Ditolong Pak Al

Tidak ada pembicaraan selama perjalanan menuju rumah Alara, gadis itu lebih banyak diam dan seakan memikirkan banyak hal. Reina yang menyadari perubahan sikap Alara lantas menerka-nerka, apa yang sebenarnya terjadi.

"Ra, lo nggak apa-apa?" tanya Reina memecah lamunan Alara.

"Ha, oh iya, gue nggak apa-apa." Jawab Alara sedikit aneh di dengarnya.

"Yakin, atau jangan-jangan Echa gangguin lo lagi terus bikin lo penasaran dan kepikiran? Kalo iya biar kita datengin rumah tuh orang sekarang!" Ujar Reina langsung.

"Nggak, gue nggak ketemu Echa kok dan gue baik-baik aja, gue cuma pusing dan pengen buru-buru lulus." Timpal Alara seraya memijat pangkal hidungnya.

"Capek ya revisi skripsi terus?" tanya Reina dijawab anggukkan kepala oleh Alara.

"Sama." Lanjutnya membuat Alara terkekeh.

Sesaat Alara terdiam, ia menggigit bibirnya kecil lalu menatap sang sahabat dengan ragu-ragu.

"Na, menurut lo kalo gue ganti dosen pembimbing lagi, gimana?" tanya Alara berhasil membuat Reina terkejut dan mengerem mendadak.

Alara ikut terkejut karena mobil mendadak berhenti, beruntung di belakang mereka tidak ada kendaraan lain, jika saja ada maka mereka berdua akan merugikan banyak orang.

"Na, lo kenapa sih? untung aja nggak ada kendaraan lain dibelakang!" tegur Alara seraya menengok ke belakang.

"Harusnya gue yang tanya lo kenapa, baru sehari loh, Ra. Baru sehari lo ganti dosen pembimbing, masa udah mau ganti. Kenapa emangnya?" tanya Reina merasa ada yang tidak beres.

"Ya nggak apa-apa, gue kan cuma nanya." Jawab Alara diakhiri tawa tanpa dosa.

Reina mendengus, namun ia belum sepenuhnya percaya pada jawaban Alara. "Lo nggak sembunyikan apa-apa dari gue kan, Ra?" tanya Reina.

Alara menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, gue cuma lagi butuh waktu buat cerita ke lo." Jawab Alara membuat Reina lega.

Reina kembali melajukan mobilnya, sore ini jalanan tidak terlalu padat sehingga mereka cepat sampai di rumah Alara. Saat sampai, keduanya langsung bersih-bersih badan sebelum memasak makan malam.

Alara selesai duluan, ia langsung pergi ke dapur untuk melihat bahan-bahan apa yang bisa dijadikan makan malam hari ini.

"Lupa cek lagi, bahan-bahan makanan abis." Gumam Alara saat membuka kulkas dan sayuran tinggal sedikit.

Alara meraih telur, sosis dan sayur-sayuran. Ia akan membuat martabak sayur dan juga kebetulan ada ayam yang sudah di ungkep sebelumnya, bisa ia goreng.

Tak lama Reina datang dengan rambut yang digulung dengan handuk, ia membantu Alara memotong sayuran dan mengocoknya dengan telur dan sosis.

"Astaga, berasnya abis. Ya ampun gue lupa banget buat beli tadi, padahal Mama udah bilang!!!" gerutu Alara memukul kepalanya.

"Ya udah lo beli gih, masakannya biar jadi urusan gue. Atau lo mau gue temenin dan masakannya dilanjut nanti?" tawar Reina seraya menggosok rambutnya dengan sebelah tangan.

"Nggak usah, Na. Lo disini aja, lagian dekat kok minimarket nya." Tolak Alara menggelengkan kepalanya.

Alara segera pergi ke kamarnya untuk menyisir rambut dan mengambil dompet, sebelum pergi seperti biasa ia akan memakai parfum. Setelah beres Alara keluar dari rumah lalu mengendarai mobil miliknya.

"Non Alara mau kemana?" tanya Pak Ujang, penjaga dirumah Alara.

"Beli beras sama bahan makanan, Pak. Di rumah abis." Jawab Alara membuat si penjaga melongo.

"Non udah cek di kamar belakang, tadi saya dari sana dan lihat beras masih ada kok." Ucap Pak Ujang membuat Alara menepuk jidatnya.

Alara lupa jika bahan makanan disimpan di kamar belakang dekat dapur termasuk beras, di dapur hanya disediakan beberapa liter saja dan tinggal ambil jika habis. 

"Aku boleh minta tolong nggak, Pak. Ambilin berasnya terus kasih Reina, aku mau beli makan makanan yang lain di minimarket." Pinta Alara yang tentu dilaksanakan oleh Pak Ujang.

"Non … Non … orang kaya nggak mungkin kehabisan beras, ada-ada aja sih Non Alara." Gumam Pak Ujang geleng-geleng kepala akan tingkah lucu majikan mudanya itu.

Alara kemudian segera pergi, sejujurnya ia juga bingung akan membeli apa, namun karena sudah terlanjur mengeluarkan mobil, alhasil ia memutuskan untuk pergi saja sebentar.

Alara pergi ke salah satu minimarket di dekat rumahnya, ia keluar dari mobil lalu langsung masuk dan mengambil keranjang untuk memasukkan barang-barang yang akan ia beli.

Alara mengambil jajanan seperti ciki dan coklat, ia juga tak lupa mengambil ice cream kesukaannya, ia juga tentu membelikan untuk Reina. Saat sedang memilih ice cream, Alara dikejutkan dengan seseorang yang menyapanya.

"Alara, sedang apa kamu?" tanya seorang pria tepat di sebelah Alara.

Alara langsung menoleh ke asal suara, ia terkejut melihat dosennya ada disana, penampilannya jauh berbeda saat ini. Kaos hitam, celana pendek cream dan topi berhasil membuatnya terlihat jauh lebih muda.

"Alara." Panggil Alderio menyadarkan Alara dari lamunannya.

Alara tersadar, ia menggelengkan kepalanya lalu langsung pergi ke kasir tanpa mengatakan apapun pada Alderio. Sementara Al menatap Alara dengan kening berkerut, gadis itu tampak berusaha menghindarinya.

Saat Alara sudah membayar, Alara langsung berlari keluar dari minimarket dan masuk ke dalam mobilnya, ia menyalakan mesin mobil kesayangannya itu namun nihil, mobil tak kunjung menyala.

"Aaaaa … nanti aja kek ngambeknya, ayo nyala dong!!!" rengek Alara sambil berusaha mengutak-atik mobilnya.

Kepala Alara rasanya pening sekali, ia keluar dan tak lupa membawa barang belanjaannya, ia berniat untuk memesan taksi atau menelpon Reina, namun ia baru ingat jika dirinya tak membawa ponsel.

"Yahh terus gimana dong, masa gue jalan kaki." Gumam Alara menghela nafas pasrah.

Alara mendengus, ia berniat untuk pulang jalan kaki, namun baru beberapa langkah menjauhi minimarket, hujan langsung turun dengan begitu derasnya.

"Ya ampun, ini ac besar kenapa nggak dimatiin sih." Gerutu Alara teringat akan pawang hujan yang sempat viral di medsos itu.

Alara akhirnya kembali ke minimarket dan berteduh, ia yang hanya menggunakan celana pendek dan kaos sebahu tentu saja kedinginan, bahkan harus menggosok kedua bahunya untuk menetralisir dingin.

"Alara, kamu masih disini?" tanya Alderio yang baru saja keluar dari minimarket.

"Hmm, mobil saya mogok." Jawab Alara dengan malas.

"Saya antar kamu pulang." Ucap Alderio tiba-tiba seraya memeluk dari samping tubuh Alara tanpa permisi.

Alara tentu terkejut, ia mendorong Al menjauh dan berniat untuk marah-marah, namun ia tersadar dimana saat ini dirinya, tempat umum.

"Bapak apa-apaan sih!!" tegur Alara dengan kesal dan sepelan mungkin.

"Alara, kamu lihat pakaian kamu. Coba tengok ke belakang dan lihat bagaimana orang-orang menatapmu!" timpal Al berusaha sabar.

Alara menoleh, ia melihat tiga orang pria bersandar di tembok minimarket sambil menatapnya dengan aneh. 

"Masih mau duduk disana sendiri? Ayo pulang, nanti mobil kamu biar saya hubungi montir!" ajak Al lalu kembali memeluk Alara dari samping dan melindungi kepala gadis itu dengan belanjaannya.

Alara tampak ragu untuk masuk ke dalam mobil Al, bahkan karena kelamaan tubuh keduanya semakin basah kena hujan.

"Alara masuk, kamu mau kita basah kuyup!!" perintah Al seraya membuka pintu mobilnya.

Alara akhirnya masuk dengan terpaksa, ia duduk di kursi depan disusul oleh Al yang duduk di kursi kemudi.

Alderio mengambil belanjaan Alara lalu meletakkannya di kursi belakang, setelahnya ia mengambil sebuah jaket yang ada di belakang juga lalu memakaikan nya kepada Alara.

"P-pak, tidak perlu." Ucap Alara terbata.

"Kamu rela saya lihat tubuh kamu yang indah itu?" tanya Alderio sukses membuat Alara langsung menutup dada dan pahanya.

"Bapak jangan macam-macam ya!!" ancam Alara dengan suara yang terdengar was-was.

"Satu macam saja, seperti yang pernah kita lakukan." Sahut Alderio tertawa kecil.

"S-saya nggak paham apa maksud B-bapak." Ucap Alara pelan seraya berusaha menjauh dari Al.

"Tenanglah, saya bisa membuat kamu mengingat nya." Celetuk Alderio membuat Alara melotot.

WADUHHH PAK AL BAHAYA JUGA NIH 😂😂

To be continued

Terpopuler

Comments

Eny Hidayati

Eny Hidayati

Alara ... hatimu sedang tidak baik-baik saja...

2024-02-13

1

Yeti Karniati

Yeti Karniati

ni dosen genit kah

2024-01-20

0

Wiek Soen

Wiek Soen

alara mana ada orang lupa yg sdh membolak-balik kamu ...meluk sampai pagi 🤣🤣🤣🤣

2023-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Sesuatu telah terjadi
3 Wanita gila
4 Ejekan dan hinaan
5 Bertemu dia
6 Mengingatnya
7 Ditolong Pak Al
8 Menikahlah dengan saya
9 Alara marah
10 Tamparan Alara
11 Kasih sayang orang tua
12 Kedatangan Alderio
13 Keputusan Alara
14 Melamar Alara
15 Kabar mengejutkan
16 Saya suka bibir kamu
17 Amarah Alderio
18 Akhirnya sah
19 Malam dan pagi panas
20 Panggilan baru
21 Belanja bulanan
22 Alderio marah?
23 Alara mellow
24 Asam lambung???
25 Pasangan manis
26 Alara pingsan
27 Kabar bahagia
28 Kedatangan adik Al
29 Telepon dari Renata
30 Menemui Renata
31 Ungkapan cinta Alara
32 Jodoh yang tertukar?
33 Ngidam rujak
34 Cerita Alderio
35 Pengakuan
36 Hari yang manis
37 Mama Ara galak
38 Liburan keluarga
39 Kekesalan Renata
40 Senjata makan tuan
41 Tuduhan Renata
42 Syok berat
43 Memutuskan hubungan
44 Penjelasan Alderio
45 Keterkejutan Renata
46 Bertemu Mama Mira
47 Pertanyaan Mama Mira
48 Pekerjaan baru Alderio
49 Terbongkar
50 Mika kecelakaan
51 Mika tiada
52 Histeris
53 Harus bayar mahal!
54 Permintaan Bima
55 Jalan-jalan
56 Kontraksi
57 Kesendirian
58 Pesta dansa
59 Menyelamatkan Bima
60 Reina Cedera
61 Perhatian Bima
62 Rasa bersalah
63 Alderio pekerja keras
64 Mau mertua?
65 Alara melahirkan
66 Welcome baby Arion
67 Vibes suami istri
68 Menyukainya
69 Kedatangan Mama Reina
70 Bima kepikiran
71 Memantapkan hati
72 Penolakan tegas Reina
73 Salah sasaran
74 Kejutan yang manis
75 Bima Vs Reina
76 Bayi gorila
77 Hari paling dinanti
78 Siap nggak siap
79 Marah tapi mau
80 Rutinitas istri
81 Kebobolan?
82 Keyakinan bersama (End)
83 Ekstra part end
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog
2
Sesuatu telah terjadi
3
Wanita gila
4
Ejekan dan hinaan
5
Bertemu dia
6
Mengingatnya
7
Ditolong Pak Al
8
Menikahlah dengan saya
9
Alara marah
10
Tamparan Alara
11
Kasih sayang orang tua
12
Kedatangan Alderio
13
Keputusan Alara
14
Melamar Alara
15
Kabar mengejutkan
16
Saya suka bibir kamu
17
Amarah Alderio
18
Akhirnya sah
19
Malam dan pagi panas
20
Panggilan baru
21
Belanja bulanan
22
Alderio marah?
23
Alara mellow
24
Asam lambung???
25
Pasangan manis
26
Alara pingsan
27
Kabar bahagia
28
Kedatangan adik Al
29
Telepon dari Renata
30
Menemui Renata
31
Ungkapan cinta Alara
32
Jodoh yang tertukar?
33
Ngidam rujak
34
Cerita Alderio
35
Pengakuan
36
Hari yang manis
37
Mama Ara galak
38
Liburan keluarga
39
Kekesalan Renata
40
Senjata makan tuan
41
Tuduhan Renata
42
Syok berat
43
Memutuskan hubungan
44
Penjelasan Alderio
45
Keterkejutan Renata
46
Bertemu Mama Mira
47
Pertanyaan Mama Mira
48
Pekerjaan baru Alderio
49
Terbongkar
50
Mika kecelakaan
51
Mika tiada
52
Histeris
53
Harus bayar mahal!
54
Permintaan Bima
55
Jalan-jalan
56
Kontraksi
57
Kesendirian
58
Pesta dansa
59
Menyelamatkan Bima
60
Reina Cedera
61
Perhatian Bima
62
Rasa bersalah
63
Alderio pekerja keras
64
Mau mertua?
65
Alara melahirkan
66
Welcome baby Arion
67
Vibes suami istri
68
Menyukainya
69
Kedatangan Mama Reina
70
Bima kepikiran
71
Memantapkan hati
72
Penolakan tegas Reina
73
Salah sasaran
74
Kejutan yang manis
75
Bima Vs Reina
76
Bayi gorila
77
Hari paling dinanti
78
Siap nggak siap
79
Marah tapi mau
80
Rutinitas istri
81
Kebobolan?
82
Keyakinan bersama (End)
83
Ekstra part end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!