itu bersama Alara yang ternyata juga masih virginn saat mereka berhubungan.

"Saya akan bertanggung jawab, Alara." Gumam Alderio kemudian segera pergi meninggalkan area rumah Alara.

Sementara Alara masuk dengan perasaan yang masih sedikit kesal dan sakit hati, mengapa ia harus kembali bertemu dengan pria itu, pria yang menjadi alasan kehancuran dirinya.

Saat melewati pos penjaga, langkah Alara terhenti karena Pak Ujang bertanya padanya.

"Loh, Non. Kok jalan kaki, mobilnya mana?" tanya Pak Ujang keheranan.

"Mogok, Pak. Aku tinggal di minimarket diujung jalan, hehehe." Jawab Alara kemudian langsung pamit masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di dalam rumah, ia melihat Reina sedang duduk sambil memakan camilan di sofa, Alara mendekat kemudian duduk di sebelah gadis itu.

"Mana belanjaan lo?" tanya Reina menatap aneh Alara yang tidak membawa apapun.

Alara terdiam, ia menepuk jidatnya sendiri karena baru ingat jika semua jajanan nya tertinggal di mobil Alderio, dosennya.

"Gue lupa, jajannya ketinggalan di mobil pak–" Ucapan Alara terhenti seketika. Ia tidak mau membuat Reina banyak bertanya akibat dirinya pulang dengan pak Alderio.

"Pak siapa?" tanya Reina mengerutkan keningnya.

"Pak supir taksi, tadi mobil gue mogok jadi naik taksi." Jawab Alara ngeles.

Reina hanya manggut-manggut mempercayai ucapan temannya itu, mereka kemudian beranjak menuju dapur untuk makan malam.

Keesokan harinya, Alara dan Reina kembali berangkat bersama, namun hari ini tidak semulus hari kemarin karena ia bertemu Echa dan juga Bastian yang menatapnya dengan aneh.

"Kenapa lo natap kita kaya gitu?" tanya Reina tak suka.

"Gue bener-bener nggak nyangka kalo lo kaya gitu, Ra. Jadi lo sering datang ke club untuk bersenang-senang sementara kalo di kampus lo polos banget. Manipulatif lo, Ra!" desis Bastian tiba-tiba.

Alara terkejut mendengar penuturan Bastian, namun sesaat kemudian ia melirik ke arah Echa yang tampak tersenyum penuh kemenangan. Ia yakin, Echa lah yang sudah mengompori Bastian.

"Hmm, makasih pujiannya ya. Gue buru-buru, bye." Timpal Alara dengan santai.

Alara hendak pergi, namun langkah kakinya terhenti tepat di sebelah Echa.

"Hati-hati, gue takutnya lo malu sama gue karena salah kaprah. Gue mungkin manipulatif, tapi ada yang playing victim." Lanjut Alara kemudian langsung pergi meninggalkan dua orang itu.

Reina tersenyum senang mendengar sahabatnya itu melawan dengan cara elegan, ia suka melihat Alara yang tidak hanya diam saja saat ditindas, seperti sebelum-sebelumnya.

"Ra, gue ada janji sama dosen gue pagi-pagi. Gue langsung kesana ya, takut kena omel." Pamit Reina setelah melirik jam dipergelangan tangannya.

"Iya, sana." Sahut Alara memberi gerakan seakan mengusir.

"Mendingan gue ke akademik buat minta ganti dosen pembimbing lagi, semoga di kasih." Gumam Alara kemudian langsung pergi.

Sesampainya di administrasi akademik, Alara menghela nafas lega karena tidak ramai. Ia buru-buru mendekat dan bicara melalui lubang yang terdapat di kaca.

"Permisi, Pak. Boleh saya minta pergantian dosen pembimbing yang baru?" tanya Alara dengan sopan.

"Bisa tunjukkan kartu mahasiswa kamu." Pinta si petugas membuat Alara buru-buru memberikan kartunya.

"Kamu baru ganti dosen beberapa hari lalu, dengan alasan apa kamu mau menggantinya lagi?" 

Alara terdiam, alasan apa yang harus ia katakan agar bisa mendapat persetujuan.

"Kurang nyaman, Pak." Alara benar-benar mengutuk dirinya sendiri, bagaimana bisa mulut nya bicara begitu.

"Tidak masuk akal." Ketusnya seraya mengembalikan kartu mahasiswa milik Alara.

Alara menekuk wajahnya, ia berharap sekali bisa ganti dosen pembimbing. Hari ini ia memutuskan untuk mogok revisi, ia hendak pergi ke kantin namun tangannya di cegah oleh seseorang.

"Pak Al, bapak apa-apaan sih. Lepasin!!" seru Alara menepis tangan Alderio.

"Tenang, saya hanya ingin mengembalikan makanan kamu." Ucap Al memberikan belanjaan Alara yang tertinggal semelam.

"Oh, makasih ya, Pak." Sahut Alara hendak pergi namun lagi-lagi dicegah oleh Alderio.

"Dimana skripsimu, biar saya periksa sekarang karena saya ada urusan siang nanti?" tanya Alderio meminta.

Alara mengepalkan tangannya, ia benar-benar merasa kesal dan jengkel karena niatnya lagi-lagi gagal. Ia enggan melakukan revisi, tapi dosen disebelahnya ini malah menagihnya.

"Pak, kenapa skripsi saya nggak selesai-selesai sih?!!" Gerutu Alara karena terlalu kesal.

"Menikah sama saya maka skripsi kamu aman." Timpal Alderio dengan santai.

WADUH, GERCEP YA PAK AL😭

To be continued

Terpopuler

Comments

Nurul Aeni

Nurul Aeni

waduuuhhh aq mau laaah klo jd alara,skripsi beres & nikah sama dosen gantengnya.biar semua mahasiswa/wi yg udh ngehina lngsg kicep diem

2024-05-01

3

Eny Hidayati

Eny Hidayati

bagaimanapun p. Al gentle juga ... menyadari sebuah kesalahan ...

2024-02-13

0

Yeti Karniati

Yeti Karniati

Alhamdulillah ,, pak dosen mau bertanggung jawab

2024-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Sesuatu telah terjadi
3 Wanita gila
4 Ejekan dan hinaan
5 Bertemu dia
6 Mengingatnya
7 Ditolong Pak Al
8 Menikahlah dengan saya
9 Alara marah
10 Tamparan Alara
11 Kasih sayang orang tua
12 Kedatangan Alderio
13 Keputusan Alara
14 Melamar Alara
15 Kabar mengejutkan
16 Saya suka bibir kamu
17 Amarah Alderio
18 Akhirnya sah
19 Malam dan pagi panas
20 Panggilan baru
21 Belanja bulanan
22 Alderio marah?
23 Alara mellow
24 Asam lambung???
25 Pasangan manis
26 Alara pingsan
27 Kabar bahagia
28 Kedatangan adik Al
29 Telepon dari Renata
30 Menemui Renata
31 Ungkapan cinta Alara
32 Jodoh yang tertukar?
33 Ngidam rujak
34 Cerita Alderio
35 Pengakuan
36 Hari yang manis
37 Mama Ara galak
38 Liburan keluarga
39 Kekesalan Renata
40 Senjata makan tuan
41 Tuduhan Renata
42 Syok berat
43 Memutuskan hubungan
44 Penjelasan Alderio
45 Keterkejutan Renata
46 Bertemu Mama Mira
47 Pertanyaan Mama Mira
48 Pekerjaan baru Alderio
49 Terbongkar
50 Mika kecelakaan
51 Mika tiada
52 Histeris
53 Harus bayar mahal!
54 Permintaan Bima
55 Jalan-jalan
56 Kontraksi
57 Kesendirian
58 Pesta dansa
59 Menyelamatkan Bima
60 Reina Cedera
61 Perhatian Bima
62 Rasa bersalah
63 Alderio pekerja keras
64 Mau mertua?
65 Alara melahirkan
66 Welcome baby Arion
67 Vibes suami istri
68 Menyukainya
69 Kedatangan Mama Reina
70 Bima kepikiran
71 Memantapkan hati
72 Penolakan tegas Reina
73 Salah sasaran
74 Kejutan yang manis
75 Bima Vs Reina
76 Bayi gorila
77 Hari paling dinanti
78 Siap nggak siap
79 Marah tapi mau
80 Rutinitas istri
81 Kebobolan?
82 Keyakinan bersama (End)
83 Ekstra part end
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog
2
Sesuatu telah terjadi
3
Wanita gila
4
Ejekan dan hinaan
5
Bertemu dia
6
Mengingatnya
7
Ditolong Pak Al
8
Menikahlah dengan saya
9
Alara marah
10
Tamparan Alara
11
Kasih sayang orang tua
12
Kedatangan Alderio
13
Keputusan Alara
14
Melamar Alara
15
Kabar mengejutkan
16
Saya suka bibir kamu
17
Amarah Alderio
18
Akhirnya sah
19
Malam dan pagi panas
20
Panggilan baru
21
Belanja bulanan
22
Alderio marah?
23
Alara mellow
24
Asam lambung???
25
Pasangan manis
26
Alara pingsan
27
Kabar bahagia
28
Kedatangan adik Al
29
Telepon dari Renata
30
Menemui Renata
31
Ungkapan cinta Alara
32
Jodoh yang tertukar?
33
Ngidam rujak
34
Cerita Alderio
35
Pengakuan
36
Hari yang manis
37
Mama Ara galak
38
Liburan keluarga
39
Kekesalan Renata
40
Senjata makan tuan
41
Tuduhan Renata
42
Syok berat
43
Memutuskan hubungan
44
Penjelasan Alderio
45
Keterkejutan Renata
46
Bertemu Mama Mira
47
Pertanyaan Mama Mira
48
Pekerjaan baru Alderio
49
Terbongkar
50
Mika kecelakaan
51
Mika tiada
52
Histeris
53
Harus bayar mahal!
54
Permintaan Bima
55
Jalan-jalan
56
Kontraksi
57
Kesendirian
58
Pesta dansa
59
Menyelamatkan Bima
60
Reina Cedera
61
Perhatian Bima
62
Rasa bersalah
63
Alderio pekerja keras
64
Mau mertua?
65
Alara melahirkan
66
Welcome baby Arion
67
Vibes suami istri
68
Menyukainya
69
Kedatangan Mama Reina
70
Bima kepikiran
71
Memantapkan hati
72
Penolakan tegas Reina
73
Salah sasaran
74
Kejutan yang manis
75
Bima Vs Reina
76
Bayi gorila
77
Hari paling dinanti
78
Siap nggak siap
79
Marah tapi mau
80
Rutinitas istri
81
Kebobolan?
82
Keyakinan bersama (End)
83
Ekstra part end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!